Anda di halaman 1dari 34

STUDI NORMALISASI SUNGAI SANGLAR UNTUK PENGENDALIAN BANJIR

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. Ir. Manyuk Fauzi, ST, MT, IPM Ir. Siswanto, MT


19720308 199803 1 003 19620714 198903 1 003

Oleh :

Rian Hariadi
1707123027

Program Studi S1 Teknik Sipil


Fakultas Teknik – Universitas Riau
2023
Visi dan Misi Program Studi S-1 Teknik Sipil
LATAR BELAKANG
Sungai merupakan salah satu sumber daya air yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan air baku,
sehingga keberadaannya sangat penting untuk
menunjang kehidupan manusia. Seiring dengan
perubahan kondisi daerah aliran sungai, perubahan Sungai Sanglar merupakan salah satu sungai yang terletak
tataguna lahan dan pertumbuhan penduduk di desa yang ada di kecamatan Reteh, Kabupaten
menyebabkan sungai tidak lagi berfungsi secara Indragiri Hilir, provinsi Riau, Indonesia.
optimal, sehingga menimbulkan banyak dampak Arus besar yang sering terjadi setiap tahun
negatif. Banjir tidak hanya menimbulkan kerusakan mengakibatkan kerusakan sarana fasilitas umum,
pada rumah, lahan pertanian, infrastruktur, lingkungan, kebun, sawah dan daerah pemukiman. Ini lebih
tetapi juga mempengaruhi kehidupan masyarakat diperburuk lagi dengan adanya gerusan aliran sungai
(Wigati et al., 2016) yang menimbulkan kerusakan tebing sungai yang
mengancam fasilitas-fasilitas penting yang ada
disekitanya, dan merupakan salah satu daerah yang
membutuhkan perhatian khusus.
LATAR BELAKANG

Pengendalian banjir dapat dilakukan dengan cara


normalisasi sungai. Normalisasi adalah pengembalian
fungsi dasar dari sungai itu sendiri dari pendangkalan
atau penyempitan sungai.

Begitupula yang akan dilakukan pada penilitian kali ini


yaitu perencanaan pada titik-titik yang mengalami
banjir dan bagaimana cara penanggulangan yang
tepat, apakah hanya memerlukan pengerukan atau
perlu pembuatan tanggul agar tidak terjadi
limpasan.
RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah yang akan dibahas pada Tugas Akhir ini adalah
sebagai berikut ini :

Berapa debit banjir eksisting Sung


Sanglar

Berapa dimensi saluran eksisting


sungai Sanglar yang dapat
mengalirkan debit banjir
Tujuan Penelitian
• Menentukan debit banjir yang terjadi peluapan
• Mengevaluasi dimensi saluran

Batasan Masalah
• Daerah studi adalah Sungai Sanglar sepanjang 2,5 km.
• Pembahasan penelitian dihitung menggunakan data yang telah tersedia
• Menghitung debit banjir rencana sungai Sanglar saja.
• Tidak mengkaji pengaturan saluran di daerah hulu yang dilakukan
perusahaan.
• Membuat dimensi saluran rencana sungai Sanglar saja.
• Tidak menghitung laju sedimentasi pada sungai Sanglar.
• Analisa profil aliran menggunakan bantuan software HEC-RAS 4.0.
• Tidak menghitung volume galian timbunan.
Tinjauan Pustaka
Sungai
Menurut Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2011, sungai adalah
alur atau wadah air alami dan/atau buatan berupa jaringan
pengaliran air beserta air di dalamnya, mulai dari hulu sampai
muara, dengan dibatasi kanan dan kiri oleh garis sempadan.
Morfologi Sungai
Sifat-sifat suatu sungai dipengaruhi oleh luas, dan bentuk daerah
pengaliran serta kemiringannya.
Sungai Berkelok (Meandering Reaches)
Sungai yang mengandung aliran satu arah dengan kelokan-kelokan
yang tajam. Bentuk geometrik sungai cenderung berubah seiring
waktu menyesuaikan dengan erosi pengendapan yang terjadi
(Leopold dan Wolman 1957).
Tinjauan Morfologi Sungai
Menurut Leopold dan Walman : S1 =

