13.0.0. Theodolite
Theodolite adalah alat untuk mengukur sudut. Pada pandangan pertama,
alat ini terlihat sebagai suatu alat yang agak rumit. Namun demikian, cara
kerjanya dapat dipelajari dengan lebih cepat jika alat ini dipisah-pisahkan
dalam bentuk bagan (diagram) ke dalam bagian-bagiannya dan masing-
masing dijelaskan secara mandiri.
13.1.0. Penggolongan
Sebuah theodolite umumnya digolongkan menurut cara yang dipakai untuk
membaca lingkaran, kegunaan, dan ketelitiannya. Penggolongan yang
utama adalah menurut cara yang dipakai untuk membaca lingkaran. Cara-
cara tersebut adalah:
1. Vernier
2. Skala optis atau micrometer optis.
13.1.1. Theodolite Vernier
Seperti tersebut pada namanya, theodolite ini dibaca dengan menggunakan
skala vernier, salah satu skala tambahan, yang memungkinkan pembacaan
sampai 20 detik. Bagian-bagian utama theodolite seperti terlihat pada
gambar 13.1 adalah:
3. Tribrach
Tribrach adalah badan alat ukur yang menunjang seluruh bagian alat
lain. Tribrach ini mempunyai bagian yang berlekuk, dudukan yang
berbentuk seperti kerucut pada mana bagian-bagian alat ukur yang lain
ditumpangkan diatasnya. Jika alat ukur sedang dipakai maka tribrach
harus benar-benar mendatar.
B. Perhatian Umum
1. Jangan gunakan casing alat sebagai tempat untuk berdiri. Casing
alat ini licin dan tidak stabil sehingga orang tersebut dapat
tergelincir dan terjatuh.
13.2.2. Tripod
A. Peringatan
1. Disaat meletakkan alat di atas dudukan tripod, putarlah dengan ketat
sekrup pengunci. Jika tidak, alat theodolite bisa terjatuh dan juga bisa
melukai pembawanya.
2. Kunci dengan ketat sekrup-sekrup pengunci kaki tripod dimana alat
didudukkan. Jika tidak, tripod dapat terjatuh (collaps) dan juga bisa
melukai penggunanya.
13.2.3. Perhatian Sehubungan Kerusakan yang diakibatkan oleh air dan debu.
DT500 dibuat mengacu pada spesifikasi IP66 untuk tahan kena air dan
debu disaat battery tertutup dan caps penutup connector terhubung dengan
benar.
1. Pastikan penutup battery tertutup dengan benar dan pasanglah caps
penutup connector dengan benar untuk menghindari DT dari embun
dan partikel debu.
2. Pastikan bahwa embun dan partikel debu tidak berada di bagian dalam
dari penutup battery, terminal maupun bagian connector karena dapat
mengakibatkan kerusakan pada instrument.
3. Pastikan bahwa bagian dalam dari casing alat dan instrumentnya kering
sebelum casing ditutup. Jika butiran air masih ada didalamnya, dapat
menyebabkan instrument berkarat.
4. Jangan pernah meletakkan alat DT langsung di atas tanah atau pasir
karena dapat merusak bagian derat sekrup yang ada, khususnya sekrup
as alat yang terletak di bagian bawah alat.
5. Pastikan alat DT tidak mengalami benturan yang keras dan dari getaran
6. Jangan bawa alat DT diatas tripod
7. Matikan (power off) sebelum mengganti batterynya
13.2.4. Perawatan
1. Selalu bersihkan alat DT sebelum dimasukkan kembali ke casingnya.
Lensa alat membutuhkan perhatian yang khusus. Pertama, bersihkan
lensa dengan menggunakan brush halus agar terhindar dari debu yang
sangat kecil sekalipun. Kemudian, setelah menghembuskan nafas ke
permukaan lensa, sekalah lensa tersebut dengan menggunakan kain
atau tissue yang lembut.
2. Jangan gunakan solvent organik untuk membersihkan layar, keyboard
maupun casing.
3. Simpanlah alat DT diruangan yang kering dan temperatur didalamnya
tetap.
4. Periksalah setiap kaki tripod apakah fit dan sekrupnya masih terkunci.
5. Jika ada bagaian penggerak alat DT yang tidak berfungsi dengan baik,
hubungi dealer SOKKIA.
6. Jika alat DT tidak digunakan dalam jangka waktu yang lama,
periksakan alat tersebut ke agen SOKKIA, setidaknya lakukan
pemeriksaan sekali dalam tiga bulan.
7. Pada saat mengeluarkan alat DT dari casingnya, jangan tarik/keluarkan
alat DT tersebut dengan kuat. Casing tersebut harus benar-benar
tertutup agar terhindar dari kelembaban.
8. Kalibrasi alat DT secara periodik agar akurasi alat DT tersebut tetap
baik.
13.2.5. Spesifikasi
Panjang teleskop yang digunakan untuk theodolite type DT 500 adalah
165mm, sedang untuk DT600 adalah 160mm. Aperture DT 500 sebesar
45mm dan DT600 sebesar 35mm. Pembesaran lensa untuk DT500 sebesar
30X dan DT600 sebesar 26X. Resolving power DT500 sebesar 3" dan
DT600 sebesar 3,5". Luasnya daerah yang bisa terlihat melalui teleskop
sebesar 1º30" dan sama untuk kedua type alat di atas. Perbandingan garis
stadia untuk kedua type alat sama, yaitu 1:100. Besarnya minimum sudut
Perhatian:
Gantilah battery sebelum alat didirikan/dioperasikan karena alat akan
sedikit berubah walaupun sudah diatur ketegakannya.
2. Atur buble yang ada pada tabung pendatar lingkaran agar berada
ditengah-tengah lingkaran dengan menaik-turunkan kaki tripod.
Misalnya, panjangkan kaki tripod yang searah dengan as buble
yang letaknya paling jauh dari kaki tersebut atau pendekkan kaki
tripod yang searah dengan as buble yang letaknya paling dekat
dengan kaki tersebut agar posisi buble bisa diletakkan ditengah-
tengah lingkaran (gbr. 13.19.a).
4. Putar alat secara horizontal dan berlawanan arah jarum jam sebesar
90º sehingga posisi tabung pendatar memanjang berada tegak lurus
dari garis kaki AB dan kemudian putar sekrup kaki C untuk
mendatarkan bublenya (gbr. 3.19.c).
6. Putar alat sebanyak dua atau tiga putaran secara horizontal untuk
memastikan posisi alat masih tetap berada ditengah tabung
memanjang tersebut. Jika berubah, lakukan kembali prosedur
pendataran seperti di atas.
7. Jangan lupa memperhatikan apakah titik surveynya masih benar-
benar berada ditengah-tengah alat yang sudah didatar-tegakkan
tersebut. Jika tidak, buka pengunci tribrach. Sambil melihat titik
survey melalui lensa plummet eyepiece, arahkan alat sehingga titik
survey berada ditengah-tengah garis lingkaran. Kemudian,
kencangkan kembali sekrup pengunci tribrach.
Ketika item no.3 (Penomoran sudut horizontal) diatur secara manual, pada
layar monitor akan terlihat seperti ini (gbr. 13.21.b) Sedangkan jika item
No.2 (penomoran sudut vertical) diatur secara manual, pada layar monitor
akan terlihat seperti ini (gbr. 13.21.c).
Ketika alat ini tidak benar-benar tegak secara vertical, fungsi penomoran
tidak akan aktif. Oleh karena itu, lakukan kembali pendatar-tegakan alat.
Atau gunakan fungsi No.4 (tilt correction) untuk mematikan (Off) dan
menghidupkan (ON) tilt Vertikal (V) apabila penomoran tidak bisa
diaktifkan karena adanya getaran atau tiupan angin yang kencang (gbr
13.23).
3. Kemudian arahkan alat ke titik survey nomor dua dan pada layar
monitor akan terlihat berapa besar sudut horizontal diantara kedua titik
tersebut (gbr. 13.26).
Tabung Buble ini dibuat dari gelas sehingga sangat sensitive terhadap
perubahan temperature dan getaran. Cara Memeriksanya:
1. Datarkan alat seperti yang telah diterangkan pada step 3 s/d 5 Bab
3.3.0. bagian B.
