Anda di halaman 1dari 28

Perencanaan

Struktur Baja
Pertemuan 2
Batang Tarik
Totok Andi Prasetyo, ST., MT

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
Pendahuluan
Batang tarik banyak dijumpai dalam struktur baja, seperti struktur-struktur jembatan, rangka
atap, Menara tranmisi, ikatan angin, dan lain sebagainya. Batang tarik ini sanagt efektif dalam
memikul beban. Batang ini dapat terdiri dari profil tunggal ataupun profil-profil tersusun. Contoh-
contoh penampang batang tarik adalah profil bulat, pelat, siku, siku ganda, siku bintang, kanal,
WF dan lain sebagainya.
Pendahuluan
Beberapa batang tarik yang sering digunakan adalah sebagai beikut:
Pendahuluan
Struktur rangka atap biasanya menggunakan profil
siku atau dapat pula digunakan dua buah profil siku
dilektakkan saling membelakangi satu sama lain. Jarak
antara dua buah profil situ tersebut harus cukup agar
dapat diselipkan sebuah pelat buhul yang digunakan
sebagai tempat penyambngan antar batang. Siku tunggal
dan siku ganda mungkin merupakan profil batang tarik
yang paling banyak digunakan. Profil T biasanya
digunakan dalam struktur rangka atap sebagai alternatif
dari profil siku.
Pendahuluan

Pada struktrur rangka jembatan dan rangka atap


dengan bentang besar, umum digunakan profil-profil WF
atau profil kanal.
Aplikasi Batang Tarik dalam Struktur Baja
Tahanan Nominal
Dalam menentukan tahanan nominal suatu batang tarik, harus diperiksa terhadap tiga macam
kondisi keruntuhan yang menentukan, yaitu:

a. Leleh dari luas penampang kotor, didaerah yang jauh dari sambungan

b. Fraktur dari luas penampang efektif pada daerah sambungan

c. Geser blok pada sambungan


Tahanan Nominal
 
Berdasarkan SNI 1729:2015 , semua komponen struktur yang memikul gaya tarik aksial
terfaktor sebesar Tu, maka harus memenuhi:

Tu ≤ f Tn

dimana:
= factor reduksi kekuatan
= gaya tarik aksial terfaktor
= tahanan nominal batang tarik
Tahanan Nominal
 
Kondisi Leleh dari Luas Penampang Kotor

Bila kondisi leleh yang menentukan, maka tahanan nominal, Tn, dari batang tarik memenuhi
persamaan sebagai berikut:

dimana:
= Luas penampang kotor,
= Kuat leleh material, Mpa
Tahanan Nominal
 
Kondisi Fraktur dari Luas Penampang Efektif pada Sambungan

Untuk batang tarik yang mempunyai lubang, misalnya untuk penempatan baut, maka luas
penampangnya terduksi, dinamakan luas netto (). Lubang pada batang menimbulkan konsentrasi
tegangan akibta beban kerja. Terori elastisitas menunjukkan bahwa tegangan tarik disekitar lubang
baut tersebut adalah sekitar 3 kali tegangan rerata pada penampang netto. Namun saat serat dalam
material mencapai tegangan leleh

, tegangan menjadi konstan sebesar , dengan deformasi yang masih berlanjut sehingga semua serat
dalam material mencapai atau lebih. Tegangan yang terkonsentrasi disekitar lubang tersebut
menimbulkan fraktur pada sambungan.
Tahanan Nominal
Kondisi Fraktur dari Luas Penampang Efektif pada Sambungan

Distribusi Tegangan Akibat adanya Lubang pada Penampang


Tahanan Nominal
 
Kondisi Fraktur dari Luas Penampang Efektif pada Sambungan

Bila kondisi fraktrur pada sambungan yang menentukan, tahanan nominal, Tn, dari batang
tarik memenuhi persamaan sebagai berikut:

dimana:
= Luas penampang efektif = U x
= Luas netto penampang, ≤ 0.85 x
U = Koef. Reduksi
= Tegangan tarik putus, Mpa
Faktor Tahanan (f)

Kondisi Fraktur dari Luas Penampang Efektif pada Sambungan

Faktor tahanan pada batang tarik:

Kondisi leleh: f = 0.9

Kondisi fraktur: f= 0.75

Faktor tahanan untuk kondisi fraktur diambil lebih kecil daripada kondisi leleh dikarekanan
kondisi fraktur lebih getas/berbahaya, dan sebaiknya tipe keruntuhan jenis ini dihindari.
Luas Netto
 
Lubang yang dibuat pada sambungan untuk menempatkan alat pengencang seperti pada baut
atau paku keling, mengurangi luas penampang sehingga mengurangi pula tahanan penampang
tersebut. Mengenai ukuran lubang suatu baut, dinyatakan bahwa diameter nominal dari suatu
lubang yang sudah jadi, harus 2mm lebih besar dari diameter nominal baut untuk suatu baut yang
diameternya tidak lebih dari 24 mm. untuk baut dengan diameter lebih dari 24 mm, maka ukuran
lubang harus diambil 3 mm lebih besar.

Luas netto penampang tbatang tarik tidak boleh diambil lebih besar daripada 85% luas
brutonya, ≤
Contoh Kegagalan Tarik pada
Penampang Netto
Contoh Soal 1
Penyelesaian
Efek Lubang Berselang-Seling
pada Luas Netto
Luabng pada baut dapat diletakkan berselang seling seperti gambar dibawah ini. Cara
perhitungan luas netto penampang dengan lubang yang diletakkan berselang seling, dinyatakan
bahwa luas netto harus dihitung berdasarkan luas minimum antara potongan 1 dan potongan 2
sebagai berikut:

 
Potongan 1-1 diperoleh

Potongan 1-2
Efek Lubang Berselang-Seling
pada Luas Netto
 dengan:

= luas penampang kotor


= luas penampang netto
= tebal penampang
= diameter lubang
= banyak lubang dalam satu potongan
= jarak antar sumbu lubang pada arah sejajar dan tegak lurus sumbu komponen struktur
Efek Lubang Berselang-Seling
pada Luas Netto
Jika sambungan yang diletakkan berselang seling pada sebuah profil siku, kanal atau WF,
maka penentuan nilai u dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Profil Siku sama kaki atau siku tak sama kaki
Efek Lubang Berselang-Seling
pada Luas Netto
b. Profil Kanal c. Profil WF
Contoh Soal 2
Penyelesaian
Contoh Soal 3
Penyelesaian
Contoh Soal 4
Penyelesaian
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai