Anda di halaman 1dari 22

BATANG TARIK

PETA KONSEP

BATAS
KONSEP KUAT TARIK
PENDAHULUAN KELANGSINGA
PERENCANAAN NOMINAL
N
PENDAHULUAN
PENGERTIAN BATANG TARIK

Batang tarik adalah elemen batang pada struktur yang menerima gaya tarik aksial murni, dan
umumnya terdapat pada struktur rangka batang. Gaya tarik tersebut dikatakan sentris, jika garis gaya
berimpit dengan garis berat penampang. Batang tarik ini sangat efektif dalam memikul beban, dan
dapat terdiri dari profil tunggal ataupun profil-profil tersusun. Contoh penampang batang tarik adalah
profil bulat, pelat, siku, siku ganda, siku bintang, kanal, WF, dan lain-lain
Pada Struktur Atap Dengan Rangka Batang Banyak dijumpai
Batang Tarik, bisa berupa profil siku atau profil T
Pada Struktur Jembatan Banyak dijumpai Batang Tarik, bisa
WF, Profil buatan dll.
Perencanaan Batang Tarik
Berdasarkan beban tarik yang bekerja,mutu baja dan jenis profile dapat di tentukan profile yang kuat,
namun cukup hemat.proses pemilihan ukuran profile seperti dimaksudkan diatas dinamakan perencanaan
batang tarik.
Perencanaan batang atrik yang baik harus ditinjau dari beberapa segi yakni ;
1.Tegangan (stress)
Ukuran profile harus di pilih sedemikian rupa sehingga tekanan yang terjadi kurang atau sama dengan
tegangan tarik ijin.dari perbandingan tegangan tarik ijin dapat diketahui hemat tidaknya sebuah
perencanaan .semakin dekat dengan tegangan yang terjadi dengan tegangan ijinnya,maka perencanaan
makin ekonomis.
2.Pelayanan (servicebility)
Struktur tidak diperkenankan menunjukan prilaku menghawatirkan pemakai.defleksi yang
berlebihan,bergetarnya elemen struktur oleh kendaraan yang bergetar dan sebagainya.Dalam hal ini
kelangsingan harus dibatasi.
3. Sifat
  Keliatan (Ductility)
Hal ini merupakan persyaratan yang sangat penting Tanpa daktilitas yang baik tidak akan terjadi distrubisi yang
menyebabkan hitungan menjadi sederhana khususnya pada perencanaan plastis. Sifat ini diketahui dari percobaan Tarik.
4. Ketahanan (Durability)
Ketahanan dari cuaca panas dan dingin, korosi, atau suhu yang meningkat perlu diperhatikan. Khusus untuk batang
Tarik, stabilitas (stability) tidak perlu ditinjau karena baik local buckling maupun torsional buckling, tidak mungkin
terjadi pada batang ini.
Secara umum proses perencanaan batang Tarik dilustrasikan dalam diagram alir sebagai berikut :
Keterangan : tegangan ijin pada tampang netto
tegangan ijin pada tampang brutto
kelangsingan
Secara pendekatan seperti tercantum dalam AS 1250-1975 dan BS 449-1969 pengaruh eksentritas tersebut dapat
diperhitungkan dengan menentukan besarnya Ao dengan rumus-rumus sebagai berikut :

Kasus a:
Kasus b:
Kasus c:
Keterangan : A1 = luas netto tampang kaki yang disumbang

A2 = luas tampang kaki bebas

A3 = luas netto profil

 
PENGGUNAAN BATANG TARIK

 Batang tarik bisa digunakan pada struktur rangka atap struktur jembatan rangka,struktur
jembatan gantung.Pengikat gording atau gantungan balkon pemanfaatan batang tarik
telahdikembangkan untuk system dinding,struktur atap gantung dan batang prategangan
struktur rangka batang bentang panjang.
 Bagi ahli struktur pemanfaatan batang tarik secara optimal ini sebenarnya masih
merupakan tantangan untuk dikembangkan lanjut.Keberhasilan seorang ahli struktur dalam
membuat perencanaan juga dinilai dari bagai mana ia memilih konfigurasi batang rangka
sedemikian rupa sehingga dapat dihasilkan perencanaan yang benar – benar hemat bahan.
TIPE BATANG TARIK

Ada beberapa tipe batang Tarik yang biasa digunakan sebagai contohtali kawat, batang bundar
dengan ujun-ujung berulir,batang mata dan plat sambungan pasak yang selanjutnya dapat
dilihat pada batang-batang tersebut merupakan batang Tarik efisien tinggi namun tidak dapat
mendukung batang tekan
Ada juga profil-profil structural dan profil tersusun seperti batang tipe ini terutama
dipakai dalam struktur rangka batang. Batang Tarik tersusun digunakan bila :
 Kapasitas Tarik profil gilastunggal tidak memadai
 Kekuatan profile tunggal tidak memadai
 Detail sambungan memerlukan bentuk tampang lingkar tertentu
BATAS KELANGSINGAN
Batasan Kelangsingan.

