Anda di halaman 1dari 6

alok tanpa tulangan

Kita tau sifat beton yaitu kuat terhadap gaya tekan tetapi lemah terhadap gaya
tarik.Oleh karena itu, beton dapat mengalami retak jika beban yang dipikulnya
menimbulkan tegangan tarik yang melebihi kuat tariknya.

Jika sebuah balok beton (tanpa tulangan) ditumpu oleh tumpuan sederhana
(sendi dan rol), dan di atas balok tersebut bekerja beban terpusat P serta beban
merata q, maka akan timbul momen luar sehingga balok akan melengkung ke
bawah.

Gambar

Pada balok yang melengkung ke bawah akibat beban luar ini pada dasarnya
ditahan oleh kopel gaya-gaya dalam yang berupa tegangan tekan dan tarik. Jadi
pada serat-serat balok bagian tepi atas akan menahan tegangan tekan, dan
semakin ke bawah tegangan tersebut akan semakin kecil. Sebaliknya, pada
serat-serat bagian tepi bawah akan menahan tegangan tarik, dan semakin ke
atas tegangan tariknya akan semakin kecil pula.

Pada tengah bentang (garis netral) , serat-serat beton tidak mengalami tegangan
sama sekali (tegangan tekan dan tarik = 0).

Jika beban diatas balok terlalu besar maka garis netral bagian bawah akan
mengalami tegangan tarik cukup besar yang dapat mengakibatkan retak pada
beton pada bagian bawah.Keadaan ini terjadi terutama pada daerah beton yang
momennya besar, yaitu pada lapangan/tengah bentang.

Balok Beton dengan tulangan

Untukmenahan gaya tarik yang cukup besar pada serat-serat balok bagian tepi
bawah, maka perlu diberi baja tulangan sehingga disebut dengan beton
bertulang. Pada balok beton bertulang ini, tulangan ditanam sedemikian rupa,

sehingga gaya tarik yang dibutuhkan untuk menahan momen pada penampang
retak dapat ditahan oleh baja tulangan.

GambarKarena sifat beton yang tidak kuat tehadap tarik, maka pada gambar di
atas, tampak bahwa balok yang menahan tarik (di bawah garis netral) akan
ditahan tulangan, sedangkan bagian menahan tekan (di bagian atas garis netral)
tetap ditahan oleh beton.

Fungsi utama beton dan tulangan

Dari uraian di atas dapat dipahami, bahwa baik beton maupun baja-tulangan
pada struktur beton bertulang tersebut mempunyai fungsi atau tugas pokok yang
berbeda sesuai dengan sifat bahan yang bersangkutan.Fungsi utama beton yaitu
untuk

Fungsi utama beton

Menahan beban/gaya tekan


Menutup baja tulangan agar tidak berkarat
Fungsi utama baja tulangan

Menahan gaya tarik (meskipun kuat juga terhadap gaya tekan)


Mencegah retak beton agar tidak melebar
Faktor keamanan

Agar dapat terjamin bahwa suatu struktur yang direncankan mampu menahan
beban yang bekerja, maka pada perencanaan struktur digunakan faktor
keamanan tertentu.Faktor keamanan ini tersdiri dari 2 jenis , yaitu :

Faktor keamanan yang bekerja pada beban luar yang bekerja pada struktur,
disebut faktor beban.
Faktor keamanan yang berkaitan dengan kekuatan struktur (gaya dalam), disebut
faktor reduksi kekuatan.
Faktor beban luar/faktor beban

Besar faktor beban yang diberikan untuk masing-masing beban yang bekerja
pada suatu penampang struktur akan berbeda-beda tergantung dari kombinasi
beban yang bersangkutan. Menurut pasal 11.2 SNI 03-2847-2002, agar supaya
struktur dan komponen struktur memenuhi syarat dan layak pakai terhadap
bermacam-macam kombinasi beban, maka harus dipenuhi ketentuan kombinasikombinasi beban berfaktor sbb :

Jika struktur atau komponen hanya menahan beban mati D (dead) saja maka
dirumuskan : U = 1,4*D
Jika berupa kombinasi beban mati D dan beban hidup L (live), maka dirumuskan :
U = 1,2*D + 1,6*L + 0,5 ( A atau R )
Jika berupa kombinasi beban mati D,beban hidup L, dan beban angin W, maka
diambil pengaruh yang besar dari 2 macam rumus berikut : U = 1,2*D + 1,0*L +
1,6*W + 0,5 ( A atau R ) dan rumus satunya : U = 0,9*D + 1,6*W
Jika pengaruh beban gempa E diperhitungkan, maka diambil yang besar dari dua
macam rumus berikut : U = 0,9*D + 1*E
Keterangan :

U = Kombinasi beban terfaktor, kN, kN/m atau kNm

D = Beban mati (Dead load), kN, kN/m atau kNm

L = Beban hidup (Life load), kN, kN/m atau kNm

A = Beban hidup atap kN, kN/m atau kNm

R = Beban air hujan, kN, kN/m atau kNm

W = Beban angin (Wind load) ,kN, kN/m atau kNm

E = Beban gempa (Earth quake load), kN, kN/m atau kNm, ditetapkan
berdasarkan ketentuan SNI 03-1726-1989-F, Tatacara Perencanaan Ketahanan
Gempa untuk Rumah dan Gedung, atau penggantinya.

Untuk kombinasi beban terfaktor lainnya pada pasal berikut :

Pasal 11.2.4 SNI 03-2847-2002, untuk kombinasi dengan tanah lateral


Pasal 11.2.5 SNI 03-2847-2002, untuk kombinasi dengan tekanan hidraulik
Pasal 11.2.6 SNI 03-2847-2002, untuk pengaruh beban kejut
Pasal 11.2.7 SNI 03-2847-2002, untuk pengaruh suhu (Delta T), rangkak, susut,
settlement.
Faktor reduksi kekuatan

Ketidakpastian kekuatan bahan terhadap pembebanan pada komponen struktur


dianggap sebagai faktor reduksi kekuatan, yang nilainya ditentukan menurut
pasal 11.3 SNI 03-2847-2002 sebagai berikut :

Struktur lentur tanpa beban aksial (misalnya : balok), faktor reduksi = 0,8
Beban aksial dan beban aksial lentur
aksial tarik dan aksial tarik dengan lentur : 0,8
aksial tekan dan aksial tekan dengan lentur
komponen struktur dengan tulangan spiral atau sengkang ikat : 0,7
Komponen struktur dengan tulangan sengkang biasa : 0,65
3. Geser dan torsi : 0,75

4. Tumpuan pada beton, : 0,65

akhirnya selesai juga, males betul nulis yang begituan tapi aku gak papa untuk
kalian semua.ntar malah gak tau dasarnya malah repot. . .wkwkwkwk.
Lanjut . . . . .

Kekuatan beton bertulang

Jenis kekuatan
Menurut SNI 03-2847-2002, pada perhitungan struktur beton bertulang, ada
beberapa istilah untuk menyatakan kekuatan suatu penampang sebagai berikut

Kuat nominal (pasal 3.28)


Kuat rencana (pasal 3.30)
Kuat perlu

(pasal 3.29)

Kuat nominal (Rn) diartikan sebagai kekuatan suatu komponen struktur


penampang yang dihitung berdasarkan ketentuan dan asumsi metode
perencanaan sebelum dikalikan dengan nilai faktor reduksi kekuatan yang
sesuai.Pada penampang beton bertulang , nilai kuat nominal bergantung pada:

dimensi penampang,
jumlah dan letak tulangan
letak tulangan
mutu beton dan baja tulangan
Jadi pada dasarnya kuat nominal ini adalah hasil hitungan kekuatan yang
sebenarnya dari keadaan struktur beton bertulang pada keadaan normal.Kuat
nominal ini biasanya ditulis dengan simbol-simbol Mn, Vn, Tn, dan Pn dengan
subscript n menunjukkan bahwa nilai-nilai

M = Momen

V = Gaya geser

T = Torsi (momen puntir)

P = Gaya aksial (diperoleh dari beban nominal suatu struktur atau komponen
struktur)

Kuat rencana (Rr), diartikan sebagai kekuatan suatu komponen struktur atau
penampang yang diperoleh dari hasil perkalian antara kuat nominal Rn dan faktor
reduksi kekuatan.Kuat rencana ini juga dapat ditulis dengan simbol Mr, Vr, Tr, dan
Pr( keterangan sama seperti diatas kecuali P = diperoleh dari beban rencana
yang boleh bekerja pada suatu struktur atau komponen struktur.

Kuat perlu (Ru), diartikan sebagai kekuatan suatu komponen struktur atau
penampang yang diperlukan untuk menahan beban terfaktor atau momen dan
gaya dalam yang berkaitan dengan beban tersebut dalam kombinasi beban
U.Kuat perlu juga bisa ditulis dengan simbol-simbol Mu, Vu, Tu, dan Pu.

Karena pada dasarnya kuat rencana Rr, merupakan kekuatan gaya dalam (berada
di dalam struktur), sedangkan kuat perlu Ru merupakan kekuatan gaya luar (di
luar struktur) yang bekerja pada struktur, maka agar perencanaan struktur dapat
dijamin keamanannya harus dipenuhi syarat berikut :

Kuat rencanaRr harus > kuat perlu Ru

Anda mungkin juga menyukai