Tujuan Pembelajaran :
Mengetahui perilaku keruntuhan batang tarik
Melakukan proses desain penampang suatu komponen struktur tarik
1. Pendahuluan
2. Tahanan Nominal
3. Luas Netto
4. Efek lubang berselang–seling pada luas netto
5. Luas netto efektif
6. Geser block
8. Transfer gaya pada sambungan
Pendahuluan
Rangka jembatan
Pendahuluan
Rangka menara
Pendahuluan
Metode LRFD
Nu φ Nn γ i Q i φRn φRn γ1 .Q i
Menyatakan menyatakan
tahanan atau beban yang
kekuatan dari harus dipikul
sebuah struktur
Ada kah kaitan dengan konsepLRFD penampang tersebut.
Nu γ i Qi
Nn = tahanan nominal (kuat tarik)
Nu = gaya tarik axial terfaktor φ Nn φRn
Kuat tarik rencana
= faktor reduksi
Kuat tarik rencana
Bila kondisi leleh yang menentukan, maka tahanan nominal, Nn dari batang
tarik memenuhi persamaan
фNn = 0,90 Ag fy
ф Nn = 0,75 Ae fu
Keruntuhan jenis ini sering terjadi pada sambungan dengan baut terhadap pelat
badan yang tipis pada komponen struktur tarik
Juga umum dijumpai pada sambungan pendek , yaitu sambungan yang
menggunakan dua baut atau kurang pada garis searah dengan bekerjanya gaya
Sebelum menggunakan rumus untuk 3 keruntuhan yang
dapat terjadi , terlebih dahulu harus menghitung luas netto
terlebih dahulu, lalu cek persyaratannya.
Luas Netto ( An)
Luas netto An
Untuk batang tarik yang mempunyai lubang (untuk penempatan
sambungan), maka luas penampangnya tereduksi di sebut luas Netto
(An),
lubang yang dibuat harus 2 mm lebih besar dari baut / paku keling
dengan ukuran baut 24 mm,
lubang yang dibuat harus 3 mm lebih besar dari baut / paku keling
dengan ukuran baut lebih besar dari 24 mm
Luas Netto (lanjut)
Luas netto penampang batang tarik tidak boleh diambil lebih besar dari
85% luas bruto, An 0,85 Ag
Luas Netto (lanjut)
(a)
(b)
Efek Lubang Berselang Seling
Efek Lubang Berselang Seling Pada Luas Netto
2
s
4u
S = jarak horizontal antara sumbu lubang pada sejajar sumbu komponen
struktur (arah pembebanan)
U = jarak antara sumbu lubang pada arah tegak lurus sumbu komponen
struktur (arah pembebanan)
Lubang baut berselang seling
U T
2 1
Dari Potongan 1 – 1 diperoleh : An = Ag – n. d. t
Dari Potongan 1 – 2 diperoleh :
An Ag n.d .t
S .t
2
(4u )
Luas netto dengan Lubang baut Ilustrasi profil (WF)
berselang seling
Luas netto dengan Lubang Ilustrasi profil (Canal)
baut berselang seling
Luas netto dengan Lubang baut
Menentukan Nilai u profil siku
berselang seling
Luas netto dengan Lubang baut
Menentukan Nilai u profil canal
berselang seling
Luas netto dengan Lubang baut
Menentukan Nilai u profil WF
berselang seling
Luas netto dengan Lubang baut Menentukan Nilai u profil 1/2WF
berselang seling dan WF
Luas netto dengan Lubang baut Menentukan Nilai u pada
berselang seling profil baja
Luas netto dengan Lubang baut
Menghitung nilai u profil canal
berselang seling
Luas Netto
Soal 1.
