Anda di halaman 1dari 16

3.

2 Gaya Hidrostatik pada Permukaan rata

pat

h
hS W dW
hD

x z zS
zD
xS x
 xD
dF
S

F D
z
e

Gbr. 3.4 Hidrostatik Permukaan Rata

Gaya tekan air W terhadap sebuah bidang F adalah integrasi dari elemen gaya
tekan dW terhadap elemen bidang dF:
W   dW   p  dF    g  h  dF    g  hs  F
F F F

W   . hS . F

dalam hal ini  h  dF  cos  z  dF


F F

hS  F  cos   z S  F

z S  F   z  dF momen statis terhadap sumbu-x


F

Gaya tekan air bekerja melalui titik pusat tekanan D. Titik ini akan berimpit
dengan titik berat bidang F, hanya bila bidang tersebut horizontal. Koordinat titik
pusat tekanan dapat ditentukan dengan hukum momen terhadap sumbu-x atau sumbu-z:
Hukum momen terhadap sumbu-z:
x D  W   x  dW    g  cos   x  z  dF
F F

DFS, Jurusan Teknik Sipil Polmed 7


III -
dimana: W    g   hS   F    g   z S  cos    F , dW  p  dF    g  h  dF

 x  z  dF  C
F
xz : momen deviasi

sehingga menjadi
C xz
xD 
zS  F

Untuk bidang-bidang yang titik beratnya terletak pada sumbu-z dan simetris, maka
nilai Cxz dan juga xD sama dengan nol.
Hukum momen terhadap sumbu-x:
z D  W   z  dW    g  cos   z 2  dF
F F

dimana: W    g   hS   F    g   z S  cos    F

z  dF  I x momen inersia bidang terhadap sumbu  x


2

sehingga diperoleh:
Ix
zD 
zS  F

Dalam praktek biasanya momen inersia bidang dan momen deviasi tidak
dihitung terhadap sembarang sumbu, melainkan terhadap sumbu berat dari bidang
tersebut. Rumus yang sama dalam buku kumpulan rumus-rumus juga menghitungnya
berdasarkan sumbu berat bidang. Untuk menentukan besarnya momen inersia dan
momen deviasi terhadap sembarang sumbu-x, menurut Steiner:
2
I x  I Sx  F  z S
x

zS adalah jarak antara sumbu-x zS


S Sx
dan sumbu berat yang sejajar e
D
dengan itu, ISx adalah momen
inersia bidang terhadap sumbu
beratnya. Gbr. 3.5 Momen Inersia
2
I Sx  F  z S I
zD   Sx  z S  e  z S
zS  F zS  F

DFS, Jurusan Teknik Sipil Polmed 8


III -
Rumus-rumus momen inersia terhadap sumbu-x dan sumbu-z untuk beberapa
bentuk bidang yang sering dijumpai adalah sebagai berikut.

Bidang empat persegi panjang: Sz

I Sx  b  h 3 / 12, h Sx
I Sz  b  h / 12
3

b
Sz
Bidang Elips:
b
I Sx    a  b 3 / 4 ,
Sx
I Sz    a 3  b / 4
Sz a
Bidang Lingkaran:
I Sx  I Sz    r 4 / 4 Sx
r

Gbr. 3.6 Inersia Beberapa Bidang

Contoh-contoh:
1. Bidang lingkaran horizontal
W    g  hS  F    g  h    r 2
z D  zS  e  0
h
I
e  Sx  0 sebab z S  
zS  F
kesimpulan : D  S
r
Gbr. 3.7 Bidang Horizontal

DFS, Jurusan Teknik Sipil Polmed 9


III -
2. Bidang empat persegi panjang vertikal

 a h
W    g  hS  F    g   h    a  b
 2
I
z D  z S  Sx
zS  F
karena   0, maka z S  hS , z D  hD S a
 a ba 3
1 D
hD   h    
 2 12  a
h   a b
 2
2
b
 a a 1
hD   h    
 2  12  a Gbr. 3.8 Bidang Vertikal
h  
 2

3. Bidang empat persegi miring: lebar pintu air b = 2meter

Wv
h1

.g.h1 hD
W h2

Wh

.g.h2

Gbr. 3.9 Bidang Miring


Dik,
h1 = 3m, h2 = 6m, sudut alpha = 400
Dit. Tentukan besarnya W
Jawab :
Wh(komponen horizontal dari W) ialah gaya hidrostatik thd bidang vertikal
(Yaitu proyeksi dri bidang miring yg ditinjau)
Wv ( kompnen vertikal dari W) ialah berat air diatas bidang yang ditinjau atau
berat air yang didesak oleh bidang yang ditinjau

