Anda di halaman 1dari 59

MANUAL PEMELIHARAAN

JALAN
SUBDIT TEKNIK JALAN
DIREKTORAT BINA
TEKNIK
DITJEN BINA MARGA
Dasar Hukum
 PP 34 tahun 2006 :
 Pasal 97 ayat (1) sampai dengan (4)
 Pasal 101 ayat (1) sampai (3)
 Pasal 103 dan 104
 Pasal 106
PP 34 tahun 2006 Tentang
Jalan
 Penyelenggara jalan mempunyai kewajiban dan
tanggung jawab untuk memelihara jalan sesuai
dengan kewenangannya. (Pasal 97 ayat 1)
 Pemeliharaan jalan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) merupakan prioritas tertinggi dari semua jenis
penanganan jalan. (Pasal 97 ayat 2)
 Pemeliharaan jalan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) meliputi pemeliharaan rutin, pemeliharaan
berkala, dan rehabilitasi. (Pasal 97 ayat 3)

 Pemeliharaan jalan sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) dilaksanakan berdasarkan rencana pemeliharaan
jalan. (Pasal 97 ayat 4)
PP 34 tahun 2006 Tentang
Jalan
 Pemeliharaan rutin jalan merupakan kegiatan merawat serta
memperbaiki kerusakan-kerusakan yang terjadi pada ruas-
ruas jalan dengan kondisi pelayanan mantap
 Pemeliharaan berkala jalan merupakan kegiatan penanganan
terhadap setiap kerusakan yang diperhitungkan dalam
desain agar penurunan kondisi jalan dapat dikembalikan
pada kemantapan sesuai dengan rencana.
 Rehabilitasi jalan merupakan kegiatan penanganan terhadap
setiap kerusakan yang tidak diperhitungkan dalam desain,
yang berakibat menurunnya kondisi kemantapan pada
bagian/tempat tertentu dari suatu ruas jalan dengan kondisi
rusak ringan, agar penurunan kondisi kemantapan tersebut
dapat dikembalikan pada kondisi kemantapan sesuai dengan
rencana
PP 34 tahun 2006 Tentang
Jalan
 Pemeliharaan jalan sebagaimana tersebut di atas
merupakan prioritas tertinggi dari semua jenis penanganan
jalan

 Penanganan pemeliharaan jalan meliputi pemeliharaan


rutin, pemeliharaan berkala, dan rehabilitasi serta
dilaksanakan berdasarkan rencana pemeliharaan jalan
Acuan Normatif
 Manual Pemeliharaan Rutin untuk Jalan :
No.001-01/M/BM/2011untuk Metode Survai;
No.001-02/M/BM/2011untuk Metode Perbaikan
Standar.

Surat Edaran Direktorat Jenderal Bina


Marga No.02/SE/Db/2011Tanggal 4
Pebruari 2011
Survai Pemeliharaan Rutin Jalan

 Survai Pemeliharaan Rutin Jalan terdiri dari Pengumpulan data


kondisi jalan secara visual yang dilaksanakan oleh petugas survey
dari satuan kerja/Pejabat Pembuat Komitmen di lingkungan Balai
besar /Balai Pelaksanaan Jalan Nasional terhadap ruas-ruas jalan di
wilayahnya yang ditetapkan untuk Pemeliharaan Rutin.
 Kegiatan survey kondisi jalan dilakukan dengan berjalan kaki, agar
identifikasi setiap kerusakan akan terdeteksi secara utuh
(lengkap).
 Hal-hal yang harus diperhatikan oleh petugas survey sebelum
pelaksanaan survei:
 Petugas survei harus mengetahui ruas jalan yang akan disurvei
 Petugas survei harus memahami dan mendalami cara pengisian
formulir
 Dalam pelaksanaannya petugas survei harus memperhatikan
kelancaran lalu lintas
Survai Pemeliharaan Rutin Jalan
Kegiatan Pemeliharaan Rutin
Survai Lapangan Pemeliharaan Rutin
untuk
Perkerasan dan bahu jalan

 Kerusakan-kerusakan pada perkerasan atau lapisan


penutup aspal harus diprioritaskan perbaikannya, karena di
daerah dengan curah hujan tinggi kondisi perkerasan dapat
menurun dengan cepat. Petugas survei harus mengamati
daerah sekitar kerusakan secara teliti, terutama muka air
tanah yang tinggi atau drainase yang jelek sehingga
perkerasan terendam, khususnya pada tempat-tempat
perubahan bentuk atau retak..
 Pada saat dilakukan survai terhadap perkerasan dan bahu
jalan, rambu-rambu pengaman sementara perlu dipasang
sebagai pengamanan
Tabel Kerusakan dan Metode Pebaikan Pada
Perkerasan dan Bahu Jalan
Kerusakan 111-121 Lubang
(Pada Permukaan Jalan Beraspal)
•  Peralatan
• Peralatan yang dibutuhkan untuk mengukur kerusakan berupa lubang adalah
sebagai berikut:
• Rambu lalu lintas sementara
• Mistar 1.2 meter
• Pita ukur (2 meter)

•  Kriteria Pengukuran:
•  111: Lubang pada perkerasan jalan beraspal
• 211: Lubang pada bahu jalan beraspal
•  Bila kedalaman dibawah mistar 1.2 meter < 50 mm maka kedalaman dan
luas daerah ini harus dicatat. (S=Shallow)
• Bila kedalaman dibawah mistar 1.2 meter > 50 mm maka kedalaman dan
luas daerah ini harus dicatat. (D=Deep)
• Semua tempat dimana lapisan agregat terlihat oleh lalu-lintas maka harus
dicatat.

• Catatan : Kolom keterangan pada Form RM1 harus menerangkan tentang


kerusakan itu dalam (D) atau dangkal (S).
Kerusakan 111-121 Lubang
(Pada Permukaan Jalan Beraspal)

• Data yang harus dicatat (Form RM1)


• Nama Propinsi :
• Nama Balai Besar/Balai :
• Nama Satker :
• Nama PPK :
• No. Ruas/Nama Ruas Jalan :
• Tanggal Survey :
• Cuaca :
• Status N, P atau K :
• Bagian /segmen : ....................km
• STA kiri atau kanan :
• Kode kerusakan :
• Kedalaman lubang maximum : ....................mm
• Luas Lubang P(m) x L(m) : ....................m2
• Nama Petugas survey :
Kerusakan 117-214 Retak Buaya
(Pada Permukaan yang Beraspal)
•  Peralatan
• Peralatan yang dibutuhkan untuk mengukur kerusakan berupa lubang adalah
sebagai berikut:
• Rambu lalu lintas sementara
• Pita ukur (2 meter)
• Pengukur Retak 2 mm (paling tinggi)

•  Kriteria Pengukuran:
•  117: Retak buaya pada perkerasan yang beraspal
• 214: Retak buaya pada bahu jalan yang beraspal
•  Bila mayoritas 2 arah retak diukur kurang dari 2 mm, yang harus dicatat adalah
luas daerah ini (m2), kedalaman (mm), dan dicatat sebagai kerusakan dalam.
• Bila mayoritas 2 arah retak diukur lebih dari 2 mm, yang harus dicatat adalah
luas daerah ini (m2), kedalaman (mm), dan dicatat sebagai kerusakan dalam.

•  Catatan :1. Kolom keterangan pada Form RM1 harus menjelaskan tentang
kerusakan itu, minor atau mayor.
2. Jika lebih dari 10% dari panjang jalan adalah retak buaya
mayor,ingatkan teknisinya. (Mungkin diperlukan peningkatan struktur)
Kerusakan 117-214 Retak Buaya
(Pada Permukaan yang Beraspal)

Data yang harus dicatat (Form RM1)


• Nama Propinsi :
• Nama Balai Besar/Balai :
• Nama Satker :
• Nama PPK :
• No. Ruas/Nama Ruas Jalan :
• Tanggal Survey :
• Cuaca :
• Status N, P atau K :
• Bagian /segmen : ....................km
• STA kiri atau kanan :
• Kode kerusakan :
• Lebar retak : < 2 mm / > 2mm
• Luas Lubang P(m) x L(m) : ....................m2
• Nama Petugas Survey :
Survey Lapangan Pemeliharaan Rutin
untuk Trotoar

 Kerusakan yang ditemukan di trotoar, di daerah perkotaan dengan


volume lalu lintas pejalan kaki yang tinggi, harus diprioritaskan
perbaikannya.

