Anda di halaman 1dari 71

Bab V

Bahan Kayu

SI 2101 1
SI 2101

2
Bahan Kayu
 Merupakan salah satu material struktur yang
paling awal digunakan
 Material kayu digunakan karena mudah didapat
dari alam (biological material)
 Kayu bersifat Nonhomogen dan Ortotropik
 Kekuatan kayu dipengaruhi oleh arah beban
relatif terhadap serat kayu
 Karena merupakan material alami dan
nonhomogen, properties kayu bervariasi
 Karena merupakan material biologis,
kekuatannya ditentukan oleh kondisi lingkungan
 Struktur kayu dapat berumur panjang (ratusan
tahun)
SI 2101 3
Bahan Kayu
 Kayu tersusun atas sel-sel kecil yang berbentuk
bulat, lonjong, atau persegi
 Dinding sel kayu terbuat dari selulosa, yang
memberikan kekuatan pada kayu untuk memikul
beban
 Sel atau serat kayu tersusun dengan orientasi
arah memanjang searahbatang kayu, dan
terikat dengan material yang disebut lignin
sebagai perekat
 Komposisi kimia kayu (aproksimasi): 60%
selulosa, 30% lignin, dan 12% gula serta
ekstrak lain

SI 2101 4
Bahan Kayu
 Kayu mengandung air
 Bound water: air yang tersimpan dalam dinding sel
 Free water: air yang tersimpan dalam rongga sel
 Pada saat kayu mengering, free water akan
hilang sebelum bound water berkurang
 Penyusutan atau pengembangan ukuran kayu
disebabkan oleh berkurang atau bertambahnya
bound water

SI 2101 5
Bahan Kayu
 Kekuatan kayu dipengaruhi oleh arah serat kayu
 Arah sejajar serat adalah arah memanjang
(longitudinal) paralel dengan sumbu batang kayu
 Arah tegak lurus serat adalah arah radial atau
tangensial dari sumbu batang kayu

SI 2101 6
Bahan Kayu
 Pembagian jenis kayu:
 Berdasarkan kekerasan kayu
 kayu keras
 kayu lunak
 Berdasarkan jenis daun
 kayu berdaun jarum
 kayu berdaun lebar
 Berdasarkan pori-pori kayu
 kayu berpori
 kayu tak berpori
SI 2101 7
Penampang Kayu

SI 2101 8
Kayu
 Tipikal penampang kayu memiliki lingkaran tahun yang
menandakan pertumbuhan kayu
 Umur kayu dapat ditentukan dari lingkaran tahun yang terdapat
di pangkal batang pohon
 Penampang kayu dapat dibagi atas:
 Sapwood (tepi): berwarna lebih terang dan mungkin sekuat inti,
tapi lebih mudah membusuk
 Heartwood (inti): berwarna lebih gelap, lebih tua, dan lebih tahan
terhadap pembusukan/penguraian
 Sapwood berisi sel hidup yang berperan terhadap pertumbuhan
kayu, sehingga lebih ringan dan mudah dibentuk
 Heartwood berfungsi sebagai penyokong utama kayu

SI 2101 9
Kayu
 Fungsi kayu:
 Bekisting
 Bangunan tradisional, termasuk rumah
sederhana
 Konstruksi berat, konstruksi terlindung, dan
tak terlindung
 Sirap

SI 2101 10
Keuntungan dan Kerugian
Penggunaan Kayu pada Struktur
 Keuntungan:
 Bersifat terbarukan (renewable)
 Dapat dibentuk dengan mesin (machinable)
 Memiliki rasio kekuatan terhadap berat yang cukup baik
 Tidak akan berkarat
 Nilai estetika yang tinggi
 Kerugian:
 Mudah terbakar
 Dapat membusuk/terurai dan dapat diserang hama/serangga
seperti rayap
 Terpengaruh kelembaban
 Volume berubah-ubah
 Properties kayu bervariasi tergantung jenis kayu, ataupun batang
yang satu dengan yang lain, serta penampang kayu yang berbeda
SI 2101 11
Kekuatan Kayu
 Tegangan lentur
 Tegangan tarik
 Tegangan geser
 Tegangan tekan paralel serat
 Tegangan tekan tegak lurus serat
 Modulus elastisitas, E

