Anda di halaman 1dari 25

BAB III

PERENCANAAN STRUKTUR
BATANG TARIK BAJA
Struktur Baja
Anggi Rahmad Zulfikar, ST,. MT
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Malang
2018
PENDAHULUAN
 Struktur tarik adalah bagian dari struktur
bangunan yang menerima beban normal tarik
pada pusat penampangnya.
 Terdapat pada bagian bangunan-bangunan
 Struktur Utama
 Jembatan Rangka
 Jembatan Gantung
 Rangka kuda-kuda atap
 Rangka menara
 Struktur Sekunder
 Ikatan angin atap/jembatan
 Ikatan rem pada jembatan
 Ikatan penggantung gording
PROFIL YANG BIASA DIPAKAI
Nu <  Nn
KUAT TARIK RENCANA
Nu : Gaya aksial tarik terfaktor
Nn : u ≤  rencana
KuatNtarik Nn
Nu : Gaya Aksial terfaktor
 Nn : Kuat Tarik Rencana
a.a.Kondisi
Kondisi Leleh
Leleh sepanjang
Pada batang:
Penampang Utuh

 Nn = 0.90 Ag fy dimana:
Ag = luas penampang kotor
fy = tegangan leleh penampang

b. Kondisi Fraktur pada daerah sambungan:

 Nn = 0.75 Ae fu
a. Kondisi Leleh sepanjang batang:
KUAT TARIK RENCANA
 Nn = 0.90 Ag fy
Nu ≤  Nn
Nu : Gaya Aksial terfaktor
 Nn : Kuat Tarik Rencana
b. Kondisi Fraktur pada daerah sambungan:
b. Kondisi Putus Pada Penampang Berlubang

 Nn = 0.75 Ae fu dimana:
Ae = luas penampang efektif
fu = tegangan ultimate penampang

Kondisi fraktur lebih getas/berbahaya dan harus lebih dihindari


KELANGSINGAN BATANG TARIK
 Batasan kelangsingan yang dianjurkan dalam peraturan
ditentukan berdasarkan pengalaman, engineering judgment
dan kondisi-kondisi praktis untuk:
 Menghindari kesulitan handling dan meminimalkan kerusakan
dalam fabrikasi, transportasi dan tahap konstruksi.
 Menghindari kendor akibat berat sendiri batang
 Menghindari getaran
 Batasan kelangsingan,  ditentukan sebagai berikut :
 ≤ 240 , untuk komponen struktur utama
 ≤ 300 , untuk komponen struktur sekunder
dimana :  = L/i
L = panjang batang tarik
i = (Imin/A)
Untuk batang bulat, diameter dibatasi sebesar L/D ≤ 500
dimana D = diamter batang
LUAS PENAMPANG NETTO/BERSIH (AN)
 Luas Penampang Netto/Bersih (An)
Lubang yang dibuat pada sambungan untuk
menempatkan alat pengencang seperti baut atau paku
keling, mengurangi luas penampang, sehingga
mengurangi pula tahanan penampang tersebut.
Menurut SNI 03-1729-2002 pasal 17.3.6 diatur
mengenai ukuran lubang suatu baut, dinyatakan
bahwa diameter nominal dari suatu lubang yang sudah
jadi, harus 2mm lebih besar dari diameter nominal
baut untuk baut yang diameternya tidak lebih dari
24mm. Untuk baut yang diameternya lebih dari 24mm,
maka ukuran lubang harus diambil 3mm lebih besar.
Luas netto penampang batang tarik tidak boleh
diambil lebih besar daripada 85% luas brutonya,
An ≤ 0,85 Ag
CONTOH
 Hitung luas netto, An dari batang tarik berikut ini. Baut
yang digunakan berdiameter 19mm.

 Jawab
Luas Kotor, Ag = 6 x 100 = 600 mm2
Lebar Lubang = 19 + 2 = 21 mm
An = Ag – ( lebar lubang x tebal pelat )
= 600 – 6 (21) = 474 mm2 ≤ 0,85 . Ag = 510 mm2
EFEK LUBANG BERSELANG-SELING PADA
LUAS NETTO
 Lubang baut dapat diletakkan berselang-seling seperti pada gambar
dibawah ini. Dalam SNI 03-1729-2002 pasal 10.2.1 diatur mengenai cara
perhitungan luas netto penampang dengan lubang yang diletakkan
berselang-seling, dinyatakan bahwa luas netto harus dihitung berdasarkan
luas minimum antara potongan 1 dan potongan 2.
 Dari potongan 1-1 diperoleh :
1