Cara 1
DFS, Jurusan Teknik Sipil Polmed 10
III -
Wh = 10 x 4,5 x (3x2)
= 270 kN
Wv = gamma air x volume
= gamma x Av x b
= 10 x {(3+6)/2 x 3,575} x 2
= 321,75 kN
W = akar (2702 + 321,752)
= 420,02 kN

Cara 2
W = gamma x hs x A
=10 x 4,5 x {(3/cos50) x 2 }
= 420,04

Gaya tekan air:


Pembagian dalam komponen:

Wh    g 
2

b 2
h2  h1
2

Wv    g 
b
2  tan 
 2
 h2  h1
2

resultannya: W  Wv  W h
2 2
 g
b

1
2 sin 
2

 h2  h1
2

Pusat tekanan:
h1  h2 1
zS  
2 sin 
I Sx b   h2  h1 
zD  zS  dimana: F dan hD  z D  sin 
zS  F sin 
b   h2  h1 
3

I Sx 
12  sin 3 

h  h b   h2  h1 
3
sin  2  sin 
zD  1 2   
2  sin  12  sin  b   h2  h1   h1  h2 
3

DFS, Jurusan Teknik Sipil Polmed 11


III -
3 h2  h1    h2  h1 
2 2
a 2  Sin 2
hD  atau hD  hS 
6 h2  h1  12  hS

2
kasus khusus : h1  0  hD  h2
3

3.2.1 Gaya Hidrostatik Pada Bidang Rata Horizontal

Kasus ini adalah khusus, dimana sudut kemiringan bidang = 900. Contoh
sederhana kasus ini misalnya menentukan gaya angkat benda di dalam air dan
menentukan tekanan air terhadap lantai reservoir, seperti contoh soal di bawah ini.
Hitunglah tekanan pada dasar tangki. Hitunglah gaya resultante pada bidang
MNOP.

W
P 0,8 O
h = 3,0 m
1,6
M N

Gbr. 3.10 Soal Tekanan pada Dasar Tangki

Jawab:
p =  . h = 10 KN/m3 . 3 = 30 KN/m2
W = p . A = 30 KN/m 2 . 0,8 . 1,60 = 38,4 KN

3.2.2 Gaya Hidrostatik Pada Dinding Rata Empat Persegi Vertikal


A
Keterangan gambar:

z ZD = jarak pusat tekanan


pz ZD W = resultante gaya pada
h bidang vertikal AB
S W
pz = tekanan pada
DFS, Jurusan Teknik Sipil Polmed 12
III - kedalaman z
b = lebar bidang AB
D

B
.h

Gbr. 3.11 Tekanan pada Dinding


W= gamma Hs F = gamma x h/2 x b.h

Rumus-rumus:
ZD = 2h/3
1
W    b  h2 pz    z
2

3.2.2.1 Metode Prisma Tekanan Air:


b

2/3h

b/2 W
b/2
1/3h

Gbr. 3.12 Prisma Tekanan


Cara lain untuk menghitung besarnya gaya hidrostatik terhadap bidang rata
vertikal adalah dengan metode volume prisma tekanan. Gaya resultante W sama
dengan volume prisma tekanan dan bekerja melalui titik pusat prisma tekanan tersebut.
Contoh: Hitunglah gaya resultante pada dinding vertikal tangki berisi air.

b = 2,5 m

2h/3
b/2
h = 1,80 m

b/2 W

h/3

DFS, Jurusan Teknik Sipil Polmed 13


III -
Gbr. 3.13 Soal Prisma Tekanan Segitiga
Jawab:
za = 2/3 h = 2/3. 1.80 m = 1.20 m
W = ½ . . b . h2/2 = ½ .10 kN/ m3 . 2,5 m . (1.80 m)2 = 40.50 kN

Gaya hisrostatik pada bidang rata empat persegi panjang vertical di bawah
muka air.
b

hS hD

Gbr. 3.14 Prisma Tekanan Trapesium

Rumus-rumus: [kN] resultante gaya hidrostatik


terhadap bidang vertikal (a .
b)

[m] jarak pusat tekanan

Contoh:
Tentukan jarak pusat tekanan dan gaya resultante pada selempeng pelat empat
persegi panjang.
1,00 1,00

3.00

DFS, Jurusan Teknik Sipil Polmed 14


III -
Jawab :
a’ = 3 sin 60 = 2,6
(titik pusat bidang ke muka air ) hs = 5 +2,6/2 = 6,3m
W = 10 x 6,3 x 15 = 945 kN
(Jarak miring) Zs = 5/(sin 60) + 3/2 = 7,27 m
Zd = 1/12 x 5 x 33 / (7,27 x 15) + 7,27 = 7,37 m
hD= Zd x sin alpha = 7,37 x sin 60 = 6,38 m