2. Putar Teropong secara horizontal sebesar 180º dan periksa posisi buble
apakah masih tetap berada di tengah. Jika tidak, perlu dilakukan
penyesuaian (gbr. 13.31).
3. Geser buble tersebut sebesar ½ jarak yang berubah tersebut ke arah
tengah dengan menaik-turunkan sekrup kaki pendatar C (gbr. 13.32.a).
4. ½ jarak yang tersisa agar tepat berada di tengah, posisi buble digeser
dengan kunci L untuk memutar bagian pin pengikat tabung kaca. Buble
akan mengikuti arah kemana pin tersebut akan diputar (gbr. 3.32.b).
4. Ketiga pin yang ada diputar hingga besaran gaya memutar yang
diberikan harus sama. Jadi, perlu kehatian-hatian dalam melakukannya
agar tabung bublenya tidak rusak apalagi pecah sehingga tidak dapat
lagi dipergunakan.
3. Dengan akurat, bidik sebuah titik target berlawanan arah jarum jam.
4. Tunggu beberapa saat agar posisi instrument stabil, kemudian baca
dan catat hasil sudut konpensasi X1 dan Y1 yang akan ditampilkan
secara otomatis.
5. Buka sekrup pengunci piringan vertikal dan putar teropong secara
vertikal sebesar 180º. Kemudian, buka sekrup pengunci piringan
horizontal dan secara akurat arahkan ke titik target semula searah
jarum jam .
6. Tunggu beberapa saat agar posisi instrument stabil, kemudian baca
dan catat hasil sudut konpensasi X2 dan Y2 yang akan ditampilkan
secara otomatis.
7. Hitung nilai perbedaannya (offsetnya) untuk mendapatkan nilai tilt
zero point error nya
X offset = (X1 +X2)/2
Y offset = (Y1 + Y2)/2
Jika salah satu dari ke dua nilai offset ini jauh lebih dari ±20”, ganti
nilai faktor dengan mengikuti cara di bawah ini. Jika nilai offsetnya
masih berada disekitaran ±20”, perbaikan nilai konstanta tidak perlu
Cara memasukkan nilai konstanta tilt zero point error yang baru
8. Untuk memasukkan dan menyimpan nilai X2 dan Y2 yang baru, tekan
tombol .
9. Buka sekrup pengunci piringan vertikal dan putar teropong secara
vertikal sebesar 180º. Kemudian, buka sekrup pengunci piringan
horizontal dan secara akurat arahkan ke titik target semula searah
jarum jam .
10. Tunggu beberapa saat agar posisi instrument stabil, kemudian baca
dan catat hasil sudut konpensasi X1 dan Y1. Untuk menyimpan nilai
13. Tunggu beberapa saat agar posisi instrument stabil, kemudian baca
dan catat hasil sudut konpensasi X3 dan Y3 yang ditampilkan secara
otomatis.
14. Buka sekrup pengunci piringan vertical dan putar teropong secara
vertical sebesar 180º. Kemudian, buka sekrup pengunci piringan
horizontal dan secara akurat arahkan ke titik target semula searah
jarum jam.
15. Tunggu beberapa saat agar posisi instrument stabil, kemudian baca
dan catat hasil sudut konpensasi X4 dan Y4 yang akan ditampilkan
secara otomatis.
16. Hitung nilai perbedaannya (offsetnya) untuk mendapatkan nilai tilt
zero point error nya
X offset = (X1 +X2)/2
Y offset = (Y1 + Y2)/2
Jika salah satu dari ke dua nilai offset ini jauh lebih dari ±20”, ganti
nilai factor dengan mengikuti cara di bawah ini. Jika nilai offsetnya
masih berada disekitaran ±20”, perbaikan nilai konstanta tidak perlu
Contoh:
A2 – A1 (sudut horizontal) = 198º34'20" - 18º34'00" = 180º00'20"
B2 – B1 (sudut vertikal) = 269º30'00"- 90º30'20"= 360º00'20".
Jika perbedaan yang ada sangat besar meskipun pengujian telah dilakukan
beberapa kali, silahkan hubungi agen Sokkia.