SI 2101 12
Kekuatan Kayu
 Faktor yang mempengaruhi kekuatan kayu:
 Spesies/jenis kayu/kelas kayu
 Kadar air/kelembaban
 Waktu pembebanan: semakin lama beban bekerja
semakin rendah kekuatan kayu
 Klasifikasi ukuran kayu: semakin tebal kayu,
semakin besar terjadi variasi properties kayu
 Cacat pada kayu
 Orientasi/arah dari serat kayu

SI 2101 13
Kelas Kayu

SI 2101 14
Kadar Air

Kadar air dari pohon hidup (a), Kadar air dengan air bebas dan air
yang terikat (b), Kadar air yang mencapai titik jenuh 30 % (c), Kayu
yang ’kering udara’ kadar air mencapai antara 0% dan 30 % (d), Kayu
kering oven kadar air mencapai 0% (e)

SI 2101 15
Kadar Air
 Penentuan Kadar Air pada kayu:

 Kayu untuk bahan bangunan kandungan airnya tidak


melebihi antara 8-15%, bila dilakukan kering udara
 Kayu oven memberikan kandungan airnya 0%, dan
akan memberikan perilaku bahan kayu yang sangat
baik, terutama dengan permasalahan susut.

SI 2101 16
Lama Pembebanan
 Beban dengan durasi lama menghasilkan
kekuatan kayu yang lebih rendah dibandingkan
durasi singkat.
 Perbedaan kekuatan disebabkan sifat kayu yang
mengalami Creep, yaitu pertambahan
deformasi/lendutan akibat pembebanan konstan
karena kehilangan kadar air berkelanjutan pada
serat kayu yang diakibatkan susut kering (drying
shringkage)
 Pengaruh dari lamanya pembebanan harus
diperhitungkan pada perencanaan

SI 2101 17
Ukuran Kayu
 Material yang tersedia:
 Balok dengan ukuran
6/8,8/8,8/10,8/12,10/10,10/1210/14,12/12,12/14,
12/16
 Papan 2/10,2/15,2/20,2/30,3/20,3/30
 Kaso 4/6, 5/7
 Reng 2/3, 3/4
 Umumnya panjang material kayu adalah 2
meter sampai 4 meter

SI 2101 18
Jenis Kayu
 Kayu Merawan, Kayu Kamfer, Kayu Puspa, Kayu
Keruwing, dan Kayu Jeunjing, biasanya digunakan
untuk bangunan rumah sederhana
 Kayu yang awet terdapat pada kayu yang terlindung
dan terpelihara/dirawat, tidak dimakan rayap dan
tidak lembab
 Cara penumpukan/penyimpanan kayu:
 cara penumpukan sandar tak bersilang
 cara penumpukan sandar bersilang
 cara penumpukan horisontal untuk kayu basah
 cara penumpukan horisontal untuk kayu kering
 cara penumpukan bersilang
SI 2101
dan zig zag 19
Kerusakan pada Kayu
 Knots – terbentuk akibat tumbuhnya tunas pada
kayu
 Split/check – terbentuk akibatnya terpecahnya
serat kayu yang bersudut terhadap lingkaran
tahun
 Shake – terbentuk akibatnya terpecahnya serat
kayu yang paralel terhadap lingkaran tahun
 Decay – pembusukan pada kayu akibat adanya
jamur
 Wane – sudut atau ujung kayu mengalami
kerusakan