Gbr. 3.15 Soal Bidang Empat Persegi

Jawab:
W =  . b . a . hS = 10 kN/m3 . 3,0 . 1,0 . 1,5 = 45,0 kN
a2 1,0 2
hD = + hS = + 1,5 = 1,56 m
12  hS 12.1,5

3.3 Gaya Hidrostatik pada Permukaan Melengkung

Gaya tekan air pada bidang lengkung dihitung dengan cara membaginya ke
dalam gaya horizontal Wh dan vertikal Wv(a,b). (Bendung)
Garis kerja dari Wh melalui titik berat ST dari trapezium-tekanan atau segitiga-
tekanan.
Bidang yang melengkung ke atas akan menerima komponen gaya tekan air
vertikal Wva, yang besarnya sama dengan berat bagian air yang berada di atas bidang
lengkung tersebut, dengan garis kerja gaya vertikal dari atas ke bawah, melalui titik
berat bagian air tersebut.
Bidang yang melengkung ke bawah akan menerima komponen gaya tekan air
vertikal Wvb, yang besarnya sama dengan berat “bagian air” yang berada di atas bidang
lengkung tersebut, dengan garis kerja gaya vertikal dari bawah ke atas, melalui titik
berat bagian air tersebut.
Resultan dari gaya tekan air W ditentukan dengan penjumlahan secara vector
dari komponennya.

DFS, Jurusan Teknik Sipil Polmed 15


III -
Wva

Wvb
Wh

Gbr. 3.16 Tekanan Pada Bidang Lengkung

Pemakaian bidang lengkung istimewa, yaitu lengkung lingkaran sering


ditemukan di lapangan. Karena tekanan selalu bekerja tegak lurus terhadap bidang
tekannya, maka perpanjangan bidang-bidang normal ini (bidang-bidang pada mana
tekanan air bekerja) akan melalui titik pusat busur lingkaran tersebut, dan demikian
juga halnya dengan resultante gaya tekan air (gaya hidrostatiknya).

Contoh: Bendung segmen (bendung gerak)


Tentukan gaya hidrostatik bila seluruh segmen tenggelam dan hitung gaya yang
diterima oleh masing-masing tumpuan putar bendung gerak.
Jawab (lihat Gbr.3.17):
h2 42
Wh    g   b  1  9,81   8,0  627,8 kN
2 2
Wv    g  Fv  b  1  9,81  2,46  8,0  193,1 kN


Fv  BC  CD  ABD  ABC 

DFS, Jurusan Teknik Sipil Polmed 16


III -
Muka air hulu  
Lebar bendung:
b = 8,0 m
Wv 
h=4 m W sin
cos
h/3
Wh
 r = hsin
 

D C

Dasar saluran
Saluran hilir

Gbr. 3.17 Soal Bendung Gerak

Hd = h – r x sin (  
r = sin  r
 = arctan Wv/Wh = 18,553

Wh = gamma x hs x A
= 9,81 x 2 x {4 x 8}
= 627,84
Wv = gamma x Av x b
= 9,81 x Av x 8
Juring =Alpha/360x phi r2
Eb = r (AD) – c (pakai tan alpha = h/ac)
Av = (4,619) x 4/2 - 60/360 x phi x 4,6192 = 2,685 m2
W = (627,842 + 210,7192 )0,5 = 662,25 kN

  1 
Fv  r  sin    r  r  cos      r 2   r  sin   r  cos   2,46 m 2
 360 2 
2 2
W  Wh  Wv  627,8 2  193,12  656,8 kN

Wv 193,1
tan     0,308    17 o 07 '
Wh 627,8

Gaya yang bekerja pada masing-masing kedua tumpuan putar adalah setengan
dari W. As dari tumpuan putar didimensi berdasarkan geser.