Jika titik target masih tetap berada ditengah lingkaran optical plummet,
penyesuaian tidak perlu dilakukan. Jika tidak, penyesuaian perlu
dilaksanakan.
Untuk melaksanakan penyesuaian:
3. Perbaiki separuh jarak kesalahan dengan memutar kaki sekrup pendatar
(gbr. 13.36.b).
Untuk mengukur sudut PQR, alat ukur diatur pada kedudukan biasa dan
langkah-langkah berikut dilakukan.
1. Untuk mengaktifkan fungsi penomoran horizontal secara manual,
lepaskan penguncinya dan putarlah piringan horizontal ke kiri dan ke
kanan sampai alat ini berbunyi dan untuk penomoran vertikal, lepaskan
penguncinya dan putarlah piringan vertikal ke atas dan ke bawah.
Ketika fungsi penomoran ini telah aktif, alat ini sudah siap untuk
digunakan.
2. Pada kedudukan biasa, arahkan alat ukur ke titik target P (gbr. 13.38).
3. Setelah itu, set sudut horizontal ke 00º00'00" dengan menekan tombol
P R
65º25'00"
Tabel 13.1. Pengukuran Sudut Horizontal Cara Biasa dan Luar Biasa
Tempat Titik Cara Biasa Cara Luar Biasa
Alat Rata-Rata
Bidikan Vernier A Vernier B Vernier A Vernier B
Ukur
1 2 3 4 5 6 7
Baris 1 P 00º00'00" 180º00'00" 180º00'00" 00º00'00"
Baris 2 R 65º25'00" 245º25'00" 245º25'20" 65º25'20"
Baris 3 65º25'00" 65º25'00" 65º25'20" 65º25'20" 65º25'10"
8. Ulangi kembali pengukuran sudut tersebut untuk enam kali juga pada
kedudukan luar biasa dan dapatkan besar sudut rata-ratanya dengan
mengurangkan pembacaan pertama pada titik X dari pembacaan akhir
pada titik Z dan bagilah hasil terbut dengan enam. Katakanlah XYZ =
02º06'03".
1
9. Harga akhir XYZ = 0206'03"0206'07" 0206'05"
2
Harus dicatat bahwa pada seluruh pengukuran di atas tidak perlu dimulai
pada besaran sudut 00º00'00".
Sangat sering hal ini tidak terjadi dan semua sudut tegak harus diukur
dalam kedudukan biasa dan luar biasa. Langkah-langkahnya adalah sebagai
berikut:
1. Atur alat ukur pada kedudukan biasa dan gerakkan gelembung nivo
vertikal ketengah dengan sekrup penjepit
2. Impitkan dengan teliti pada target dan cek apakah gelembung nivo
tetap berada ditengah. Umumnya gelembung akan bergeser dari
tengahnya sehingga harus diketengahkan kembali sebelum membaca
Jika pembacaan pada kedudukan luar biasa ada, maka pembacaan harus
172º10'04" sebab jumlah pembacaan biasa dan luar biasa adalah
180º00'00". Karena ketidaksempurnaan penyetelan alat ukur, pembacaan
pada kedudukan luar biasa pada semua kemungkinan akan berbeda dari
harga 180º00'00" dengan suatu besaran yang dikenal sebagai kesalahan
indeks.
biasa
Jumlah : 180º00'00"
Salah indeks : +12"
Penyetelan
e. Putar sekrup kaki sampai gelembung bergerak kembali ke arah
pusat dengan besar n/2 skala, yaitu dengan setengah kesalahan.
Sumbu tegak sekarang benar-benar tegak (gambar 13.42.c.)
f. Stel nivo tabung dengan melonggarkan sekrup pengungkit dan
tinggikan atau rendahkan salah satu ujung nivo tabung sampai
gelembung benar-benar ditengah. Dengan demikian, setengah n/2
kesalahan akan dihilangkan (gambar 13.42.d.) dan nivo tabung
akan tegak lurus sumbu tegak.
1
2,100 2,000 2,050m adalah kedudukan B yang betul karena
2
garis bidik menyimpang dengan 2e pada kedua sisi dari kedudukan
rata-rata untuk keadaan biasa dan luar biasa.