 Potongan 1-2 :
T u T
 Dimana : Ag = luas penampang kotor
An = luas penampang netto 2 1
s
t = tebal penampang
d = diameter lubang
n = banyak lubang dalam satu potongan
s = jarak // beban pada lintasan diagonal
u = jarak  beban pada lintasan diagonal
CONTOH
 Tentukan Anetto minimum dari batang tarik berikut
ini,  baut = 19 mm, tebal pelat 6mm.
 Jika Sambungan yang diletakkan berselang seling tersebut
dijumpai pada sebuah profil siku,kanal atau WF, maka penentuan
nilai u dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Profil siku sama kaki atau tidak sama kaki

b. Profil Kanal

c. Profil WF
CONTOH
 Hitung An minimum dari batang tarik berikut, yang
terbuat dari profil siku  100.150.10, dengan  baut =
25 mm
CONTOH
 Hitung luas netto dari profil CNP 20 berikut ini, jika
baut yang digunakan berdiameter 16 mm.
LUAS NETTO EFEKTIF
 Kinerja suatu batang tarik dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, namun hal
yang perlu diperhatikan adalah masalah sambungan karena adanya
sambungan pada suatu batang tarik akan memperlemah batang tersebut.
 Untuk mengantisipasi hal tersebut maka digunakan istilah luas netto efektif,
yang dapat diterapkan pada sambungan baut maupun las. Pasal 10.2 SNI 03-
1729-2002 mengatur masalah perhitungan luas netto efektif. Dinyatakan
bahwa luas penampang efektif komponen struktur yang mengalami gaya tarik
harus ditentukan sebagai berikut :
Ae = U . An
 Dimana : Ae = Luas efektif penampang
An = luas netto penampang
U = koefisien reduksi =
= eksentrisitas sambungan / jarak titik berat
penampang terhadap sisi luar element penampang
yang disambung
L = panjang sambungan dalam arah gaya tarik /
jarak antara baut pertama dan terakhir dalam satu baris
LUAS NETTO EFEKTIF
 Untuk Sambungan baut
LUAS NETTO EFEKTIF
 Untuk Sambungan Las
1. Disambung dengan las memanjang saja atau kombinasi
dengan las melintang
Ae = U . A
dimana : A= Ag
U=
LUAS NETTO EFEKTIF
2. Disambung hanya dengan las melintang saja
dimana : A = luas penampang yang disambung las saja
U = 1,0
LUAS NETTO EFEKTIF
 Untuk Pelat
3. Disambung dengan las memanjang saja, maka
panjang las (l) harus lebih besar dari jarak las (w)
lw dimana w = jarak antar las memanjang
l = panjang pengelasan
A = luas penampang pelat
LUAS NETTO EFEKTIF
 Selain uraian tersebut diatas, ketentuan dibawah ini dapat digunakan

0,85.An
CONTOH SOAL
 Sebuah pelat 10 x 150 mm dihubungkan dengan pelat
berukuran 10 x 250 mm menggunakan sambungan las
seperti pada gambar. Hitunglah tahanan tarik rencana
dari struktur tersebut jika mutu baja adalah BJ-41
CONTOH SOAL
 Hitunglah tahanan tarik rencana dari profil siku
50.50.5 yang dihubungkan pada pelat buhul seperti
pada gambar berikut. Mutu baja adalah BJ-37
CONTOH SOAL
 Tentukan tahanan tarik rencana dari profil WF
300.150.6,5.9 pada gambar berikut ini, jika baut yang
digunakan mempunyai diameter 19 mm. Mutu Baja
adalah BJ 41.
KUAT TARIK RENCANA
c. Kondisi Kegagalan Block Shear / Blok Geser Pada Sambungan

Bila fu Ant  0.6 fu Ans akan terjadi pola Pelelehan geser – Retakan tarik

Nn = 0,75.(fu An t + 0.6 fy Ag s)


Bila fu Ant < 0.6 fu Ans akan terjadi pola Retakan geser – Pelelehan tarik

Nn = 0,75.(fy Ag t + 0.6 fu An s)


CONTOH SOAL
 Hitunglah tahanan rencana komponen struktur tarik
berikut, yang terbuat dari profil siku 80.80.8 dengan
mutu baja BJ-37. Diameter baut 19 mm
CONTOH SOAL
 Hitunglah tahanan rencana dari profil siku 100.100.10
pada sambungan berikut, jika mutu baja yang
digunakan adalah BJ-41. Perhitungkan pula terhadap
geser blok.

Anda mungkin juga menyukai