Batang tarik adalah komponen struktur yang mendukung beban aksial tarik, yaitu
beban tarik yang searah dengan sumbu memanjang batang. Komponen struktur ini sering
dijumpai pada struktur rangka batang. Gaya aksial tarik memiliki garis kerja yang sejajar
dan berhimpit dengan sumbu panjang batang. Perencanaan komponen struktur dengan
beban aksial tarik sangat singkat dan tidak serumit seperti pada perencanaan batang dengan
beban desak. Secara umum, perencanaan komponen struktur tarik bertujuan untuk
mengetahui luas penampang batang minimum yang diperlukan. Apabila dimensi
komponen struktur tarik telah ditetapkan, maka analisis berupa check terhadap luas
tampang yang telah dipilih dapat dilakukan.
Pada daerah sambungan dimana terjadi pengurangan luas tampang kayu akibat
penempatan alat sambung, distribusi tegangan tarik pada tampang batang menjadi tidak
merata lagi dan akan terjadi pemusatan tegangan di sekitar lubang alat sambung. Tegangan
tarik pada daerah dekat lubang bisa tiga kali lebih besar dari pada tegangan tarik pada
tampang yang utuh seperti dapat dilihat pada Gambar 4.1. Oleh karena itu, maka
perencanaan batang tarik harus didasarkan pada luas penampang neto (luas tampang kayu
yang telah dikurangi luas alat sambung).
Pada nilai banding luas lubang terhadap luas tampang kayu ( A1 / Ag ) yang sama,
penurunan kekuatan tarik batang kayu akibat beberapa lubang berdiameter kecil ternyata
lebih kecil dari pada batang tarik dengan lubang yang besar tetapi jumlahnya sedikit
(Awaludin, 2002).
Tu adalah gaya tarik terfaktor, adalah faktor waktu (lihat Tabel 3.1), t adalah faktor
tahanan tarik sejajar serat yang besarnya 0,80 dan T’ adalah tahanan tarik terkoreksi.
Ft C M Ct C pt C F Crt Ft
'
(4.3)
'
Dengan Ft adalah kuat tarik sejajar serat terkoreksi dan An adalah luas penampang
neto. Kuat tarik sejajar serat terkoreksi diperoleh dengan cara mengalikan kuat tarik sejajar
serat acuan dengan nilai faktor koreksi masa layan seperti pada Persamaan 4.3.
Pengurangan luas tampang kayu akibat penempatan alat sambung paku dapat diabaikan
sehingga luas penampang bruto sama dengan luas penampang neto. Sedangkan untuk alat
sambung baut, pengurangan luas penampang kayu harus didasarkan pada diameter lubang
penuntun (diamater baut ditambah kelonggaran). Diameter lubang penuntun pada alat
sambung baut tidak boleh lebih besar dari pada D+0,8 mm bila diameter baut (D) kurang
dari 12,7 mm, dan tidak bileh lebih besar daripada D+1,6 mm untuk baut berdiameter lebih
besar atau sama dengan 12,7 mm.
Bilamana, akibat adanya alat pengencang, letak titik berat penampang neto
menyimpang dari titik berat penampang bruto sebesar 5% dari ukuran lebar atau maka
eksentrisitas lokal harus ditinjau sesuai dengan prinsip baku mekanika.
sambungannya juga dapat menjamin terjadinya distribusi gaya tarik aksial di antara
elemen-elemen tersebut yang sebanding dengan luas masing-masing elemen. Pengaruh
perlemahan akibat sambungan antar elemen harus ditinjau dalam perencanaan.
A 600 cm B
Rencanakanlah dimensi batang tarik AB dari struktur rangka batang seperti pada
gambar di atas. Batang AB dari kayu dengan kode mutu E21 mutu A, dan alat sambung
yang dipergunakan pada buhul adalah baut dengan asumsi perlemahan luas penampang
sebesar 25%. Beban P1= 30 kN dan P2= 15 kN yang diperoleh berdasarkan kombinasi
pembebanan 1,4D. Asumsikan semua nilai faktor koreksi bernilai 1,0.
Penyelesaian
Keseimbangan pada buhul A : 70,3 kN
15 kN
54 kN
60 kN
Contoh 2
Apabila ujung batang diagonal pada soal 1 disambungkan ke batang AB dengan
sistem takikan dengan asumsi perlemahan luas penampang sebesar 30%, cek kembali
apakah dimensi batang AB 60/100 mm masih dapat dipergunakan ?
Penyelesaian
Menghitung luas netto batang AB (An)
Pengurangan luas penampang maksimum akibat takikan diperkirakan sebesar 30%,
sehingga luas penampang netto adalah :
An 0,7. Ag 0,7 x 6000 4200 mm 2
Soal latihan
h 100 mm
1,5 m
C
75 mm
B t t MMM
P
M
2m
Struktur rangka batang menggunakan kayu dengan kode mutu E18 mutu A. Pada titik
simpul C ada gaya vertikal P akibat beban mati D=25 kN, beban hidup La=1 kN, dan
beban angin W=0,5 kN dengan kombinasi pembebanan 1,2D+1,6La+0,8W. Faktor waktu
(λ) ditentukan sebesar 0,8 dan faktor koreksi masa layan ( ΠCi) diambil sebesar 0,9. Batang
AC berupa batang ganda dengan tebal masing-masing t = 25 mm. Akibat sistem
sambungan pada pertemuan batang, perlemahan penampang batang AC diperkirakan
sebesar 20% terhadap luas penampang utuh.
Pertanyaan :
Tentukanlah tinggi penampang (h) pada batang AC sehingga memenuhi syarat
kekuatan tarik !