DAFTAR ISI…………………………………………………………………….......i
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………...……………1
1.1 Latar Belakang……………………..………………………………………2
1.2 Rumusan Masalah………………………………………...………………..2
1.3 Tujuan Penelitian………………...………………………………………...2
1.4 Manfaat Penelitian…………………………………..……………………..2
1.5 Keutamaan Penelitian……………………………………………………...3
1.6 Temuan yang Ditargetkan…………………………….…………....……....3
1.7 Kontribusi Penelitian……………………………………………………....3
1.8 Luaran……………………………………………………………………...3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………………4
2.1 Beton……………………………...………………………………………..4
2.2 Bahan Penyusun Beton………………………………………...…………..4
2.2.1 Semen Portland………………………………………………...……4
2.2.2 Agregat………………………………………………………...……4
2.2.3 Air…………………………...………………………………………5
2.2.4 Superplasticizer…………………………………………………..…5
2.2.5 Fiberglass……………………………………………………...……5
BAB III METODE PENELITIAN………………………………………………...6
3.1 Metode Penelitian………………………………………………………….6
3.2 Tahapan Penelitian………………………………………………………....6
3.3 Prosedur Penelitian………………...............................................................7
3.3.1 Lokasi Penelitian……………………………………………………7
3.3.2 Alat dan Bahan……………………………………………………...7
3.3.3 Langkah Penelitian………………………………………………….7
3.4 Indikator Tahapan Penelitian……………………………………………....8
3.5 Teknik Pengumpulan Data………………………………………………....8
3.6 Analisis Data dan Pengolahan Data………………………………....……..8
BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN........................................................9
4.1 Anggaran Biaya…………………………………………………………….9
4.2 Jadwal Kegiatan……………………………………………………………9
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………...10
LAMPIRAN-LAMPIRAN………………………………………..……………….11
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pendamping…………………….11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan……………………...…………………17
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim dan Pembagian Tugas………………………18
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana…………………………………….19
i
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.8 Luaran
Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah laporan kemajuan, laporan
akhir, publikasi artikel ilmiah yang terindeks scopus, serta produk berupa sampel
benda uji beton yang sudah mengalami pengujian kuat tekan, kuat tarik, dan kuat
lentur.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Beton
Beton merupakan campuran dari agregat halus, agregat kasar, air, semen
Portland, dan biasanya ditambahkan bahan kimia pembantu, serat, dan sebagainya
dengan komposisi perbandingan tertentu. Tujuan pemberian bahan tambah ialah
untuk mengahasilkan beton khusus yang lebih baik daripada beton normal. Beton
normal terbuat dari air, semen Portland, agregat halus (pasir), dan agregat kasar
(kerikil atau batu pecah). Air dan semen Portland bereaksi membentuk pasta yang
disebut pasta semen. Pasta semen digunakan untuk megisi pori-pori di antara butiran-
butiran agregat halus maupun agregat kasar. Pasta semen ini oleh peristiwa kimia
(reaksi air dan semen) akan mengeras, dan menjadi perekat antar butiran-butiran
agregat, sehingga butiran-butiran agregat saling terikat dengan kuat dan terbentuklah
suatu massa yang kompak atau padat. Pengerasan ini berjalan dalam waktu yang
panjang, dan akibatnya campuran itu selalu bertambah keras setara dengan umurnya
(Tjokrodimuljo, 2007).
2.2.2 Agregat
Agregat adalah butiran mineral yang merupakan hasil disintegrasi alami batu
batuan atau juga berupa hasil mesin pemecah batu dengan memecah batu alami.
Agregat merupakan salah satu bahan pengisi beton, oleh karena itu peranannya dalam
campuran beton sangat penting. Agregat menempati campuran beton kira-kira 70%
dari volume mortar atau beton. Agregat terbagi menjadi agregat halus dan agregat
kasar. Agregat halus adalah agregat yang ukuran butirnya lebih kecil dari 4,80 mm.
menurut (PBI-1971) agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5%
(ditentukan terhadap berat kering, terdiri atas butir-butir yang tajam dan kasar, dan
5
tidak boleh mengandung bahan organis terlalu banyak. Sedangkan agregat kasar
adalah agregat yang ukuran butirnya lebih besar dari 4,80 mm. menurut (PBI-1971)
agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% (ditentukan terhadap
berat kering), butir-butir agregat kasar harus bersifat kekal artinya tidak pecah atau
hancur karena pengaruh cuaca.
2.2.3 Air
Air merupakan bahan dasar pembuat beton yang diperlukan untuk bereaksi
dengan semen Portland dan menjadi pelumas antar butir-butir agregat agar dapat
mudah dikerjakan (diaduk, dituang, dan dipadatkan). Menurut (PBI-1971) air yang
disyaratkan untuk pembuatan dan perawatan beton adalah air yang tidak mengandung
minyak, asam, alkali, garam-garam, bahan-bahan organis, serta bahan-bahan lain
yang dapat merusak beton atau baja tulangan.
