Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH PENAMBAHAN FIBERGLASS DAN SUPERPLASTICIZER

PADA BETON DITINJAU DARI KUAT DESAK, KUAT TARIK, DAN


KUAT LENTUR

Tugino, Hery Suroso, Bambang Sugiyarto, Aris Widodo, Siti Nurjanah,


Istiharoh
Teknik Sipil, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Universitas negeri Semarang, Semarang, Indonesia, 50229

ABSTRAK
Penggunaan bahan beton dalam dunia konstruksi semakin meluas. Hampir
beberapa bangunan, gedung bertingkat, jalan, jembatan, dan yang lain strukturnya
terbuat dari bahan beton. Beton didefinisakan sebagai suatu elemen struktur yang
terdiri dari partikel – partikel agregat yang dilekatkan oleh pasta yang terbuat dari
semen portland dan air. Penggunaan beton yang semakin banyak dalam dunia
konstruksi karena beton memiliki beberapa kelebihan yang belum tentu dimiliki
oleh material lain. Diantaranya adalah kekuatannya tinggi dan dapat disesuaikan
dengan kebutuhan struktur, mudah dibentuk menggunakan bekisting sesuai
dengan kebutuhan struktur bangunan, tahan terhadap kebakaran, biaya
perawatannya rendah, dan yang lain. Tetapi beton memiliki kelemahan dimana
sifatnya yang getas (mudah runtuh). Sehingga kuat tariknya kecil berkisar 9% -
15% dari kuat tekannya. Maka dari itu dalam penelitiannya ini dilakukan
penambhan fiberglass (serat kaca) dan superplasticizer untuk mengetahui
kekuatan tekan, tarik, dan lentur beton. Untuk variable serat terbagi menjadi 2
yaitu serat dengan panjang 5 cm dan 2,5 cm. kedua hasil tersebut nanti akan
dibandingkan bagaimana pengaruhnya terhadap beton.
Kata Kunci : fiberglass, superplasticizer, beton, kuat tekan, kuat tarik, kuat lentur

PENDAHULUAN
Menurut Astanto, Beton merupakan campuran semen portland, pasir,
kerikil, dan air. Semen portland dan air akan bereaksi sehingga membentuk gel
yang dalam beberapa hari menjadi keras dan saling merekat. Beton memiliki
banyak kelebihan selain bahannya yang mudah didapat, akan tetapi beton juga
memiliki banyak kekurangan diantaranya sifatnya yang getas (mudah hancur) dan
sifat daktailnya yang rendah . Nilai tariknya hanya berkisar 9% - 15% saja dari
kuat tekannya (Dipohusodo, 1994). Untuk mengatasi hal tersebut maka dilakukan
berbagai penelitian terhadap sifat dan kualitas beton sehingga ditemukan beton
hasil modifikasi yaitu dengan penambahan Fiberglass (serat kaca) dan
Superplastisizer dengan presentase tertentu pada beton.
Kedua bahan tambahan ini merupakan bahan campuran pada beton.Kaca
serat (fiberglass) atau sering diterjemahkan menjadi serat gelas adalah kaca cair
yang ditarik menjadi serat tipis dengan garis tengah sekitar 0,005 mm - 0,01
mm. Serat ini dapat dipintal menjadi benang , yang kemudian diresapi
dengan resin sehingga menjadi bahan yang kuat dan tahan korosi. Fiberglass
(serat kaca) memiliki kekuatan tarik yang tinggi, tahan terhadap panas dan api,
kuat, dan tidak mudah korosi. Penambahan bahan serat pada beton seperti yang
dinyatakan oleh Mulyono (2005:35) bahwa sebuah penelitian Batson et.al (1972) ,
Paul dan Sinnamon (1975), Criswell (1976), Williamson(1978), Balomo (1980),
Craig (1983), Sharma (1984) mengidentifikasi bahwa serat mampu meningkatkan
kapasitas geser (tarik diagonal) pada suatu balok beton atau mortar.
Superplasticizer merupakan polimer linier yang mengandung sulfonic acid
(asam sulfonat). Superplastisizer dibedakan menjadi 4 jenis yaitu Modifikasi
Lignosulfonat tanpa kandungan klorida, Kondendasi Sulfonat Melamine
Formaldehyde (SMF) dengan kandungan klorida sebesar 0,005%, kondendasi
sulfonat Nephtalene Formaldehyde (SNF), dan calboxyl acrylic ester copolymer.
Superplatisizer berfungsi membuat adukan lebih encer dengan air yang
sedikit.Tujuan menggunakan Superplasticizer memiliki beberapa konsep
tujuan.Mempercepat pencapaian mutu lebih awal/pada minggu
pertama.Mengurangi jumlah pemakaian semen sehingga lebih ekonomis.Untuk
memudahkan pengerjaan dilapangan, adukan jadi lebih kelihatan encer.
Munculnya superplastisizer dikarenakan adanya kebutuhan akan bahan campuran
beton yang dapat menghasilkan beton dengan kelayakan yang tinggi.
Berdasarkan latar belakang diatas permasalahan yang akan dikaji adalah
“pengaruh penambahan fiberglass dan superplasticizer pada beton ditinjau dari
kuat desak, kuat tarik, dan kuat lentur”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui adakah pengaruh yang dihasilkan dari adanya penambahan fiberglass
dan superplasticizer pada beton ditinjau dari kuat tekan, kuat tarik, dan kuat
lenturnya.

METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bahan Teknik Sipil
Universitas Negeri Semarang. Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun
ajaran 2020/2021 selama 5 bulan. Peralatan yang digunakan selama pelaksanaan
penelitian yaitu alat uji tekan, alat uji tarik, alat uji kuat lentur, bekisting, ember,
cangkul, cetok, timbangan, kawat, papan mix design, ayakan pasir, dan alat tulis
untuk mencatat hasil pengujian. Sedangkan bahan-bahan yang diperlukan untuk
pembuatan benda uji meliputi pasir, semen, air, kerikil (kricak ukuran 20 mm),
fiberglass, superplasticizer, besi tulangan polos D10, besi tulangan polos D6.
Tahapan penelitian yang dilakukan untuk pertama kali adalah pengujian
analisa bahan (material) pasir dan kerikil. Analisa bahan yang dilakukan berupa
pemeriksaaan kadar air, analisa saringan, uji berat jenis, uji bobot isi, dan
pemeriksaan terhadap kadar lumpur. Setelah melakukan pengujian material, maka
menentukan hitungan mix design dengan benar. Benda uji yang digunakan berupa
silinder ukuran 15 cm × 30 cm dan balok dengan dimensi 10 cm × 15 cm × 200
cm. dimana dalam perhitungan mix design ini dapat diketahui berapa kebutuhan
pasir, kerikil, semen, air, bahan tambah fiberglass, dan superplasticizer untuk
membuat 1 m3 beton. Dengan diketahuinya kebutuhan per m3, maka dapat
ditentukan kebutuhan material per satu benda uji silinder dan balok.
Setelah pembuatan mix design dilakukan uji coba pembuatan benda uji
apakah hasilnya sesuai yang diperhitungkan, misalnya melihat nilai slumpnya.
Jika sudah sesuai maka dilanjutkan dengan membuat benda uji penelitian dengan
jumlah sesuai kebutuhan variabel penelitian. Setelah pembuatan benda uji selesai,
maka dilakukan perawatan dengan merendamnya di dalam air. Perendaman
dimulai setelah satu hari selesai pembuatan benda uji. Sebelum beton mencapai
umur 28 hari, maka harus diangkat dari perendaman air dan dikeringkan terlebih
dahulu. Kemudian dilakukan pengcapingan (perataas bagian atas beton untuk uji
tekan dengan cairan belerang).
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa pencatatan data
penelitian pada tabel parameter. Data yang dikumpulkan berupa hasil uji tekan,
tarik, lentur, dan data berat silinder sebelum dilakukan pengujian.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Hasil penelitian berupa data kuat tekan, kuat tarik, kuat lentur benda uji
dengan panjang fiberglass 5 cm dan 2,5 cm. berikut adalah grafik hasil uji kuat
tekan dan uji tarik silinder.