Hitung luas netto (An) dari batang tarik berikut ini, baut yang digunakan berdiameter 19 mm,
lubang dibuat dengan metode punching
Lubang baut 19 mm
T T
Pelat 6 x 100 mm
Luas kotor, Ag = 6 x 100 = 600 mm2
Lebar lubang = 19 + 2 = 21 mm
An = Ag - n D t Syarat , An 0,85 Ag
= 600 – 1 * 21*6 = 474 mm2 474 ≤ 0,85 * 600
474 mm2 ≤ 510 mm2 ...........ok bro
Luas Netto (lubang berselang-
seling)
Tentukan Anetto minimum dari batang tarik berikut ini, baut = 19 mm, tebal pelat 6
mm
Potongan AD : An = Ag - n d t
An = 1770 – 2 (21)(6)
An = 1518 mm2
Luas Netto (lubang berselang-
seling)
An Ag n.d .t
S .t 2
Potongan ABD ( 4u )
2 2
(55 .6) (55 .6)
An 1770 3( 21)(6)
4.60 4.100
An 1513 mm 2
An Ag n.d .t
S .t
2
Potongan ABC
(4u )
2 2
(55 .6) (50 .6)
An 1770 3( 21)(6)
4.60 4.100
An 1505,1 mm 2
Luas Netto (lubang berselang-
seling)
An 0,85 Ag
Pilh luas netto yang paling minimum
1505,1 0,85.1770
1505,1 1504,5
1505 1505 .............. OK
Luas Netto (lubang berselang-
seling)
Untuk Dikerjakan
Hitunglah luas netto dari profil CNP 20 berikut ini, jika baut yang digunakan berdiamater 16
mm (Luas kotor : 3220 mm2
,
tw – 8,5 dan tf= 11,5)
Luas Netto (lubang berselang-
seling)
Ukuran lubang = 16 + 2 = 18 mm
Potongan 1 : An = Ag-n.d.t.
An = 3220 – 2(18)(11,5) – 8,5(18) = 2653 mm2
Potongan 2 : S 2 .t
An Ag n.d .t
( 4u )
11,5 8,5
(50 2 ).
2 (50 2 ). 8,5
An 3220 2(18)(11,5) 2(18)(8,5)
4. (71,5) 4.(100)
Elemen batang tarik, selain plat datar, yang disambung akan mengalami
tegangan tarik yang tidak merata seluas penampangnya pada daerah
sambungan. Hal ini disebabkan adanya perubahan letak titik tangkap gaya
P pada batang tarik tersebut. Pada posisi tengah bentang titik tangkap gaya
P berada pada titik berat penampang, sedangkan pada proses sambungan
titik tangkap gaya P akan bergeser ke arah sisi luar penampang berbaut
yang bersentuhan dengan elemen plat yang disambung. Kondisi ini
membuat luasan penampang yang bekerja menahan tarik tidak
menampakkan kekuatan aktualnya. Contoh kasus adalah penampang siku
yang disambungkan hanya pada satu kakinya saja,
Penampang Efektif, Ae
•Pada daerah sambungan terjadi perlemahan:
•Shear lagm: Luas harus di reduksi dengan
koefisien U
•Pelubangan : pengurangan luas sehingga
yang dipakai pada daerah ini adalah luas
Bersih An
Ae = An U
Pengertian Shear-Lag
Pengertian Shear-Lag
Gaya tarik P yang ditransfer melalui baut,
praktis hanya ditahan oleh pelat siku vertikal
dibandingkan dengan pelat siku horizontal
yang tidak disambungkan pada pelat buhul.
Hal ini berakibat pada ketidakseragaman
distribusi tegangan antara pelat vertikal dan
horizontal. Keadaan ini sering disebut shear-
lag. Pada jarak tertentu dari lokasi lubang
baut, barulah seluruh luas penampang dapat
dianggap memikul tegangan tarik secara
merata. Oleh karena itu daerah penampang
pelat siku vertikal mungkin dapat leleh ,
mengalami strain hardening bahkan
mencapai fraktur terlebih dahulu walaupun
beban tarik P belum mencapai harga kuat
lelehnya,Ag.fy
Shear-Lag pada sambungan
baut
Shear lag timbul jika suatu komponen sturktur tarik hanya disambung sebagian saja, profil siku
hanya disambung pada salah satu kaki saja sehingga bagian yang disambung mengalami
beban yang berlebihan sedangkan bagian lainnya tidak mengalami tegangan yang sama
besarnya.
Untuk mengantisipasi hal ini, maka dalam analisa kondisi batas fraktur digunakan luas
penampang efektif Ae, yang harus dihitung sebgaia berikut :
Dengan Ae = Luas efektif penampang
An = Luas netto penampang
Jika gaya tarik P ditansfer melalui sambungan baut , maka koofisien U dihitung
berdasarkan persamaan berikut :
135
300 *15 * 7,5 135 *10 * 15
2
x
300 *15 135 *10
x 24,80 mm
x
U 1 0,9
L
24,80
U 1 0,9
100
U 0,75 0,9
Menghitung nilai
eksentrisitas sambungan
141
150 * 9 * 4,5 141* 6,5 * 9
2
x
150 * 9 141* 6,5
x 34,8 mm
Luas Netto Effektif (Ae)
Kinerja batang tarik dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, tetapi yang
penting di cermati adalah sambungan karena sambungan akan
memperlemah batang tersebut.
