Anda di halaman 1dari 6

II.

BATANG TARIK

Komponen struktur yang mendukung beban aksial tarik maupun desak


sering dijumpai pada struktur rangka kuda-kuda. Gaya aksial tarik atau
desak memiliki garis kerja gaya yang sejajar dan berhimpit dengan sumbu
panjang batang. Perencanaan komponen struktur dengan beban aksial tarik
sangat singkat dan tidak serumit pada perencanaan batang dengan beban
desak. Secara umum perencanaan komponen struktur tarik bertujuan untuk
mengetahui luas penampang batang minimum yang diperlukan. Apabila
dimensi komponen struktur tarik telah ditetapkan, maka analisis berupa
chek terhadap luas tampang yang telah dipilih dapat dilakukan.
Pada daerah sambungan, dimana terjadi pengurangan luas tampang kayu
akaibat penempatan alat sambung, distribusi dengan tarik terjadi secara
merata. Tegangan tarik pada daerah dekat lubang bias tiga kali lebih besar
dari pada tegangan tarik neto seperti dapat dilihat pada Gambar 4.1. Oleh
karena itu, maka perencanaan batang tarik harus didasarkan pada luas
penampang neto (luas tampang kayu yang telah dikurangi luas alat
sambung).
Penurunan kuat tarik batang kayu akibat hadirnya lubang pernah diteliti
oleh Awaludin (2002). Pada nilai banding luas lubang terhadp luas
tampang kayu (Ai/Ag) yang sama, penurunan kekuatan tarik akibat
beberapa lubang berdiameter kecil ternayata lebih kecil dari pada batang
tarik dengan lubang besar tetapi jumlahnya sedikit.

I. Perancangan batang tarik


Batang tarik harus direncanakan untuk memenuhi ketentuan sebagai
berikut :

Tµ adalah gaya tarik terfaktor, λ adalah factor waktu (lihat Tabel 3.1), Ф,
adalah factor tahanan tarik sejajar serat = 0,80 dan T’ adalah tahanan tarik.

1. Tahanan tarik sejajar serat


Tahanan tarik komponen struktur tarik konsentris (T’) ditentukan pada
penampang neto seperti pada Persamaan 4.2.

Dengan F’, adalah kuat tarik sejajar serat terkoreksi dan Aµ adalah luas
penampang neto. Kuat tarik sejajar serat terkoreksi diperoleh dengan cara
mengalikan kuat tarik sejajajar acuan dengan nilai factor koreksi masa
layanan seperti Persamaan 4.3. Pengurangan luas tampang kayu akibat
penempatan alat sambung paku dapat diabaikan sehingga luas penampang
bruto sama dengan luas penampang neto. Sedangkan untuk alat sambung
baut, pengurangan luas penampang kayu harus didasarkan pada diameter
lubang penuntun (diameter baut ditambah kelonggaran). Diameter lubang
penuntun pada alat sambung baut tidak boleh lebih besar dari D+0,8 mm
bila diameter baut (D) kurang dari 12,7 mm, dan tidak boleh lebih besar dari
D+1,6 mm untuk baut berdiameter lebih besar atau sama dengan 12,7 mm.
Bilamana, akibat adanya alat pengencang, letak titik berat penampang neto
menyimpang dari titik berat penampang bruto sebesar 5% dari ukuran lebar
atau lebih maka eksentrisitas local harus ditinajau sesuai dengan prinsip
baku mekanika.

2. Tahanan tarik tegak lurus serat


Apabila gaya tarik tegak lurus serat tidak dapat dihindari maka perkuatan
mekanis harus diadakan untuk mampu memikul gaya tarik yang terjadi.
II. Batang tarik tersusun
Komponen struktur tersusun, termasuk batang majemuk rangka atap,
batang diafragma, batang penyokong, dan komponen struktur serupa,
adalah komponen struktur yang terdiri dari dua atau lebih elemen sejajar
yang digabungkan dari bahan dengan tahanan dan kekakuan yang sama.
Tahanan komponen struktur tersusun tersebut harus ditentukan sebagai
jumlah dari tahanan elemen masing-masing selama tahanan
sambungannya juga dapat menjamin terjadinya distribusi gaya tarik aksial
di antara elemen-elemen tersebut yang sebanding dengan luas masing-
masing elemen. Pengaruh perlemahan akibat sambungan antar elemen
harus ditinjau dalam perencanaan.
III. Contoh perencanaan batang tarik
Contoh 1

Rencana dimensi batang tarik AB dari struktur truss seperti pada gambar di
atas. Elemen batang AB terbuat dari kayu kelas mutu A dengan kode mutu
E21, dan alat sambung yang digunakan pada bahul adalah baut.
Pembebanan diperoleh berdasarkan kombinasi pembebanan 1,4D.
Diasumsikan semua nilai factor koreksi berniali 1,0
Penyelesaian
Keseimbangan pada buhul A:
Menghitung kuat tarik sejajar serat (F1)
F1 = 0,8.F1 (rasio tahanan kayu kelas mutu A = 0,8)
F1 = 0,8 x 47 = 37,6 MPa
Menghitung tahanan tarik koreksi (T’)

Menghitung kebutuhan luas neto (An)

Menentukan luas penampang broto (Ag)


Penampang kritis terjadi pada daerah sambungan. Pengurangan luas
penampang akibat penempatan alat sambung baut diperkirakan sekitar
25%, jadi luas penampang bruto yang diperlukan.
Ag = 1,25. An = 4571 mm2
Jadi, dimensi batang AB dipilih 50/120 mm2 dengan Ag = 6000 mm2
Kontrol tahanan tarik batang AB
Contoh 2
Apabila batang AC pada soal 1 disambungkan ke batang AB dengan
system takikan, chek kembali apakah dimensi batang AB 50/120 mm2 masih
dapat dipergunakan.
Penyelesaian
Menghitung luas neto batang AB (An)
Pengurangan luas penampang maksimum akibat takikan adalah 30%,
sehingga luas penampang neto adalah:
An = 0,7 Ag = 0,7 x 6000 = 4200 mm2
Kontrol tahanan tarik batang AB

Anda mungkin juga menyukai