Hubungan Kuat Tekan dengan Persentase


Superplastisizer & 3% Fiberglass
19
18.5
Kuat Tekan

18
17.5 y = -2810.8x2 + 94.55x + 17.558
17 R² = 0.5417
16.5
16
0.0% 1.0% 2.0% 3.0% 4.0%
Persentase Superplastisizer terhadap Berat Semen

Gambar 1 Nilai Kuat Tekan Beton Panjang Fiberglass 5 cm

Hubungan Kuat Tekan dengan Persentase


Superplastisizer & 3% Fiberglass
25
20
Kuat Tekan

15
y = -6477.8x2 + 197.02x + 16.709
10 R² = 0.4768
5
0
0.0% 1.0% 2.0% 3.0% 4.0%
Persentase Superplastisizer terhadap Berat Semen

Gambar 2 Nilai Kuat Tekan Beton Panjang Fiberglass 2,5 cm


Hubungan Kuat Tarik Belah dengan
Persentase Superplastisizer & 3% Fiberglass
Kuat Tarik Belah 2.5

2
2
1.5 y = -496.53x + 14.543x + 1.8381
R² = 0.5845
1

0.5

0
0% 1% 2% 3% 4%
Persentase Suplerplastisizer terhadap Berat Semen

Gambar 3 Nilai Kuat Tarik Beton Panjang Fiberglass 5 cm

Hubungan Kuat Tarik Belah dengan Persentase


Superplastisizer & 3% Fiberglass
2.5

2
Kuat Tarik

1.5 y = -589.44x2 + 15.588x + 1.9233


R² = 0.523
1

0.5

0
0.0% 1.0% 2.0% 3.0% 4.0%
Persentase Superplastisizer terhadap Berat Semen

Gambar 4 Nilai Kuat Tarik Beton Panjang Fiberglass 2,5 cm

Berikut adalah hasil uji kuat lentur balok, dimana kuat lentur balok
diperhitungkan dengan mengambil beban maksimum yang diberikan pada balok
sampai balok retak dikali dengan panjang bentang dan dibagi dengan dimensi
balok. Rumus perhitungan nilai kuat lentur berdasarkan SNI 4431 : 2011 tentang
cara uji kuat lentur beton normal dengan dua titik pembebanan.
Tabel 1 Nilai Beban Maksimum Balok Panjang Fiberglass 5 cm
Nilai Beban Maksimum (Kg)
Variasi Bahan Tambah
1 2
3 % fiber & 0% superplasticizer 1427,35 1702,35
3 % fiber & 1,25% superplasticizer 1527,35 1697,35
3 % fiber & 2,5% superplasticizer 1577,35 1727,35
3 % fiber & 3,75% superplasticizer 1287,35 1327,35

Hubungan Kuat Lentur dengan Persentase


Superplastisizer & 3% Fiberglass
20.000
Kuat Lentur

15.000
y = -5257.1x2 + 148.09x + 12.942
10.000
R² = 0.6245
5.000

0.000
0.0% 1.0% 2.0% 3.0% 4.0%
Persentase Superplastisizer terhadap Berat Semen

Gambar 5 Grafik Uji Kuat Lentur Balok dengan Panjang Fiberglass 5 cm

Tabel 2 Nilai Beban Maksimum Balok Panjang Fiberglass 2,5 cm


Nilai Beban Maksimum (Kg)
Variasi Bahan Tambah
1 2
3 % fiber & 0% superplasticizer 1467,35 1027,35
3 % fiber & 1,25% superplasticizer 1167,35 1607,35
3 % fiber & 2,5% superplasticizer 1727,35 1327,35
3 % fiber & 3,75% superplasticizer 1077,35 1512,35
Hubungan Kuat Lentur dengan Persentase
Superplastisizer & 3% Fiberglass
16.000
14.000
12.000
Kuat Lentur

10.000
8.000 y = -4989.2x2 + 206.02x + 10.286
6.000 R² = 0.1684
4.000
2.000
0.000
0.0% 1.0% 2.0% 3.0% 4.0%
Persentase Superplastisizer terhadap Berat Semen

Gambar 6 Grafik Uji Kuat Lentur Balok dengan Panjang Fiberglass 2,5 cm

Pembahasan
Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa penambahan fiberglass dan
superplasticizer berpengaruh terhadap kuat tekan, kuat tarik, dan kuat lentur
beton. Berdasarkan gambar 1 dan 2 nilai kuat tekan dan kuat tarikm maksimal
panjang 5 cm dan 2,5 cm berada pada presentase fiberglass 3% dan 1,25%
superplasticizer. Tetapi jika dibandingkan, nilai kuat tekan panjang fiberglass 5cm
lebih besar daripada nilai panjang fiberglass 2,5 cm. sedangkan untuk hasil kuat
tariknya berkebalikan dengan kuat tekannya, yaitu panjang fiberglass 2,5 cm lebih
besar daripada panjang fiberglass 5 cm.

Perbandingan Kuat Tekan Beton


Panjang Fiber 5 cm dengan Panjang
Fiber 2,5 cm
Kuat Tekan (MPa)

20
18
16
14 Panjang fiber 5 cm
12
Panjang fiber 2,5 cm
10
0.00%0.50%1.00%1.50%2.00%2.50%3.00%3.50%4.00%
Penambahan Superplasticizer

Gambar 7 Perbandingan Kuat Tekan Pada Panjang Fiberglass 5 cm dan 2,5 cm


Perbandingan Kuat Tarik Beton
Panjang Fiber 5 cm dengan Panjang
Fiber 2,5 cm
2.6
Kuat Tarik (MPa)

2.4
2.2
2
1.8
1.6 Panjang fiber 5 cm
1.4 Panjang fiber 2,5 cm
1.2
1
0.00%0.50%1.00%1.50%2.00%2.50%3.00%3.50%4.00%
Penambahan Superplasticizer

Gambar 8 Perbandingan Kuat Tarik Pada Panjang Fiberglass 5 cm dan 2,5 cm

Hasil uji kuat lentur menunjukkan bahwa nilai maksimum untuk panjang
fiberglass 5 cm dan 2,5 cm berada pada presentase penambahan 3% fiberglass dan
2,5 % superplasticizer. secara keseluruhan hasil uji lentur panjang fiberglass 5 cm
nilainya lebih besar jika dibandingkan dengan panjang fiberglass 2,5 cm.

Perbandingan Kuat Lentur Beton Panjang


Fiber 5 cm dengan Panjang Fiber 2,5 cm
16.00
14.00
Kuat Lentur (MPa)

12.00
10.00
8.00
Panjang fiber 5 cm
6.00
4.00 Panjang fiber 2,5 cm

2.00
0.00
0.00%0.50%1.00%1.50%2.00%2.50%3.00%3.50%4.00%

Penambahan Superplasticizer

Gambar 9 Perbandingan Kuat Lentur Pada Panjang Fiberglass 5 cm dan 2,5 cm


PENUTUP
Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa
perbedaan panjang fiberglass dengan penambahan variasi superplastisizer yang
berbeda dan fiberglass yang sama dapat mempengaruhi nilai kuat tekan, kuat tarik
dan kuat lentur. Hal ini ditujukan untuk kuat tekan dan kuat lentur dengan
panjang fiberglass 5 cm lebih tinggi daripada 2,5 cm. Sedangkan untuk kuat tarik
belah panjang fiberglass 2,5 cm lebih tinggi dibanding 5cm. Dengan ini
membuktikan bahwa panjang fiberglass bisa mempengaruhi kekuatan beton
dengan variasi superplastisizer 0%;1,25%; 2,5%; 3,75%. Jadi penambahan
superplasticizer yang berlebihan tidak baik untuk beton, karena membuat adukan
semakin encer hingga mampu menurunkan kekuatan beton.

DAFTAR PUSTAKA
Nugroho Triadji Wendy. 2015. Pengaruh Model Serat Pada Bahan Fiberglass
Terhadap Kekuatan, Ketangguhan, Dan Kekerasan Material. Jurnal Ilmiah
Inovasi, 15(1), 27 – 32 .
Dipohusodo, I. (1994). Struktur Beton Bertulang. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Aprilianti Seti. 2012. Analisis Pengaruh Beton Dengan Bahan Admixture
Naphtalene Dan Polycarboxilate Terhadap Kuat Tekan Beton Normal.
Jurnal Konstruksia, 3(2).
Tjokrodimuljo Kardiyono. (2007). Teknologi Beton.Yogyakarta : Biro Penerbit
KMTS FT UGM.

Anda mungkin juga menyukai