Menurut Brice : S1 =
Tinjauan Pustaka

Hidrolika Sungai
Martopo, 1988 (dalam Kusuma, 2005) menyebutkan bahwa gejala air sungai
adalah berupa diam dan mengalir. Air sungai yang mengalir dapat memiliki
sifat- sifat laminer, turbuler, pusaran, loncatan dan sebagainya.
Daerah Aliran Sungai
Pengertian DAS sebanding dengan istilah dalam bahasa Inggris seperti
drainage basin, drainage area, atau river basin. Oleh karena itu, batas
DAS ditandai oleh garis punggungan pegunungan atau tebing/bukit
yang memisahkan sistem aliran satu dengan sistem aliran lainnya.
(Fuady & Azizah, 2008).
Banjir
Banjir adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan debit air sungai
sehingga meluap dan menggenangi daerah sekitarnya. Adapun jumlah kejadian
banjir dalam musim hujan selama beberapa tahun terakhir ini terus meningkat,
dan menyebabkan berbagai kerugian bagi masyarakat yang terkena bencana ini.
Tinjauan Pustaka

Peluapan Air
Jika debit aliran permukaan yang masuk ke sungai melebihi kapasitas aliran
sungai, hasilnya adalah keluarnya air dari sungai. Keluarnya air dari sungai ini
adalah salah satu penyebab utama timbulnya banjir di suatu daerah.

Daerah Rawan Banjir


Berdasarkan Peraturan Menteri PU No. 63/PRT/1993 yang mengatur
tentang garis tepi sungai, wilayah fungsional sungai, wilayah
pengawasan sungai, dan bekas aliran sungai, wilayah pengawasan
sungai mencakup dataran banjir, area retensi, bantaran, serta zona tepi
sungai. Ketinggian dan kapasitas banjir di wilayah rawan banjir
minimalnya harus ditetapkan berdasarkan analisis dengan periode ulang
50 tahun.

Banjir
Perhitungan curah hujan rencana digunakan untuk meramalkan besarnya hujan
dengan periode ulang (Pangestu, 2014). Dengan mengacu pada curah hujan
yang telah direncanakan, kita dapat menentukan intensitas hujan yang
digunakan dalam perhitungan debit banjir rencana.
Perhitungan Curah Hujan Rencana
Perhitungan curah hujan rencana
digunakan untuk meramalkan besarnya
hujan dengan periode ulang (Pangestu,
2014)

Secara sistematis metode analisis frekuensi perhitungan hujan


rencana ini dilakukan secara berurutan sebagai berikut :

• Parameter statistik
• Pemilihan jenis sebaran
• Uji kecocokan sebaran
• Perhitungan hujan rencana
Uji Kecocokan Distribusi

Uji kesesuaian distribusi/sebaran dilakukan dengan tujuan untuk


mengevaluasi apakah model distribusi probabilitas yang telah
dipilih mampu menggambarkan atau mencerminkan distribusi
statistik data sampel yang sedang dianalisis (Soemarto, 1999)
Terdapat dua tipe uji kecocokan (Goodness of fit test), yakni uji
kecocokan Chi-Square dan uji kecocokan Smirnov-Kolmogorof.
Analisis Debit Banjir Rencana

Rencana perhitungan debit banjir dapat mengggunakan metode empiris yang


mengaitkan curah hujan dengan aliran permukaan, seperti pendekatan
Nakayasu. Namun, sebelum kita melaksanakan analisis debit banjir dengan
metode Nakayasu, ada beberapa faktor yang harus ditetapkan terlebih dahulu:
 Distribusi Hujan Jam-Jaman
 Koefisien Pengaliran
 Koefisien Aliran
 Hujan Efektif
 Metode Nakayasu
Analisis Hidrolika
Analisis hidrolika digunakan untuk menghitung konfigurasi muka air banjir
berdasarkan data yang dihasilkan dari analisis hidrologi. Dalam analisis
hidrolika, fokus utama adalah efek pengendalian banjir dan dampak luapan air
terhadap bentuk muka air banjir.