SI 2101 20
Cacat Kayu
 Cacat pada kayu mempengaruhi kekuatan kayu
 Kayu yang baik tidak mengalami cacat:
 spring (melengkung memanjang bagian tebal)
 bow (melengkung memanjang bagian lebar)
 cup (melengkung ke arah lebar)
 pecah permukaan (pecah rambut)
 twist (kayu melenting/muntir/baling)
 mata kayu lepas
 adanya mata kayu sehat
 pecah ujung (biasanya cukup besar)
 adanya mata kayu busuk
 adanya mata kayu muda (gubal)
 terkelupas pada lingkaran tahun
 arah serat tidak sejajar permukaan/miring
SI 2101 21
Cacat Kayu

SI 2101 22
Cacat Kayu

Bentuk Pecah Ujung


Bentuk Retak Permukaan

SI 2101 23
Cacat Kayu
 Cacat akibat penyusutan

Bentuk Baling (Muntir)

Bentuk Mangkok (Cup)

Bentuk Busur (Bow)

Bentuk Melengkung Kearah Tebal


SI 2101 24
SI 2101

TEKNIK PENGERINGAN KAYU

Pendahuluan
Sebelum kayu diolah, kayu sebaiknya dikeringkan
agar menjadi awet

Cara menumpuk kayu

Tujuan : menjaga evaporasi kelembaban kayu

25
SI 2101

CARA MENUMPUK KAYU SOFT WOOD

26
SI 2101

27
SI 2101

CARA MENUMPUK KAYU HARD WOOD

28
SI 2101

Pengeringan kayu

Prinsip : air yang terperangkap di dalam serat-serat kayu


dapat keluar melalui pori-pori kayu

Tahap-tahap pengeringan kayu

1. Tahap Pre-Heating → kelembaban 30%


2. Tahap Titik Jenuh Serat → kelembaban (20-30%)
3. Tahap Kering → kelembaban 6-9%

29
SI 2101

Jenis pengeringan kayu


A. Pengeringan Alami → mengandalkan matahari
1. Pengeringan Radiasi → kelembaban 14-20%
2. Pengeringan konveksi → Kelembaban 30%
B. Pengeringan Buatan → dapat dikontrol sesuai perencanaan
1. Sistem konvensional → memanaskan kayu dalam
ruangan
2. Sistem udara kering → kayu diletakkan dlm ruang
khusus
3. Sistem vakum → menggunakan tangki preservasi
kedap udara
30
SI 2101

Teknik Pengawetan Kayu


Kerusakan kayu akibat faktor alam

Faktor perusak kayu :


1. Akibat panas
2. Akibat api dan sinar matahari
3. Akibat air
4. Akibat kimia & mineral alam
5. Akibat abrasi/tekanan

31
SI 2101

Mencegah kerusakan akibat faktor alam


1. Mengeringkan kayu
2. Memberi lapisan fire retardant
3. Mencegah kayu terbakar akibat sinar matahari
4. Melindungi kayu dengan cat

Kerusakan kayu akibat faktor biologis

1. Akibat tumbuhan parasit


2. Akibat serangga perusak kayu
3. Akibat hewan laut perusak kayu
32
SI 2101

Mencegah kerusakan akibat faktor biologis


1. Melapisi kayu dengan bahan pengawet
Metode : - Pelaburan/Penyemprotan
- Pencelupan dan perendaman
2. Melindungi kayu dari jamur pewarna kayu (Blue Stain)
3. Melindungi kayu dari jamur perusak kayu
4. Melindungi kayu dari serangga dan organisme pemakan
kayu :
→ Melapisi dengan bahan racun
→ Membasmi koloni serangga di lokasi 33
Peraturan Bangunan
 SNI 03-1727-1989 Pedoman perencanan
pembebanan untuk rumah dan gedung
 SNI 03-2445-1991 Spesifikasi ukuran kayu
untuk bangunan rumah dan gedung
 SNI 03-.......... Tata cara perencanaan
struktur kayu untuk bangunan gedung
 SNI 03-1726-2002 Tata cara perencanaan
ketahanan gempa untuk bangunan gedung

SI 2101 34
Bangunan Kayu

SI 2101 35
Bangunan Rangka Kayu

 Kayu harus bermutu baik,


kering, dan diberi anti
rayap
 Rangka dinding harus
dilengkapi batang-batang
diagonal untuk pengaku