2.2.4 Superplasticizer
Superplasticizer adalah bahan tambah kimia (chemical admixture) yang
melarutkan gumpalan-gumpalan dengan cara melapisi pasta semen dehingga semen
dapat tersebar merata pada adukan beton dan mempunyai pengaruh dalam
meningkatkan workability beton sampai pada tingkat yang cukup besar. Penambahan
superplasticiczer perlu diperhatikan takaran penggunaannya, karena jika terlalu besar
dapat membuat adukan beton encer yang dapat menurunkan mutu beton. Pada
penelitian ini penambahan superplasticizer divariasikan agar dapat diketahui kadar
superplasticizer yang dapat menurunkan atau meningkatkan mutu beton. Menurut
(Anggie Adityo Aer et al, 2014) dalam penelitiannya dijelaskan bahwa semakin
banyak melakukan penambahan superplasticizer dapat menyeabkan nilai kuat tekan
beton geopolymer menjadi tidak teratur. Pada kondisi normal tanpa menggunakan
superplasticizer kuat tekan rata-rata yang diperoleh sebesar 12,40 MPa. Penambahan
superplasticizer 1% dan 2% menyebabkan penurunan kuat tekan 11,97 MPa dan
12,16 MPa.
2.2.5 Fiberglass
Fiberglass merupakan kaca cair yang ditarik menjadi serat tipis dengan garus
tengah 0,005 mm – 0,01 mm (http://id.m.wikipedia.org/wiki/Serat_kaca).
Penggunaan bahan fiberglass lebih diuntungkan karena mempunyai kuat tarik yang
tinggin ringan, mudah dibentuk, dan biaya pembeliannya murah. Bahan dasar
pembentuk fiberglass adalah resin (untuk mengeraskan semua bahan yang akan
dicampur menjadi larutan fiberglass), katalis (pengencer), pigmen (zat pewarna), dan
mirror (untuk melicinkan cairan resin).
6
BAB III
METODE PENELITIAN
Uji Analisa Uji Berat Uji Kadar Uji Bobot Uji Kadar
1.
Saringan Jenis Air Isi Lumpur
Mix Design
Pengujian
Hasil
Kesimpulan
dipadatkan. Hal ini ama dilakukan pada lapis kedua yaitu mengisi 2/3 bagian
sampai lapis ketiga (penuh).
Berikut adalah tabel julah benda uji yang akan dibuat :
Tabel 3.1 Jumlah benda uji
3% Fiberglass
Jenis Pengujian Variasi superplasticizer
0% 1,25% 2,5% 3,75%
Kuat Tekan (silinder) 3 3 3 3
Kuat Tarik (silinder) 3 3 3 3
Kuat Lentur (balok) 2 2 2 2
Jumlah 8 8 8 8
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
DAFTAR PUSTAKA
Aer Adityo, A, Sumajouw, M.D.J, dan Pandaleke, R.E. 2014. Pengaruh Variasi
Kadar Superplasticizer Terhadap Nilai Slump Beton Geopolymer. Jurnal Sipil
Statik. 2(6):283-291.
Anonim. 2010. Buku Informasi Melakukan Perawatan Beton (Curing) Setelah
Pengecoran. Kementrian Pekerjaan Umum Badan Pembinaan Konstruksi.
Anonim. 1972. Peraturan Beton Indonesia 1971. Departemen Pekerjaan Umum dan
Tenaga Listrik Direktorat Jenderal Tjipta Karya.
Ariyani, N dan Lala, P. 2013. Pengaruh Fly Ash dan Superplasticizer Pada Kuat
Tekan Beton. Majalah Ilmiah UKRIM. 2.
Dipohusodo Istimawan. 1994. Struktur Beton Bertulang. PT Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
Lokantara, P dan Ngakan Putu, G.S. 2009. Studi Perlakuan Serat Serta Penyerapan
Air Terhadap Kekuatan Tarik Komposit Tapis Kelapa/Polyester. Jurnal Ilmiah
Teknik Mesin. 3(1):49-56.
Pane, F.P, Tanudjaja. H, dan Windah, R,S. 2015. Pengujian Kuat Tarik Lentur Beton
Dengan Variasi Kuat Tekan Beton. Jurnal Sipil Statik. 3(5):313-321.
Sari Intan, R.A, Wallah, S.E, dan Windah, R.S. 2015. Pengaruh Jumlah Semen dan
Fas Terhadap Kuat Tekan Beton Dengan Agregat yang Berasal dari Sungai.
Jurnal Sipil Statik. 3(1):68-76.
Tjokrodimuljo Kardiyono. 2007. Teknologi Beton. Biro Penerbit KMTS FT UGM.
Yogyakarta.
SNI 03-2834 : 2000. Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal.
SNI 15-2049 : 2004. Semen Portland.
11
LAMPIRAN-LAMPIRAN
12
13
14