Anda di halaman 1dari 15

Jembatan Rangka Batang

 Bentang sampai dengan 60 meter

 Struktur penerima beban utama adalah rangka batang baja yang


dipasang di bagian kiri dan kanan jembatan

 Lantai kendaraan bisa terbuat dari kayu atau beton bertulang

 Lantai kendaraan terletak di atas, tengah atau bawah.

 Jembatang rangka tertutup  dilengkapi ikatan angin atas dan


bawah, ikatan rem dan portal akhir
Tampak memanjang
jembatan

Ikatan angin atas


Perencanaan Jembatan Rangka Batang

Perencanan Perencanaan
Perencanaan
Lantai Gelagar
trotoar
Kendaraan Memanjang

Perencanaan
Perencanaan Perencanaan
Gelagar
Rangka Baja Ikatan Angin
Melintang
1. Perencanaan Lantai Kendaraan
Lantai kendaraan direncanakan sebagai berikut:

o Lantai kendaraan dianalisis dengan tumpuan gelagar


memanjang.

o Hitung beban akibat berat sendiri : plat dan aspal (kg/m lebar)

 Mmax1

o Hitung beban akibat muatan T (roda 10 ton)  Mmax2

o Hitung momen total = 80% x (Mmax1 + Mmax2)

o Hitung penulangan plat lantai kendaraan


2. Perencanaan Gelagar Memanjang
Gelagar Memanjang direncanakan sebagai berikut:

1. Berfungsi untuk menahan pelat lantai, beban perkerasan, beban air


hujan, serta beban lalu lintas “D”

2. Langkah perencanaan:

o Menentukan profil beserta mutu bajanya (fy)

o Menghitung pembebanan (beban plat, aspal, beban D) 


momen

o Berdasarkan SNI 2002 :

@ Cek kekompakan penampang

@ Cek kapasitas lentur dan geser

@ Cek lendutan yang terjadi


3. Perencanaan Gelagar Melintang
Gelagar Melintang direncanakan sebagai berikut:

1. Berfungsi untuk menahan berat sendiri gelagar memanjang dan


lantai kendaraan (sebagai beban terpusat di gelagar melintang),
berat sendiri gelagar melintang (merata) dan beban D

2. Langkah perencanaan:

o Menentukan profil beserta mutu bajanya (fy)

o Menghitung pembebanan  momen dan lintang

o Berdasarkan SNI 2002 : Cek kekompakan penampang,


kapasitas lentur dan geser, serta lendutan yang terjadi
o Menghitung shear connector
4. Perencanaan Ikatan Angin
Ikatan Angin direncanakan sebagai berikut:

1. Berfungsi menahan gaya akibat tekanan angin samping, sehingga


struktur lebih kaku.

2. Langkah perencanaan:

o Menentukan profil beserta mutu bajanya (fy)

o Menghitung pembebanan akibat tekanan angin, semua beban


dikonversi per joint/simpul ikatan angin.

o Menghitung gaya batang.

o Menentukan batang tekan atau batang tarik.

o Cek kekuatan/tegangan dan kelangsingan.

o Menghitung alat penyambung.


5. Perencanaan Rangka Baja
Rangka Baja direncanakan sebagai berikut:

1. Berfungsi menahan semua beban yang bekerja pada bangunan


atas menyalurkannya pada tumpuan/abutmen untuk disalurkan
ke tanah dasar melalui pondasi.

2. Langkah perencanaan:

o Menentukan profil beserta mutu bajanya (fy)

o Menghitung pembebanan :

@ Beban mati : berat sendiri profil, beban trotoar, plat lantai,


perkerasan, gelagar-gelagar, ikatan angin tekanan angin,
semua beban dikonversi per joint/simpul ikatan angin.
5. Perencanaan Rangka Baja
Langkah perencanaan:

o Menghitung gaya batang.

o Menentukan kombinasi beban yang terjadi akibat DL,


LL dan WL  ambil gaya terbesar batang tekan atau
batang tarik.

o Cek kekuatan/tegangan

o Menghitung alat penyambung.


Perencanaan Batang Tarik

Komponen struktur yang mengalami gaya tarik aksial


direncanakan berdasarkan SNI 03-1729-2002

a. Kuat tarik rencana

diambil nilai terendah dari kedua perhitungan


berikut:

o Berdasarkan leleh (yielding)

o Berdasarkan retak (fracture)


Perencanaan Batang Tarik
a. Kuat tarik rencana

Ag = luas penampang bruto (mm2)

Ae = luas penampang efektif (mm2)

fy = tegangan leleh (MPa)

fu = tegangan tarik putus (MPa)

b. Penampang efektif (Ae)

A = luas penampang, ditentukan berdasarkan SNI Butir


10.2.1 s/d 10.2.4

U = faktor reduksi
Perencanaan Batang Tekan
a. Kuat tekan rencana

n = faktor reduksi kekuatan (Tabel 6.4-2)

Nn = kuat tekan nominal (Butir 7.6.2 dan 99.2. N)

b. Perbandingan kelangsingan

o Kelangsingan elemen penampang (Tabel 7.5-1) < r

o Kelangsingan komponen struktur tekan,


Perencanaan Batang Tekan
Perhitungan kapasitas arah sumbu kuat (x)
c  0.25    1
KLx x fy
x  ; c  0.25  c  1.2  
1.43
r  E 1.6  0.67 c
c  1.2    1.25c 2

fy
N n  Ag . f cr  Ag .  c N n

N u  c N n

Perhitungan kapasitas arah sumbu lemah (y) dilakuakn


dengan menggunakan prosedur yang sama.
Perencanaan Sambungan
a. Sambungan baut

o Cek syarat tebal plat penyambung dan plat yang


disambung

o Persyaratan jarak

o Cek kuat tumpu baut Rn  .Fv . Ab


o Cek daya dukung plat Rn  0,752,4.d .t Fu

o Kekuatan sambungan  diambil yang terkecil antara kuat


tumpu baut dan daya dukung plat
Perencanaan Sambungan
a. Sambungan las

o Tentukan jenis las yang dipakai, misalnya las sudut, las tumpul,
dll

o Cek gaya yang terjadi pada sambungan

o Untuk las sudut:

 Rencanakan ukuran las berdasarkan tebal pelat, kemudian


hitung tebal efektifnya

 Kuat rencana las sudut Rnw  0,75.te .0,6. f uw 


 Kuat runtuh geser plat Rnw  0,75.te .0,6. f u 
 Ambil nilai yang terkecil antara keduanya.
Tu
 Tentukan panjang total las (Lw) Lw 
Rnw

Anda mungkin juga menyukai