Konsep Dasar Teoritis HEC-RAS


HEC – RAS digunakan untuk perhitungan hidraulik satu dimensi untuk
jaringan sungai / aliran alam dan buatan. Ada 2 macam tipe aliran yang
terdapat pada program HEC – RAS, yaitu :
1. Aliran Langgeng (Steady Flow)
2. Aliran Tak Langgeng (Unsteady Flow)
Proses Pemasukan data HEC-
RAS

- melakukan pemilihan direktori tempat


bekerja dan pemberian nama file project
yang baru

Gambar 1.2 Window Geometric Data

Gambar 1.1 Window New Project

- Langkah selanjutnya adalah memasukan data


geometri yang diperlukan yang terdiri dari informasi
system sungai, data cross section dan data struktur
hidraulik (jembatan, gorong-gorong, bendungan, dll).

Gambar 1.3 Tampilan Cross Section Data


LOKASI PENELITIAN
Lokasi pekerjaan secara administrasi lokasi kegiatan berada di
Wilayah Sungai (WS) Sanglar di Kabupaten Indragiri Hilir.
Secara astronomis, Kabupaten Indragiri Hilir terletak
antara 0°36’ LU dan 1° 07’ LS serta antara 104° 10’
BT hingga 102° 32’ BT. Berdasarkan posisi
geografisnya, Kabupaten Indragiri Hilir memiliki
batas-batas :
Utara : Kabupaten Pelalawan
Selatan : Kabupaten Tanjung Jabung
Barat (Provinsi Jambi)
Barat : Kabupaten Indragiri Hulu
Timur : Tanjung Balai Karimun
(Provinsi Kepulauan Riau)
Prosedur
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data Hidrolika Sungai Sanglar
Luas Daerah Aliran Sungai (DAS) A = 2.400 km2
Panjang Sungai (L) = 1.200 km
Data Hidrometri
Data : Curah Hujan Maksimum Harian
Satuan : Millimeter (MM)
Lokasi Pengamatan : Stasiun Meteorologi
Koordinat : 0 19 02 LS/103 10 00BT
Analisis Frekuensi Curah Hujan dengan
Distribusi Log Pearson III
log(Ri-
Nomor Tahun Ri log Ri log(Ri-Rt) log(Ri-Rt)2 log(Ri-Rt)3
Rt)4
1 2012 105.5 2.0233 0.2468 0.0609 0.01503 0.00371
2 2013 90 1.9542 0.1778 0.0316 0.00562 0.00100
3 2019 75 1.8751 0.0986 0.0097 0.00096 0.00009
4 2020 75 1.8751 0.0986 0.0097 0.00096 0.00009
5 2017 60.3 1.7803 0.0039 0.0000 0.00000 0.00000
6 2018 55.1 1.7412 -0.0353 0.0012 -0.00004 0.00000
7 2014 50.5 1.7033 -0.0732 0.0054 -0.00039 0.00003
8 2021 47.7 1.6785 -0.0979 0.0096 -0.00094 0.00009
9 2015 40 1.6021 -0.1744 0.0304 -0.00530 0.00092
10 2016 34 1.5315 -0.2450 0.0600 -0.01470 0.00360
jumlah 633.1 17.7644 0.0000 0.2186 0.0012 0.0095
rata rata(Rt) 63.31 1.7764
•Jumlah data (n) :
n = 10 Pedoman Pemilihan Sebaran
•Nilai rata-rata X : = 63,31
•Standar Deviasi (Sd) : No Jenis Syarat
Cs~0
Hasil
0,63
Keterangan
mendekati
Sd = 22,74 1 Normal
Ck~3 -0,39
Tidak
memenuhi
•Koefisien variasi (Cv) ditentukan dengan Cs~Cv+
0,004
Tidak
Log 3Cv memenuhi
2
persamaan : Normal
Ck~+ 16,26
Tidak
memenuhi
Cv = 0,36 Cs~1,13
96
0,63
Tidak
memenuhi
•Koefisien kepencengan/skewness (Cs) 3 Gumbel
Ck~5,40
-0,39
Tidak
02 memenuhi
ditentukan dengan persamaan : 4
Log
Pearson Selain Dari Nilai Diatas
Cs = 0,63 III

•Koefisien kepuncakan/ curtosis (Ck)


dihitung dengan persamaan :
Ck = -0,39
Pengujian Kecocokan Jenis Sebaran Metode Chi-Square
Data curah hujan urutan terbesar ke terkecil
n Curah hujan (X) Log X K = 4.062438174 = 5
1 105.5 2.023252460 Ei =2
2 90 1.954242509 X2 =4
3 75 1.875061263
4 75 1.875061263 perhitungan pengujian chi-square distribusi Log
5 60.3 1.780317312 Pearson III
6 55.1 1.741151599 Kelas Interval ei oi ei-oi (ei-oi)^2/ei
7 50.5 1.703291378
1 > 64.177 2 4 -2 2
8 47.7 1.678518379
2 51.449 64.177 2 2 0 0
9 40 1.602059991
10 34 1.531478917 3 45.209 51.449 2 2 0 0

