Fisca Igustiany
PERENCANAAN
BATANG TARIK
Kuat Rencana Batang Tarik
Penampang Efektif Batang Tarik (Ae)
Kelangsingan Batang Tarik
Keruntuhan Geser Blok
Latihan Penyelesaian Soal
Komponen struktur tarik
3
Tipe Batang Tarik
Batang
bulat
Profil Profil T Siku Pelat
W atau S Profil
Built-up
Siku Profil
ganda Profil
box box
Profil Profil
Built-up Profil
Built-up Built-up
Nu ≤ φ Nn
Kuat tarik rencana/kuat tarik nominal, φ.Nn ditentukan oleh dua kondisi
batas yang mungkin dialami batang tarik,
Kuat Rencana Batang
Tarik
Dua kondisi batas yang mungkin dialami batang tarik, yaitu dengan
mengambil harga terkecil di antara:
a. Kondisi Leleh sepanjang batang (pada penampang brutto):
φ. Nn = 0,9 Ag .fy
b. Kondisi Fraktur di daerah sambungan (pada penampang
netto,pada lubang baut atau rivet):
φ. Nn = 0,75 Ae .fu
dimana:
Ag = luas penampang kotor
Ae = luas efektif penampang yang dianggap menahan gaya tarik pada penampang
yang melalui lubang.
fy = tegangan leleh yang digunakan dalam desain
fu = kekuatan (batas) tarik (tegangan tarik putus) yang digunakan dalam desain
Pengaruh lubang pada Batang tarik
s
A A A
B
N N N N N N
u
C
B B E D
An = Ag – n.d.t
Ag = luas penampang kotor
d = db + 2mm (untuk db ≤ 24 mm)
= db + 3 mm (untuk db > 24 mm)
t = tebal penampang
n = banyaknya lubang dalam garis potongan
SNI 03-1729-2002 Pasal 17.3.6:
Diameter nominal dari suatu lubang yang sudah jadi, harus 2 mm lebih besar
dari diameter nominal baut untuk suatu baut yang diameternya tidak lebih 24
mm, dan maksimum 3 mm lebih besar untuk baut dengan diameter lebih
besar, kecuali untuk lubang pada pelat landas.
Contoh luas netto
s
2
st
An = Ag − n.d .t + ∑
Ag = luas penampang kotor
4.u
d = db + 2mm (untuk db ≤ 24 mm)
= db + 3 mm (untuk db > 24 mm)
t = tebal penampang
S u(gage)
(ak longitudinal
= jarak transversal antara lubang 11
g s (pitch) = jarak longitudinal antara 2 lubang
Contoh soal
Tentukan luas netto dari pelat setebal 13 mm yang diperlihatkan dalam
Gambar berikut. Diameter baut yang digunakan adalah 19 mm.
A
66 mm
B
u = 76 mm
280 mm
C
u = 76 mm
E
64 mm
D F
s = 76 mm
penyelesaian
ABCD = 280 – (2)(21) = 238 mm
ABCEF = 280 − (3)(21) +
(76) 2
= 236 mm menentukan
(4)(76)
(76) 2
ABEF = 280 − (2)(21) + = 248 mm
(4)(152)
An = (236)(13) = 3068 mm 2
x
Ae =U An
x x
Daerah transisi
(a) (b)
(a) Siku Disambung Pada Satu Kaki (b) Tegangan Pada Daerah Transisi > Fy Mengurangi Shear Lag Dengan Mereduksi Panjang Kaki Yang
Tidak Disambung Dan Berarti Mengurangi
Batang Dengan Sambungan Baut
x
U = 1− ≤ 0,9
L
Contoh
Tentukan kuat tarik rencana IWF250x250x72,4 dengan dua baris baut 19 mm pada
setiap flens. Gunakan baja BJ34 dengan Fy = 210 MPa dan Fu = 340 MPa.
Diasumsikan sedikitnya ada 3 baut dalam satu baris dan baut tidak disusun
secara zig-zag.
Ae = UAn = (0,898)(8042) = 7222 mm2
Contoh
Tentukan kuat tarik rencana IWF250x250x72,4 dengan dua baris baut 19 mm pada
setiap flens. Gunakan baja BJ34 dengan Fy = 210 MPa dan Fu = 340 MPa.