 Keamanan pejalan kaki yang menggunakan trotoar selamanya


harus diutamakan.

 Bila pejalan kaki menggunakan jalur lalu-lintar karena trotoar


rusak, akan sangat berbahaya, terutama pada daerah lalu-lintas
padat.

 Pada saat sedang dilakukan survai terhadap trotoar maka rambu


pengaman harus dipasang pada arah datangnya lalu-lintas.
Tabel Kerusakan dan Metode Pebaikan

untuk Trotoar
Kerusakan 311 Retak
(Trotoar Beraspal)
Peralatan
• Peralatan yang dibutuhkan untuk mengukur kerusakan
berupa retak adalah sebagai berikut:
• Rambu lalu lintas sementara
• Pita ukur (2 meter)
  Kriteria Pengukuran:
• 311: Retak di trotoar beraspal
•  Bila retak buaya atau garis terlihat di trotoar meskipun
kerusakan hanya setempat saja.
• Petugas Survey harus mengukur luas daerah kerusakan
dalam m2 dan dicatat sebagai kerusakan setempat
• Bila retak buaya atau garis terlihat di trotoar meskipun
kerusakan menerus yaitu lebih panjang dari 100m.
• Petugas Survey harus mengukur luas daerah kerusakan
dalam m2 dan dicatat sebagai kerusakan meluas
Kerusakan 311 Retak
(Trotoar Beraspal)

o Data yang harus dicatat (Form RM1)

• Nama Propinsi :
• Nama Balai Besar/Balai :
• Nama Satker :
• Nama PPK :
• No. Ruas/Nama Ruas Jalan :
• Tanggal Survey :
• Cuaca :
• Status N, P atau K :
• Bagian /segmen : ....................km
• STA kiri atau kanan :
• Kode Kerusakan :
• Luas kerusakan P(m) x L(m) : ....................m2
• Nama Petugas Survey :
Survey Lapangan Pemeliharaan Rutin
untuk Drainase
 Sistem drainase digunakan untuk mengalirkan air hujan
atau air tanah ke tempat yang jauh dari badan jalan
sehingga meningkatkan keamanan pemakai jalan dan
menjaga fungsi struktur perkerasan jalan

 Daerah dengan curah hujan yang tinggi seperti Indonesia


sangat tergantung kepada kemampuan sistem drainase
untuk menjaga agar jalan selalu padam kondisi stabil. Oleh
karena itu sangat penting bagi Petugas Survai Jalan untuk
selalu memperhatikan sistem drainase sebelum musim
hujan tiba.
Tabel Kerusakan dan Metode Pebaikan
untuk Drainase
Kerusakan 411-431-492 Pendangkalan

(Drainase/Saluran
oPeralatan
Terbuka)
• Peralatan yang dibutuhkan untuk mengukur pendangkalan pada
saluran terbuka adalah sebagai berikut:
• Pita Ukur (2 meter)

o Kriteria Pengukuran:
• 411: Pendangkalan pada drainase terbuka yang tidak diperkeras
• 431: Pendangkalan pada drainase terbuka yang diperkeras
• 492: Pendangkalan pada saluran terbuka

• Jika drainase atau saluran terbuka tidak efektif fungsinya maka lumpur
dan pasir pada dasar saluran harus diangkat. Pendangkalan
mengakibatkan luas saluran (m2) berkurang sehingga mengurangi
kapasitas drainase.
• Petugas Survey harus mengukur luas pendangkalan (m 2) dan
memperkirakan kedalaman lumpur yang berda di atas batas normal.
Kerusakan 411-431-492 Pendangkalan
(Drainase/Saluran Terbuka)

 Data yang harus dicatat (Form RM1)


