Sutarto Edhisono1
ABSTRACT
The changing of land-use on the upper Simongan Weir causes the increasing of flood
discharge. It was shown during flood that occured on January 1990, which in that
time flood water overtopped of the dikes and caused dikes collapsed in some places
and flood was ocurred around Simongan area. This research was made because there
was a plan to change the Simongan Weir into barrage, in order to make flood water
level of the Garang River lower during flood. The crest of the Simongan Fixed Weir
would be cutted in 3.7 m height in order to make flood water level lower, and to keep
the water level remain the same during normal condition, some gates would be
installed above the cutted weir crest as barrages. This situation would change river
morphology of the Garang River and West Flood Way. This paper was contained
simulation result of the changing of river morphology of the Garang River and West
Flood Way without Simongan Weir by using BRI-STARS ( BRIdge Stream Tube model
for Alluvial River Simulations ) software. This simulation model generated semi-two
dimensional water flows and its sediment which capabled to compute scouring and
silting on sub-critical, super critical flows and combination of these both flows
conditions .
Key words : Weir, Barrage, morphology, scouring, siltation.
ABSTRAK
1
Jurusan Teknik Sipil FT. Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Soedarto SH. Tembalang, Semarang
Email : edhi@sipil.ft.undip.ac.id ; stoerto@hotmail.com
BACA INFORMASI
INPUT
PERHITUNGAN
TABUNG STREAM
ITSTEP = 1, ITIMAX
PENELUSURAN
SEDIMEN
UTK. TABUNG
J = 1,NSTUBE
STREAM K = 1, NSIZE
NSTUBENST
UBE REVISI
KOMPOSISI DASAR I =1,NSTA
Z1 = Z1 + Z
STOP
UKURAN PROFIL
Metodologi penelitian digambarkan Pada model, debit total pada saluran di-
sebagai bagan alir seperti Gambar 2. distribusikan sama dengan jumlah
tabung stream yang telah dipilih
Input Model Simulasi : sebelumnya. Pada setiap tabung
- Penampang melintang sungai yang stream, debit air dipertahankan
terdiri dari 19 segmen (data tahun konstan. Tidak ada inflow lateral pada
1997) tabung stream dari tabung sebelah
- Data hidrograf debit dominan (1997) diperkenankan. Berkenaan dengan
- Data material sedimen tahun 2003, asumsi pada stasiun yang diambil,
fraksi sedimen yang dimasukkan elevasi muka air pada saluran
adalah 8 Fraksi dipertahankan konstan. Pada keadaan
- Time step yang digunakan pada ini , pada lokasi debit yang sama, dan
simulasi kondisi ini adalah bertahap sehingga lokasi tabung stream lateral,
dari 20, 100, 200, hingga mencapai berhubungan pada saluran pembawa
8000. Namun hasil yang disajikan yang sama. Untuk mengerjakan ini,
adalah yang optimal sesuai potongan melintang saluran dibagi
metodologi penelitian menjadi 10 dengan lebar yang sama.
- Koefisien kekasaran Manning yang Pengangkutan dari tiap tabung stream
digunakan n = 0,028 untuk kondisi ditentukan dengan membagi jumlah
aktual Kali Garang ( SMEC,1996). total tabung stream yang telah dipilih
Data lain sifatnya kontrol untuk sebelumnya. Lokasi dari tiap tabung
outputnya. stream dapat ditentukan kemudian.
Mulai
Persiapan Data
Primer dan Sekunder
Analisis Morfologi
Selesai
70
60
50
Q(m3/detik)
40 Q1992
30 Q1997
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bulan Ke-
250,00
225,00
200,00
175,00
Q (m3/detik)
150,00
125,00
100,00
75,00
50,00
25,00
0,00
Hari Ke-
Gambar 5. Hidrograf Harian Maksimum Kali Garang Tahun 1997 (Simulasi Tahap 3)
Dari data debit harian maksimum Kali Hasil simulasi potongan memanjang sungai
Garang Tahun 1997, dipilih debit harian kondisi eksisting terlihat pada Gambar 7.
dominan Kali Garang yang digunakan untuk
Elevasi dasar sungai mengalami perubahan
simulasi seperti terlihat pada Gambar 6.
agradasi maksimal 0,02 m dan degradasi
relatif sangat kecil atau dapat diabaikan.
250
225
Daerah debit dominan untuk simulasi
200
175
Q (m 3/d e tik) 150
125
100
75
50
25
0
H a ri ke -
Hasil Model Simulasi pada kondisi akhir atau Perubahan Elevasi dasar sungai 1992 –
Kondisi Prediksi, elevasi dasar sungai 1997 dengan 20 Time Step kondisi Prediksi
mengalami perubahan degradasi maksimal terlihat pada Gambar 8.
0,01 meter dan agradasi yang relatif kecil
Dari simulasi dengan berbagai Time Step
atau dapat diabaikan.
tersebut diperoleh hasil elevasi dasar sungai
Namun apabila dibandingkan dengan Kali Garang yang bervariasi. Degradasi
kondisi eksisting (simulasi Tahun 1992) dasar sungai yang relatif besar terjadi pada
dengan kondisi prediksi (simulasi Tahun STA hilir seperti STA 14, 16 dan 18.
1997), maka perbedaannya cukup Penumpukan sedimen terjadi pada STA 12,
signifikan. Dengan model simulasi 20 Time 13, 17 dan 19. Hampir seluruh STA Hulu
Step, agradasi yang terjadi adalah 0,01 (STA 1 sampai 9) cenderung tererosi karena
meter dan degradasi dasar sungai terbesar beda energi yang relatif besar akibat
adalah 0,37 meter. endapan saat ada bendung. Hasil simulasi
tersebut terlihat pada Gambar 9.
0 ,0 5
0 ,0 0 0 ,0 1
- 0 ,0 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9
- 0 ,0 5
- 0 ,1 0
- 0 ,1 5
- 0 ,2 0
- 0 ,2 5
- 0 ,3 0
- 0 ,3 5
- 0 ,3 7
- 0 ,4 0
STA
S t ep 5 S t ep 1 0 S t ep 1 5 S t ep 2 0
Gambar 8. Perubahan Elevasi Dasar Sungai 1992-1997 (Hasil Model Simulasi (20 Time Step)),
Kondisi PREDIKSI
15
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
-3
-6
-9
-12
-15
STA
Gambar 9. Perubahan Elevasi Dasar Sungai (Simulasi Prediksi Slope Stabil), Tiap 400 Time
Step-nya (Maksimum 4000 Time Step)
Berdasarkan hasil simulasi dan perhitungan Slope akhir stabil terjadi pada 0,000929
maka ditentukan slope stabil berdasarkan 2 atau 9 : 10.000. Hasil Prediksi Slope dari
komponen syarat utama yaitu slope rata- hasil simulasi dengan berbagai Time Step
ratanya mendekati nol dan alirannya stabil terlihat pada Tabel 2.
berdasarkan Froude Number-nya (Fr<1).