Anda di halaman 1dari 13

Nama : Julia Azizah

NIM : 15018084

SI – 3212 STRUKTUR BAJA


RANGKUMAN ANALISIS BATANG TARIK DAN SNI 1727 : 2020

RANGKUMAN ANALISIS BATANG TARIK (McCormac and Csernak)


Konten Bab 3 Analysis of Tension Members (Structural Steel Design, 5th Edition,
McCormac and Csernak) :

Batang Tarik biasanya ditemukan pada jembatan atau atap rangka batang, Menara, dan
sistem penyangga, dan juga ditemukan pada situasi dimana dapat digunakan untuk tie rod.
Berikut adalah bentuk dari tipe-tipe batang tarik.

Untuk jembatan dan atap rangka batang yang besar, batang tarik biasanya terdiri dari
bentuk kanal/channels, W atau S, atau bahkan terdiri dari kombinasi dari sudut/angle, kanal
dan pelat. Untuk berat yang sama, bentuk W lebih kaku daripada bentuk S.
1. Kekuatan Nominal Batang Tarik
Batang baja daktil tanpa lubang yang dikenakan beban tarik dapat menahan beban yang
lebih besar dari luas penampang total dikali tegangan leleh tanpa retak karena adanya strain
hardening. Jika, kita memiliki batang tarik yang memiliki lubang baut, terdapat kemungk ina n
batang akan failure pada area bersih (net section) melalui lubang-lubang tersebut. Beban yang
menyebabkan kegagalan tersebut kemungkinan besar besarnya lebih kecil dibandingkn beban
yang duperlukan untuk mencapai tegangan leleh pada luas total, terpisah dari lubang bautnya.
Dapat disimpulkan bahwa bagian batang yang telah dikurangi karena adanya pelubangan unutk
baut lebih pendek dibandingkan panjang batang total. Oleh karena itu, AISC menyatakan
bahwa kekuatan nominal dari batang tarik (Pn ) lebih kecil dibandingkan dengan nilai yang
didapatkakan dari mensubstitusi dua hal berikut ini :
• Kondisi pertama,

• Kondisi kedua,

Keterangan :
Fy = tegangan leleh minimum
Fu = tengan tarik ultimate
Ag = luas total/gross area
Ae = luas efektif net
2. Luas Bersih/Net Areas
Luas bersih atau net area adalah luas penampang total tanpa lubang, cekuk, dan lekukan
lainnya. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, maka penting sekali untuk menyadari bahwa
biasanya sangat dibutuhkan untuk mengambil area yang lebih besar daripada lubang nya.
Contohnya, pada baja struktur pabrikan yang disambung dengan baut, maka dibuat lubang baut
dengan diameter 1/16 lebih besar daripada baut. Ketika hal ini diterapkan, maka dapat
diasumsikan ketika baja dilubangi, area disekeliling lubang rusak sebesar 1/16 lebih. Alhasil
diameter lubang yang diambil menjadi 1/8 lebih besar daripada diameter baut.

3. Effect of Staggered Holes


Should there be more than one row of bolt holes in a member, it is often desirable to
stagger them in order to provide as large a net area as possible at any one section to resist the
load.

To determine the critical net area in Fig. (c), it might seem logical to compute the area
of a section transverse to the member (as ABE), less the area of one hole, and then the area
along section ABCD, less two holes. The smallest value obtained along these sections would
be the critical value. This method is faulty, however. Along the diagonal line from B to C, there
is a combination of direct stress and shear, and a somewhat smaller area should be used. The
strength of the member along section ABCD is obviously somewhere between the strength
obtained by using a net area computed by subtracting one hole from the transverse cross-
sectional area and the value obtained by subtracting two holes from section ABCD.
The AISC Specification does not include a method for determining the net widths of
sections other than plates and angles. For channels,W sections, S sections, and others, the web
and flange thicknesses are not the same. As a result, it is necessary to work with net areas rather
than net widths. If the holes are placed in straight lines across such a member, the net area can
be obtained by simply subtracting the crosssectional areas of the holes from the gross area of
the member. If the holes are staggered, the values must be multiplied by the applicable
thickness to change it to an area. Such a procedure is illustrated for a W section in Example 3-
4, where bolts pass through the web only.

4. Effective Net Areas


When a member other than a flat plate or bar is loaded in axial tension until failure
occurs across its net section, its actual tensile failure stress will probably be less than the coupon
tensile strength of the steel, unless all of the various elements which make up the section are
connected so that stress is transferred uniformly across the section. If the forces are not
transferred uniformly across a member cross section, there will be a transition region of uneven
stress running from the connection out along the member for some distance. In the transitio n
region the stress in the connected part of the member may very well exceed and go into the
strain-hardening range. Unless the load is reduced.
The farther we move out from the connection, the more uniform the stress becomes. In
the transition region, the shear transfer has “lagged” and the phenomenon is referred to as shear
lag.

