Anda di halaman 1dari 3

ELEMEN MESIN

Konstruksi mesin adalah antara lain instalasi uap, kendaraan bermotor, motor bakar,
turbin, pompa, kompresor, mesin angkat, peralatan transport, mesin gali dan mesin keruk,
mesin perkakas, mesin tekstil, mekanik, instalasi kimia.
Untuk mengkonstruksi, menghitung dan membuat suatu elemen mesin, perlu sekali
untuk mengetahui tujuannya guna menentukan fungsi elemen dan syarat yang harus
dpenuhi oleh elemen ini. Menanggapi fungsi dan merumuskan syarat-syarat tersebut
membutuhkan studi tentang konstruksi mesin dan pengenalan mengenai pengumumannya.
Beberapa contoh fungsi tersebut ialah antara lain :
 Fungsi menyambung
 Fungsi merangkaikan
 Fungsi mendukung fungsi melumas

1. Suaian
Contohnya : suatu ukuran ditunjukan dengan 65 ± 0,1 mm. maka harga ukuran yang di ukur
harus terletak antara ukuran-batas terkecil 64,9 mm dan ukuran-batas terbesar 65,1 yang
dipakai untuk menyebutkan ukuran, dinamakan ukuran nominal. Selisih antara ukuran-
batas terbesar dan ukuran-batas terkecil adalah bentangan-ukuran yang dinamakan toleransi
ukuran (toleransi). Dalam contoh tersebut, toleransinya sama dengan 0,2 mm.

Jenis Suaian
Tergantung dari besarnya ruang bebas dibedakan tiga jenis suaian, yaitu :
 Suaian longgar
 Suaian ketat
 Suaian peralihan

Kekerasan permukaan
Untuk ketentuan tentang pengertian kekerasan permukaan, lihat NEN 3631, untuk
ketentuan tentang harga NEN 3632, untuk penunjukan dalam gambar dengan tanda harga
kekerasan NEN 3634 dan untuk pilihan fungsional serta pilihan teknologi terhadap
kekerasan, NEN 3637 dan 3638 selanjutnya, publikasi NEN 3633- parameter-kekerasan
lainnya,NEN 3635 pengukuran kekerasan dan NEN 3636 – sampai kekerasan, sedang
dipersiapkan.

2. Beban nominal dan beban-kerja


Beban nominal, yaitu gaya atau kopel, adalah beban yang diperoleh lewat kalkulasi
dari data rencana yang diberikan .beban nominal yang diperoleh dengan demikian itu
selanjutnya. Dikalikan dengan factor tambahan yang berdasarkan pengalaman guna
menentukan beban-kerja.
Yang diselesaikan dengan factor tambahan itu adalah :
 Ketidaktelitian beban
 Bekerjanya mesin
 Resiko patah
3. Tegangan Nominal
Untuk menentukan ukuran elemen mesin dipergunakan hubungan yang diketahui
dari ilmu keelastikan. Hubungan ini adalah :
Untuk tarikan dan tekanan, tegangan normal nominal σ = F/A, dalam hal ini, adalah
luas penampang normal yang memberi tahanan terhadap gaya normal, F. σt adalah
tegangan tarik dan σd adalah tegangan tekan.
Untuk putus geser, tegangan putus geser normal T = F/A, dalam hal ini, A adalah
luas penampang yang member tahanan terhadap gaya geser F;
Untuk lenturan, tegangan lentur nominal σd = Mb/Wb, dalam hal ini Wb adalah
momen tahanan terhadap lentur pada penampang normal yang member tahanan
terhadap momen-lentur dalam Mb.

4. Garis-Lengkung Gaya-Tarik
Apabila sebuah batang uji baja dibebani gaya-tarik, terjadilah suatu perpanjangan.
Kalau tegangan tarik (dihitung dengan penampang bahan asli) dan regang-turunnya
(perbandingan antara perpanjangan dan ukuran panjang asli) setiap tiap kali diukur,
Maka hasilkan dapat disatukan dalam apa yang dinamakan diagram-regang-tegangan.