 Nama Propinsi :
 Nama Balai Besar/Balai :
 Nama Satker :
 Nama PPK :
 No. Ruas/Nama Ruas Jalan :
 Tanggal Survey :
 Cuaca :
 Status N, P atau K :
 Bagian /segmen :
 STA kiri atau kanan : ....................km
 Kode Kerusakan :
 Kedalaman rata-rata kerusakan :
 Luas kerusakan L(m) x P(m) : ………………m2
 Volume kerusakan : ....................m3
 Nama Petugas Survey :
Survey Lapangan Pemeliharaan Rutin
untuk Perlengkapan dan Marka Jalan

Jenis-jenis kerusakan yang di survey antara lain:


 Kerusakan patok KM,HM

 Patok KM,HM yang hilang

 Patok KM,HM yang terhalang

 Perubahan letak rambu penunjuk jalan

 Rambu yang kotor

 Rambu yang rusak

 Rambu yang hilang

 Patok yang hilang atau rusak

 Marka jalan yang pudar

 Marka jalan yang salah


Tabel Kerusakan Pada Perlengkapan Jalan
dan Marka Jalan
 
Survey Pemeliharaan Rutin untuk
Lereng pada Galian/Timbunan
Jenis-jenis kerusakan yang disurvey antara
lain:
 Erosi atau pengikisan lereng tanah

 Rembesan air pada lereng

 Retak pada lereng dengan pasangan batu

 Amblas pada lereng dengan pasangan

batu
 Rumput panjang pada lereng

 Kehilangan batu pada lereng


Metode Penilaian Kondisi Lereng
Kerusakan pada Talud
Survey Pemeliharaan Rutin untuk
Pekerjaan Darurat

 Jenis-jenis kerusakan yang disurvey


antara lain:
 Longsor (keadaan darurat)
 Kecelakaan lalu lintas (keadaan darurat)
 Kerusakan lapis pondasi jalan (keadaan
darurat)
Survey Pemeliharaan Rutin untuk Struktur
Jembatan dan Gorong-gorong
Jenis-jenis kerusakan pada struktur jembatan dan
gorong-gorong antara lain:
 Kotoran pada lantai kendaraan
 Pagar/railing yang memudar (Jembatan dan gorong-gorong)
 Penurunan oprit Jalan (Jembatan dan gorong-gorong)
Metode Penilaian Kondisi Struktur Jembatan dan
Gorong-gorong
Manual Pemeliharaan Rutin
Buku 2
Perbaikan Standar
untuk
Pemeliharaan Rutin Jalan
 Perbaikan standar yang dilakukan pada
manual pemeliharaan rutin ini
diprioritaskan pada perkerasan dan bahu
jalan, Frekuensi perbaikan standar
diutamakan pada saat sebelum mengalami
kerusakan lebih besar, hal ini didasarkan
atas pertimbangan bahwa kerusakan kecil
akan meningkat dengan cepat menjadi
besar apabila tidak ditangani dengan
segera.
Daftar Kegiatan Pemeliharaan Rutin
Kegiatan
• Pemeliharaan
Pelaksanaan penambalan Rutin
lubang di lokasi untuk
dengan volume lalu
lintas tinggi harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
Perkerasan
• Dengan prosedur/jadual pekerjaan yang tepat, unit
pemeliharaan rutin mempersiapkan lapangan, membuang
material yang rusak dan segera menggantinya dengan agregat
klas A yang memenuhi persyaratan atau campuran aspal
dingin.
• Jangan meninggalkan lubang galian pada permukaan jalan
sampai malam hari.
• Keseluruhan tebal tambalan dari campuran aspal dingin harus
dipadatkan dalam 1 (satu) lapis sekaligus sehingga permukaan
akhir lapisan setelah dipadatkan menjadi rata atau lebih tinggi
sedikit dari ketinggian permukaan perkerasan jalan yang ada.
• Ketebalan minimum pelapisan campuran aspal dingin di atas
permukaan yang telah diberi lapis perekat tergantung pada
ukuran maksimum agregat yang digunakan (1/3 tebal). Jika
ketebalan lapisan lebih tipis, ada kecenderungan lapisan itu
mengelupas.
Kegiatan Pemeliharaan Rutin
untuk Bahu Jalan

hal-hal yang harus diperhatikan dalam pekerjaan bahu jalan:

Kehilangan material yang menyebabkan perbedaan tinggi yang besar


1.
antara permukaan perkerasan dan permukaan bahu.