Diasumsikan sedikitnya ada 3 baut dalam satu baris dan baut tidak disusun
secara zig-zag.
Solusi:
IWF250x250x72,4 (Ag = 9218 mm2, d = 250 mm, bf = 250 mm, tf = 14 mm)
(a) Nu = φt Fy Ag = (0,90)(210)(9218)10-3 = 1742,2 kN
(b) A = 9218 − (4)(21)(14) = 8240 mm = A
n
2
P P
30 cm 15 cm
2 cm
2 cm 20 cm
Contoh:
A. Kuat Tarik Rencana
Jawab:
Karena kedua plat yang disambung terbuat dari bahan yang sama, maka beban rencana
akan ditentukan oleh kuat tarik plat yang lebih kecil luas penampangnya, yaitu plat 2x15.
Kriteria disain : Nu < φ Nn
Kekuatan pelat, Nn ditentukan dari kondisi batas leleh dan fraktur :
a. Plat leleh :
Nu = φ Nn = 0.9 fy Ag
= 0.9 (2400 kg/cm2) ( 2x15 cm2) = 64.8 ton
b. Plat fraktur :
Nu = φ Nn = 0.75 fu Ae
dimana : A = Ag = 2 x 15 cm2 = 30 cm2
l/w = 20/15 = 1.33, jadi U diambil 0.75
Ae = A U = (30 cm2) (0.75) = 22.5 cm2
(b) Profil W, M, dan S yang tidak memenuhi kondisi (a) , profil T hasil
pemotongan profil W, M, dan S, dan semua profil lain termasuk
penampang built-up dengan baut tidak kurang dari tiga buah per baris
dalam arah tegangan, U = 0,85.
(c) Semua profil dengan dua baut perbaris dalam arah tegangan, U =
0,75.
Sambungan Las
Ae = AU
Jika l ≥ 2w U = 1,0
Jika 2w > l ≥ 1,5w U = 0,87
Jika 1,5w > l ≥ w U = 0,75
dimana l = panjang las, in.
w = lebar pelat (jarak antara las), in.
Contoh
Pelat 20x250 mm pada Gambar berikut disambung dengan pelat 20x150 mm
menggunakan las fillet longitudinal untuk memikul beban tarik. Tentukan kuat
rencana Nu dari batang jika Fy = 240 MPa dan Fu = 370 MPa.
Solusi:
Tinjau pelat terkecil
Nu = φt Fy Ag = (0,90)(240x106)(20x150x10-6)10-3 = 648 kN
A = Ag = 20x150 = 3000 mm2
1,5w = 1,5x150 = 225 mm in > l = 200 in. > w = 150 mm.
U = 0,75 (SNI 03-1729-02 Pasal 10.2.4)
Nu = φt Fu Ae = (0,75)(370x106)(2250x10-6)10-3 = 624,4 kN
Kuat rencana Nu = 624,4 kN
Kelangsingan Batang Tarik
Batasan kelangsingan yang dianjurkar dalam peraturan ditentukan berdasarkan
pengalaman, engineering judgment dan kondisi-kondisi praktis untuk:
s2 s1
Mode kegagalan ditahan oleh penampang pada batas daerah yang diarsir:
• tegangan tarik pada penampang tegak lurus sumbu batang
• tegangan geser pada penampang sejajar sumbu batang
Geser Blok (Block Shear)
kuat rencana keruntuhan geser blok ditentukan sebagai berikut:
Jika Fu Ant ≥ 0,6 Fu Anv maka akan tejadi leleh geser dan keruntuhan tarik, persamaan yang
digunakan adalah:
φRn = φ [0,6 Fy Agv + Fu Ant ] (LRFD Pers. J4-3a) (3.7)
Jika 0,6 FuAnv > FuAnt maka akan tejadi leleh tarik dan keruntuhan geser, persamaan yang
digunakan adalah:
dimana φ = 0,75
Agv = luas bruto akibat geser
Agt = luas bruto akibat tarik
Anv = luas netto akibat geser
Ant = luas netto akibat tarik
Tipe Keruntuhan Geser Blok
1. Pelelehan geser – Fraktur tarik
Bila : fu Ant > 0.6 fu Ans :
φt.Nn = φt ( fu Ant + 0.6 fy Ags )
Luas netto An yang digunakan dalam Pers. (3.6) tidak boleh lebih dari
85% Ag. Hasil uji menunjukkan bahwa elemen penyambung gaya tarik
dengan sambungan baut hampir selalu mempunyai efiensi kurang dari
85%, meskipun persentase lubang sangat kecil dibandingkan luas
bruto elemen (SNI Pasal 10.2.1 ayat 2). Dalam Contoh 3.9 dihitung
kekuatan sepasang pelat penyambung yang menahan gaya tarik.