The value of the reduction coefficient, U, is affected by the cross section of the member
and by the length of its connection. One measure of the effectiveness of a member such as an
angle connected by one leg is the distance measured from the plane of the connection to the
centroid of the area of the whole section. The smaller the value of the larger is the effective
area of the member, and thus the larger is the member’s design strength. Another measure of
the effectiveness of a member is the length of its connection, L. The greater this length, the
smoother will be the transfer of stress to the member’s unconnected parts.
For welded members,
When tension loads are transferred by welds, the rules from AISC that are to be used to
determine values for A and U are as follows:
1. Should the load be transmitted only by longitudinal welds to other than a plate
member, or by longitudinal welds in combination with transverse welds, A is to
equal the gross area of the member
2. Should a tension load be transmitted only by transverse welds, A is to equal the area
of the directly connected elements and U is to equal 1.0
3. Tests have shown that when flat plates or bars connected by longitudinal fillet welds
are used as tension members, they may fail prematurely by shear lag at the corners
if the welds are too far apart. Therefore, the AISC Specification states that when
such situations are encountered, the length of the welds may not be less than the
width of the plates or bars. The letter A represents the area of the plate, and UA is
the effective net area.
5. Connecting Elements for Tension Members
When splice or gusset plates are used as statically loaded tensile connecting elements,
their strength shall be determined as follows:

The net area to be used in the second of these expressions may not exceed 85 percent
of Tests have shown for decades that bolted tension connection elements rarely have an
efficiency greater than 85 percent, even if the holes represent a very small percentage of the
gross area of the elements.

6. Block Shear
The LRFD design strength and the ASD allowable strengths of tension members are
not always controlled by tension yielding, tension rupture, or by the strength of the bolts or
welds with which they are connected. They may instead be controlled by block shear strength.
The failure of a member may occur along a path involving tension on one plane and shear on
a perpendicular plane.
Ketika sebuah beban tarik yang dikenakan pada sebuah sambungan meningkat, kuat
retak pada bidang yang lemah akan tercapai. Bidang tersebut tidak akan gagal pada saat itu
dikarenakan ditahan oleh bidang yang lebih kuat. Beban dapat ditambah hingga kuat retak
tercapai. Saat hal ini berlangsung, bidang yang lebih lemah akan mencapai kuat leleh. Kuat
total pada sambungan sama dengan kuat retak pada bidang yang kuat ditambah dengan kuat
leleh bidang yang lemah. Oleh karena itu, sangat tidak realistis untuk menambah kuat retak
suatu bidang terhadap kuat retak bidang yang lainnya untuk menentukan block shear pada
batang tertentu. Dapat dilihat bahwa block shear merupakan sebuah situasi robek atau pecah
bukan situasi saat leleh.
Berdasarkan hal tersebut, maka AISC menyatakan bahwa untuk menentukan desain
kuat block shear pada suatu batang tertentu dapat ditentukan dengan hal berikut ini.
1. Menghitung kuat retak tarik pada area net di satu arah ditambah dengan nilai kuat
leleh geser pada area total/gross pada segmen yang tegak lurus,
2. Menghitung kuat retak geser pada area gross yang terkena tekan/tarik dan ditambah
kuat tarik leleh pada area net yang terkena gaya geser pada segmen yang tegak lurus.

Nilai lainnya yang ditambahkan pada persamaan adalah faktor reduksi Ubs. Tujuannya
adalah untuk memperhitungkan fakta bahwa distribusi tegangan bisa saja tidak merata pada
bidang tekan di beberapa sambungan. Jika distribusi tegangan tarik merata maka nilai Ubs sam
dengan 1. Jika tegangan tarik tidak merata, maka Ubs sama dengan 0,5. Situasi ini dapat terjadi
pada balok atau batang yang memiliki dua garis baut. Tegangan pada area tersebut tidak merata
karena barisan baut yang lebih dekat dengan bagian akhir batang menerima porsi terbesar dari
beban geser.
RANGKUMAN SNI PEMBEBANAN 1727 : 2020

Kombinasi beban untuk desain kekuatan


1. Kombinasi Dasar
a. 1,4D
b. 1,2D + 1,6L + 0,5(Lr atau S atau R)
c. 1,2D + 1,6( Lr atau S atau R) + (L atau 0,5W)
d. 1,2D + W + L + 0,5(Lr atau S atau R)
e. 0,9D + W