4 41.245 45.209 2 0 2 2

5 < 41.245 2 2 0 0

Jumlah 10 10 0 4

DK =2
Distribusi X2 = 0,05
Data Curah hujan hasil perhitungan log Pearson III

PUH KTR Curah Hujan Maks

1.01 -2.411 25.158


f(x) = 0.89 ln(x) − 1.23
2 -0.007 59.605 R² = 0.832246572801676

5 0,582639 80.771 Series1


Logarithmic (Series1)

10 1.286 94.825

25 1.766 112.631

50 2.077 125.945

100 2.358 139.318

1000 3.154 185.323


Pengujian Kecocokan Jenis Sebaran Metode
Smirnov-Kolmogorov
Perhitungan Pengujian Smirnov-Kolmogorov Distribusi
Log Pearson III
no Ri log Ri G m Pe(x) Pr D0
1 105.5 2.0232525 1.5836552 1 0.091 0.063 0.028
2 90 1.9542425 1.1408513 2 0.182 0.133 0.049
3 75 1.8750613 0.6327831 3 0.273 0.273 0.000
4 75 1.8750613 0.6327831 4 0.364 0.273 0.090
5 60.3 1.7803173 0.0248564 5 0.455 0.489 -0.034
6 55.1 1.7411516 -0.2264513 6 0.545 0.545 0.001
7 50.5 1.7032914 -0.4693823 7 0.636 0.594 0.042
8 47.7 1.6785184 -0.6283388 8 0.727 0.627 0.101
9 40 1.60206 -1.1189358 9 0.818 0.727 0.092
10 34 1.5314789 -1.5718208 10 0.909 0.819 0.090
0.101
Perhitungan Curah Hujan Efektif

Periode Ulang (tahun)


Parameter
1.0101 th 2 th 5 th 10 th 25 50 th 100 th
Hujan Rencana 25,16 59,60 80,77 94,83 112,63 125,94 139,32
Koefisien Pengaliran 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2
Hujan Efektif 5,03 11,92 16,15 18,97 22,53 25,19 27,86

Distribusi Curah Hujan Jam-jaman

Jam Ke Rasio Kumulatif 1.0101 th 2 th 5 th 10 th 25 50 th 100 th

1 58% 58% 2,94 6,97 9,45 11,09 13,17 14,73 16,29

2 15% 74% 0,76 1,81 2,46 2,88 3,42 3,83 4,24

3 11% 84% 0,54 1,27 1,72 2,02 2,40 2,69 2,97

4 8% 93% 0,43 1,01 1,37 1,61 1,91 2,14 2,37

5 7% 100% 0,36 0,85 1,16 1,36 1,61 1,81 2,00

Hujan Rencana 25,16 59,60 80,77 94,83 112,63 125,94 139,32

Koefisien Pengaliran 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2

Hujan Efektif 5,03 11,92 16,15 18,97 22,53 25,19 27,86


Penentuan Debit Banjir Rencana
Waktu UH
0 0,000
1 5,170
2 2,831
3 1,551
4 0,849
5 0,465
6 0,255
Perhitungan Unit Hidrograf Nakayasu
7 0,140
8 0,076
9 0,042
10 0,023
11 0,013
12 0,007
13 0,004
14 0,002
15 0,001
16 0,001
17 0,000
18 0,000
19 0,000
20 0,000
21 0,000
22 0,000
23 0,000
24 0,000
Rekapitulasi Hidrograf Debit Banjir Rancangan