Efisiensi sambungan merupakan fungsi dari daktilitas material, jarak antar
alat pengencang, konsentrasi tegangan pada lubang baut serta shear lag.
Shear lag terjadi bila komponen batang tarik hanya disambung
sebagian saja.
Salah satu mengatasi shear lag adalah dengan memperpanjang
sambungan,
Luas Netto Effektif (Ae) Shear lag pada sambung
las
Apabila gaya tarik disalurkan dengan menggunakan alat penyambung las, maka
akan ada 3 macam kondisi yang dijumpai yaitu :
1.Bila gaya tarik disalurkan hanya oleh las memanjang ke elemen bukan pelat
atau oleh kombinasi las memanjang dan melintang, maka Ae = Ag
2.Bila gaya tarik disalurkan oleh las melintang saja , maka Ae = luas penampang
yang disambung las ( U = 1 )
3.Bila gaya tarik disalurkan ke elemen pelat oleh las memanjang sepanjang
kedua sisi bagian ujung elemen : Ae = U Ag
Dengan : U = 1 untuk L 2 w,
U = 0,87 untuk 2w > L 1,5 w,
U = 0,75 untuk 1,5w > L w,
L = panjang las, w = jarak antar las memanjang (lebar pelat )
1. Bila gaya tarik disalurkan hanya oleh las memanjang ke elemen bukan pelat
atau oleh kombinasi las memanjang dan melintang, maka Ae = Ag
Ae = Ag
U = 1 untuk L 2 w,
U = 0,87 untuk 2w > L 1,5 w,
U = 0,75 untuk 1,5w > L w,
Tahanan tarik rencana diambil dengan nilai yang terkecil dari 2 peninjauan , yaitu pada
kondisi leleh dan kondisi frakture
Jadi tahanan tarik rencana dari komponen struktur adalah = 33,75 ton
Contoh soal 5 Luas netto efektif (Ae) pada
sambungan lbaut
Tentukan luas efektif untuk profil WF 300.150.6,5.9 dan pelat PL 10.150. Pelat
dihubungkan dengan bagian sayap profil menggunakan 4 buah baut diameter 16 mm
berjarak masing –masing 60 mm.
X = 34,1
X = 34,1
Contoh soal 6 (Lanjut) Luas netto efektif (Ae) pada
sambungan baut
b. Pelat 10.150
Seluruh penampang pelat dianggap meneruskan seluruh gaya tarik
yang bekerja, tidak ada pengauh sheag lag sehingga Ae = An (U=1)
An =Ag- n.d.t
An = 10*150 – 2 (16+2)*10
An = 1120 mm2 (untuk satu pelat)
0,85 Ag = 0,85 *10*15 An ≤ 0,85 Ag (tidak perlu mengikuti syarat ini jika
= 1275 mm2 untuk pelat)
Kuat tarik rencana ɸ Nn ditentukan oleh kondisi leleh atau kondisi frakture
Kondisi Leleh
ɸNn = 0.9 Fy Ag
= 0.9*240*4678
= 1010.45 kN
Kondisi Fraktur
ɸNn = 0.75 Fu Ae
= 0.75*370*3264
= 905.76 kN
Contoh soal 6 (Selesai) Luas netto efektif (Ae) pada sambungan
baut –Kuat tarik rencana
Kondisi Fraktur
ɸNn = 0.75 fu Ae
= 0.75*370*2240
= 621.60 kN ( Terkecil menentukan)
2. Geser fraktur – Tarik Leleh ( fu. Ant < 0,6. fu. Anv )
Tn = 0,6 fu. Anv + fy. Agt
JAWAB :
Kondisi leleh : Tn = Ag fy = 0,9(1920)240) = 41,472 ton
Kondisi Fraktur :
An1 = 1920 – 10(16+2) = 1740 mm2 ( 90,6%Ag)
An2 = 1920 – 2(10)(16+2) + (502x10) / 4x40= 1716,25 mm2 ( 89,4%Ag)
An menentukan = 85% Ag = 0,85 x 1920 = 1632 mm2
U = 1 – x/L = 1 – 28,2 / 4x50 = 0,86
Ae = u. An = 0,86 x 1632 = 1403,52 mm2
Tn = Ae fu = 0,75 (1403,52)370 = 38,95 ton jadi tahanan rencana , Td=38,95 ton
Td > Tu = 1,2D+1,6L 38,95 = 1,2D + 1,6 (3D) = 6D diperoleh D=6,49 ton dan L = 19,47 ton. Beban kerja, D + L = 6,49 +
19,47 = 25,96 ton