2. Material atau batu lepas di permukaan bahu.


Material dengan kadar lempung yang tinggi.

Perbaikan bahu jalan yang tidak di aspal dengan motor grader


memerlukan operator yang berpengalaman dan hal-hal berikut harus
diperhatikan oleh pengamat atau mandor:

•Operator Motor Grader harus mempunyai ketrampilan bekerja di daerah


sempit dengan bahan yang terbatas. Operator yang kurang
berpengalaman dapat merusak bahu jalan.
•Perintahkan operator untuk meratakan pada arah yang sama dengan lalu
lintas bila memungkinkan.
•Jika material bahu jalan itu kering, perlu tangki air dan roller.
•Bahu jalan disediakan sebagai permukaan untuk menyalurkan air dan
seharusnya tidak dipotong secara langsung ke saluran air.
•Juru jalan harus mempunyai pengetahuan teknis yang cukup dalam
bidang material. Material plastis yang dapat dipakai maksimum PI = 15.
Kerusakan dan Metode Perbaikan Pada
Perkerasan dan Bahu Jalan
Contoh metode perbaikan standar untuk pemeliharaan rutin
perkerasan jalan dan bahu jalan
Kategori Kerusakan / Perbaikan (100) PERKERASAN JALAN / (200) BAHU
JALAN Metode Perbaikan P1 Penebaran Pasir
Kerusakan dan Metode Perbaikan
untuk Trotoar
Contoh metode perbaikan standar pemeliharaan rutin untuk trotoar

Kategori Kerusakan / Perbaikan (300) TROTOAR Metode


Perbaikan W1 Pengaspalan
Kerusakan dan Metode Perbaikan
pada Drainase
Contoh metode perbaikan standar pemeliharaan rutin pada drainase

Kategori Kerusakan / Perbaikan (400) DRAINASE Metode


Perbaikan D1 Pembersihan dan Perataan Kemiringan
KERUSAKAN DAN METODE PERBAIKAN PADA PERLENGKAPAN

JALAN
Contoh metode perbaikan standar pemeliharaan rutin pada
perlengkapan jalan
Kategori Kerusakan / Perbaikan (500) PERLENGKAPAN JALAN
Metode Perbaikan F1 Perbaikan Patok (Km./Hm.)
KERUSAKAN DAN METODE PERBAIKAN PADA TALUD
Contoh metode perbaikan standar pemeliharaan rutin pada talud

Kategori Kerusakan / Perbaikan (600) LERENG JALAN


Metode Perbaikan B1 Pengalihan Aliran
Contoh metode perbaikan standar pemeliharaan rutin
pada pekerjaan darurat
Kategori Kerusakan / Perbaikan (700) PEKERJAAN DARURAT
Metode Perbaikan E1 Penyingkiran Material Longsoran
KERUSAKAN DAN METODE PERBAIKAN UNTUK JEMBATAN DAN

GORONG-GORONG
Contoh metode perbaikan standar pemeliharaan rutin untuk
jembatan dan gorong-gorong
Kategori Kerusakan / Perbaikan (800) STRUKTUR JEMBATAN
DAN GORONG-GORONG Metode Perbaikan St 1 Pembersihan
Landasan Jembatan
DAFTAR KEGIATAN PEMELIHARAAN RUTIN JALAN
DAFTAR KEGIATAN PEMELIHARAAN RUTIN JALAN
DAFTAR KEGIATAN PEMELIHARAAN RUTIN JALAN
DAFTAR KEGIATAN PEMELIHARAAN RUTIN JALAN
Lembar Kerja Harian
Perbaikan Pemeliharaan Rutin
Persyaratan Material Agregat Kelas A
Persyaratan Material Pasir Kasar
Persyaratan Material Campuran Aspal Dingin
Daftar Material dan Penggunaannya
Pengendalian Mutu Material
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai