Anda di halaman 1dari 5

Struktur Kayu I

STRUKTUR BATANG TARIK

Batang tarik adalah komponen struktur yang mendukung beban aksial tarik, yaitu
beban tarik yang searah dengan sumbu memanjang batang. Komponen struktur ini sering
dijumpai pada struktur rangka batang. Gaya aksial tarik memiliki garis kerja yang sejajar
dan berhimpit dengan sumbu panjang batang. Perencanaan komponen struktur dengan
beban aksial tarik sangat singkat dan tidak serumit seperti pada perencanaan batang dengan
beban desak. Secara umum, perencanaan komponen struktur tarik bertujuan untuk
mengetahui luas penampang batang minimum yang diperlukan. Apabila dimensi
komponen struktur tarik telah ditetapkan, maka analisis berupa check terhadap luas
tampang yang telah dipilih dapat dilakukan.
Pada daerah sambungan dimana terjadi pengurangan luas tampang kayu akibat
penempatan alat sambung, distribusi tegangan tarik pada tampang batang menjadi tidak
merata lagi dan akan terjadi pemusatan tegangan di sekitar lubang alat sambung. Tegangan
tarik pada daerah dekat lubang bisa tiga kali lebih besar dari pada tegangan tarik pada
tampang yang utuh seperti dapat dilihat pada Gambar 4.1. Oleh karena itu, maka
perencanaan batang tarik harus didasarkan pada luas penampang neto (luas tampang kayu
yang telah dikurangi luas alat sambung).
Pada nilai banding luas lubang terhadap luas tampang kayu ( A1 / Ag ) yang sama,

penurunan kekuatan tarik batang kayu akibat beberapa lubang berdiameter kecil ternyata
lebih kecil dari pada batang tarik dengan lubang yang besar tetapi jumlahnya sedikit
(Awaludin, 2002).

Gambar 4.1. Konsentrasi Tegangan pada Batang Tarik Berlubang


(Pytel dkk, 1987)

A. Perencanaan batang tarik


Batang tarik lurus direncanakan untuk memenuhi ketentuan sebagai berikut:
Tu  t ,T ' (4.1)

Jurusan Teknik Sipil – Polmed IV - 1


Struktur Kayu I

Tu adalah gaya tarik terfaktor,  adalah faktor waktu (lihat Tabel 3.1),  t adalah faktor

tahanan tarik sejajar serat yang besarnya 0,80 dan T’ adalah tahanan tarik terkoreksi.

1. Tahanan tarik sejajar serat


Tahanan tarik komponen struktur tarik konsentris (T ' ) ditentukan pada penampang
neto seperti pada persamaan 4.2.
T '  Ft ' An (4.2)

Ft  C M Ct C pt C F Crt Ft
'
(4.3)
'
Dengan Ft adalah kuat tarik sejajar serat terkoreksi dan An adalah luas penampang

neto. Kuat tarik sejajar serat terkoreksi diperoleh dengan cara mengalikan kuat tarik sejajar
serat acuan dengan nilai faktor koreksi masa layan seperti pada Persamaan 4.3.
Pengurangan luas tampang kayu akibat penempatan alat sambung paku dapat diabaikan
sehingga luas penampang bruto sama dengan luas penampang neto. Sedangkan untuk alat
sambung baut, pengurangan luas penampang kayu harus didasarkan pada diameter lubang
penuntun (diamater baut ditambah kelonggaran). Diameter lubang penuntun pada alat
sambung baut tidak boleh lebih besar dari pada D+0,8 mm bila diameter baut (D) kurang
dari 12,7 mm, dan tidak bileh lebih besar daripada D+1,6 mm untuk baut berdiameter lebih
besar atau sama dengan 12,7 mm.
Bilamana, akibat adanya alat pengencang, letak titik berat penampang neto
menyimpang dari titik berat penampang bruto sebesar 5% dari ukuran lebar atau maka
eksentrisitas lokal harus ditinjau sesuai dengan prinsip baku mekanika.

2. Tahanan tarik tegak lurus serat


Apabila gaya tarik tegak lurus serat tidak dihindari maka perkuatan mekanis harus
diadakan untuk mampu meikul gaya tarik yang terjadi.

B. Batang tarik tersusun


Komponen struktur tersusun, termasuk batang majemuk rangka atap, batang
diafragma, batang penyokong, dan komponen struktur serupa, adalah komponen struktur
yang terdiri dari dua atau lebih elemen sejajar yang digabungkan dari bahan dengan
tahanan dan kekakuan yang sama. Tahanan komponen struktur tersusun tersebut harus
ditentukan sebagai jumlah dari tahanan elemen masing-masing selama tahanan

Jurusan Teknik Sipil – Polmed IV - 2


Struktur Kayu I

sambungannya juga dapat menjamin terjadinya distribusi gaya tarik aksial di antara
elemen-elemen tersebut yang sebanding dengan luas masing-masing elemen. Pengaruh
perlemahan akibat sambungan antar elemen harus ditinjau dalam perencanaan.

C. Contoh perencanaan batang tarik


Contoh 1
P1
P1 P1
P2 P2 250 cm

A 600 cm B

Rencanakanlah dimensi batang tarik AB dari struktur rangka batang seperti pada
gambar di atas. Batang AB dari kayu dengan kode mutu E21 mutu A, dan alat sambung
yang dipergunakan pada buhul adalah baut dengan asumsi perlemahan luas penampang
sebesar 25%. Beban P1= 30 kN dan P2= 15 kN yang diperoleh berdasarkan kombinasi
pembebanan 1,4D. Asumsikan semua nilai faktor koreksi bernilai 1,0.

Penyelesaian
Keseimbangan pada buhul A : 70,3 kN

15 kN
54 kN
60 kN

Menghitung kuat tarik sejajar serat acuan (Ft)


Ft = 0,8. Ft // (rasio tahanan kayu kelas mutu A = 0,8)
Ft = 0,8 x 47 = 37,6 Mpa
Menghitung tahanan tarik terkoreksi (T’)
T '  Ft ' An
T '  C At ' Ct C pt C F C rt Ft ' An
T '  1,00 x1,00 x1,00 x1,00 x1,00 x37,6 xAn

Jurusan Teknik Sipil – Polmed IV - 3


Struktur Kayu I

Menghitung kebutuhan luas neto (An)


Tn  .t . T '
54000  0,6 x0,8 x37,6 xAn
An  2992 mm 2

Menentukan luas penampang bruto (Ag)


Penapang kritis terjadi pada daerah sambungan. Pengurangan luas penampang akibat
penempatan alat sambung baut diperkirakan sekitar 25%, sehingga luas penampang bruto
yang diperlukan adalah:
An
Ag   3900 mm 2
0,75
Jadi dimensi batang AB dipilih 50/80 mm dengan Ag = 4000 mm2
Kontrol tahanan tarik batang AB
Tu  t Ft ' . An
Tu  0,6 x 0,8 x37,6 x 0,75 x 4000
Tu  54,144 kN  54 kN

Contoh 2
Apabila ujung batang diagonal pada soal 1 disambungkan ke batang AB dengan
sistem takikan dengan asumsi perlemahan luas penampang sebesar 30%, cek kembali
apakah dimensi batang AB 60/100 mm masih dapat dipergunakan ?

Penyelesaian
Menghitung luas netto batang AB (An)
Pengurangan luas penampang maksimum akibat takikan diperkirakan sebesar 30%,
sehingga luas penampang netto adalah :
An  0,7. Ag  0,7 x 6000  4200 mm 2

Kontrol tahanan tarik batang AB


Tu  .t . Ft ' . An
Tu  0,6 x 0,8 x 37,6 x 0,7 x 6000
Tu  75,8 kN  54 kN
Jadi batang AB dengan dimensi 60/100 mm masih dapat dipergunakan.

Jurusan Teknik Sipil – Polmed IV - 4


Struktur Kayu I

Soal latihan

BATANG A-C BATANG B-C


A

h 100 mm
1,5 m
C
75 mm
B t t MMM
P
M
2m

Struktur rangka batang menggunakan kayu dengan kode mutu E18 mutu A. Pada titik
simpul C ada gaya vertikal P akibat beban mati D=25 kN, beban hidup La=1 kN, dan
beban angin W=0,5 kN dengan kombinasi pembebanan 1,2D+1,6La+0,8W. Faktor waktu
(λ) ditentukan sebesar 0,8 dan faktor koreksi masa layan ( ΠCi) diambil sebesar 0,9. Batang
AC berupa batang ganda dengan tebal masing-masing t = 25 mm. Akibat sistem
sambungan pada pertemuan batang, perlemahan penampang batang AC diperkirakan
sebesar 20% terhadap luas penampang utuh.
Pertanyaan :
Tentukanlah tinggi penampang (h) pada batang AC sehingga memenuhi syarat
kekuatan tarik !

Jurusan Teknik Sipil – Polmed IV - 5

Anda mungkin juga menyukai