Elemen Penyambung Batang Tarik
Jika pelat buhul digunakan sebagai elemen penyambung beban tarik,
kekuatannya harus ditentukan sebagai berikut:
Untuk kelelehan elemen penyambung dengan baut atau rivet
φ = 0,90
Rn = Ag Fy
Untuk keruntuhan pada elemen penyambung dengan baut atau rivet
φ = 0,75
Rn = An Fu dengan An ≤ 0,85 Ag
Luas netto An yang digunakan dalam Pers kedua tidak boleh lebih dari
85% Ag. Hasil uji menunjukkan bahwa elemen penyambung gaya tarik
dengan sambungan baut hampir selalu mempunyai efiensi kurang dari
85%, meskipun persentase lubang sangat kecil dibandingkan luas
bruto elemen (SNI Pasal 10.2.1 ayat 2). Dalam Contoh 3.9 dihitung
kekuatan sepasang pelat penyambung yang menahan gaya tarik.
Contoh
Batang tarik BJ34(Fy = 210 MPa dan Fu = 340 MPa)
dianggap disambung pada kedua ujungnya dengan
menggunakan dua pelat 9,5x300 mm seperti dalam
Gambar 3.15. Jika digunakan dua baris baut 19 mm
pada masing-masing pelat, tentukan gaya tarik
rencana yang dapat ditransfer oleh pelat.
Pelat 9,5x300
Nu/2
IWF250x250x72,4
Nu/2
Pelat 9,5x300
Solusi
Nu = φt Fy Ag = (0,90)(210x106)(2 x 9,5 x 300 x 10-6)10-3 =
1077,3 k
An dari 2 pelat = (9,5 x 300 – 21 x 2 x 9,5)2 = 4902 mm2
0,85Ag = (0,85)(2 x 9,5 x 300) = 4845 mm2 = An
Nu = φt Fu Ae = (0,75)(340x106)(4845x10-6)10-3 = 1234,5
kN
Nu = 1077,3 kN
Geser Blok (Block Shear)
kuat rencana keruntuhan geser blok ditentukan sebagai berikut:
Jika Fu Ant ≥ 0,6 Fu Anv maka akan tejadi leleh geser dan keruntuhan tarik, persamaan yang
digunakan adalah:
φRn = φ [0,6 Fy Agv + Fu Ant ] (LRFD Pers. J4-3a)
Jika 0,6 FuAnv > FuAnt maka akan tejadi leleh tarik dan keruntuhan geser, persamaan yang
digunakan adalah:
dimana φ = 0,75
Agv = luas bruto akibat geser
Agt = luas bruto akibat tarik
Anv = luas netto akibat geser
Ant = luas netto akibat tarik
Runtuh Tarik dan Leleh Geser
Contoh soal
Batang tarik mutu BJ37 dalam Gambar berikut
disambungkan dengan tiga baut 19 mm. Tentukan
kekuatan geser blok dan kekuatan tarik batang
tersebut.
Solusi
Agv = (140)(14 ) = 1960 mm 2
Agt = (60)(14 ) = 840 mm 2
Anv = (140 − 2,5 x 21)(14) = 1225 mm 2
dengan angka 2,5 adalah pengurangan dari 2,5 jumlah baut.
Ant = 60 − x 21(14) = 693 mm2
1
2
dengan angka ½ adalah pengurangan dari ½ jumlah baut.
L100x200x40.3
TERIMA KASIH