SI 2101 36
Bangunan Rangka Kayu

 Rangka struktur kayu


diikatkan ke pondasi dengan
baut jangkar

SI 2101 37
Pengaku pada Rangka Kayu
Pengaku pada balok

SI 2101 38
Tipikal Komponen Struktur

 Overview of
major structural
elements

SI 2101 39
Tipikal Komponen Struktur
 Beams and girders

SI 2101 40
Tipikal Komponen Struktur
 Floor framing elements

SI 2101 41
Tipikal Komponen Struktur
 Rafter framing options

SI 2101 42
Tipikal Komponen Struktur
 Hip and Valley Rafters

SI 2101 43
Tipikal Komponen Struktur
 Truss profiles

SI 2101 44
Tipikal
Komponen
Struktur
 Wall framing
elements

SI 2101 45
Tipikal Komponen Struktur
 Cantilever framing

SI 2101 46
Dinding Papan Kayu

 Pemasangan dinding papan kayu yang baik


 Papan kayu terhubung kuat dengan rangka bangunan
SI 2101 47
Papan Lantai dan Papan Dinding

Benar Salah

Gambar pemasangan papan dinding

Keterangan :
Benar Salah
Panjang paku minimum = 2 * tebal papan
Gambar Papan Lantai Kayu Kemiringan pemakuan berkisar 70o s.d 80o
SI 2101 48
Atap

 Kuda-kuda atap diikat


kuat pada rangka
vertikal dan horisontal
 Terdapat ikatan
memanjang antar kuda-
kuda

SI 2101 49
Rangka Kuda-Kuda Kayu

SI 2101 50
Courtesy : Teddy Boen
Sambungan Kayu
2/5 t

t
2/5 t

(2,5 s.d 3) t b
Tampak Depan Tampak Samping

Sambungan
Bibirlurus Berkait

b
(2,5 s.d 3) t

Tampak Atas Gambar Sambungan Bibirlurus Berkait

t/2

t
t/2

(1/5 s.d 1/4) t


(2,5 sd 3) t b

Tampak Depan Tampak Samping

Sambungan
b Bibirlurus Mulut Ikan

(2,5 s.d 3) t
SI 2101 51
Tampak Atas
Sambungan Kayu
1/5 h

3/5 h

h
1/5 h

(2,5 s.d 3) h b

Tampak Depan Tampak Samping

b
(2,5 s.d 3,0) h
Tampak Atas Sambungan
Gambar Sambungan Bibirmiring Berkait
Bibirmiring Berkait

SI 2101 52
Sambungan Kayu

Sambungan Kayu Gigi Tunggal

Sambungan Kayu Gigi Ganda


SI 2101 53
Sambungan Kayu dan Kegagalan yang
Mungkin Terjadi

Retak

Posisi sambungan benar Posisi sambungan salah

PemasanganPosisi sambungan

Konst. sambungan salah Konst. sambungan benar


Retak
Sambungan rangka kuda kuda

Retak
Konstrukai salah Konstrukai benar
Gambar Ujung balok di atas tumpuan
Konstruksi salah Konstruksi benar
SI 2101 54
Balok anak diatas balok induk
Sambungan pada Rangka Kayu

Sambungan kayu harus kuat,


dan menggunakan klem, baut,
ataupun paku.

SI 2101 55
Sambungan Kayu

Sambungan Kayu Gigi Tunggal

Sambungan Kayu Gigi Ganda


SI 2101 56
Baut pada Sambungan Kayu

SI 2101 57
Baut pada Sambungan Kayu

SI 2101 58
SI 2101

59
SI 2101

60
SI 2101

61
SI 2101

62
SI 2101

63
SI 2101

64
SI 2101

65
SI 2101

66
SI 2101

67
SI 2101

68
SI 2101

69
SI 2101

70
SI 2101

71

Anda mungkin juga menyukai