Pengetesan
1. Letakkan alat ukur pada sumbu I dan tegakkan dengan baik.
Bidikkan pada titik A pada ketinggian sekitar 60º. Tutup kedua
sekrup pengunci piringan atas dan bawah seperti pada gambar
13.47.a.
2. Bidikkan teropong pada rambu mendatar atau skala yang diletakkan
pada tanah dasar objek A. Catat pembacaan “b”.
3. Ulangi langkah-langkah di atas pada kedudukan luar biasa untuk
mendapatkan pembacaan kedua “c” pada skala. Jika penyetelan alat
ukur telah sempurna, kedua pembacaan akan sama.
Penyetelan
4. Jika pembacaan “b” dan “c” berbeda, harga rata-ratanya tetap betul
karena teropong akan bergerak diatas bidang pada setiap
kemiringan sudut e pada kedua sisi garis tegak.
Dengan menggunakan sekrup penggerak halus piringan atas atau
bawah, aturlah alat ukur pada pembacaan menengahnya
5. Putarlah teropong ke atas sampai bidang silang mendatar
memotong titik A. Benang silang tegak akan terletak disamping
titik A.
Pengetesan
1. Tegakkan alat ukur pada I pada kedudukan biasa. Ketengahkan
gelembung nivo tabung ketinggian dan baca suatu rambu tegak pada A
dengan pembacaan vernier lingkaran tegak nol. Catat pembacaan,
misalnya 1,500m (gambar 13.48.a)
2. Ulangi Pekerjaan pada I pada kedudukan luar-biasa. Catat pembacaan
rambu, misalkan 1,400m (gambar 13.48.b).
Penyetelan
3. Kata-kata pembacaan pada rambu itu benar karena pengamatan biasa
terungkit ke atas dan pengamatan luar biasa terungkit ke bawah dengan
kesalahan yang sama, “e”. Dengan menggunakan sekrup gerakan halus
tegak teleskop diputarkan sampai kepembacaan rata-rata 1,450m
(gambar 13.48.c).
4. Pada vernier tidak akan terbaca nol kembali dan harus dinolkan dengan
sekrup penjepit yang mengontrol nivo tabung ketinggian dan vernier.
5. Pergerakan sekrup penjepit akan menggerakkan gelembung dari
kedudukan tengahnya. Gelembung diketengahkan kembali dengan
menyetel sekrup pengungkit yang terletak pada salah satu ujung nivo
tabung (gambar 13.48.d).
2. Kesalahan Acak
Kesalahan-kesalahan kecil tak dapat dihindarkan. Hal tersebut
disebabkan karena ketidak sempurnaan sentuhan dan pandangan
manusia yang membuat tidak mungkin menepatkan pada target secara
teliti atau untuk membaca vernier secara tepat.
Akhirnya, jika alat ukur tidak diunting dengan benar, tak ada yang
dapat dilakukan untuk menghilangkan atau meminimumkan kesalahan-
kesalahan yang harus terjadi. Perhatian yang penuh harus diarahkan
untuk penegakan alat ukur diatas titik survey dengan teliti.
Ringkasan
Secara umum, kesalahan blunder tidak dapat dihilangkan atau
diminimumkan oleh cara pengamatan apapun. Hanya pengukuran
pengimbang yang dapat menunjukkan bahwa kesalahan tersebut ada.
Walaupun begitu, adalah cukup jika pengamat dapat mengambil
langkah-langkah untuk mencari kesalahan tersebut. Suatu kesalahan
dalam pengurangan tidak memerlukan pengulangan pengukuran, tetapi
kesalahan-kesalahan blunder yang lain dan secara umum pengukuran
pengimbang yang lengkap harus dilakukan.
Kesalahan Sistematik
Timbul karena cacat atau ketidaksempurnaan penyetelan alat ukur.
Telah diperlihatkan bahwa pada hampir semua kasus suatu pengukuran
pengimbang pada sudut akan saling menghilangkan kesalahan-
kesalahan tersebut. Perkecualian adalah jika sumbu tegak tidak benar-
benar tegak, kesalahan tak dapat dihilangkan. Walaupun begitu,
kesalahan-kesalahan tersebut adalah kesalahan-kesalahan orde kedua
dan tidak mempengaruhi pengukuran theodolite biasa.