5. Kelelahan
 Perubahan tegangan
Ketika membebani elemen mesin, tegangan bahan dapat mempunyai harga
yang berubah-ubah secara konstan atau secara periodic. Dalam hal ini dibedakan
empat keadaan tegangan tipikal, yaitu:
Keadaan tegangan I, tegangan setelah diadakan beban bertambah besar dari
harga nol sampai suatu harga terbesar σmaks dan setelah itu tetap kons tan,
Keadaan kedua II, tegangan setelah diadakan beban berosilasi antara harga
nol dan harga terbesar positif σmaks.
Keadaan tegangan tiga III, tegangan setelah diadakan beban berosilasi
sekeliling harga nol antara harga terbesar positif σmaks dan harga terbesar negative
σmaks.
Keadaan tegangan umum tegangan setelah diadakan beban berosilasi antara
harga σmaks dan σmin .

 Garis lengkung wohler


Kekuatan-lelah baja diperoleh dengan menerapkan perubahan tegangan
berbentuk situs pada batang dengan garis-tengah ^,5 sampai 1,5 mm yang dipoles
sampai menjadipatah. Diantara orang pertama yang mempelajari gejala kelelahan
adalah Wohler dengan membebani batang dengan lengkung-putar.

 Diagram lelah Smith


Hasil rangkaian uji-lelah dengan suatu jenis baja dapat dilukiskan dengan
pelbagai cara dalam diagram. Sebuah diagram yang sangan banyakdipergunakan
ketika membuat konstruksi teknik mesinm dinamakan diagram-lelah smith sesuai
nama penemunya,
Pembagian tegangan, factor bentuk,kepekakan takik dan factor takik
Pembagian tegangan dalam elemen mesin tergantung dari bentuk konstruksi
elemen. Bentuk konstruksi merupakan akibat diadakannya perubahan yang
diperlukan (takik konstruksi) dalam penampang elemen. Takik konstruksi in, seperti
penebalan. Gusiran, alur, pinggiran, parit, celah, lekuk dan takik, menjadi sebab
tegangan setempat yang lebih tinggi(konstruksi tegangan).

6. Faktor permukaan Co
Takik-konstruksi dalam poros, tap dan pen, seperti telah dikemukakan,
menimbalakan konsentrasi tegangan setempat, sehingga dalam permukaan luar bahan
dapat terjadi retak yang dapat merjadi permulaan patah-lelah. Demikianlah alur-
penggarapan pengerjaan bersudip dan ketidak rataan menggilas, menema dan
mengecor, dalam permukaan-luar elemen mesin dapat dapat dianggap sebagai takik-
konstrukstif yang kalau ada beban,menimbulakan tegangan takik sehingga kekuatan
lelahnya menurun.penurunan kekuatan-lelah ini dinyatakan dengan factor-permukaan
Co yang menyatakan perbandingan antara kekuatan-tukar sebuah batang yang digarap
dengan suatu kekerasan permukaan tertentu dan kekuatan tertentu dan kekuatan tukar
sebuah batang yang dipoles. Jadi Co≤1.

7. Factor skala
Dari pengujian ternyata dari kekuatan-lelah baja berkurang kalau ukuran benda
kerja lebih besar. Pengurangan kekuatan lelah pada benda kerja yang lebih besar
ukurannya, atau garis-tengahnya pada penampang bulat,dinyatakan dalam factor Cg.

8. Keamanan terhadap patah-lelah


Keamanan terhadap patah-lelah untuk sebuah penamppang elemen mesin
merupakan perbandigan antara kekuatan lelah σMAKS yang diperoleh melalui
eksperimen atau yang dihitung atas perkiraan dan tegangan maksimum nominal σmaks
yang dihitung menurut ilmu elastika elementer untuk penampang itu, jadi keamanan
terhadap patah lelah ΰ = σMAKSm / σmaks

9. Tegangan yang diperbolehkan


Sebagai pengganti keamanan yang diisyaratkan, orang juga sering bekerja
dengan apah yang dinamakan tegangan yang diperbolehkan σ atau τ. Dalam hal ini,
tegangan yang diperbolehkan σ merupakan perbandingan antara kekuatan-lelah elemen
mesin dan keamanan yang diisyaratkan ΰ untuk elemen ini, jadi σ = σMAKSm/ΰ
Bertolak dari keamanan yang dihitung maka diperoleh :
ΰ = σMAKSm / σmaks dengan v ≥ΰ
ini menjadi
ΰ ≤ σMAKSm / σmaks atau σmaks ≤ σMAKSm / ΰ=σ.

Anda mungkin juga menyukai