Yang disebut sebagai kelangsing batang adalah rasio antara panjang batang dan jari-jari inersia batang.
Semakin kecil angka kelangsingan suatu batang, akan semakin rigid atau kaku batang tersebut.
Sebaliknya semakin besar angka kelangsingannya, batang tersebut akan mudah melentur. Baik angin
atau beban getar yang berasal dari kendaraan berat dapat menyebabkan batang yang terlalu langsing
tersebut bergetar. Batang yang terlalu langsing juga menyebabkan defleksi terlalu besar juga akan
menyulitkan dalam perakitan karena batang mudah melentur. Pada Kasus tertentu beban tarik dapat
berubah menjadi beban tekan.
Untuk Mengurangi problem yang terkait dengan lendutan besar dan vibrasi, maka komponen struktur tarik harus
memenuhi syarat kekakuan. Syarat ini berdasarkan pada rasio kelangsingan,  = L/r, dengan, nilai  diambil
maksimum 240 untuk batang tarik utama, dan 300 untuk batang tarik sekunder
Sedangkan, sesuai sni 03-1729-2015 yang mengacu pada AIUC 2010 menyatakan tidak ada batas kelangsingan
maksimum untuk komponen struktur batang Tarik.
Catatan : Untuk komponen struktur yang dirancang berdasarkan Tarik, rasio kelangsingan  = L/r lebih baik
tidak melebihi 300. saran ini tidak berlaku pada batang atau gantungan dalam gaya Tarik.

dengan : L = Panjang batang.


r = Jari-jari inersia minimum.
KONSEP
PERENCANAAN
 Prinsip Dasar Perencanaan Batang Tarik yang diuraikan pada subbab ini dimana :
 Jika keruntuhan Fy (tegangan leleh) dan Fu (tegangan batas) tidak sama maka diberikan
factor keamanan berbeda, yang tercermin pada factor ketahanan Tarik () yang diberikan.
KUAT TARIK NOMINAL
Kekuatan Tarik
Kekuatan tarik nominal, Pn, dari suatu
komponen struktur ditentukan berdasarkan dua
macam kondisi, yaitu : 
 leleh tarik (tensile yielding) dari luas penampang gross, di daerah yang jauh dari sambungan
 keruntuhan tarik (fracture yielding) dari luas
 penampang efektif pada daerah sambungan

Kondisi Leleh Tarik


 Pada kondisi kegagalan akibat leleh tarik, maka besarnya kekuatan tarik nominal dapat dihitung
berdasarkan SNI 1729:2015 persamaan D2-1 :
Pn = FyAg
dengan
Ag = luas bruto dari komponen struktur, mm2
Fy = tegangan leleh minimum yang disyaratkan, MPa
 Kondisi Keruntuhan Tarik
Besarnya kekuatan tarik nominal, pada kondisi kegagalan keruntuhan tarik, ditentukan
dalam SNI 1729:2015 persamaan D2-2 :
Pn = FuAe
dengan
Ae = luas neto efektif, mm2
Fu = kekuatan tarik minimum yang disyaratkan, MPa
 Kekuatan tarik desain, ftPn, dan kekuatan tarik tersedia, Pn/Wt, harus diambil dari nilai
terendah yang diperoleh sesuai dengan keadaan batas dari leleh tarik dan keruntuhan tarik.
 Nilai dari ftPn (metode DFBK) atau nilai Pn/Wt
 (metode DKI) ditentukan sebagai berikut :
Tahanan Nominal
Penentuan Tahanan Nominal batang tarik

Leleh dari luas penampang Kotor, didaerah jauh dari


sambungan

Fraktur dari luas penampang efektif pada daerah sambungan

Geser Blok pada Sambungan

Menurut SNI 03-1729-2002 pasal 10.1 : Komponen struktur yang menerima


beban tarik aksial terfaktor sebesar Tu maka harus memenuhi :

Tu  Tn
Kondisi Leleh Dari Luas Penampang Kotor
Bila Kondisi Leleh yang menentukan , maka tahanan nominal, Tn dari batang
tarik memenuhi persamaan :

Tn = Ag fy

dimana : Ag = luas penampang kotor, mm2


fy = kuat leleh material, MPa

Untuk Batang Tarik yang mempunyai lubang ( untuk penempatan sambungan ),


maka luas penampangnya tereduksi di sebut luas Netto (An), Lubang pada batang
menimbulkan konsentrasi tegangan akibat beban kerja.
Bila kondisi fraktur pada sambungan yang menentukan, maka tahanan nominal, Tn,
dari batang tersebut memenuhi persamaan :

Tn = A e f u

Dengan : Ae = luas penampang efektif = U. An


An = luas netto penampang, mm2
U = Koefisien reduksi
fu = tegangan tarik putus, Mpa

Dengan  adalah faktor tahanan, yang besarnya adalah :


 = 0,9 untuk kondisi leleh, dan
 = 0,75 untuk kondisi fraktur

Anda mungkin juga menyukai