Kala Ulang
Waktu
1,0101 th 2 th 5 th 10 th 25 th 50 th 100 th
(jam)
0,00 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
1,00 15,864 36,041 48,838 57,330 68,095 76,150 84,240
2,00 12,813 29,108 39,444 46,302 54,997 61,502 68,036
3,00 9,910 22,515 30,509 35,814 42,539 47,570 52,624
4,00 7,731 17,563 23,799 27,937 33,184 37,108 41,051
5,00 6,179 14,037 19,022 22,329 26,522 29,659 32,810
6,00 3,384 7,689 10,419 12,230 14,527 16,245 17,971
7,00 1,854 4,211 5,707 6,699 7,957 8,898 9,843
8,00 1,015 2,307 3,126 3,669 4,358 4,873 5,391
9,00 0,556 1,263 1,712 2,010 2,387 2,669 2,953
10,00 0,305 0,692 0,938 1,101 1,307 1,462 1,617
11,00 0,167 0,379 0,514 0,603 0,716 0,801 0,886
12,00 0,091 0,208 0,281 0,330 0,392 0,439 0,485
13,00 0,050 0,114 0,154 0,181 0,215 0,240 0,266
14,00 0,027 0,062 0,084 0,099 0,118 0,132 0,146
15,00 0,015 0,034 0,046 0,054 0,064 0,072 0,080
Hidrograf Satuan Sintesis Nakayasu Sungai Tande
16,00 0,008 0,019 0,025 0,030 0,035 0,039 0,044
17,00 0,005 0,010 0,014 0,016 0,019 0,022 0,024
18,00 0,002 0,006 0,008 0,009 0,011 0,012 0,013
19,00 0,001 0,003 0,004 0,005 0,006 0,006 0,007
20,00 0,001 0,002 0,002 0,003 0,003 0,004 0,004
21,00 0,000 0,001 0,001 0,001 0,002 0,002 0,002
22,00 0,000 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001
23,00 0,000 0,000 0,000 0,000 0,001 0,001 0,001
24,00 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Debit Banjir Rencana dalam Kala Ulang Skema sistem Sungai Sanglar (tanpa skala)

No Q Rencana Debit (m3/Det)


(Tahun)

1 1,0101 th 15,864

2 2 th 36,041

3 5 th 48,838

4 10 th 57,330

5 25 th 68,095

6 50 th 76,150

7 100 th 84,240
Long Sungai 2 Tahun, Long Sungai 10 Tahun,
Long Sungai 25 Tahun
Long 2 Tahun, Long 10 tahun dan Long 25
Tahun
Cross Section STA 100 Banjir 2 tahun,
Cross Section STA 100 Banjir 10 tahun dan
STA 100 Banjir 25 tahun
Cross Section STA 1000 Banjir 2 tahun,Cross
Section STA 1000 Banjir 10 tahun dan STA
1000 Banjir 25 tahun
Rencana Perbaikan Alur
Dimensi perencanaan perbaikan Cross Section STA 100 Q10th dan STA 100 Q25th Setelah
penampang sungai
perbaikan

Cross Section STA 1000 Q10th dan STA 1000 Q25th


Setelah perbaikan
KESIMPULAN DAN SARAN
•Kesimpulan
Dari hasil analisis perhitungan serta analisis yang dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
•Debit banjir rancangan pada sungai sanglar adalah sebagai berikut:
1,0101 th = 15,864
2 th = 36,041
5 th = 48,838
10 th = 57,330
25 th = 68,095
50 th = 76,150
100 th = 84,240
•Rencana untuk mengatasi banjir di Sungai Sanglar adalah dengan melakukan perbaikan pada bentuk sungai itu sendiri. Perbaikan ini
akan memastikan bahwa sungai memiliki penampang yang cukup besar untuk menampung aliran air, sehingga tidak akan terjadi luapan.
Setelah perbaikan penampang sungai dilakukan, sungai Sanglar akan memiliki kapasitas untuk menampung aliran air hingga Q 25th.
•Saran
Untuk mendukung usaha dalam mengendalikan banjir di Sungai
Sanglar, pentingnya juga melibatkan tindakan perlindungan dan
pengelolaan kawasan di sekitar sungai tersebut.
Diperlukan pemahaman yang lebih mendalam mengenai program HEC-
RAS 4.0 karena terdapat banyak fitur dan keunggulan dari program ini
yang belum dibahas dalam tinjauan ini.
Dalam melakukan analisis profil aliran menggunakan HEC-RAS 4.0,
keakuratan dan kelengkapan data sangat penting. Ini diperlukan agar
analisis profil aliran dapat dilakukan secara menyeluruh dan
komprehensif dalam kerangka sistem yang tepat.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai