Anda di halaman 1dari 55

SI-3212

Struktur Baja

DOSEN :

Dr. Ir. Saptahari Sugiri

Saptahari Sugiri
Pendahuluan

 Elemen mengalami gaya aksial tarik


 Gaya aksial ⊥ penampang
 Elemen tarik ditemui hampir disemua str baja
⇨ ∙ Elemen jembatan
∙ Rangka batang atap
∙ Menara transmisi
∙ Ikatan angin / bracing
∙ Pengaku sistem lantai
Potongan Elemen Tarik

Saptahari Sugiri
Kuat Nominal
Kuat elemen tarik → ditentukan oleh batas limit
Bergantung pada kondisi :
1. Leleh penampang di luar sambungan (penampang kotor)
2. Fraktur penampang pada sambungan (penampang bersih)

Kuat nominal penampang tarik (Tn) :


Tn = Fy.Ag
Fy : Teg.Leleh
Ag : Luas penampang

Saptahari Sugiri
Pada elemen tarik, ada lubang untuk pemasangan baut :
mengakibatkan :

 Mengurangi luas penampang (penampang bersih)


 Lubang untuk baut, timbul konsentrasi tegangan
Perilaku Elemen Tarik

Elemen batang baja luas penampang A menerima gaya tarik T

Bagaimana perilaku elemen menerima beban T

Perhatikan diagram tegangan-regangan material

tegangan

regangan
Kurva tegangan regangan
Perpanjangan batang :
∆𝑠𝑡 = 𝜀𝑠𝑡 𝐿

Hardening ⇨ ada kenaikan beban regangan ɛm utk


beban naik sampai batas ultimate Fu
Tu = A.Fu

Perpanjangan batang : Δm=ɛm.L

Sesudah ultimate adanya softening penampang mengecil sampai


fraktur Ɛu → fail

Akhirnya kondisi fraktur : Δu=ɛu.L


Contoh :
panjang batang elemen tarik 6 m = 600 cm
BJ 37
Fy = 240 Mpa
E = 200000 Mpa

o Perpanjangan elastis maksimum :


𝑓𝑦 240
Δy=Δyield/leleh= . 𝐿 = 600 = 0.72 𝑐𝑚
𝐸 200000

𝑓𝑦 240
𝜀= = = 0.0012 = 0.12%
𝐸 200000

o Bila harga fy dimana regangan ɛm, mencapai batas tegangan tarik


ultimate, misal ɛm = 0.025 = 0.25%
⇨ maka perpanjangan batang :
Δm=ɛm.L = 0.025(600 cm) = 15 cm
Elemen Tarik & Tekan
Kuat Batas Batang Tarik

Batang tarik disambung/dipasang dg baut atau las pd plat buhulnya

C Beam D

H
Diagonal brace
column

Portal dg bracing AD & BC


Bila ada beban/gaya horizontal,
bracing bekerja tarik/tekan

Gusset plate Base plate

A B
Plat buhul

Baut Elemen tarik

Luas Kotor Luas bersih


Kondisi batas 1
Kondisi batas 2

Kondisi batas 3

Kondisi batas 4

Kondisi batas 1 : leleh pd elemen utk luas kotor/penampang kotor


elemen baja daktail dpt menerima beban tarik sampai batas
leleh. Kegagalan leleh tanpa fraktur

Kondisi batas 2 : fraktur pd penampang bersih


fraktur pd luas bersih

Kondisi batas 3 : kehancuran blok geser. Jarak berdekatan , diameter besar,


baut mutu tinggi → robek di penyambung

Kondisi batas 4 : kegagalan pd sambungan


→ mode kegagalan (lihat pd pelajaran sambungan baut/las)

Kondisi batas 5 : plat buhul akibat gaya tarik (perlu diperhatikan tebal plat
buhul)
Kekuatan nominal berhubungan dg 5 kondisi batas :

Tn1 = terjadi leleh pd luasan kotor penampang utk penampang


utuh

Tn2 = fraktur pd penampang bersih pd bagian sambungan

Tn3 = keruntuhan akibat kekuatan blok geser

Tn4 = kegagalan pd kekuatan sambungan (baut/las)

Tn5 = kegagalan pd plat buhul/plat penyambung

Kekuatan desain : Tdi = φti Tni

Td = min [ Td1, Td2, Td3, Td4, Td5 ]


Luas Penampang

 Luas kotor/gross area → potongan ⊥ sumbu penampang


→ Ag

 Penampang bersih/Net area ⇨ luas penampang dikurangi lubang


baut yg terpasang

An = Ag – luas yg berkurang krn lubang baut

d lubang baut = d baut + 2.5 mm

Luas An = d x tebal plat


Luas Penampang Bersih Pemasangan Baut Lurus

𝑛𝑖

𝐴𝑛 = 𝐴𝑔 − ෍ 𝑛𝑖 𝑑𝑖 𝑡𝑖
𝑖=1
Luas Penampang Bersih Pemasangan Baut zig zag

𝑛𝑑
𝑠𝑗2
𝐴𝑛𝑡 = 𝐴𝑔 − 𝑛𝑑𝑒 𝑡 + ෍ .𝑡
4𝑔𝑗
𝑗=1
Gaya Tarik Hanya Disalurkan Oleh Baut
 A = Ant, adalah luas penampang bersih terkecil antara potongan 1-
3 dan potongan 1-2-3
 Dalam suatu potongan jumlah luas lubang tidak boleh melebihi
15% luas penampang utuh
An untuk elemen penyambung

𝐴𝑛 ≤ 0.85 𝐴𝑔

Untuk sambungan Las

Untuk las ⇨ pd umumnya tidak ada pengurangan luas


penampang
Luas Neto Efektif Ae

Perlemahan elemen tarik : pd sambungan akibat

Alur tegangan : - shear lag


- konsentrasi tegangan

Adanya koefisien reduksi : U

Efektif net area, Ae

Ae = U An
Ket :
Ae = efektif net area, cm2
U = koef. Reduksi
An = Luas bersih, cm2
Luas Neto Efektif Ae
Lcon = Panjang sambungan

Koef.reduksi dipengaruhi oleh :


- Pjg sambungan
- Bentuk potongan penampang

• Pjg sambungan bergantung pada aliran


tegangan.
• Aliran tegangan tsb bergantung jlh baut
perbarisnya.
• Bila pjg sambungan pendek (jlh bautnya
sedikit perbaris), aliran tegangan tdk
efektif dg pjg sambungan yg panjang (jlh
baut lebih byk perbaris)
ഥ𝒄𝒐𝒏
Penentuan Eksentrisitas Sambungan 𝒙

Jarak antara plat buhul dan elemen penyambung → sebesar 𝑥ҧ𝑐𝑜𝑛


→ disebut eksentrisitas sambungan
Kedua parameter Lcon & 𝑥ҧ𝑐𝑜𝑛

 Pengaruh kedua parameter untuk sambungan akhir baut

Koreksi :
𝐱ത 𝐜𝐨𝐧
𝐔 = 𝐦𝐢𝐧 𝟏− , 𝟎. 𝟗
𝐋𝐜𝐨𝐧

Untuk las

Shear lag → efektif area untuk sambungan las

1) Bila beban tarik dipikul seluruhnya oleh las, U = 1


2) Bila las sudut : hanya pd arah longitudinal tanpa las transversal
U = 0.75 1.0 ≤ (Llw/Wpl) < 1.5
= 0.87 1.5 ≤ (Llw/Wpl) < 1.5
=1 (Llw/Wpl) ≥ 2
3) Bila tarik dipikul oleh las transversal, perhatikan net area
Ae hanya luasan kontak aja
An = Ae U = 1

4) Bila tarik dipikul las longitudinal & transversal


An = Ag

𝑥𝑐𝑜𝑛
𝑈 = 𝑚𝑖𝑛 1− , 0.9
𝐿𝑐𝑜𝑛

Lcon diambil max dari Llw1, Llw2


Ada tiga tahap perhitungan penampang :

 Penampang Kotor Ag
 Penampang Bersih An
 Penampang Efektif Ae

Saptahari Sugiri
Contoh :

Hitung luas netto, An dari batang tarik berikut ini. Baut yg


digunakan berdiameter 19 mm. lubang dibuat dg metode
punching.
Lubang baut Φ 19 mm

T T

Pelat 6 x 100 mm
Penyelesaian :

Luas kotor, Ag = 6 x 100 = 600 mm2


Lebar lubang = 19 + 2 mm = 21 mm

An = Ag – (lebar lubang x tebal pelat)


= 600 – (6x21) = 474 mm2 < 85% Ag (=510 mm2)
Contoh :

Tentukan Anetto minimum, jika Φ baut = 19 mm, tebal plat = 60


mm.

55 50

60 A
60 B
T T
100 C
D
75
Penyelesaian :

Luas kotor, Ag = 6 x (60+60+100+75) = 1770 mm2


Lebar lubang = 19 + 2 = 21 mm

Potongan AD
An=1770-2(21)(6) = 1518 mm2

Potongan ABD
552 x6 552 x6
An = 1770 − 3 21 6 + + = 1513 mm2
4x60 4x100

Potongan ABC
552 x6 502 x6
An = 1770 − 3 21 6 + + = 1505.12 mm2
4x60 4x100

An ≤ 0.85 Ag (cek) !!!

0.85 Ag = 0.85(1770) = 1504.5 mm2 ( nilai An yg diambil) ⇨ min


Kegagalan Akibat Geser Blok

Akibat blok plat yang robek pada bagian sambungan akibat gaya tarik

→ blok plat : profil


plat penyambung/buhul
Keruntuhan geser blok penjumlahan tarik-leleh (tarik-
fraktur) pada satu irisan → dengan geser fraktur (geser
leleh) Pada irisan ⊥

Tahanan nominal tarik dlm keruntuhan geser blok yaitu :

1. Geser leleh – Tarik Fraktur (fu.Ant ≥ 0.6. fu. Anv)


Tn = 0,6.fy.Agv+fu.Ant
2. Geser fraktur – Tarik Leleh (fu.Ant < 0.6. fu. Anv)
Tn = 0,6.fu.Anv+fy.Agt

Dengan :
Agv = luas kotor akibat geser
Agt = luas kotor akibat tarik
Anv = luas netto akibat geser
Ant = luas netto akibat tarik
Contoh 1 :

Hitunglah tahanan rencana komponen struktur tarik


dari profil L 80.80.8. BJ 37, diameter baut 19 mm
Penyelesaian :

Kondisi leleh
ΦTn = Φ Ag fy = 0,9 (1230)(240) = 26.5 ton

Kondisi fraktur
An = 1230 – 8(19+2) = 1062 mm2

0,85 Ag = 0.85 (1230) = 1045.5 mm2 → Nilai yg diambil


𝑥ҧ 22.6
𝑈 =1− =1− = 0.75
𝐿 90

Ae = U.An = 0.75 (1045.5)=784,12 mm2

Φ Tn = Φ.Ae.fu = 0,75 (784.12) (370) = 21.76 ton


Periksa terhadap geser blok :

0,6.fu.Anv = 0,6(370)(120-3,5(19+2))(8) = 8.26 ton

Fu. Ant = 370 (30-0.5(19+2))(8) = 5.77 ton

Karena fu.Ant < 0,6.fu.Anv :

Tn = 0,6.fu.Anv + fy.Agt = 8.26+(240)(30)8) = 14.02 ton

Φ Tn = 0,75 (14,02) = 10,51 ton


Kelangsingan Batang Tarik

→ Struktur harus kaku=> Hindari getaran

Kelangsingan Batang 

 ≤ 240 Komponen Utama


 ≤ 300 Komponen sekunder

 = l/i l = panjang elemen tarik


i = √(Imin/A)

Saptahari Sugiri
Batang Bulat

Diameter Dibatasi L/d ≤ 500

Penampang Tersusun
 Kapasitas tunggal tidak cukup
 Rasio kelangsingan/kurang kaku
 Kekakuan lateral yang besar
 Estetika

Elemen Tarik → Tersusun dari 2 profil  ≤ 240


• Disambung las / baut
• Dibagi 3 bentang dan gaya lintang = 0,02 gaya aksial (2% gaya
aksial)
• Panjang plat kopel perhatikan

Saptahari Sugiri
Perencanaan Kondisi Limit dan Luas Penampang
Efektif

 Perencanaan berdasarkan kondisi ultimate :

Tu ≤ Øt Tn

”Gaya rencana lebih kecil daripada kekuatan


limit Tn dikalikan faktor reduksi kekuatan Øt”

 Perencanaan Batang/elemen tarik

Perhatikan kondisi :
Pada batang → leleh
Pada sambungan → fraktur

Saptahari Sugiri
 Dua kondisi limit :
a. Kondisi Limit => leleh untuk potongan/section
luas kotor Ag
Kondisi Leleh Øt = 0.9
Pn = Fy . Ag

b. Kondisi Limit => fraktur dari luas bersih efektif Ae


Kondisi Fraktur Øt = 0.75
Pn = Fu . Ae
Ket :
Fy = Tegangan leleh/ultimate baja dalam desain
Fu = Kekuatan (batas) tarik m desain
Ag = luas penampang bruto
Ae = luas penampang efektif

Saptahari Sugiri
Kondisi leleh < kondisi fraktur
Diharapkan terjadi leleh (hindari fraktur) →
Maka perbandingan Ae/Ag → tidak boleh < dari yang
ditetapkan
LUAS PENAMPANG Penampang Bersih An

a. Gaya tarik disalurkan baut


A = An
= Luas penampang bersih terkecil potongan
1-3 atau 1-2-3

Gambar

Saptahari Sugiri
Potongan Lurus : An = A – n.D.t
Potongan abcde : An = A – n.D.t + Σ[s2.t/(4u)]

A : luas penampang kotor


t : tebal penampang
D : diameter lubang
D = d(diameter baut) + 2,5 mm (1mm lubang yang
dibuat + 1,5 mm kerusakan)
n : banyaknya lubang pada garis potongan
s : jarak antara lubang ∕∕ sumbu elemen tarik
u : jarak antara lubang ┴ sumbu elemen tarik

BATASAN : ∑ luas lubang < 15% luas penampang utuh

Saptahari Sugiri
Penampang Efektif Ae

Luas penampang efektif :


Ae = An U
An = luas penampang bersih
U = faktor reduksi
= 1 – (x/L) ≤ 0,9
x = eksentrisitas sambungan, jarak tegak lurus arah
gaya tarik , antara titik berat kedua komponen
struktur yang disambung
L = panjang sambungan dalam arah gaya tarik, yaitu
jarak antara dua baut yang terjauh pada sebuah
sambungan

Saptahari Sugiri
Gaya Tarik Hanya Disalurkan Oleh Las Memanjang

 A=Ag (adalah luas penampang bruto komponen struktur


 U dihitung sesuai dengan rumus sebelumnya
Gaya Tarik Hanya Disalurkan Oleh Las Melintang

 A adalah luas penampang yg disambung las


 U= 1, bila seluruh ujung penampang di las
Gaya Tarik Hanya Disalurkan Oleh Las Sepanjang Dua Sisi
 Pengelasan sepanjang kedua sisi pd ujung pelat dg l ≥ w
 A adalah luas pelat & untuk
 l > 2w U = 1.0
 2w > l > 1.5w U = 0.87
 1.5 > l > w U = 0.75

