Anda di halaman 1dari 16

CP-MK:

Memahami analisa batang (elemen) tarik


pada struktur baja sesuai kajian teoritik
dan peraturan yang berlaku. Dengan
memperhatikan pengaruh lubang baut
pada penampang profil serta analisa profil
terhadap geser blok baik sambungan baut
maupun sambungan las.

1
PENGGUNAAN

1
Potongan 1 - 1

Elemen utama pada struktur rangka batang: jembatan, atap,


menara transmisi,ikatan angin pada gedung bertingkat.
Elemen sekunder: tie rods (pengikat) pada lantai, tie rods pada
dinding
Dapat berupa batang tunggal maupun tersusun (majemuk).
Batang tersusun dipakai jika :
* Kapasitas batang tekan (atau tarik) tunggal tidak mencukupi.
* Rasio kerampingan batang tekan tunggal terlalu besar.
* Struktur memerlukan kekakuan yang cukup besar.
* Detail sambungan memerlukan area sambungan yang besar
2
* Alasan estetika
Beberapa bentuk rangka batang baja

3
PENAMPANG BATANG TARIK

Round Flat bar Double


Angle Starred
bar angle angle

Channel Double
Latticed W section S-section
channel (wide-flange)
channels (American
Standard)

Built-up box section


4
HUBUNGAN TEGANGAN REGANGAN PADA BATANG TARIK

Ideal elastic-plastic

Stress
P fu stress-strain relationship

L
fy
P
L L
Strain
0
Plastic range Strain hardening
Elastic range

L
L

5
KUAT NOMINAL, SNI 1729-2015
Kuat nominal batang tarik ditentukan dari 2 kemungkinan, yaitu:
1. Lelehnya penampang batang di lokasi yang jauh dari sambungan
(luas penampang kotor)
Nn = fy Ag
Dimana :
Nu Nn = kuat nominal
Nu
fy = tegangan leleh
Ag = luas penampang kotor

2. Keruntuhan pada luasan netto efektif (melalui lubang) pada sambungan

Nu Nu Nu Nu
favg pd penampang bersih fy
fmax  3 favg
Tegangan elastis Kondisi ultimit 6
Jika kondisi ultimit (dari batang tarik yang berlubang) ditentukan oleh
keruntuhan pada penampang netto efektifnya, maka kekuatan nominal
batang Nn adalah:
Dimana :
fu = kuat tarik ultimit
Nn = fu Ae Ae = luas penamp. efektif = U An
An = luas penamp. netto
(SNI 1729-2015 B4.3. hal 21)
< 85% Agross
(SNI 1729-2015 Tabel D3.1 hal 29)
LUAS PENAMPANG NETTO U = faktor reduksi sambungan
Contoh :
Pelat 6 x 100 An = Ag - Alubang
19+2

= 100 x 6 - (19 + 2) x 6
100

= 474 mm2

Lubang untuk baut Ø19 mm Check :


85% Agross = 0.85 x 100 x 6 = 510 mm2

Jadi : An < 85% Ag ? 7


PENGARUH “STAGGERED HOLES” PADA LUAS NETTO
A A
d
h g

B C B
t s

Untuk jalur AB : Untuk jalur AB :


An = Agross - Alubang An = Agross - Alubang
= ht-2dt = ht-dt
Penampang Kritis adalah
penampang yang An-nya terkecil Untuk jalur AC :

An = Agross - Alubang +  s t
2
Pengaruh Staggered atau
4g
garis zig-zag. s 2t
= ht-2dt+
SNI 1729-2015 B4.3b hal 21 4g 8
CONTOH 1 :
Tentukan penampang netto minimum/ penampang kritis dari pelat di
bawah ini. Asumsikan lubang diperuntukkan bagi baut berdiameter 22
mm.
Penyelesaian :
Lubang baut yang dipergunakan untuk perhitungan penampang kritis
adalah diameter baut ditambah 2 mm, dan koreksi jarak staggered
dihitung sebesar s2/4g.
53 47
Jalur AD : ….... mm2
62.5 62.5

A Jalur ABD : …… mm2


B Jalur ABC : …… mm2
300

100

D C
Penampang kritis terletak pada
jalur ______ dengan luas
75

penampang netto sebesar:


An = ______ mm2 9
LUBANG PADA PROFIL SIKU
CL profil siku

t
d
d
ga t ga - t
CL profil siku 2
t t gb - t
2 2
2
gb

CONTOH 2 :
L150.100.14 A
Penampang kritis adalah
Baut Ø14mm jalur _________
56 62.5

B
C An = _________ mm2
62.5 75
10
LUAS PENAMPANG EFEKTIF

Gaya tarik TIDAK TERDISTRIBUSI MERATA pada penampang netto.


Contohnya: - Profil siku yang disambung pada salah satu kakinya saja.
- Gaya tarik bekerja secara eksentris pada pelat yang lebar.

Jadi, luas penampang netto harus direduksi menjadi LUAS


PENAMPANG EFEKTIF – yang dirumuskan sbb:
Ae = U An Dimana : Ae = luas penampang efektif
U = faktor reduksi  0.9
(SNI tabel D3-1 hal 29-30)
x An = luas penampang netto
U = 1-
L (SNI B4.3 hal 21)
x x = jarak dari pusat penampang ke
bidang sambungan tempat ter-
jadinya transfer beban
C.G. siku L = panjang sambungan dalam arah
Pelat simpul
L gaya tarik 11
KERUNTUHAN BLOK GESER

Elemen tipis → Batas keruntuhan berupa blok geser


Kombinasi keruntuhan geser dan tarik.
Daerah terarsir dapat terobek

Keruntuhan akibat terobek (tearing out)

Pelat simpul

geser tarik geser tarik

Geser yg besar, tarik yg kecil Tarik yg besar, geser yg kecil 12


Kuat nominal Tn dinyatakan dalam:
1. Leleh geser – fraktur tarik
Tn = 0.6 fy.Ags + fu.Ant

2. Leleh Tarik – fraktur geser Note


u = 0.58 u  0.6 fu
Tn = 0.6 fu.Ans + fy.Agt

Dimana :
Tn = gaya tarik nominal
fy = tegangan leleh
fu = tegangan runtuh
Ags = luas kotor yang menerima leleh geser
Agt = luas kotor yang menerima leleh tarik
Ans = luas netto yang menerima fraktur geser
13
Ant = luas netto yang menerima fraktur tarik
TRANSFER BEBAN PADA SAMBUNGAN
3 2 1 t

N N N
d 6 N = Nu
Nu
h
N N N

3 2 1

N
Nu = 6 N Nu 2 N Nu
3 u
N

Potongan 1 - 1 Potongan 2 - 2
An = Agross - Alubang An = Agross - Alubang
= h.t - 2.d.t = h.t - 2.d.t

14
N
1 5 N
3 Nu 6 u Nu
N
N

Potongan 3 - 3 Potongan 1 - 2
s2 t
An = Agross - Alubang An = Agross +  - Alubang
4g
= h.t - 2.d.t
s2 t
= h.t + -2.d.t
4g

Note :
Penampang kritis adalah penampang yang memberikan nilai Nu terkecil.

15
SYARAT KEKAKUAN - SNI D1, hal 28

Elemen utama :   240

Elemen sekunder :   300


L
Dimana:  = rasio kerampingan = r
min

L = panjang batang tarik


rmin = jari-jari girasi minimum antara rx dan ry
Ix Iy
rx = dan ry = A
A
Ix = momen inersia penampang terhadap sumbu-x
Iy = momen inersia penampang terhadap sumbu-y
A = luas penampang
16

Anda mungkin juga menyukai