TAHAP 1
1. Beton adalah campuran dari semen, air, pasir, kerikil dan bahan tambah dengan
perbandingan tertentu. Campuran antara semen dan air membentuk pasta, pasta
dan pasir secara bersama-sama membentuk mortar, dan mortar ditambah kerikil
akan membentuk beton. Dari campuran tersebut didapatkan sifat-sifat mekanik
beton. Sifat mekanik beton dapat diklasifikasikan seperti dibawah ini:
• Baja Paduan Rendah Mutu Tinggi (High Strength-Low Alloy Steel, HSLA)
Sifat – sifat mekanik dari baja tersebut seperti tegangan leleh dan tegangan
putusnya diatur dalam ASTM A6/A6M. Ada beberapa sifat mekanis baja dan hal
penting lain untuk diketahu. Beberapa diantaranya berhubungan dengan analisis
dan desain struktur. Beberapa diantaranya yaitu:
Mutu baja dinyatakan dengan sifat mekanis baja ini, yaitu kuat lelehnya (fy).
Secara umum, mutu baja yang tersedia di pasaran saat ini yaitu sebagai
berikut:
- Baja tulangan polos (Bj. TP) memiliki kuat leleh minimal 240 MPa (Bj-
24)
- Baja tulangan ulir atau deform (Bj. TD) memiliki kuat leleh minimal 400
MPa
2. Modulus elastisitas (Es)
Sifat mekanis baja lain yang harus diketahui ialah modulus elastisitas.
Berdasarkan SNI 2847-2019, modulus elastisitas didefinisikan sebagai rasio
tegangan normal terhadap regangan terkait untuk tegangan Tarik atau tekan di
bawah batas proporsional material. Modulus elastisitas baja juga bisa
didefinisikan sebagai tangensial dari sudut α (alpha) pada kurva tengangan-
regangan pada baja. Nilai elastisitas baja (Es) non prategang yaitu 200.000
MPa, baik baja tulangan polos (Bj-TP) maupun baja tulangan ulir atau deform
(Bj-TD). Untuk baja prategang, nilai modulus elastisitasnya harus ditentukan
berdasarkan tes atau sesuai dengan yang diberikan oleh produsen.
3. Poisson Ratio(μ)
Ketika baja diberikan gaya tarik, maka terjadi regangan positif (terjadi
pertambahan panjang) pada arah gayanya, dan regangan negatif (terjadi
pengurangan diameter) pada arah tegak lurus gaya. Sumbu yang sejajar dengan
arah gaya disebut arah aksial,dan sumbu tegak lurus gaya disebut arah
lateral.Poisson Ratio didefinisikan sebagai perbandingan antara regangan
lateral dan aksial pada nilai mutlak.Besaran nilai poisson ratio (μ) baja yaitu
0,3.
k3 = Nilai rasio tegangan maksimum pada balok dan kuat tekan beton silinder
(fc’) dalam umur 28 hari k2 = Rasio jarak antara serat tekan maksimum dan
resultan kuat tekan ke garis netral k1 = Rasio antara luasan kurva dan juga
persegi.
Jenis Keruntuhan Lentur Dengan data-data penampang, mutu beton dan tulangan yang
digunakan, ada 3 kemungkinan jenis keruntuhan yang mungkin terjadi,
a. Keruntuhan Tarik (UnderReinforced)
Keruntuhan Tarik terjadi bila jumlah tulangan baja tarik sedikit sehingga
tulangan tersebut akan leleh terlebih dahulu sebelum betonnya pecah, yaitu
apabila regangan baja (εs) lebih besar dari regangan beton (εy). Penampang
seperti itu disebut penampang under-reinforced, perilakunya sama seperti yang
diperlihatkan pada balok uji yaitu daktail (terjadinya deformasi yang besar
sebelum runtuh). Semua balok yang direncanakan sesuai peraturan diharapkan
berperilaku seperti itu. Pada perencanaan tulangan lentur balok beton bertulang,
keruntuhan tarik terjadi apabila :
b. Keruntuhan Tekan(Over-reinforced)
Keruntuhan Tekan terjadi bila jumlah tulangan vertical banyak maka keruntuhan
dimulai dari beton sedangkan tulangan bajanya masih elastis, yaitu apabila
regangan baja (εs) lebih kecil dari regangan beton (εy). Penampang seperti itu
disebut penampang over-reinvorced, sifat keruntuhannya adalah getas (non-
daktail). Suatu kondisi yang berbahaya karena penggunaan bangunan tidak
melihat adanya deformasi yang besar yang dapat dijadikan pertanda bilamana
struktur tersebut mau runtuh, sehingga tidak ada kesempatan untuk
menghindarinya terlebih dahulu. Pada perencanaan tulangan lentur balok beton
bertulang, keruntuhan tekan terjadi apabila :
c. Keruntuhan Balance
Keruntuhan Balance terjadi jika baja dan beton tepat mencapai kuat batasnya,
yaitu apabila regangan baja (εs) sama besar denga regangan beton (εy). Jumlah
penulangan yang menyebabkan keruntuhan balance dapat dijadikan acuan untuk
menentukan apakah tulangan tarik sedikit atau tidak, sehingga sifat keruntuhan
daktail atau sebaliknya. Pada perencanaan tulangan lentur balok beton bertulang,
keruntuhan balance terjadi apabila: