Anda di halaman 1dari 51

Perencanaan dan Analisis

Balok Beton Bertulang Teknik Sipil Uncen

PERENCANAAN DAN ANALISIS


BALOK BETON BERTULANG

1. Teori Dasar
Menurut Dipohusodo (1999), perencanaan komponen struktur beton dilakukan
sedemikian sehingga tidak timbul retak yang berlebihan pada penampang sewaktu
mendukung beban kerja, dan masih mempunyai cukup keamanan serta cadangan kekuatan
untuk menahan beban dan tegangan lebih lanjut tanpa mengalami runtuh. Bahan beton
bersifat tidak serba sama (nonhomogeneus) dan tidak sepenuhnya elastik. Tetapi selama kurun
waktu yang cukup lama, perencanaan serta analisis didasarkan pada metode elastik, dimana
bahan beton dianggap bersifat serba sama dan elastis, serta distribusi regangan dan tegangan
dianggap linier. Metode tersebut juga disebut sebagai metode tegangan kerja (Working Stress
Design Method). Pada metode ini, beban yang diperhitungkan adalah beban kerja (service
loads), sedangkan penampang komponen struktur direncana atau dianalisis berdasarkan pada
nilai tegangan tekan lentur ijin yang umumnya ditentukan bernilai 0,45f, dimana pola
distribusi tegangan tekan linier dengan jarak terhadap garis netral.
Selain metode tegangan kerja diatas, dikenal metode pendekatan lain yang lebih
realistik, yaitu metode perencanaan kekuatan atau metode perencanaan kuat ultimit (Ultimate
Strength Design Method). Pada metode ini, hubungan sebanding antara tegangan dan
regangan dalam beton yang tertekan hanya berlaku sampai pada suatu batas keadaan
pembebanan tertentu, yaitu pada tingkat beban sedang. Selain itu, beban kerja (service loads)
diperbesar atau dikalikan dengan suatu faktor beban, dengan tujuan untuk memperhitungkan
terjadinya beban pada saat menjelang keruntuhan. Selanjutnya dengan mempergunakan beban
kerja yang sudah diperbesar (beban terfaktor) tersebut, struktur kemudian direncanakan
sedemikian sehingga diperoleh nilai guna pada saat runtuh yang besarnya kira-kira lebih kecil
sedikit dari kuat batas runtuh yang sesungguhnya. Kekuatan pada saat runtuh tersebut
dinamakan kuat ultimit dan beban yang bekerja pada atau dekat dengan saat runtuh
dinamakan beban ultimit (Dipohusodo, 1999).

File: Tobok SM Aritonang. doc 1


Perencanaan dan Analisis
Balok Beton Bertulang Teknik Sipil Uncen

Kuat rencana penampang komponen struktur didapatkan melalui perkalian kuat teoritis
atau kuat nominal dengan faktor kapasitas yang dimaksudkan untuk memperhitungkan
kemungkinan buruk yang berkaitan dengan faktor-faktor bahan, tenaga kerja, ukuran-ukuran,
dan pengendalian mutu pekerjaan pada umumnya. Kuat nominal ini diperoleh berdasarkan
pada keseimbangan statis dan kesesuaian regangan-tegangan yang tidak linier di dalam
penampang komponen.
Gambar 1 sampai dengan 3 berikut menunjukkan bagaimana perilaku balok beton
bertulang pada bentangan sederhana yang memikul beban yang secara bertahap meningkat
dari yang kecil sampai pada tingkat pembebanan yang menyebabkan hancurnya struktur. Pada
saat awal (beban kecil), dimana retak belum terjadi, nilai regangan yang terjadi akibat momen
yang bekerja masih sangat kecil, sehingga distribusi tegangan yang terjadi pada dasarnya
masih linier. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1
Perilaku lentur balok pada beban kecil (Dipohusodo, 1999)

Apabila beban yang bekerja terus meningkat, maka pada tepi bawah penampang ang
mengalami momen maksimum akan terjadi retak. Hal ini terjadi karena tegangan tarik beton
pada tepi bawah telah mencapai kekuatan tarik beton. Karena beton tidak dapat meneruskan
gaya tarik melintasi daerah retak, karena terputus-putus, aka gaya tarik tersebut akan
ditransfer ke tulangan baja. Dalam hal ini kekakuan balok berkurang, tetapi distribusi
tegangan masih mendekati kondisi linier. Distribusi tegangan untuk penampang pada bagian
yang retak diperkirakan akan terjadi pada nilai tegangan beton sampai dengan 0,5f
(Dipohusodo, 1999). Hal ini dapat dilihat pada Gambar 2.

File: Tobok SM Aritonang. doc 2


Perencanaan dan Analisis
Balok Beton Bertulang Teknik Sipil Uncen

Kemudian bila beban terus ditingkatkan, maka pada akhirnya tulangan baja akan leleh.
Pada beban yang lebih besar lagi, nilai regangan serta tegangan tekan akan meningkat, dimana
tegangan beton tekan akan membentuk kurva nonlinier.Selanjutnya apabila kapasitas batas
kekuatan beton terlampaui dan tulangan baja telah leleh, maka balok telah mengalami
kehancuran. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 2
Perilaku lentur balok pada beban sedang (Dipohusodo, 1999)

Gambar 3
Perilaku lentur balok dekat beban ultimit (Dipohusodo, 1999)

2. Anggapan Dasar pada Teori Lentur Penampang Beton


Pendekatan untuk metode perencanaan kekuatan didasarkan atas anggapan-anggapan
sebagai berikut:
a. Penampang tegak lurus sumbu lentur yang berupa bidang datar sebelum lentur akan
tetap berupa bidang datar setelah lentur.

File: Tobok SM Aritonang. doc 3


Perencanaan dan Analisis
Balok Beton Bertulang Teknik Sipil Uncen

b. Tidak terjadi slip antara beton dan tulangan baja, atau pada level yang sama regangan
pada beton adalah sama dengan regangan pada baja.
c. Tegangan pada beton dan tulangan dapat dihitung dari regangan dengan menggunakan
hubungan tegangan-regangan beton dan baja.
d. Untuk perhitungan kekuatan lentur penampang, kuat tarik beton diabaikan.
e. Beton diasumsikan runtuh pada saat regangan tekannya mencapai regangan batas tekan.
f. Hubungan tegangan-regangan beton dapat diasumsikan persegi, trapesium, parabola
atau lainnya.

3. Dasar Perhitungan Kekuatan Lentur Ultimit Balok


Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa perilaku tegangan-regangan beton
memperlihatkan sifat non linier untuk tegangan ≥ . Oleh karena daerah tekan dari balok
diharapkan akan memiliki variasi dari tegangan dan regangan yang diberikan oleh benda uji,
maka distribusi tegangan tekan untuk suatu balok yang telah mencapai kekuatan teoritis
(nominal) memiliki bentuk umum seperti ditunjukkan pada Gambar 4 (Wang dan Salmon,
1985).

Gambar 4
Kondisi-kondisi jika kekuatan lentur nominal Mn tercapai
(Wang dan Salmon, 1985)

Tegangan maksimum pada bagian beton yang tertekan adalah lebih kecil dari ,
katakanlah . Tegangan rata-rata dari suatu balok dengan lebar tetap adalah , dan
letak titik berat dari penyebaran tegangan (yang mendekati bentuk parabola) adalah
diukur dari permukaan tekan, dimana x (atau sering dinotasikan dengan c) adalah jarak dari
sumbu netral. Dengan demikian gaya tekan C adalah penjumlahan dari pada tegangan-

File: Tobok SM Aritonang. doc 4


Perencanaan dan Analisis
Balok Beton Bertulang Teknik Sipil Uncen

tegangan tekan yang bekerja pada daerah tekan, yang dirmuskan sebagai (Wang dan Salmon,
1985):
C = k k  f b (1)
dan untuk keadaan keruntuhan yang daktail, gaya tarik T adalah :
T = A  f (2)
Keseimbangan mengharuskan bahwa C = T, sehingga harga x (atau c) adalah:
 
  
x = (3)

Kekuatan lentur nominal (Mn) dapat dinyatakan sebagai :


Mn = T × lengan momen = T d  k  x
= A  f d  k  x  (4)
Dengan mensubsitusikan harga x pada Pers.(3) ke Pers.(4) diperoleh :
  
= A f d   
 
Mn (5)



Menurut Wang dan Salmon (1985) harga 
 
yang terdapat pada Pers.(5) tersebut berkisar di

antara 0,55 dan 0,63. Regangan hancur beton (εcu ) maksimum yang terdapat pada Gambar 4
oleh Peraturan ACI (ACI-10.2.3) ditetapkan sebesar 0,003, dan angka ini diperoleh
berdasarkan hasil penelitian yang pernah dilakukan. Harga εcu ini juga digunakan dalam
standar perencanaan yang berlaku di Indonesia. Sementara itu, umumnya kuat tekan
maksimum tercapai pada saat nilai satuan regangan tekan ε mencapai ± 0,002.
Pada perhitungan Mn, umumnya perencana cenderung untuk menggunakan suatu
metode sederhanayang menggunakan kesetimbangan statis dasar, seperti yang akan dijelaskan
berikut ini. Pada sekitar tahun 1930-an, Whitney (dalam Wang dan Salmon, 1985)
menyarankan penggunaan dari suatu distribusi tegangan tekan pengganti yang berbentuk
persegi seperti diperlihatkan pada Gambar 5. Tegangan rata-rata ditetapkan sebesar 0,85f
dan tinggi a  β x. Adapun β merupakan konstanta yang merupakan fungsi dari kelas kuat
beton, dimana harga β menurut SNI 2847-2002 Pasal 12.2.7.3 adalah :
β = 0,85 untuk f’c ≤ 30 MPa (6a)
,    
β = 0,85  
 untuk f’c > 30 MPa (6b)

dan nilai β1 untuk f’c > 30 MPa tidak boleh kurang dari 0,65.

File: Tobok SM Aritonang. doc 5


Perencanaan dan Analisis
Balok Beton Bertulang Teknik Sipil Uncen

Gambar 5
Distribusi tegangan dan regangan pada penampang balok;
(a) penampang melintang balok; (b) regangan; (c) blok tegangan ekuivalen
berbentuk persegi yang diusulkan

Dengan menggunakan tegangan persegi ekuivalen, kekuatan lentur Mn dapat ditentukan


sebagai berikut :
C = (7)
Harga untuk tegangan rata-rata dari blok tegangan segiempat ekuivalen ditentukan
berdasarkan hasil percobaan pada beton yang berumur lebih dari 28 hari. Selanjutnya dengan
mengasumsikan bahwa tulangan telah leleh sebelum kehancuran beton, maka dalam hal ini
, sehingga :
T = (8)
Persyaratan kesetimbangan mengharuskan bahwa C = T, maka diperoleh:

a = (9)

Mn = (10)

Subsitusi Pers.(9) ke Pers.(10) menghasilkan :

File: Tobok SM Aritonang. doc 6


Perencanaan dan Analisis
Balok Beton Bertulang Teknik Sipil Uncen

 
Mn = A f d  0,59   (11)


Dengan memperhatikan kembali Pers.(5), maka dapat diketahui bahwa angka 0,59 mewakili


besaran . Peraturan ACI (American Concrete Institute) dan SNI (Standar Nasional

Indonesia) secara eksplisit memakai bentuk persegi dari Whitney dalam perencanaan maupun
analisis balok beton bertulang.

4. Jenis-Jenis Keruntuhan Lentur


Keruntuhan lentur yang dapat terjadi pada suatu balok dapat dibedakan dalam 3 cara
(distribusi regangan ultimit dan variasi garis netral pada setiap keruntuhan dapat dilihat pada
Gambar 6), yaitu:
a. Keruntuhan tarik (under-reinforced). Pada keruntuhan jenis ini, tulangan baja tarik
mendahului mencapai regangan lelehnya sebelum beton hancur (telah mencapai regangan
maksimum sebesar 0,003, lihat SNI 03-2847-2002, Pasal 12.2.3). Keruntuhan jenis ini terjadi
pada penampang dengan rasio tulangan yang kecil. Ciri dari keruntuhan ini adalah: oleh
beban ultimit, tulangan akan meleleh terlebih dahulu dan balok akan berotasi yang ditandai
dengan lendutan/putaran yang disertai retak lentur yang besar pada momen maksimumnya.
Lendutan atau putaran atau retakan ini mudah dikenali dan dapat dijadikan sebagai pertanda
buruk oleh pemakai untuk menghindarkan diri dari bencana keruntuhan yang dapat terjadi.
Perencanaan yang menghasilkan kondisi demikian sering dinamakan perencanaan liat/daktail
(ductile). Dalam berbagai peraturan/standar perencanaan, kondisi demikian sangat disarankan
untuk perencanaan struktur.
b. Keruntuhan tekan (over-reinforced). Pada keruntuhan jenis ini, beton mengalami
kehancuran sebelum tulangan baja tarik mengalami leleh. Hal ini terjadi karena rasio tulangan
pada penampang yang cukup besar, sehingga tulangan baja sangat kuat menahan tarik
sehingga beton tekan akan mengalami kerusakan terlebih dahulu. Keruntuhan jenis ini bersifat
getas, mendadak sehingga tidak memberikan kesempatan kepada pemakainya untuk
menghindar dari bencana tersebut. Perencanaan untuk kondisi ini sering disebut pula sebagai
perencanaan getas (brittle).
c. Keruntuhan seimbang (balanced). Pada keruntuhan jenis ini, beton hancur bersamaan
dengan melelehnya tulangan baja tarik. Namun demikian, kondisi ini tidak pernah terjadi,
karena kenyataan di lapangan banyak hal yang menyebabkan terjadinya perubahan terhadap
kondisi yang direncanakan.

File: Tobok SM Aritonang. doc 7


Perencanaan dan Analisis
Balok Beton Bertulang Teknik Sipil Uncen

Gambar 6
Distribusi regangan dan variasi garis netral
pada setiap jenis keruntuhan lentur (Dipohusodo, 1999)

5. Pembatasan Penulangan Tarik


Mengingat bahwa keruntuhan tarik (under-reinforced) diawali dengan meluluhnya
tulangan baja tarik berlangsung secara perlahan dan bertahap sehingga sempat memberikan
tanda-tanda keruntuhan, maka keruntuhan tersebut lebih disukai dalam perencanaan. Untuk
itu, diperlukan adanya pembatasan terhadap penulangan pada beton, dimana jumlah tulangan
baja tarik (As) tidak boleh melebihi 0,75 dari jumlah tulangan baja tarik yang diperlukan
untuk mencapai keseimbangan regangan (Asb), atau :
As ≤ 0,75 Asb (12)
Pemenuhan terhadap persyaratan tersebut akan memberikan jaminan bahwa kehancuran
daktail dapat berlangsung dengan diawali melelehnya tulangan baja tarik terlebih dahulu, dan
kehancuran getas pun tidak akan terjadi.
Pembatasan penulangan yang dimaksud dapat diperoleh melalui rasio tulangan (ρ),
yang merupakan perbandingan antara jumlah luas penampang tulangan baja tarik (As)
terhadap luas efektif penampang (b×d), atau dirumuskan sebagai :
ρ = As / (b×d) (13)
Sehingga dengan adanya pembatasan penulangan, maka penulangan maksimum yang
diijinkan adalah (lihat SNI 03-2847-2002 Pasal 12.3.3):
ρmaks = 0,75 ρb (14)
Rasio penulangan untuk keadaan seimbang (ρb) dapat ditentukan sebagai berikut (lihat
Gambar 7):

File: Tobok SM Aritonang. doc 8


Perencanaan dan Analisis
Balok Beton Bertulang Teknik Sipil Uncen

Dari perbandingan segitiga dari diagram regangan pada Gambar 7, maka letak garis netral
pada keadaan seimbang dapat ditentukan, yaitu :

Gambar 7
Keadaan seimbang regangan (Dipohusodo, 1999)

(15)

dimana Es = 200000 MPa, maka :

cb = (16)

cb = (17)

dari diagram tegangan pada Gambar 7 diperoleh bahwa untuk , maka :

cb = (18)

karena: Asb = , maka :

cb = (19)

cb = (20)

selanjutnya diperolah harga rasio penulangan keadaan seimbang (ρb), yaitu :

ρb = (21)

File: Tobok SM Aritonang. doc 9


Perencanaan dan Analisis
Balok Beton Bertulang Teknik Sipil Uncen

6. Persyaratan Kekuatan
Struktur harus dirancang sedemikian rupa sehingga kuat rencana minimum struktur
sama dengan kekuatan yang diperlukan dalam menahan gaya-gaya yang bekerja pada sruktur,
sehingga dapat dinyatakan sebagai :
Kuat rencana ≥ Kuat perlu
   !" ≥ U
Adapun kuat rencana struktur dihitung sesuai dengan sifat penampang dengan
memperhitungkan suatu faktor reduksi kekuatan (Φ). Sementara itu, kuat perlu diperoleh
dengan cara mengalikan gaya-gaya dalam yang bekerja akibat beban dengan suatu faktor
beban. Ketentuan lebih rinci mengenai faktor beban dan faktor reduksi kekuatan (Φ) dapat
dilihat pada SNI 03-2847-2002 Pasal 11.2 dan Pasal 11.3. Sesuai dengan pernyataan tersebut,
maka pada perencanaan balok terhadap lentur harus selalu dipernuhi :
ΦMn ≥ Mu (22)
dimana :
Mn = kuat lentur rencana
Mu = momen ultimit perlu atau kuat perlu
Mn = Momen nominal
 = Faktor reduksi kekuatan, untuk lentur tanpa beban aksial Φ = 0,8 (Pasal 11.3.2.1).

7. Balok Persegi dengan Penulangan Tarik Saja


7.1. Perencanaan Balok Persegi dengan Penulangan Tarik
Dalam merencanakan balok dengan penampang persegi terhadap lentur dengan tulangan
tarik saja, permasalahan yang timbul adalah bagaimana menentukan harga b, d dan As untuk
harga Mn=Mu/φ yang disyaratkan, dan untuk sifat bahan f’c dan fy yang ditentukan (Wang
dan Salmon, 1985). Tinjau Gambar 8 berikut, dan dari syarat kesetimbangan diperoleh:
C = T (23a)

Mn = C atau T d   (23b)

Terdapat 3 bilangan yang belum diketahui dengan 2 persamaan, sehingga tentunya ada
banyak jawaban yang mungkin. Selanjutnya apabila rasio tulangan ρ ditentukan dahulu, dari
Pers.(23a) diperoleh:
0,85f  b a  ρ b d f

File: Tobok SM Aritonang. doc 10


Perencanaan dan Analisis
Balok Beton Bertulang Teknik Sipil Uncen


a = ρ ,  
d (24)

Subsitusi Pers.(24) ke Pers.(23b) menghasilkan:


 
Mn = ρbdf 'd    ,  
 d( (25)

Gambar 8
Diagram regangan dan tegangan pada penampang balok
dengan penulangan tarik saja

,  
Apabila m = dan kemudian suatu koefisien yang disebut coefficient of resistance, atau

Rn, diperoleh dengan membagi Pers.(25) dengan bd2, maka diperoleh:


 
Rn = 
 ρf 1   ρm (26)

Dalam berbagai kasus, harga b dan d dapat ditentukan terlebih dahulu, yang juga berarti
menentukan harga Rn terlebih dahulu. Untuk itu, harga ρ dapat ditetapkan dengan sebagai
berikut:
 
ρ = 
+1  ,1  - (27)


Batasan Penulangan
Menurut SNI 03-2847-2002 Pasal 12.5.1, tulangan minimum pada komponen struktur
lentur, dimana berdasarkan analisis diperlukan adanya tulangan tarik, maka luas As yang ada
tidak boleh kurang dari :
 
 
As min = b d (28)

dan tidak boleh lebih kecil dari :


,
As min = b d (29)


File: Tobok SM Aritonang. doc 11


Perencanaan dan Analisis
Balok Beton Bertulang Teknik Sipil Uncen

Prosedur Perencanaan
Prosedur yang digunakan dalam perencanaan kekuatan dari penampang persegi dengan
tulangan tarik saja adalah sebagai berikut (Wang dan Salmon, 1985):
1) Ambil suatu harga ρ yang sama atau lebih kecil dari 0,75ρb, tetapi lebih besar dari ρmin.
Harga ρb yang dimaksud dapat diperoleh melalui Pers.(21), sedangkan harga β1
ditentukan melalui Pers.(6).
2) Tentukan harga bd2 yang diperlukan, melalui persamaan :

bd 

!" =


dimana :

= ρf 1  ρm

Rn

,  
m =

3) Pilih satu pasang harga-harga b dan d yang sesuai sehingga bd2 yang ada kurang lebih
sama dengan bd2 yang disyaratkan. Perlu diperhatikan bahwa sebenarnya bukan harga d
yang dipilih, tetapi tinggi balok h. Adapun nilai d dihitung dari h dengan menyediakan
selimut beton minimum yang diperlukan.

4) Tentukan harga ρ yang baru setelah menghitung Rn = 
untuk penampang yang

dipilih, yang salah satunya dengan menggunakan Pers.(27).


5) Hitung As dengan persamaan :
As = ρ  " bd 
6) Pilih tulangan yang memenuhi dan periksa kekuatan dari penampang untuk memastikan

bahwa: M# / M" atau M# /
$

7.2. Analisis Balok Persegi dengan Penulangan Tarik


Analisis balok umumnya dilakukan bila terjadi keraguan atas perancangan yang ada
atau struktur balok sudah terlanjur dikerjakan tetapi bahan yang digunakan tidak memenuhi
syarat/ diragukan kualitasnya (Priyosulistyo, UGM). Dalam analisis, data yang
diketahui/diberikan adalah data kualitas dan kuantitas bahan, yaitu mutu beton (fc’), tegangan
leleh baja (fy) dan jumlah tulangan terpasang. Adapun permasalahan yang dibahas terletak
pada penghitungan kekuatan tampang menahan momen lentur nominal.
Tinjau kembali Gambar 8. Selanjutnya prosedur untuk analisis balok persegi dengan
penulangan tarik adalah sebagai berikut (Priyosulistyo):

File: Tobok SM Aritonang. doc 12


Perencanaan dan Analisis
Balok Beton Bertulang Teknik Sipil Uncen

1) Menetapkan harga β1, yaitu seperti yang terdapat pada Pers.(6).


2) Masukkan harga-harga d, fy dan β1 ke dalam persamaan:
%
β d
% &  
ab = (30)

3) Melalui persamaan keseimbangan gaya Cc = Ts, dan menganggap bahwa tulangan tarik
sudah leleh, maka didapat:
 
,   
a = (31)

4) Harga a yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan harga ab, bila a < ab maka
tulangan terpasang akan menghasilkan penulangn daktail, tetapi apabila sebaliknya
maka akan menghasilkan tulangan getas.
5) Kemampuan nominal balok kemudian dihitung melalui persamaan:

= 0,85f  ba d  a

Mn (32)

Mu =  M#
6) Apabila diperoleh bahwa harga a > ab, maka langkah (3) dan (4) di atas salah, sehingga
hitungan perhitungan harga a diulang lagi dengan menganggap bahwa tulangan tarik
tidak leleh, sehingga regangan baja pada tulangan tarik adalah:

εs = 0,003 
. (33)
7) Selanjutnya melalui persamaan keseimbangan gaya Cc = Ts, diperoleh kembali harga a,
yaitu:
 
,   
a =


,  
 
= 

    


,    

=

   


,    
= (34)

Penyelesaian dari persamaan diatas akan menghasilkan:


0,85f  ba 1 600 A' a  600 A' β d  0 (35)
Selanjutnya diperoleh harga a, kemudian dihitung jarak serat tekan terluar ke garis
netral (c), yaitu: c = a/β1.

File: Tobok SM Aritonang. doc 13


Perencanaan dan Analisis
Balok Beton Bertulang Teknik Sipil Uncen

, () 
Periksa apakah ε  4 ε  *

8)


9) Hitung kemampuan nominal balok melalui persamaan:



= 0,85 f  ba d  a Mu =  Mn

Mn dan (36)

Contoh Soal 1
Diketahui suatu balok dengan perletakan sederhana dan pembebanan seperti terlihat pada
gambar berikut.

Anggap beban q sudah termasuk berat sendiri balok dan merupakan beban terfaktor. Mutu
beton (f’c) = 30 MPa. Mutu baja (fy) = 400 MPa dengan Es = 200000 MPa.
Maka rencanakanlah dimensi dan penulangan dari balok tersebut.

Penyelesaian
Menghitung momen maksimum:
 
Mmaks = Mu = qL  80 7 5  250 kN. m
 

Menentukan batasan dimana rasio tulangan dapat dipilih, dimana β1 = 0,85


,   + % ,, , , %
ρb  7%  0,0325
% &  &
=


ρmaks = 0,75ρ = 0,0243


  √
ρmin =   0,00342
  ,

dan tidak lebih kecil dari:


, ,
ρmin =  
 0,0035


dipilih ρperlu = 0,01, dimana ρmin < ρperlu < ρmaks


Menentukan ukuran penampang balok :
 
  15,68
,   ,,
m =
 
Rn = ρf 1   ρm  0,01 7 400 7 1   7 0,01 7 15,68  3,686 MPa

File: Tobok SM Aritonang. doc 14


Perencanaan dan Analisis
Balok Beton Bertulang Teknik Sipil Uncen

 
$
  312,5 kN. m  312500000 N. mm
,
Mn perlu =
 
bd2perlu = 
  84780249,6 mm
 ,%%

coba b = 300 mm, maka diperoleh : d = 531,6 mm (dibulatkan menjadi d = 550 mm)
Maka tinggi balok h = d+selimut beton = 550 + 50 = 600 mm

Menghitung luas tulangan (As) yang diperlukan


  
Rn = 
  , 
 3,443 MPa


   ,,%.,,
ρ = 
+1  ,1  -  ,% =1  ,1  
>  0,0172


As = ρbd  0,0172 7 300 7 550  2838 mm


digunakan tulangan : 6D25 (As=2943,75 mm2)
Pemeriksaan kekuatan balok:
T = A f  2943,75 7 400  1177500 N
  
  153,921 mm
,   ,, ,
a =
 ,.
  181,08 mm
+ ,
c =

Kontrol regangan :

εy

= *
  0,002
  , 
εs = 
ε  , 
7 0,003  0,006 ? ε  0,002

berarti tulangan telah leleh (ok).


Menghitung kekuatan nominal balok:
 
Mn = T d   a  1177500 550   7 153,921  557004011,3 N. mm

= 557,004 kN.m

File: Tobok SM Aritonang. doc 15


Perencanaan dan Analisis
Balok Beton Bertulang Teknik Sipil Uncen

Mr =  M"  0,8 7 557,004  445,603 kN. m


diperoleh bahwa : Mr > Mu (Ok)

Contoh Soal 2
Suatu balok memikul momen positif terfaktor sebesar 250 kN.m (termasuk berat sendiri
balok). Mutu beton (f’c) 40 MPa, fy = 400 MPa, Es = 200000 MPa. Ukuran balok b = 200
mm, h = 450 mm. Luas tulangan terpasang As = 6000 mm2. Periksa apakah balok mampu
memikul momen tersebut !!.

Penyelesaian
Menghitung β1, yaitu:
,      , (  )
β1 = 0,85   0,85   0,778
 

Mencari harga cb, dimana d = 450-50 = 400 mm, maka:


%  % ,
cb = % &
% &
 240 mm

ab = β c  0,778 7 240  186,72 mm


Periksa apakah tulangan tarik sudah leleh atau belum:
  % ,
a = ,  
 ,, ,
 352,94 mm

diperoleh : a > ab, berarti tulangan tarik belum leleh (over-reinforced)


Menghitung nilai a yang baru, dengan menganggap tulangan tarik belum leleh.
   (* / )

,   ,  
a =
()
dimana : εs = 0,003 

selanjutnya diperoleh persamaan :


0,85f  ba 1 600A' a  600A' β d  0
0,85 7 40 7 200a 1 600 7 6000a  600 7 6000 7 0,778 7 400  0
6800a 1 3600000a  1120320000  0
diperoleh : a = 219,87 mm > ab = 186,72 mm (over-reinforced, sesuai dengan anggapan)
Maka :
 
Mn = 0,85f  ba d   a  0,85 7 40 7 200 7 219,87 400   219,87

= 433680822,5 N.mm (atau 433,68 kN.m)

File: Tobok SM Aritonang. doc 16


Perencanaan dan Analisis
Balok Beton Bertulang Teknik Sipil Uncen

Kemampuan balok terfaktor:


Mr =  M#  0,8 7 433,68  346,94 kN. m ? M"  250 kN. m
Berarti balok mampu memikul beban yang bekerja.

8. Balok Persegi dengan Penulangan Tarik dan Tekan


8.1. Pendahuluan
Penulangan tekan pada penampang balok persegi dipergunakan apabila dibutuhkan
kekuatan yang lebih besar dari kekuatan yang tersedia dari ukuran yang telah ditetapkan
(dimana ukuran penampang tidak memungkinkan untuk diperbesar karena alasan arsitektural
ataupun teknis pelaksanaannya). Pada balok tanpa tulangan tekan, semua gaya tekan yang
terjadi akan ditahan oleh beton. Sedangkan pada balok dengan tulangan tekan, gaya tekan
yang terjadi ditahan baik oleh beton maupun oleh tulangan tekan. Akan tetapi keperluan akan
penggunaan tulangan tekan untuk menambah kekuatan adalah jarang. Menurut Wang dan
Salmon ((1985), alasan utama di dalam penggunaan tulangan tekan adalah untuk mengurangi
lendutan jangka panjang akibat rangkak dan susut.

8.2. Perencanaan Balok Persegi dengan Penulangan Tarik dan Tekan


Dalam perencanaan penampang bertulangan ganda ini, hal pertama yang dilakukan
adalah memastikan apakah tulangan tekan diperlukan untuk kekuatan atau tidak. Pemeriksaan
ini dapat dilakukan dengan membandingkan kekuatan momen yang diperlukan terhadap
kekuatan momen dari penampang yang sama tetapi menggunakan tulangan tarik dengan
jumlah maksimum yang diijinkan. Selanjutnya bila tulangan tekan memang diperlukan,
apakah itu untuk persyaratan kekuatan atau untuk pengendalian lendutan, maka berikutnya
dibutuhkan pemilihan tulangan tarik As dan tulangan tekan A′  yang mencukupi.
Langkah-langkah perencanaan balok dengan tulangan rangkap adalah sebagai berikut
(perhatikan pula Gambar 9):
1) Menghitung kekuatan maksimum penampang balok bertulangan tunggal sebagai
berikut:
 

cb =



ab =

Ccb = Tsb

File: Tobok SM Aritonang. doc 17


Perencanaan dan Analisis
Balok Beton Bertulang Teknik Sipil Uncen

0,85f  a b  A f
,    

Asb =

Syarat agar balok bersifat daktail : As maks = 0,75 Asb


Maka As1 = As maks (lihat Gambar 8)

Sehingga : Mn1 = A f d   a (37)

dimana :
− Jika Mu ≤ M#  maka cukup balok dengan tulangan tunggal
− Jika Mu > M#  maka diperlukan balok dengan tulangan rangkap
2) Menghitung selisih momen nominal penampang yang akan ditahan oleh tulangan tekan,
yaitu :

Mn2 = $
 M# (38)

karena : Mn2 = T d  d , maka :



( )
Ts2 = (39)

syarat kesetimbangan gaya : Ts2 = Cs, maka :



 
Cs = (40)

Gambar 9
Diagram regangan dan tegangan pada penampang balok
dengan penulangan rangkap

3) Menghitung luas tulangan yang diperlukan, yaitu:



 
A = (41)

4) Periksa regangan pada tulangan tekan


 
ε  = 
7 0,003 dan ε  *

File: Tobok SM Aritonang. doc 18


Perencanaan dan Analisis
Balok Beton Bertulang Teknik Sipil Uncen

dimana :
− Jika ε  / ε , maka tulangan tekan leleh, sehingga f   f
− Jika ε  4 ε , maka tulangan tekan belum leleh, sehingga f   ε  7 ε
5) Menghitung luas tulangan tarik tambahan, yaitu :
   

As2 = (42)

sehingga luas tulangan tarik: As = As2+As1


6) Periksa kekuatan penampang, yaitu :
 
= T d  a  C d  a
 
Mn

Mr =  M# / M" atau M# / $

8.3. Analisis Balok Persegi dengan Penulangan Tarik dan Tekan


Tinjau kembali Gambar 1.9. Selanjutnya prosedur untuk analisis balok persegi dengan
penulangan rangkap adalah sebagai berikut (Priyosulistyo, UGM):
1) Menetapkan nilai β1 sesuai dengan ketentuan pada Pers.(6).
2) Masukkan harga-harga d, fy dan β1 ke dalam persamaan:
%
ab = %
β d
&  

Kemudian diperoleh harga ab.


3) Melalui persamaan keseimbangan gaya Cc+Cs=Ts, dan melalui beberapa anggapan
terlebih dahulu maka akan diperoleh letak kedalaman garis netral c atau kedalaman blok
beton tekan a.
Apabila hasil pemeriksaan regangan dengan menggunakan nilai garis netral c tersebut
didapat kesesuaian, maka anggapan-anggapan tersebut benar, tetapi apabila tidak,
berarti anggapan tersebut harus diubah berdasarkan hasil dari pemeriksaan tersebut.
4) Anggapan-anggapan yang dimaksud pada langkah (3) adalah :
a. Letak garis netral dianggap terletak di daerah selimut beton/ penutup beton atau
diantara tulangan tarik dan tekan. Posisi ini dapat diperkirakan dari perbandingan
antara tulangan tarik dan tulangan tekan, dimana bila tulangan tarik cukup banyak
sehingga mendekati kondisi berimbangnya, maka letak garis netral di antara tulangan
tarik dan tekan.

File: Tobok SM Aritonang. doc 19


Perencanaan dan Analisis
Balok Beton Bertulang Teknik Sipil Uncen

b. Kondisi regangan tulangan tarik dan tekan (leleh atau tidaknya), yaitu bila dianggap
regangan itu leleh maka gaya tarik atau tekan yang digunakan didapat dari perkalian
luasan dan tegangan leleh (A. fy), tetapi bila tidak leleh maka gaya tarik atau tekan
didapatkan dari perkalian antara tegangan kerja (yaitu regangan dikalikan modulus
elastisitas beton) dan luasan, atau dinyatakan sebagai : A.ε.E.
5) Anggapan pada langkah (4) di atas akan menghasilkan kedalaman garis netral c atau
kedalaman blok beton a, dari persamaan Cs+Cc= Ts, yang kemudian digunakan untuk
memeriksa ulang anggapan melalui regangan pada tulangan tekan dan tarik :
a) Tulangan tekan :

ε  0,003 d  penutup beton tulangan tekan

(43a)

b) Tulangan tarik :

ε  
0,003 d  kedalaman efektif tulangan tarik h  d  (43b)

6) Bila dari langkah (5) bersesuaian dengan langkah (4) maka langkah (7) dapat
dilanjutkan, tetapi bila ada salah satu anggapan tidak dipenuhi maka anggapan pada
langkah (4) dan pemeriksaan regangan pada langkah (5) diulang.
7) Harga a yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan ab, bila a < ab maka tulangan
terpasang akan menghasilkan penulangan liat dan sebaliknya akan menghasilkan
penulangan getas.
8) kemampuan nominal balok dapat dihitung terhadap sumbu tulangan tarik seperti
berikut:

Mn = 0,85 f ;  b a d   a 1 A f d  d  (44)

dimana:
− fs = fy bila regangan leleh tulangan tekan yang terjadi ε’ > εy, dan
− fs = ε.Es bila regangan leleh yang terjadi ε’ < εy
Kemudian periksa apakah Mu =  Mn

Contoh Soal 3
Hitung kapasitas momen nominal (Mn) untuk penampang balok beton bertulang seperti
tergambar berikut ini. Material yang digunakan : f’c = 32 MPa (NIM Ganjil); fy = 400 MPa;
Es = 200000 MPa. Selimut beton sebesar 50 mm dan tulangan geser (begel): 12 mm (NIM
Ganjil).

File: Tobok SM Aritonang. doc 20


Perencanaan dan Analisis
Balok Beton Bertulang Teknik Sipil Uncen

2D25

550 mm

5D25

300 mm
Penyelesaian
, ( )
Untuk f’c=32 Mpa : β  0,85   0,835


d = 550  50  12  0,5 7 25  475,5 mm


d′ = 50 1 12 1 0,5 7 25  74,4 mm
β 7 600 7 d 0,85 7 600 7 475,5
a    238,22 mm
600 1 f 600 1 400
Anggap bahwa :
a. letak garis netral terletak diantara tulangan tarik dan tekan,
b. pada kondisi regangan tulangan tarik dan tulangan tekan leleh bersamaan.
Maka :

Cs = A 7 f  2 7  7 π 7 25  7 400  392699,082 N

Ts = A' 7 f  5 7  7 π 7 25  7 400  981747,704 N

Cc = 0,85f′ a b  0,85 7 32 7 a 7 300  8160 a


Persamaan keseimbangan gaya: Cs + Cc = Ts
392699,082 1 8160 a  981747,704
diperoleh : a = 72,187 mm
,
selanjutnya dari : a = β1 c, diperoleh : c = ,
 86,451 mm

Nilai c ini berada diantara tulangan tarik dan tekan, berarti anggapan (a) diatas benar.
Pemeriksaan regangan pada tulangan tekan :
 %,,
ε’ 7 0,003  7 0,003
 %,
=

= 0,000411 4 ε  0,002 (tidak leleh)

File: Tobok SM Aritonang. doc 21


Perencanaan dan Analisis
Balok Beton Bertulang Teknik Sipil Uncen

Pemeriksaan regangan pada tulangan tarik :


 ,%,
ε 7 0,003  7 0,003
 %,
=

= 0,0135 ? ε  0,002 (leleh)


Diperoleh bahwa anggapan (b) tidak benar, karena tulangan tekan belum leleh.

Dibuat anggapan yang baru, yaitu :


c. letak garis netral terletak diantara tulangan tarik dan tekan,
d. kondisi regangan tulangan tarik leleh dan tulangan tekan tidak leleh.
maka :
( , , )(,) % (,)
= A  7 f  A  7  981,747 7
 
Cs
(,)
= 589048,2


Ts = A' 7 f  981747,704 N
Cc = 0,85f′ a b  0,85 f′ β c b
= 0,85 7 32 7 0,835 c 7 300  6813,6 c
Persamaan keseimbangan gaya: Cc + Cs = Ts
,
6813,6 c 1 589048,2 7 
  981747,704

6813,6 c   392699,504 c  43884090,9  0


diperoleh : c = 114,088 mm [berada diantara tulangan tarik dan tekan, anggapan (c) benar]
Pemeriksaan regangan pada tulangan tekan :
, ,
ε’ = , 
7 0,003 = 0,00104 4 ε  0,002 (tidak leleh)

Regangan pada tulangan tarik :


,, 
ε 7 0,003 = 0,0095 ? ε  0,002 (leleh)
, 
=

Berarti anggapan (d) juga benar.


Karena seluruh anggapan sudah terpenuhi, maka :
a = β c  0,835 7 114,088  95,236 mm 4 a  238,22 mm (underreinforced)
Cs = A f  981,747 7 0,00104 7 200000  204203,376 N
Cc = 0,85 7 32 7 95,263 7 300  777346,08 N
Momen nominal penampang adalah :

Mn = C d   a 1 C d  d 

= 777346,08L475,5  0,5 7 95,263M 1 204203,376 475,5  74,5


= 414487455 N.mm (atau 414,487 kN.m)
File: Tobok SM Aritonang. doc 22
Perencanaan dan Analisis
Balok Beton Bertulang Teknik Sipil Uncen

Contoh Soal 4
Balok diatas tumpuan sederhana dengan bentang L = 7m dibebani oleh beban mati 10 kN/m
(diluar berat sendiri balok). Beban hidup 15 kN/m dan beban hidup terpusat 60 kN di tengah
bentang. Mutu bahan : f’c = 35 MPa, fy = 400 MPa, E = 200000 MPa. Maka tentukan ukuran
balok agar didapat tulangan rangkap menggunakan diameter tulangan sebesar 25 mm.

Penyelesaian
Menghitung momen ultimit:
Mu = 1,2 M1 1 1,6 M2
  
= 1,2  7 10 7 7  1 1,6 ' 7 15 7 7  1  7 15 7 7(  262,5 kN. m
, ( )
Untuk f’c = 35 MPa : β1 = 0,85   0,814 ? 0,65 … (Ok)

%  % 
cb = % &
% &
 0,6d

ab = β c  0,814 7 0,6d  0,488d


a = 0,75a  0,75 7 0,488d  0,3663d
Kekuatan lentur nominal balok adalah:
 
Mn = 0,85f  ba d   a  0,85 7 35 7 b 7 0,3663 7 d 7 Nd   0,3663dO

= 8,9015bd (dalam mm)




Karena : Mn = , maka diperoleh:

%,, 
8,9015bd   328,125 7 10%
,

anggap b = 0,5 d, diperoleh:


4,45d  328,125 7 10%
d = 419,33 mm
b = 0,5 7 419,33  209,66 mm
Ukuran penampang yang digunakan : b = 200 mm, d = 400 mm dan h = 450 mm.
Maka berat sendiri balok adalah :
QD = 10 1 0,2 7 0,45 7 24  12,16 kN/m
Momen terfaktor yang baru adalah :

Mu = 1,2  7 12,16 7 7  1 189  278,376 kN. m

Mencari harga momen nominal :


 ,%
Mn = $
 ,
 347,97 kN. m

File: Tobok SM Aritonang. doc 23


Perencanaan dan Analisis
Balok Beton Bertulang Teknik Sipil Uncen

Maka :

= 0,85f  ba d  a → a = 0,75a  0,3663d  0,3663 7 400

M1

= 146,52 mm
 %,
c = +
 ,
 180 mm

= 0,85 7 35 7 200 7 146,52 400  7 146,52

M1

= 284849971,6 N.mm (atau 284,85 kN.m)


,    ,,,%,,
A1 =  
 2179,5 mm


Selisih momen:

 M  347,97  284,85  63,12 kN. m
$
M2 =

Pemeriksaan terhadap regangan pada baja tekan (ambil d’=50 mm):


  (  )
ε’ = 0,003 
 0,003 
 0,0216

εy = 
*
  0,002

karena ε’ > εy, berarti baja tekan telah leleh, sehingga diambil fs’=fy.
 %,, 
  450,857 mm
 ( ) (  )
A2 = As’ = 

Sehingga luas tulangan yang dibutuhkan :


Ast = A 1 A  2179,5 1 450,857  2630,357 mm (Tulangan tarik)
As’ = 450,857 mm2 (Tulangan tekan)

Perencanaan tulangan sebagai berikut:


Untuk tulangan tarik digunakan 6D22 (Ast = 2944 mm2 > 2630,357 mm2) yang disusun dalam
2 baris dengan jarak antar tulangan 50 mm, sedangkan untuk tulangan tekan digunakan 2D25
(As’ =982 mm2).
Periksa luas tulangan terhadap luas minimum:
,
7 200 7 400  280 mm

Ast min =
dan tidak lebih kecil dari :
√
Ast mnin = ,
7 200 7 400  316 mm
diperoleh bahwa Ast = 2944 mm2 > Ast min = 316 mm2 …. (Ok)

File: Tobok SM Aritonang. doc 24


Perencanaan dan Analisis
Balok Beton Bertulang Teknik Sipil Uncen

Gambar rencana balok dan penulangan dapat dilihat sebagai berikut :

Selanjutnya dianalisis ulang kekuatan penampang balok rencana. Dari perhitungan dengan
program Response 2000 diperoleh bahwa momen nominal dari rencana balok adalah :

Mn = 368,9 kN.m > $
 347,97 kN. m …… (Ok !)

Contoh Soal 5
Diketahui suatu balok dengan perletakan sederhana dan pembebanan seperti tergambar
berikut. Beban merata yang bekerja : qD = 10 kN/m (tidak termasuk berat sendiri); qL = 10
kN/m. Material yang digunakan : f’c = 30 MPa; fy = 400 MPa; Es = 200000 MPa. Tulangan
menggunakan : Ast = 5D25 (2454 mm2) dan As’= 2 D25 (982 mm2). Selimut beton sebesar 50
mm. Periksa apakah balok tersebut aman atau tidak dalam memikul beban yang bekerja!.

P = 40 kN
As’

500 mm

L=8m Ast

250 mm

Penyelesaian
Perhitungan momen ultimit :
Mu = 1,2 MD + 1,6 ML
= 1,2   10  8  !  0,25  0,5  24  8 $ ! 1,6 &  10  8 !   40  8'$

= 380,8 kN.m

File: Tobok SM Aritonang. doc 25


Perencanaan dan Analisis
Balok Beton Bertulang Teknik Sipil Uncen

Untuk f’c=30 Mpa : β  0,85


β 7 600 7 d 0,85 7 600 7 450
a    229,5 mm
600 1 f 600 1 400
Anggap bahwa :
e. letak garis netral terletak diantara tulangan tarik dan tekan,
f. pada kondisi regangan tulangan tarik dan tulangan tekan leleh bersamaan.
Maka :
Cs = A 7 f  982 7 400  392400 N
Ts = A' 7 f  2454 7 400  981600 N
Persamaan keseimbangan gaya: Cs + Cc = Ts
392800 1 0,85 7 30 7 a 7 250  981600
diperoleh : a = 92,36 mm
.,%
selanjutnya dari : a = β1 c, diperoleh : c = ,
 108,65 mm

Nilai c ini berada diantara tulangan tarik dan tekan, maka anggapan (a) diatas benar.
Pemeriksaan regangan pada tulangan tekan :
  ,%
ε’ = 
7 0,003   ,%
7 0,003

= 0,00162 4 ε  0,002 (tidak leleh)


Pemeriksaan regangan pada tulangan tarik :
   ,%
ε = 
7 0,003   ,%
7 0,003

= 0,0094 ? ε  0,002 (leleh)


Diperoleh bahwa anggapan (b) tidak benar, karena tulangan tekan belum leleh.

Dibuat anggapan yang baru, yaitu :


g. letak garis netral terletak diantara tulangan tarik dan tekan,
h. kondisi regangan tulangan tarik leleh dan tulangan tekan tidak leleh.
maka :
( , , )( ) 
Cs = A  7 f  A  7 
 589200 7 

Ts = A' 7 f  2454 7 400  981600 N


Persamaan keseimbangan gaya: Cc + Cs = Ts

Q0,85 7 30 7 0,85 7 c 7 250R 1 589200 7   981600


diperoleh : c = 118,352 mm (berada diantara tulangan tarik dan tekan, anggapan benar)

File: Tobok SM Aritonang. doc 26


Perencanaan dan Analisis
Balok Beton Bertulang Teknik Sipil Uncen

Regangan pada tulangan tekan :


,
ε’ = ,
7 0,003 = 0,00173 4 ε  0,002 (tidak leleh, anggapan benar)

Regangan pada tulangan tarik :


 ,
ε = ,
7 0,003 = 0,0084 ? ε  0,002 (leleh, anggapan benar)

Jadi seluruh anggapan terpenuhi, maka :


a = β c  0,85 7 118,352  100,59 mm 4 a  229,5 mm (underreinforced)
Cs = A f  982 7 0,00173 7 200000  339772 N
Cc = 0,85 7 30 7 100,59 7 250  641261,25 N
Momen nominal penampang adalah :
= C d   a  C d  d 641261,25 450    100,59  339772 450  50
 
Mn
= 392224127,9 N.mm (392,224 kN.m)
 M#  0,8 7 392,224  313,779 kN. m
Diperoleh : Mu = 380,8 kN.m > Mn = 313,779 kN.m, berarti balok tersebut tidak mampu
memikul beban yang bekerja !!.

9. Penulangan Geser pada Balok Terlentur


9.1. Perencanaan Penulangan Geser pada Balok
Tinjau balok yang terletak di atas tumpuan sederhana, seperti terlihat pada Gambar 10.
Kerusakan geser lentur pada balok tersebut akan diawali oleh retak ditengah bentang (pada
momen maksimum) dan kemudian retak itu menyebar ke tumpuan.

Gambar 10
Bentuk tipikal kerusakan geser

Apabila kekuatan geser terlampaui maka akan terjadi pembesaran retak di ujung yang
menuju ke arah beban luarnya. Kerusakan geser selalu diawali dari sisi tarik balok, karena di

File: Tobok SM Aritonang. doc 27


Perencanaan dan Analisis
Balok Beton Bertulang Teknik Sipil Uncen

tempat ini kemampuan balok menahan geser diperlemah oleh adanya tarik akibat lentur
(Priyosulistyo, UGM). Kerusakan geser dapat dibedakan kedalam 3 jenis, yaitu :
1. Geser lentur (flexural shear)
2. Geser belah diagonal (diagonal spliting shear)
3. Rusak tumpuan (bearing failure).

Beton memiliki kemampuan menahan geser, dimana apabila kemampuan balok


menahan geser terlampaui, maka terjadilah kerusakan geser. Kemampuan balok menahan
geser dinyatakan secara empirik (SNI-03-2847 Pasal 13.3.1.1) :

Vc =
%
Sf  b d (45)

dengan Sf  < 8,3 Mpa (SNI-03-2847 Pasal 13.1.2). Apabila ada gaya tekan selain geser
maka kemampuan balok menahan geser dapat dihitung melalui persamaan berikut (lihat SNI-
03-2847 Pasal 13.3.1.2) :
3 
Vc = +1 1   - % Sf  b d (46)


3

dimana dalam MPa. Nu bertanda positif (+) bila gaya aksial tekan dan sebaliknya bertanda

negatif untuk gaya aksial tarik.


Perhitungan lebih rinci dapat pula dilakukan melalui SNI-03-2847 Pasal 13.3.2. Agar
supaya tidak rusak oleh geser maka perlu dirancang tulangan yang mampu menahan geser.
Tulangan itu dapat berupa (Priyosulistyo, UGM);
a. Tulangan serong/ miring, yaitu tulangan yang diletakkan pada daerah sekitar tumpuan
(gaya geser maksimum) diagonal melintang arah retak geser. Tulangan ini hanya cocok
untuk balok yang memikul beban gravitasi saja (beban mati dan beban hidup).
b. Tulangan sengkang/begel, yaitu tulangan yang umumnya digunakan pada balok
bangunan gedung karena mampu memikul beban berganti, misalnya oleh beban gempa.
c. Tulangan berangkai (wire mesh), yaitu tulangan berupa balok yang dipasang pada arah
diagonal, biasanya digunakan pada balok tinggi atau balok perangkai dinding geser.

Diameter sengkang umumnya dibatasi ≤ 12 mm, kecuali pada dinding geser yang
diameternya bisa bervariasi sesuai kebutuhan. Tegangan leleh tulangan sengkang juga dibatasi
≤ 400 MPa. Dalam segala hal gaya geser yang harus dipikul oleh sengkang adalah :
4
 V ? 4V , maka ukuran balok diubah (lihat SNI-03-2847 Pasal 13.5.6.9)
$
a) bila Vs =

File: Tobok SM Aritonang. doc 28


Perencanaan dan Analisis
Balok Beton Bertulang Teknik Sipil Uncen

b) bila Vs ≤ 4Vc, tetapi > 2 Vc, maka tulangan sengkang harus dihitung dan jarak sengkang
(s) memenuhi syarat ≤ 300mm dan ≤ d/4 (lihat SNI-03-2847 Pasal 13.5.4.3)
4
c) bila $
U 2V tetapi > Vc, maka tulangan sengkang harus dihitung dan jarak sengkang (s)

memenuhi syarat ≤ 600m dan ≤ d/2 (lihat SNI-03-2847 pasal 13.5.4.1 Pasal 13.5.6.1)
4
U V tetapi ≥ 0,5. Vc, maka hanya diperlukan luas tulangan sengkang minimum
$
d) bila

(lihat SNI-03-1847 Pasal 13.5.5.1) kecuali pada pelat dan fondasi telapak atau plat rusuk,
balok dengan tinggi < 250mm atau < 2,5.t atau < 2,5.bw.
4
4 0,5V, maka tidak perlu diberi tulangan sengkang
$
e) bila

Secara grafik syarat tulangan geser itu dapat dilihat di dalam Gambar 11 berikut.

Gambar 11
Diagram gaya geser balok

Adapun luas tulangan minimum sengkang dapat dihitung menggunakan rumus berikut :

= ൬ ൰
( )   ,
*+ 
Av (47)

sehingga jarak minimum tulangan sengkang (smin) dapat dirumuskan :

smin = ൬ ൰
*+    
( ) 
tetapi smin ≤ 3 (48)
 


dengan luas tulangan sengkang: As =  A5
Selanjutnya luas tulangan sengkang yang harus dihitung dapat dilakukan menggunakan
persamaan berikut :
  
,
Vs = (49)

File: Tobok SM Aritonang. doc 29


Perencanaan dan Analisis
Balok Beton Bertulang Teknik Sipil Uncen

dan jarak tulangan sengkang (s) adalah :


  
-
s = (50)


dengan luas tulangan sengkang: As =  A5
Apabila tulangan sengkang yang digunakan adalah tulangan serong/miring, maka luas
tulangan tersebut dapat dihitung dengan rumus berikut :
   ,./01,0
,
Vs = (51)

dan jarak tulangan sengkang (s) adalah :


   ,./01,0
-
s = (52)

dengan Am = luas tulangan serong/miring, Am = Av.

Langkah-langkah yang diperlukan untuk menentukan perencanaan balok terhadap geser :


4
1). Menggambarkan diagram gaya geser rencana di sepanjang balok, dimana $
dengan  =

0,75 (untuk geser pada balok).


2). Menghitung kemampuan balok beton dalam menahan geser dengan persamaan:

Vc = %
Sf  b d atau
3 
Vc = +1 1   - % Sf  b d


3). Menggambarkan diagram kemampuan balok beton Vc ke dalam diagram gaya geser
rencana (lihat langkah 1). Pertimbangkan hasil superimposed diagram yang dilakukan
dan akan menghasilkan kategori-1 atau 2 atau 3.
4). Tetapkan diameter tulangan sengkang (umumnya diantara 8mm, 10mm atau 12mm) dan
hitung luasan tulangan sengkang (As), dimana Av = 2 As.
5). Bila dikehendaki tulangan serong/ miring, tetapkan diameter dan luasannya (Am),
dimana Av = Am.
6). Hitung jarak sengkang (s) sesuai dengan rumusan di atas dan periksa terhadap jarak
maksimum yang ditetapkan.

9.2. Analisis Penulangan Geser pada Balok


Analisis terhadap geser balok dapat dilakukan dengan aturan yang sama dengan
perencanaan. Perbedaannya terletak pada ukuran balok, diameter tulangan sengkang, jarak
sengkang, kualitas beton dan kualitas baja yang sudah diketahui. Ketidaksesuaian dengan
File: Tobok SM Aritonang. doc 30
Perencanaan dan Analisis
Balok Beton Bertulang Teknik Sipil Uncen

aturan yang berlaku dapat menimbulkan kerusakan getas karena kemampuan geser balok yang
lebih rendah dari pada gaya yang terjadi pada saat momen mencapai ultimit. Menurut
Priyosulistyo, perbaikan terhadap kondisi ini dapat dilakukan dengan menambah tulangan
sengkang geser di luar tulangan yang ada atau menggunakan tambahan bahan khusus seperti
CFRP (carbon fibre reinforced polymer) atau CWRP (Carbon Wrap Reinforced Polymer).
Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis geser pada balok adalah sebagai
berikut:
1) Mengitung luasan tulangan sengkang, yaitu : As = 0,25.π.d2, sehingga: Av = 2. As

  
2) Menghitung kemampuan geser tulangan sengkang (Vs) dengan persamaan:

,
Vs =

3) Menghitung kemampuan geser beton (Vc), dengan persamaan :



Vc = %
Sf  b d

4) Periksa apakah Vs < 4Vc, Bila ternyata Vs > 4 Vc maka Vs = 4Vc.

5) Kemudian Vu/∅ = Vs + Vc, sehingga Vu = Ø(Vs + Vc ) dengan Ø = 0,75

Contoh Soal 6
Diketahui suatu balok dengan perletakan sederhana bentang L = 7 m memikul beban hidup qL
18 kN/m dan beban mati qD 15 kN/m. Mutu beton f’c = 32 MPa, mutu tulangan fy = 240
MPa. Diameter tulangan yang digunakan D 25 mm untuk tulangan longitudinal dan ∅10 mm
untuk tulangan geser.

As’

480 mm

L=7 Ast

230 mm
Penyelesaian
Menghitung gaya lintang maks (Vu) yang dipikul balok :
Qu = qD + qL = 15 + 18 = 33 kN/m.
maka :
Vu = 0,5 7 Q " 7 L  0,5 7 33 7 7  115,5 kN
Menghitung gaya lintang maks terfaktor :
File: Tobok SM Aritonang. doc 31
Perencanaan dan Analisis
Balok Beton Bertulang Teknik Sipil Uncen

4 ,
$
 154 kN.
,
=

Menghitung kemampuan balok beton dalam menahan geser :


 
Vc =
%
Sf b d  %
7 √32 7 230 7 430

= 93243,81 N (atau 93,243 kN)

V
3 154 kN
 V
V 3 8 V

Daerah x pada gambar diatas merupakan
V 3 93,24 kN
I
daerah dengan penulangan minimum

0,5Vc=46,62 kN II

x
0,5 L = 3500 mm

 V 154  93,24 60,76 kN


౫
Vs =


2Vc = 2 7 93,24  186,48 kN


diperoleh : Vs < 2Vc
Maka syarat jarak sengkang adalah:
s ≤ 600 mm ; dan
 
s≤ 
 115 mm

mencari panjang x dengan interpolasi linier:


6 .,

= 
→ x = 2120 mm

maka Daerah I (dari x = 3000 mm ke x = 2120 mm) perlu dihitung dengan tulangan sengkang,
sedang Daerah II (sepanjang x = 2120/2 = 1060 mm) cukup diberi tulangan minimum.

As = 
7 π 7 10  78,5 mm

Av = 2 A  157 mm
Perhitungan penulangan minimum untuk Daerah II :
√  

7

Av =
diperoleh : s = 464 mm
   ,,
tetapi : s ≤   492 mm (memenuhi)
 

selanjutnya diambil s = 250 mm

File: Tobok SM Aritonang. doc 32


Perencanaan dan Analisis
Balok Beton Bertulang Teknik Sipil Uncen

Perhitungan penulangan untuk Daerah I (dimana tulangan sengkang harus dihitung):


267 mm
 ౬ ౯   
s = ౩ !!

bandingkan dengan syarat s, maka dipilih nilai yang terkecil dari : s = 267 mm; s = 600 mm;
atau s = 115 mm, dan yang menentukan adalah s = 115 mm.
Gambar rencana penulangan geser :

∅10-115 mm ∅10-250 mm

1380 mm 1060 mm 1060 mm

Contoh Soal 7
Diketahui suatu balok dengan ukuran penampang: tinggi 650 mm dan lebar 350 mm. Ukuran
tulangan yang digunakan adalah : Tulangan tekan 3 D22, tulangan tarik 5 D22 dan tulangan
tengah/torsi 2∅12. Selimut beton (ds) 40 mm.
Mutu beton f’c = 35 MPa, mutu tulangan fy = 448 MPa untuk tulangan D22, dan fy = 420
MPa untuk tulangan polos ∅12. Modulus elastisitas baja (Es) 200000 MPa. Tulangan
geser/sengkang menggunakan ∅10-200. Maka tentukan berapa kekuatan nominal dari balok
tersebut. Gambar penampang melintang balok :

Penyelesaian
Analisis kekuatan lentur balok
Untuk f’c=35 Mpa : β  0,814
Tinggi efektif (d) = 589 mm
File: Tobok SM Aritonang. doc 33
Perencanaan dan Analisis
Balok Beton Bertulang Teknik Sipil Uncen

β 7 600 7 d 0,814 7 600 7 589


a    275 mm
600 1 f 600 1 448
Untuk perhitungan keseimbangan gaya-gaya horizontal (Σ HF = 0) digunakan beberapa
asumsi sebagai berikut:
Asumsi 1:
- garis netral terletak diantara tulangan tekan dan tulangan torsi
- kondisi regangan, tulangan tarik dan tulangan torsi leleh, sementara tulangan tekan
belum leleh.
diperoleh :

= A 7 f  A 7 ε 7 E → ε  7 0,003

Cs
(%)
= 1140 7 
7 0,003 7 200000
(%)
= 684238,88 7 

Ts = A 7 f  1901 7 448  851497,3 N


Tst = A' 7 f  226 7 420  95001,8 N
Cc = 0,85 7 f 7 b 7 a  0,85 7 35 7 350 7 0,814 c  8479 c
Syarat kesetimbangan gaya: Cs + Cc = Ts + Tst
(%)
'684238,88 7 ( 1 8479 c  851497,3 1 95001,8


8479 c   262260 c  41738572  0


c1 = 87,31 mm (memenuhi)
c2 = -56,38 mm (tidak memenuhi)
Karena c = 87,31 mm berada diantara tulangan tengah dan tulangan tekan, maka asumsi 1
diatas benar.
Pemeriksaan ulang terhadap regangan pada tulangan tekan, tulangan tengah dan tulangan
tarik.
- regangan tulangan tekan
  ,% 
ε = 
7 0,003 
,
7 0,003  0,0009 4 ε    0,0022

(tidak leleh, sesuai asumsi)


- regangan tulangan tengah
() , 
ε 7 0,003  0,003  0,00817 ? ε    0,0021
 ,
=

(leleh, sesuai asumsi)

File: Tobok SM Aritonang. doc 34


Perencanaan dan Analisis
Balok Beton Bertulang Teknik Sipil Uncen

- regangan tulangan tarik


() .,
ε 7 0,003  7 0,003  0,01724 ? ε  0,0022
 ,
=

(leleh, sesuai asumsi)


Karena semua anggapan sudah sesuai, maka perhitungan dapat dilanjutkan.
a = β 7 c  0,814 7 87,31  71,1 mm 4 a  275 mm (underreinforced)
Perhitungan gaya-gaya horizontal tekan :
Cs = A 7 f  A 7 ε 7 E  1140 7 0,0009 7 200000
= 206188,6 N
jarak ke garis netral = c  d  87,31  61  26 mm
Cc = 0,85 7 f 7 b 7 a  0,85 7 35 7 350 7 71,1
= 740280 N
jarak ke garis netral = c  0,5a  87,31  0,5 7 71,1  51,76 mm

Perhitungan gaya untuk tulangan tarik tengah (2 ∅ 12) :


Tst = A' 7 f  226 7 420  95001,762 N
jarak ke garis netral = d'  c  325  87,31  237,7 mm
Perhitungan gaya untuk tulangan tarik (5 D 22) :
Ts = A 7 f  1901 7 448  851497,27 N
jarak ke garis netral = d  c  589  87,31  501,7 mm
Momen nominal (Mn) penampang dapat dihitung sebagai berikut :
Mn = 206188,6  26,3  740280  51,76  95001,762  237,7
851497,3  501,7
= 493512077,4 N.mm, atau
= 493,512 kN.m

File: Tobok SM Aritonang. doc 35


Perencanaan dan Analisis
Balok Beton Bertulang Teknik Sipil Uncen

Analisis kekuatan geser balok


Perhitungan kuat geser yang disumbangkan oleh tulangan geser ∅ 10-200 adalah sebagai
berikut :
As = 0,25 7 π 7 d  0,25 7 3,14 7 10  78,54 mm
Av = 2 7 A  2 7 78,54  157,1 mm
 ,  , ,, ,.
Vs = 
 
 194291,8 N  194,292 kN
Perhitungan kuat geser yang disumbangkan oleh beton :
√ ,  , √, ,.
  203266,64 N  203,267 kN
% %
Vc =

Maka kekuatan geser balok dihitung sebagai berikut :


Vn = Vs + Vc
= 194,292 1 203,267  397,558 kN

Contoh Soal 8
Diketahui suatu balok diatas tumpuan sederhana dengan bentang 5,5 m. Balok tersebut
memikul beban mati tambahan (superimposed) sebesar 15 kN/m (diluar berat sendiri balok),
beban hidup 15 kN/m dan beban hidup terpusat 55 kN di tengah bentang. Maka
rencanakanlah dimensi dan penulangan lentur dan geser dari balok tersebut, bila mutu beton
f’c = 32 MPa, fy tulangan lentur = 400 MPa, fy tulangan geser = 240 MPa dan E = 200000
MPa !!.
55 kN

qL
qD

5,5 m

Penyelesaian
Perhitungan momen ultimit :
  
Mu = 1,2M1 1 1,2M2  1,2  q1 L  1 1,6 N q2 L  1  PLO
  
= 1,2  7 15 7 5,5  1 1,6 N 7 15 7 5,5  1  7 55 7 5,5O

= 68,062 + 211,75 = 279,812 kN.m


, ( )
Untuk f’c = 32 MPa : β1 = 0,85   0,835 ? 0,65 … (Ok)


File: Tobok SM Aritonang. doc 36


Perencanaan dan Analisis
Balok Beton Bertulang Teknik Sipil Uncen

%  % 
  0,6d
% & % &
cb =

ab = β c  0,835 7 0,6d  0,501 d


a = 0,75a  0,75 7 0,501 d  0,3757 d
Kekuatan lentur nominal balok adalah:
 
= 0,85f  ba d  a  0,85 7 32 7 b 7 0,3757 7 d 7 Nd  0,3757dO
 
Mn

= 8,2993 bd (dalam mm)




Karena : Mn = , maka diperoleh:

.,, 
8,2993 bd  ,
 349,765 7 10%

anggap b = 0,5 d, diperoleh:


4,149 d  349,765 7 10%
d = 438,453 mm (dibulatkan 450 mm)
b = 0,5 7 450  225 mm dibulatkan 250 mm
Ukuran penampang yang digunakan : b = 250 mm, d = 450 mm. Anggap diameter tulangan
utama D25 mm, maka :
h = 450 1 50 1 12 1 0,5 7 25  520 mm
Maka berat sendiri balok adalah :
QD = 15 1 0,25 7 0,52 7 24  18,12 kN/m
Momen terfaktor yang baru adalah :

Mu = 1,2  7 18,12 7 5,5  1 211,75  293,969 kN. m
 .,.%.
  367,461 kN. m
$ ,
Mn =

Maka nominal balok (Mn1) dihitung sebagai berikut:


M1 = 0,85 7 32 7 250 7 0,3757 7 450 7 L450  0,5 0,3757 7 450M
= 420156787,6 N.mm (atau 420,156 kN.m)

diperoleh: M#  420,156 kN. m ? $
 367,461 kN. m

berarti balok cukup direncanakan dengan tulangan tunggal.

Perencanaan Tulangan Lentur


Perhitungan rasio tulangan tarik:
, ′ + % ,,, , %
ρb  7%  0,034
% &  &
=


ρmaks = 0,75ρ  0,75 7 0,034  0,0255


File: Tobok SM Aritonang. doc 37
Perencanaan dan Analisis
Balok Beton Bertulang Teknik Sipil Uncen

 ′ √
ρmin =  
 ,
 0,00353

dan tidak lebih kecil dari:


, ,
ρmin =  
 0,0035


Menghitung luas tulangan (As) yang diperlukan :


 
, ′
  14,705
,,
m =
 %,%, 
Rn = 
  , 
 7,258 MPa

   ,, ,,


ρ +1  ,1  - =1  ,1  >  0,0215
 ,  
=


diperoleh : ρmin < ρ = 0,0215 < ρmaks …… (Ok)


maka :
As = ρbd  0,0215 7 250 7 450  2418,75 mm
digunakan tulangan : 5 D25 (As=2454,37 mm2)
Pemeriksaan kekuatan balok:
T = A f  2454,37 7 400  981748 N
  .
a = ,  
 ,,,
 144,37 mm
 ,
c = +
 ,
 172,9 mm

Kontrol regangan :

εy 
  0,002
*
=
  ,.
εs = 
ε  ,.
7 0,003  0,0048 ? ε  0,002 (tulangan leleh)

Menghitung kekuatan nominal balok:


 
Mn = T d   a  981748 N450   7 144,37O

= 370919120,6 N.mm (atau 370,919 kN.m)



diperoleh : M#  370,919 kN. m ? $
 367,461 kN. m …… (Ok!)

Perencanaan Tulangan Geser


Gaya geser ultimit terfaktor (Vu) dihitung sebagai berikut:
  
Vu = 1,2V1 1 1,2V2  1,2  q1 L 1 1,6 N q2 L 1  P2 O
  
= 1,2  7 18,12 7 5,5 1 1,6 N 7 15 7 5,5 1  7 55O  169,796 kN
  

File: Tobok SM Aritonang. doc 38


Perencanaan dan Analisis
Balok Beton Bertulang Teknik Sipil Uncen

4 %.,.%
$
 226,394 kN.
,
=

Kemampuan balok beton dalam menahan geser dihitung sebagai berikut :


 
Vc =
%
Sf b d  %
7 √32 7 250 7 450

= 106066,017 N (atau 106,066 kN)


 V 226,394  106,066 120,328 kN
౫
Vs = 

2Vc = 2 7 106,066  212,132 kN


diperoleh : Vs < 2Vc, maka tulangan geser harus dihitung dengan syarat:
 
s ≤ 600 mm dan s ≤   225 mm
 

V
3 226,39 kN

V
V 3 8 V

Daerah x pada gambar diatas merupakan
V 3 106,066 kN
1
daerah dengan penulangan minimum

2
0,5Vc = 53,033 kN

x
0,5 L = 2750 mm

Mencari panjang x dengan interpolasi linier:


6  %, %%

= %,.
→ x = 1288 mm

Daerah-1 (dari x = 2750 mm ke x = 1288 mm) perlu dihitung dengan tulangan sengkang,
sedang Daerah-2 (sepanjang x = 1288/2 = 644 mm) cukup diberi tulangan minimum.

As = 
7 π 7 12  113,097 mm

Av = 2 A  226,194 mm
Perhitungan penulangan minimum untuk Daerah-2 :
 ′  
Av = 
7


√  , 
7
 
226,194 =
diperoleh : s = 614,182 mm
   ,%,.,
tetapi : s ≤   651,438 mm (memenuhi)
 

diambil s = 300 mm, sehingga tulangan geser untuk Daerah-2 adalah ∅12-300 mm.

File: Tobok SM Aritonang. doc 39


Perencanaan dan Analisis
Balok Beton Bertulang Teknik Sipil Uncen

Perhitungan penulangan untuk Daerah-1 (dimana tulangan sengkang harus dihitung):


203,02 mm
 ౬ ౯  !,#
s = ౩  $

bandingkan dengan syarat s, maka dipilih nilai yang terkecil dari : s = 225 mm; s = 600 mm;
maka yang menentukan adalah s = 203,02 mm (dibulatkan jadi 200 mm).
Gambar rencana penulangan geser :

∅12-200 mm ∅12-300 mm

1462 mm 644 mm 644 mm


2750 mm

10. Tinjauan terhadap Balok T dan L


Pada konstruksi balok T/L, bagian sayap (flens) dan badan balok harus dibuat menyatu
(monolit) atau harus dilekatkan secara efektif sehingga menjadi satu kesatuan (sesuai SNI 03-
2847-2002 pasal 10.10). Balok dengan sayap terutama digunakan pada penampang-
penampang pada lapangan. Hal ini karena pada lapangan bagian sayap mengalami tekan, yang
berarti sayap mempunyai kontribusi terhadap kekuatan momen pada lapangan. Pada tumpuan,
sayap mengalami tarik, dengan demikian bagian ini diabaikan dalam perhitungan kekuatan
momen penampang pada tumpuan. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 12.
Adapun prinsip-prinsip dasar yang digunakan dalam perencanaan balok persegi juga
berlaku untuk balok T/L. Kondisi seimbang pada balok tampang-T tidak berbeda dari balok
tampang persegi. Hal ini karena posisi garis netral seimbang (cb) hanya bergantung pada
tinggi d dan mutu baja (fy). Garis netral seimbang dapat dihitung menggunakan Persamaan
(17), yaitu :
 
 
cb = [dari Pers. (17)]

File: Tobok SM Aritonang. doc 40


Perencanaan dan Analisis
Balok Beton Bertulang Teknik Sipil Uncen

B A
As

A′s

B A

L
(a)
As
be

A′s N.A. d
d N.A.
d′
bw bw

(b) (c)
Gambar 12
Tampak dan potongan balok menerus monolit : (a) tampak balok; (b) penampang
pada perletakan B-B ; (c) penampang pada lapangan A-A (balok T)
(Nawi, 1998)

Selain itu, umumnya lebar sayap pada balok yang boleh diperhitungkan sebagai bagian
dari balok tampang-T/L dibatasi dengan ketentuan berikut (Priyosulistyo, UGM):
a. Plat sayap balok tampang-T/L terhubung dan terangkai dengan balok tampang-T/L
lainnya sehingga terdapat balok tampang-T/L sisi tengah (interior) dan sisi tepi (eksterior),
seperti terlihat pada Gambar 13(a) berikut.

bf bf bf

L0 bw L1 bw L2 bw

Exterior-1 Interior Exterior-2

Gambar 13 (a)
Balok tampang T/L terhubung

b. Plat sayap balok tampang-T/L tidak terhubung dan terangkai dengan balok tampang-T/L
lainnya, seperti terlihat pada Gambar 12(b).

File: Tobok SM Aritonang. doc 41


Perencanaan dan Analisis
Balok Beton Bertulang Teknik Sipil Uncen

bf

bw

Gambar 13 (b)
Balok tampang T/L tidak terhubung

10.1. Lebar Efektif Balok T/L


Syarat penetapan lebar efektif (bef), sesuai dengan SNI 03-2847-2002 pasal 10.10, untuk
balok tampang T/L terhubung untuk bagian interior adalah sebagai berikut :
2
bef ≤ 
, dimana L = bentang balok tegak lurus gambar (53.a)

bef ≤ 0,5 L 1 L  1 b (53.b)


bef ≤ 16 t 1 b (53.c)
Untuk bagian exterior-1 adalah :
2
bef ≤ 
, dimana L = bentang balok tegak lurus gambar (54.a)

bef ≤ L 1 0,5 L 1 b (54.b)


bef ≤ 12t 1 b (54.c)
Untuk bagian exterior-2 adalah :
2


bef , dimana L = bentang balok tegak lurus gambar (55.a)

bef ≤ 0,5L 1 b (55.b)


bef ≤ 6t 1 b (55.c)
Sementaran itu, syarat penetapan lebar efektif untuk balok tampang T/L tidak terhubung
adalah sebagai berikut :
t ≥ 0,5 b (56.a)
bef ≤ 4b (56.b)

10.2. Perencanaan Balok T/L


Letak blok beton tekan yang terjadi pada balok T/L dapat dicari melalui pembandingan
momen nominal yg dapat dipikul oleh sayap (Mf) dengan momen nominal eksternal (Mn =
Mu /Ø). Selanjutnya bila diperoleh Mf > Mn , maka blok beton tekan seluruhnya berada dalam

File: Tobok SM Aritonang. doc 42


Perencanaan dan Analisis
Balok Beton Bertulang Teknik Sipil Uncen

sayap. Perhitungan gaya-gaya internal dan momen pada sayap (Mf) dapat dilihat pada Gambar
14 berikut.

bf

t Cf = 0,85.fc’. bf. t
d Mf = Cf.z = Cf. (d - t/2)
d-t/2

Ts = As. fy
bw

Gambar 14
Perhitungan gaya-gaya internal dan momen flens pada balok
dengan blok tekan berada dalam sayap

Posisi atau tinggi blok tertekan dalam sayap (a) dapat dicari dengan membandingkan

harga Mn dengan C d  , dimana C  0,85 f  . b . a . Selanjutnya tinggi blok tekan beton

tersebut akan didapatkan dari persamaan keseimbangan momen. Dengan demikian luasan
tulangan tarik dapat dihitung dengan menyamakan gaya tekan C  0,85 f  . b . a dan gaya
tarik baja T  A 7 f , seperti terlihat pada Gambar 15 berikut.

bf
a t Cf = 0,85.fc’. bf. a
d d-a/2 Mf = Cf.z = Cf. (d - a/2)

Ts = As. fy
bw

Gambar 15
Perhitungan gaya-gaya internal dan momen flens pada balok
dengan tinggi blok tekan (a) yang diketahui

Langkah-langkah perencanaan balok T/L adalah sebagai berikut:


1. Menghitung lebar efektif balok (bf.) berdasarkan kondisi balok tampang-T (terhubung
atau terisolasi)
2. Menghitung harga β1, yaitu :
,     
β1 = 0,85  
apabila harga fc’ > 30 MPa.

3. Membandingkan kemampuan momen nominal sayap (Mf) dan momen rancang eksternal
(Mr = Mu /Ø).
4. Bila Mf > Mr maka letak blok tekan beton (a) di dalam sayap, bila tidak lompat ke butir 7
File: Tobok SM Aritonang. doc 43
Perencanaan dan Analisis
Balok Beton Bertulang Teknik Sipil Uncen

5. Bila blok tekan beton di dalam sayap maka dilakukan letak yang sebenarnya melalui
persamaan keseimbangan momen:

Mr = 0,85 f  b a d  

Penyelesaian dalam bentuk persamaan kuadrat dengan harga (a)


6. Luasan tulangan yg diperlukan dapat dihitung melalui pers berikut :
,    
As =


Selanjutnya jumlah tulangan yg diperlukan dihitung berdasarkan diameter tulangan yg


diketahui, yaitu:

n =
 

7. Bila Mf < Mr maka letak blok beton berada di dalam badan (web)

bf
Cf = 0,85.fc’. bf. t
a t
Cw = 0,85.fc’. bw.(a-t)
d-(t/2)
d-0,5(a+t)
Ts = As. fy
bw

Gambar 16
Perhitungan gaya-gaya internal dan momen flens pada balok
dengan blok tekan pada sayap dan badan

8. Letak blok beton tekan dapat dihitung sebagai berikut :


'
Mr = 0,85 f  b t d   1 0,85 f  b a  tLd  t  0,5 a  tM
'
Mr = 0,85 f  'b t d   1 b a  tLd  0,5 a 1 tM(

Penyelesaian selanjutnya dengan persamaan kuadrat dalam a


9. Luasan tulangan yg diperlukan dapat dihitung dengan :
,   7  '&  (')8
As =


10.3. Analisis Balok T/L


Tahapan analisis kekuatan balok T/L dalam menahan momen lentur nominal adalah
sebagai berikut :

File: Tobok SM Aritonang. doc 44


Perencanaan dan Analisis
Balok Beton Bertulang Teknik Sipil Uncen

1. Menghitung lebar efektif sayap (bf).


2. Menghitung β1 , yaitu :
,     
β1 = 0,85  
untuk harga fc’ > 30 MPa.

3. Membandingkan kemampuan tekan bagian sayap (Cf) dan kemampuan tarik ultimit
tulangan terpasang (Ts)
Cf = 0,85 f  b t
Ts = A  f
4. Jika Cf > Ts maka tinggi blok tekan beton (a) terdapat dalam sayap, dan bila sebaliknya
maka perhitungan diteruskan ke butir 8.
5. Menghitung ab sebagai pembanding, yaitu:
% 
% &
ab =

6. Bila Cf > Ts, dilakukan perhitungan letak blok beton tekan (a) sesungguhnya melalui
persamaan keseimbangan gaya Cc = Ts, dengan :
Cc = 0,85 f  b a
Ts = A  f
Dari persamaan keseimbangan akan didapat tinggi blok beton tekan (a), dimana
haruslah: a < t, dan umumnya: a < ab (penulangan daktail atau under reinforced)
7. Momen nominal yang dapat dipikul dihitung dengan persamaan:
 
Mn = C d    0,85 f  b a d  

8. Tetapi apabila : Cf < Ts, maka tinggi blok beton tekan a berada pada badan (web)

bf
Cf
a t
d
Cw
d-(t/2)
d-0,5(a+t)
Ts = As. fy
bw

9. Dengan menganggap bahwa tulangan tarik leleh, letak blok beton tekan dapat dihitung
sebagai berikut :
Cw = T C
dimana:
Cw = 0,85 f  b x

File: Tobok SM Aritonang. doc 45


Perencanaan dan Analisis
Balok Beton Bertulang Teknik Sipil Uncen

Cf = 0,85 f  b t
selanjutnya nilai x dapat dihitung, diperoleh :
a = x + t , dan : c = a/β
10. Kontrol terhadap anggapan (butir 9) bahwa tulangan tarik sudah leleh :
,  ()
εs = 

εy 
*
=

apabila εs > εy, maka anggapan tadi benar dan proses dapat dilanjutkan.
11. Momen nominal yang dapat dipikul balok dapat dihitung sebagai berikut:
'
= C d   1 C d  t  0,5x

Mn
'
= 0,85 f  b t d   1 0,85 f  x b d  t  0,5x

12. Selanjutnya jika diperoleh: εs < εy , berarti tulangan tarik belum leleh, maka anggapan
pada butir 9 salah, sehingga persamaan keseimbangan harus diubah sebagai berikut :
Cc = Ts
Cc = C 1 C  0,85 f  b t 1 0,85 f  b β c  t
, ()
Ts = A E ε   A E 

Perhitungan selanjutnya akan mendapatkan nilai (c) dalam persamaan kuadrat, dan
tinggi blok tekan beton (a) adalah :
a = β.c , sehingga diperoleh : x = a  t
13. Kontrol terhadap anggapan bahwa tulangan tarik belum leleh :
, ()
εs = 

jika : εs < εy , maka anggapan sudah benar dan proses dapat dilanjutkan.
14. Momen nominal yang dapat dipikul dapat dihitung sebagai berikut :
'
Mn = C d   1 C d  t  0,5x
'
= 0,85 f  b t d   1 0,85 f  x b d  t  0,5x

Contoh Soal 9
Suatu balok interior terangkai memikul momen positif terfaktor oleh beban gravitasi sebesar
250 kN.m (termasuk berat sendiri balok dan pelat). Mutu beton f’c=35 MPa dan mutu baja fy
= 400 MPa. Ukuran balok : 250×500 mm2. Tebal sayap 120 mm. Panjang balok 6 m, dan
jarak melintang antar balok 3,5 m. Maka rencanakan penulangan pada balok tersebut !.
File: Tobok SM Aritonang. doc 46
Perencanaan dan Analisis
Balok Beton Bertulang Teknik Sipil Uncen

t=120 mm

h=500 mm

50 mm

250 mm

Penyelesaian
Menentukan lebar efektif sayap balok interior :
%
≤  1500 mm

bef

bef ≤ 0,5 3500 1 3500 1 250  3750 mm


bef ≤ 16 120 1 250  2170 mm
Maka dipilih bef = 1500 mm (yang terkecil)
Menghitung β1 untuk f’c = 35 MPa :
,      , ( )
β = 0,85   0,85   0,814
 

Menghitung momen rancang eksternal :


 
Mr = $
 
 312,5 kN. m  312500000 N. mm

Kemampuan momen nominal sayap (Mf) dihitung sebagai berikut :


' 
Mf = 0,85 f  b t d    0,85 7 35 7 1500 7 120 7 450  


= 2088450000 N.mm
diperoleh : Mf > Mr, berarti letak blok tekan ada di dalam sayap.
Menghitung kedalaman blok tekan (a) di dalam sayap:

Mr = 0,85 f  a b d  

312500000 = 0,85 7 35 7 a 7 1500 7 450  

diperoleh : a = 15,84 mm < t = 120 mm (OK)


 ,
maka : c = +   19,46 mm
 ,

menghitung luas penulangan tarik :


,    ,,, ,,

  1767,15 mm

As =


Digunakan tulangan tarik 4D25 (As = 1963 mm2)

File: Tobok SM Aritonang. doc 47


Perencanaan dan Analisis
Balok Beton Bertulang Teknik Sipil Uncen

Contoh Soal 10
Balok interior terangkai memikul momen positif terfaktor sebesar 1200 kN.m (termasuk berat
sendiri balok dan pelat). Mutu beton f’c=20 MPa dan mutu baja fy = 400 MPa. Ukuran balok
400×600 mm2, tebal sayap 120 mm, selimut beton = 50 mm. Panjang balok 6 m, dan jarak
bersih antar balok 2,0 m. Maka rencanakan penulangan pada balok tersebut !.

t=120 mm

h=600 mm

50 mm

400 mm

Penyelesaian
Menentukan lebar efektif sayap balok interior :
%
bef ≤ 
 1500 mm

bef ≤ 0,5 2000 1 2000 1 400  2400 mm


bef ≤ 16 120 1 400  2320 mm
Maka dipilih bf = 1500 mm (yang terkecil)
Menghitung β1 untuk f’c = 20 MPa < 30 MPa :
β = 0,85
Menghitung momen rancang eksternal :
 
  1500 kN. m  1500000000 N. mm
$ 
Mr =

Kemampuan momen nominal sayap (Mf) dihitung sebagai berikut :


' 
Mf = 0,85 f  b t d    0,85 7 20 7 1500 7 120 7 550  


= 1499400000 N.mm
diperoleh : Mr > Mf , berarti letak blok tekan ada di badan.
Menghitung kedalaman blok tekan seimbang (ab) di dalam sayap:
%  % ,
%  330 mm
% & &
ab =

Menghitung kedalaman blok tekan beton sesungguhnya :


Mr = Mf + Mw = 1500000000-1499400000 = 600000 N.mm

File: Tobok SM Aritonang. doc 48


Perencanaan dan Analisis
Balok Beton Bertulang Teknik Sipil Uncen

bef = 1500 mm

t Cf
a
x Cw d- 0,5t
d- 0,5(a+t)

50 mm
T

400 mm

Cw = 0,85 f  b x
maka :
Mn = C d  t  0,5x
600000 = 0,85 7 20 7 400 7 x 7 550  120  0,5x
3400 x   2924000 x 1 600000  0
diperoleh : x = 0,2 mm, maka : a = t 1 x  120,2 mm
Periksa syarat : a 4 0,75 a
0,75 a  0,75 7 330  247,5 mm
diperoleh : a = 120,2 mm < 247,5 mm (OK, underreinforced)
Luas tulangan yang diperlukan dihitung sebagai berikut:
9 &9
As =


Cw = 0,85 f  b x  0,85 7 20 7 400 7 0,2  1360 N


Cf = 0,85 f  b t  0,85 7 20 7 1500 7 120  3060000 N
diperoleh :
% & %
 7653,4 mm

As =

Bila digunakan tulangan D25 mm (As1 = 491 mm2 ), maka jumlah tulangan yang diperlukan :
%,
Y 16 tulangan (disusun 3 lapis : 2@6 tulangan+1@4 tulangan)
.
n =

120 mm

600 mm
16 D25
50 mm
50 mm
50 mm

400 mm

File: Tobok SM Aritonang. doc 49


Perencanaan dan Analisis
Balok Beton Bertulang Teknik Sipil Uncen

Periksa jarak bebas antar tulangan (s), anggap #:#: = 12 mm, maka :
  
s = (%)
 55 mm ? 25 ZZ [\]^]_ Z`a`ZbZ … OK.
 ,
selanjutnya dari a = 120,2 mm, diperoleh : c =
,
 141,176 mm

karena a > t dan a < ab, berarti tulangan underreinforced.


Periksa terhadap anggapan bahwa semua tulangan sudah leleh, dimana yang dikontrol cukup
tulangan pada lapis paling dalam saja, sebagai berikut:
   ,%
εs = 0,003  0,003 7  0,0065
 ,%


εy 
  0,002
* 
=

diperoleh : εs > εy … OK !!

File: Tobok SM Aritonang. doc 50


Perencanaan dan Analisis
Balok Beton Bertulang Teknik Sipil Uncen

Daftar Pustaka
Badan Sertifikasi Nasional, 2002, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan
Gedung, SNI 03-2847-2002, Bandung.

Dipohusodo, I., 1999, Struktur Beton Bertulang, Berdasarkan SNI T-15-1999-03, Gramedia,
Jakarta.

Nawi, E.G., 1998, Beton Bertulang, Suatu Pendekatan Dasar, terjemahan oleh Suryoatmono,
B., Refika Aditama, Bandung.

Priyosulistyo, H., 2010, Perancangan dan Analisis Struktur Beton Bertulang I, Biro Penerbit
Teknik Sipil dan Lingkungan UGM, Yogyakarta.

Wang, C.K., and Salmon, C.G., 1985, Reinforced Concrete Design, 4th Ed.,Harper & Row
Publisher, Inc. New York.

File: Tobok SM Aritonang. doc 51

Anda mungkin juga menyukai