DFS, Jurusan Teknik Sipil Polmed 17


III -
3.4 Gaya Angkat

Terhadap benda yang dicelupkan ke dalam cairan bekerja pada satu sisi yaitu
berat benda, dan pada sisi yang lain bekerja gaya-gaya hidrostatik. Pada benda yang
diam, jumlah dari gaya-gaya tersebut sama dengan nol (setimbang).
Pada gaya-gaya hidrostatik akan dibedakan antara gaya yang bekerja dari atas
(bandingkan gambar di bawah).
Wa    g   z a  dF
F

dengan gaya yang bekerja dari bawah


Wb    g   z b  dF
F

dimana F sebagai bidang proyeksi vertikal dan r sebagai rapat massa dari
cairan. Perbedaan Wb – Wa merupakan berat dari cairan yang didesak oleh benda
tersebut. Gaya ini dikenal sebagai gaya angkat hidrostatis A (hukum Archimedes, kira-
kira tahun 250 SM), yang dihitung sebagai berikut.
A  Wb  Wa    g   z b  z a   dF    g  V D
F

VD = Volume cairan terdesak

Wa za

A z
dF
PD
PB

G
Prisma elemen

Wb

Gaya kebawah = berat benda = Vb x b


=Axhxb
= 1 x 0,8 x 6,5 = 5,2kN
Gaya keatas = Vdesak x  air = A x t x  air
Pers. Kesetimbangan = A x h x  b = A x t x  air
t/h = b/a
DFS, Jurusan Teknik Sipil Polmed 18
III -
1. Jika b = a, maka seluruh benda berada dibawah muka air (muka atas benda
berhimpit dengan muka air)
2. Jika b > a, maka benda tenggelam didasar
3. Jika b < a, maka benda terapung
Gbr. 3.18 Gaya Angkat

Berat benda yang homogen dengan rapat massa B dan volume VB adalah
sebesar
G   B  g  VB

Jika seluruh benda tenggelam (VB = VD), maka beratnya menjadi


G  A  VD  g    B   
Terdapat 3 kemungkinan
G  A,  B   benda tenggelam

G  A,  B   benda melayang

G  A,  B   benda sebagian tenggelam dan sebagian terapung

Gaya angkat A bekerja melalui titik berat SD dari volume cairan yang terdesak,
gaya berat melalui titik berat benda SB. Pada benda yang terapung dan pada benda
yang tidak homogen SD tidak berimpit dengan SB.

Contoh:
Tentukan kedalaman tenggelam dari kayu bulat yang diletakkan ke atas air, d =
0,40 m, K = 0,85 t/m3.

r.sin  h = 2r - t

r
r.cos 
t
 FD, K

Gbr. 3.19 Soal Soal Gaya ANgkat

Jawab: Cara 1 (eksak):


Kesetimbangan: G=A
DFS, Jurusan Teknik Sipil Polmed 19
III -
 K  g  VK    g  VD
K
 K  g  1    r 2    g  1  FD  FD  FK 

0,85 r2
FD    r 2    r2   2  sin 2 
1,00 2

0  0,15    sin   cos  ( dalam radian)


Dengan kalkulator didapat  = 0,9457 = 54,18o
t = r + r.cos m

Cara 2 (pendekatan):
Hubungan antara Volume bagian benda yang terapung dengan volume
seluruh benda adalah sebagai berikut:
  
V   V  1  B 
  

 h     4  r 3
  h 2  r    1  K 
 3    3

 h  0,85  4  0,20 3
  h 2  0,2    1  
 3  1,00  3

h = 0,098 m atau t = 0,302 m


3.5 Stabilitas Benda Terapung

PB
VD G e
A
PD

Gbr. 3.20 Stabilitas Benda Terapung

Dua kondisi benda terapung:


Stabil, bila hM > 0
Labil, bila hM < 0
IS
dimana hM   e [m]
VD

DFS, Jurusan Teknik Sipil Polmed 20


III -
IS = momen inersia dari bidang yang dibatasi oleh “garis air”, terhadap sumbu
guling [m4].
VD = Volume air yang didesak oleh benda terapung [m3]
e = jarak pusat benda PB dengan pusat volume air terdesak (pusat VD) PD [m]

Contoh:
Tentukan perbandingan l/d benda silinder tergambar (sumbu silinder vertikal),
agar benda tersebut terapung stabil. S = 0,7 t/m3

S
Gbr. 3.21 Soal Stabilitas
Jawab:
I
hM  S  e
VD
 4
IS  r
4
 
V D  VS  S    r 2  l  S
 
1   
e    l  l  S 
2   
 /4r4 1  S  r 2
hM     l  l    0,15  l
  r 2  l   S /  2    2,8  l

Syarat batas untuk benda terapung stabil adalah: hM = 0. Jadi, dengan d = 2.r,
maka:
l/d = 0,77
Untuk l < 0,77. d benda silinder akan terapung dengan stabil

Catatan:
Menentukan nilai eksentrisitas e:

1 1 
e l   S l
2 2 
1   
DFS, Jurusan Teknik Sipil Polmed e e l 1  S  21
2   
III - l/2 S/.l
Gbr. 3.22 Eksentrisitas

DFS, Jurusan Teknik Sipil Polmed 22


III -

Anda mungkin juga menyukai