Ket :
 l adalah panjang pengelasan (mm)
 w adalah lebar pelat (jarak antar sumbu pengelasan), mm
Ketentuan Tambahan :
a) Penampang – I (W,M,S pd AISC manual) dg b/h≥2/3 atau
penampang T yg dipotong dari penampang I ini & sambungan
pd pelat saja dg n baut ≥ 3 per baris (arah gaya), maka U = 0.9
b) Seperti butir a, tetapi utk b/h ≤2/3, termasuk penampang
tersusun, maka U = 0.85
c) Semua penampang dg byk baut = 2 per baris (arah gaya), maka
U = 0.75
Contoh I
Sebuah btg tarik berupa pelat (2x15) cm disambungkan ke pelat
(2x30) cm dg las memanjang sepanjang 20 cm pd kedua sisinya.
Kedua pelat yg disambung terbuat dari bhn yg sama : fy=2400
kg/cm2, fu=4000 kg/cm2. tentukan beban rencana , Nu, yg dpt dipikul
btg tarik
Karena kedua pelat yg disambung terbuat dari bhn yg sama, maka
beban rencana akan ditentukan oleh kuat tarik plat yg lebih kecil luas
penampang nya, yaitu pelat 2x15 cm

Kriteria desain :Nu ≤ φ Nn

Kekuatan pelat, Nn ditentukan dari kondisi batas leleh & fraktur

a) Pelat leleh :
Nu=φNn=0.9 fy Ag=0.9 (2400) (2x15)=64.8 ton

b) Pelat fraktur :
Nu=φNn=0.75 fu Ae
Dimana :
A = 2x15 = 30 cm2
l/w = 20/15 =1.33 jadi U = 0.75
Ae = A U = (30 x 0.75) = 22.5 cm2
Nu = 0.75 (4000) (22.5) = 67.5 ton

Nu yg menentukan = 64.8 ( yg terkecil)


Contoh II
Gaya yg harus dipikul btg tarik sepanjang 10 m adalah : beban mati
Pd = 50 ton dan beban hidup P1 = 40 ton. Rencanakan penampang btg
tarik yg terbuat dari penampang I dg fy = 2400 kg/cm2 dan fu = 4000
kg/cm2, dg kombinasi beban (i) 1.4 Pd, dan (ii) 1.2 Pd + 1.6 P1

Jawab :
a) Menghitung beban
beban rencana terfaktor, Nu :
Nu1 = 1.4 Pd = 1.4(50) = 70 ton
Nu2 = 1.2 Pd+1.6 P1 = 1.2(50)+1.6(40) = 124 ton
Nu2 menentukan
b) Menghitung Ag minimum
kondisi leleh
Nu ≤φ fy Ag
Ag min = 124/(0.9 x 24000 ton/m2) = 57.41 cm2

kondisi fraktur
Nu ≤φ fu Ae = φ fu An U
An ≥ 124/(0.75x400x100 ton/m2x0.9) = 45.93
cm2
Untuk btg I disambung pd kedua sayapnya seperti gambar :

U = 0.9 utk b/h > 2/3


Berdasarkan Ag ≥ 57.41 cm2,ambil IWF-200, tf=12 mm, lubang baut :
d=2.5 cm

Jlh luas lubang baut pd satu irisan tegak lurus penampang =


4x2.5x1.2=12 cm2
Maka dari kondisi fraktur diperoleh :
Ag min=An min + jlh luas lubang baut =45.93 + 12=57.93 cm2
Dari kedua kondisi batas diatas, diambil harga luas yg terbesar = 57.93
cm2

c) Menghitung i-min utk syarat kelangsingan


imin=l/240=1000/240=4.17 cm
ambil : IWF200.200.8.12
cek :
b/h = 1 >2/3 OK
Ag = 63.53 cm2 > 57.93 cm2 OK
Iy = 5.02 cm > 4.17 OK (sedikit boros)

Anda mungkin juga menyukai