Nim : 2020D1B147
Kelas : 5E
Tugas : Prancangan Bangunan Irigasi
1. METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Lokasi yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah Sungai Ancar yang
terletak pada DAS Ancar Wilayah Sungai (WS) Pulau Lombok. Panjang sungai
yang diteliti adalah 3000 m dari total panjang sungai yang ada.
B. Tahap Penelitian
1. Tahap persiapan
2. Tahap Pengumpulan data
3. Tahap analisa data
C. Bagan Alir Penelitian
1. Distribusi Gumbel
Tabel 3. Perhitungan parameter statistik Distribusi Gumbel.
Tabel 4. Kriteria distribusi Gumbel
Dari tabel 5 nilai parameter statistik tidak termasuk dalam kategori tipe distribusi Gumbel,
sehingga perhitungan selanjutnya tidak dilanjutkan.
2. Distribusi Log Pearson Tipe III
Dari tabel 6, nilai parameter statistik untuk kategori tipe distribusi Log Pearson Tipe III tidak
memilik batasan, sehingga perhitungan selanjutnya dapat dilakukan. Dengan didapatkannya
nilai Cs = 0,04, maka akan dapat dicari nilai k untuk masing-masing periode ulang dengan
cara diplot ke dalam Tabel Nilai k untuk Distribusi Log Pearson Tipe III. (Lampiran I).
Untuk debit selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 9 berikut ini :
Tabel 7. Analisa debit banjir rencana Distribusi Log Pearson Tipe III.
3. Distribusi Normal
Karena nilai debit rata-rata (x), deviasi standar (S), koefisien varian (Cv), koefisien
kemencengan (Cs) serta koefisien kurtosis (Ck) pada Distribusi Normal sama dengan
Distribusi Gumbel, maka nilai tersebut tidak perlu dicari kembali.
Dari tabel 11, nilai parameter statistik untuk kategori tipe distribusi Log Normal memenuhi
kriteria, sehingga perhitungan selanjutnya dapat dilanjutkan.
Kemudian untuk masing-masing debit rancangan periode ulang dapat dihitung langsung
dengan nilai Faktor frekuensi/faktor probabilitas (k).
Dari Tabel 13 di atas, dapat dilihat beberapa periode ulang yang telah dihitung dan antara
metode Log Pearson Tipe III dan Log Normal hampir memiliki hasil perhitungan yang
mendekati, namun untuk perhitungan lebih lanjut digunakan debit banjir rencana periode
ulang 25 tahun (Q25 tahun) metode Log Pearson Tipe III yang memiliki angka lebih besar
dari hasil perhitungan metode Log Normal, pada umumnya sering digunakan untuk
perhitungan dalam menetapkan nilai yang paling ekstrim (Nugroho, 2011).
6. Uji Kecocokan Distribusi
Jadi, dari hasil pengujian Chi-Kuadrat, maka persamaan Log Pearson Tipe III yang digunakan
untuk cara analitis dianggap benar dan dapat diterima.
Pemeriksaan uji kesesuaian cara Smirnov Kolmogorov ini dimaksudkan untuk mengetahui
suatu kebenaran hipotesa frekuensi sebaran. Karena nilai debit log x, rata-rata (x), deviasi
standar (S) sama dengan perhitungan sebelumnya maka nilai tersebut tidak perlu dicari
kembali.
Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 13 Tabel 13. Perhitungan uji Smirnov-
Kolmogorov
B. Analisis Hidrolika
Analisa Hidrolika yang digunakan dalam perhitungan ini menggunakan program
bantuan berupa Program HEC-RAS, dimana pada program ini terdapat dua jenis
aliran, yaitu steady flow (aliran mantap) dan unsteady flow (aliran tak mantap).
Steady flow (aliran mantap) terjadi jika variabel dari aliran seperti kecepatan (v),
tekanan (P), rapat massa (ρ), tampang aliran (A), debit (Q) dan sebagainya di sebarang
titik pada zat cair tidak berubah dengan waktu. Sedangkan unsteady flow (aliran tak
mantap tejadi jika variabel aliran pada setiap titik berubah dengan waktu (Triatmodjo,
1996).
Asumsi yang digunakan dalam melakukan analisa dengan Program HEC-RAS ini
adalah : 1. Kondisi sungai yang diamati sama dengan kondisi dari data yang ada,
dimana data yang dimaksud adalah data hasil dari pengukuran topografi. 2. Analisa
menggunakan Steady flow. 3. Angka koefisien manning yang digunakan sesuai
dengan kondisi eksisting sungai. 4. Debit yang digunakan adalah debit kala ulang
Q1,001th, Q2th, Q5th, Q10th, dan Q25th yang dihasilkan dari analisa frekuensi
metode Log Pearson Tipe III. 5. Kondisi batas hilir adalah elevasi tertinggi muka air
laut (Higher High Water Level)
hingga 100% dengan debit kala ulang Q25th=54,95 m3 /dtk maka diperlukan tanggul
pada river station 33, 32, 30, 29, 28, 13, dan 7 dengan tinggi 1,5 m dengan jagaan 0,6
m.
Sebagaimana maksud dan tujuan dari penempatan bendung karet ini adalah untuk
mengendalikan banjir dan tetap memanfaatkan sungai Ancar sebagai sumber
penyediaan air irigasi, maka kebutuhan tinggi mercu bendung karet tetap dengan
menggunakan elevasi mercu bendung Gerisak eksisting yaitu pada ketinggian +5,00
mdpl dan elevasi pondasi +3,00 mdpl.
3. GAMBAR DESAIN
Gambar.5. Fokus lokasi di hulu bendung Gerisak dengan kondisi bendung karet (Q1,001th)
Gambar.6. Fokus lokasi di hulu bendung Gerisak dengan kondisi bendung karet (Q25th)
Gambar.7. Penampang rencana normalisasi sungai Ancar
Gambar.8. Long section hasil pemodelan dengan kondisi rencana bendung karet dan
normalisasi (Q25th)
Gambar.9. Cross section di hilir bendung Gerisak hasil pemodelan kondisi rencana
bendung karet dan normalisasi (Q25th)
Gambar.10. Cross section bendung Gerisak hasil pemodelan kondisi rencana bendung karet
dan normalisasi (Q25th)
Gambar.11. Cross section di hulu bendung Gerisak hasil pemodelan kondisi rencana bendung
karet dan normalisasi (Q25th)
Gambar.17. Struktur geometri dan pembebanan secara umum kondisi penuh (tanpa gempa)