Bila ada beban F, kombinasi harus menyertakan faktor beban yang sama seperti
beban mati D pada kombinasi (a) dan (d).
Bila ada beban H, kombinasi harus memperhitungkan :
• Bila efek H menambah efek beban utama, perhitungkan H dengan faktor
beban sebesar 1,6
• Bila efek H menahan efek beban utama, perhitungkan H dengan faltor
beban sebesar 0,9
2. Kombinasi dasar dengan efek beban seismic
Kombinasi beban seismic berikut harus digunakan :
• 1,2D + Ev + Eh + L + 0,2S
• 0,9D – Ev + Eh

Kombinasi beban untuk desain tegangan izin


Kombinasi Dasar
1. D
2. D + L
3. D + (Lr atau S atau R)
4. D + 0,75L + 0,75(Lr atau S atau R)
5. D + 0,6W
6. D + 0,75L + 0,75(0,6W) + 0,75(Lr atau S atau R)
7. 0,6D + 0,6W

Beban Mati
Beban mati adalah berat seluruh bahan konstruksi bangunan gedung yang terpasang,
termasuk dinding, lantai, atap, plafon, tangga, dinding partisi tetap, dan komponen arsitektura l
dan struktur lainnya.
1. Berat bahan dan konstruksi
Dalam menentukan beban mati untuk perancangan, harus digunakan berat bahan
dan konstruksi yang sebenarnya, dengan ketentuan bahwa jika tidak ada infor mas i
yang jelas, nilai yang harus digunakan adalah nilai yang disetujui oleh pihak yang
berwenang.
2. Berat peralatan layanan tetap
Dalam menentukan beban mati desain, harus diperhitungkan berat peralatan
layanan tetap, termasuk berat maksimum pengisi peralatan layanan tetap.
Komponen peralatan layanan tetap yang bervariasi, seperti kandungan cairan dan
wadah yang dapat dipindahkan, tidak boleh digunakan untuk menahan gaya yang
menyebabkan kondisi terguling, tergelincir, dan terangkat.
3. Atap tanaman dan lansekap
Berat semua material dan perlengkapan lansekap harus diperhitungkan sebagai
beban mati. Berat harus dihitung dengan mempertimbangkan material tanah jenuh
sempurna 21 dari 300 dan material lapisan drainase serta material tanah kering
sempurna dan material lapisan drainase untuk menentukan efek beban paling besar
pada struktur.
4. Panel surya
Berat panel surya, sistem pendukung dan ballast-nya harus diperhitungkan sebagai
beban mati.

Beban Hidup
tangga tetap
tangga yang secara permanen melekat pada struktur, bangunan gedung, atau peralatan .

sistem batang pegangan


batang, termasuk angkur dan pengikatnya pada sistem struktural, untuk mendukung berat
badan yang disediakan di toilet, kamar mandi, dan sekitar bak mandi.

sistem pagar pengaman


sistem dari komponen, termasuk angkur dan pengikatnya pada sistem struktural, dekat sisi
terbuka yang permukaannya lebih tinggi untuk meminimalkan kemungkinan terjatuhnya orang,
peralatan, atau material

sistem pegangan tangga


batang rel yang dapat dipegang sebagai pemandu dan tumpuan dan terhubung dengan angkur
dan pengikatnya pada sistem struktural

landasan helikopter
suatu permukaan struktural yang digunakan untuk pendaratan, lepas landas, taxiing dan parkir
helicopter.
beban hidup
beban yang diakibatkan oleh pengguna dan penghuni bangunan gedung atau struktur lain yang
tidak termasuk beban konstruksi dan beban lingkungan, seperti beban angin, beban hujan,
beban gempa, beban banjir, atau beban mati.

beban hidup atap


beban pada atap yang diakibatkan (1) selama pemeliharaan oleh pekerja, peralatan, dan
material, dan (2) selama masa layan struktur akibat benda bergerak, seperti tanaman pot atau
perlengkapan dekoratif kecil serupa lainnya yang bukan terkait hunian. beban hidup terkait
hunian pada atap seperti area berkumpul di atap, atap dek dan atap vegetatif atau atap lansekap
pada area yang bisa dipakai, diperhitungkan sebagai beban hidup pada atap daripada beban
hidup atap.

tabir penutup
gedung atau bagian dari gedung, berdiri sendiri secara keseluruhan atau sebagian, berupa
dinding atau suatu atap yang penahan serangga atau sinar matahari yang menggunaka n
fiberglass, alumunium, plastik, atau bahan ringan yang serupa, yang menutup hunian atau
digunakan sebagai penutup kolam renang di ruang terbuka, teras belakang atau dek, dan
fasilitas produksi holtikulura dan pertanian.

sistem penghalang kendaraan


sistem komponen bangunan gedung, termasuk angkur dan pengikatnya pada sistem struktural,
dekat sisi bukaan atau dinding lantai garasi atau ramp, yang bekerja menahan kendaraan

Anda mungkin juga menyukai