Anda di halaman 1dari 9

MENGULAS MATERI SAMBUNGAN TUBULAR OFFSHORE

JACKET OVERLAPPING JOINTS DARI BUKU FATIGUE


HANDBOOK OFFSHORE STEEL STRUCTURE OLEH A.
ALMAR-NAESS DAN INTRODUCTION TO OFFSHORE
STRUCTURES OLEH W.J. GRAFF
Tugas I Perencanaan dan Konstruksi Bangunan Laut III

Dosen pengampu:

Dr. Eng. Rudi W. Prastianto, ST, MT.


Murdjito, M.Sc.Eng.
Disusun oleh:

Andik Ahamd Yusqi

4313100007

Faatih Rabbaaniy

4313100027

Jamhari Hidayat B. M.

4313100149

Jurusan Teknik Kelautan


Fakultas Teknologi Kelautan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
2016

1. Pengertian Overlapping joints berdasarkan teori A. Almar-Naess

Gambar 1.1. Overlapping K-joint saat uji inspeksi keretakan


(Sumber: https://ndtblog.wordpress.com/category/magnetic-particle)

Overlapping joints atau sambungan yang saling menumpang satu sama lainnya, dalam
hal ini untuk kasus jacket adalah sambungan untuk dapat menyatukan chord dan braces dengan
melalui proses pengelasan (welding). Sambungan ini dapat didesain dengan sambungan
uniplane atau multiplane. Umumnya pada jacket menggunakan tipe K-joints dengan seluruh
ukuran diameter braces sama.

Gambar 1.2. Definisi dari parameter geometri untuk overlapping joints.


(Sumber: Redraw dengan AutoCAD 2017)

Keterangan:

I1

= bagian brace yang berkontak dengan chord

I2

= proyeksi panjang las tumpang tindih diukur terhadap chord

= sudut antara chord dengan through-brace

= sudut antara chord dengan overlapping-brace

= overlap (lihat gambar)

Dengan melihat gambar geometri pada Gambar 1.2. dapat ditentukan parameterparameter dari overlapping K-joint. Sambungannya terdiri dari through-brace dan
overlapping-brace. Celah g adalah negatif. Dari berbagai literatur yang ada bahwa parameter
non-dimensional atau besaran tanpa batas pada celah g dapat dirumuskan dengan:
=


.
, ,

Dimensi pada I1 dan I2 umumnya didefinisikan sebagai ukuran panjang pengelasannya


sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 1.2
Overlapping K-joints menunjukkan sebuah pengembangan desain untuk permasalahan
kelelahan (fatigue) struktur dan kekuatan statis. Jika dibandingkan dengan K-joints yang pada
umumnya, maka faktor konsentrasi tegangannya atau stress concentration factor (SCF) saat
mendapatkan beban aksial dapat direduksi hingga 50%. Ini menunjukkan bahwa
perbandingannya sangat signifikan dan dapat memberikan harapan struktur yang jauh lebih
aman pada jacket dengan desain overlapping K-joints.
Oleh karenanya saat ini hampir setiap perusahaan migas untuk pembangunan jack-up
rigs dan jacket structures menggunakan overlapping K-joints untuk alasan aspek keamanan
dan kekuatan pada strukturnya.
Pada tahun 1984, rumus parameter untuk SCF dalam overlapping joints belum tersedia
di literatur manapun. Untuk menghasilkan desain yang menguntungkan, direkomendasikan
bahwa analisis tegangan numerik dengan metode elemen hingga (FEM) sangat dibutuhkan.
Program komputer yang berbasis FEM yang dapat melibatkan parameter pengelasan dan
dimodelkan dalam bentuk tiga dimensi (3D) sangat diperlukan juga. Namun, jika hasil dari
FEM sendiri tidak tersedia, maka digunakan dengan rumus-rumus umum K-joint (lihat rumus
Kuang pada Table A1) dengan mensubsitusikan parameter celah g [p = g/D] dengan nilai p
= 0,01 dimana akan mendapatkan perkiraan nilai konservatif SCF pada overlapping K-joints.

Penelitian yang sistematis pernah dilakukan oleh perusahaan VERITAS pada tahun
1982-1984 untuk menganalisis perilaku kelelahan dari struktur overlapping K-joints. Analisis
tegangannya berdasarkan parameterik dari objeknya yang kemudian untuk mencari tahu
besaran SCFnya. Eksperiman kelelahannya dilakukan untuk memverifikasi terhadap validitas
besaran hot spot atau titik maksimum kelelahan dan kesesuaian kurva SN pada hasil
eksperimen perilaku struktur overlapping joints. Sebenarnya yang paling utama dalam
melakukan eksperimen ini adalah untuk mengetahui rentang perambatan keretakan dan
perilaku kegagalan pada sambungan yang saling tumpah tindih antar braces dan braces-chord.
Berikut ini adalah komentar dan rekomendasi dari hasil investigasi terhadap overlapping joints:
Overlapping K-joints menunjukkan tipe sambungan yang kompleks dan memerlukan
pengerjaan yang ekstra untuk mendesainnya namun menghasilkan kekuatan kelelahan
yang lebih mana dibandingkan sambungan biasa.
Overlapping joints agaknya tidak menunjukkan keunggulan terhadap sambungan biasa
tipe K ketika rasio lebih besar dari 0.85.
Parameter nilai celahnya, p = g.sin/d, tidak boleh melebihi 0.8.
Overlapping K-joints lebih cenderung memiliki nilai SCF yang maksimum pada brace dan
sambungan antar logamnya akan gagal ketika dites untuk pengembangan keretakan pada
sisi atau samping brace.
Moda kegagalannya merupakan tipikal yang hampir sama dengan kegagalan suatu joints
dalam waktu yang singkat ketika keretakannya melalui ketebalan strukturnya.
Pengaplikasian terhadap overlapping joints dapat memberikan banyak keuntungan namun
harus ditekankan bahwa untuk mendesainnya diperlukan seorang yang benar-benar ahli di
bidangnya.

2. Pengertian Overlapping braces berdasarkan teori W.J. Graff


Pada sambungan yang overlapping (tumpang tindih), brace berpotongan satu sama lain
beserta chordnya. Beban disalurkan langsung dari brace ke elemen lain yang tersambung
dengan brace tersebut melalui daerah lasnya. Salah satu keunggulan dari sambungan tersebut
yaitu ketika chord tidak lagi menyalurkan beban, ketebalan dapat dikurangi. Jumlah overlap
dapat dikontrol dengan menyesuaikan eksentrisitas yang terjadi pada garis tengah brace.
Eksentrisitas negatif dapat digunakan untuk meningkatkan jumlah overlap dan kapasitas beban
statis pada sambungan, namun, kelelahan yang terjadi pada brace yang overlap mungkin tidak
baik.
Komponen beban melintang atau tegak lurus terhadap chord yang diijnkan ditetapkan
1 (kips). Dinyatakan sebagai:
= ( ) + ( )
Keterangan:

= tegangan geser punching yang dihitung, (ksi)

= ketebalan dinding chord, (inchi)

= panjang sebenarnya bahwa sebagian brace yang terhubung denga


chord, (inchi)

= tegangan geser yang diijinkan untuk las antar brace, (ksi)

= lebih rendah dari ukuran leher yang efektif dari lasnya atau brace
yang lebih tipis

= jarak proyeksi tegak lurus terhadap sumbu chord dari titik terendah
dari daerah las di sekitar sisi chord ke titik tertinggi lasan antar brace.
(lihat gambar dibawah)

Gambar 2.1. Gambar Detail Overlapping Joints


(Sumber: Redraw dengan AutoCAD 2017)

Sambungan yang overlap sebaiknya proporsional sehingga overlap yang terjadi pada
brace akan mengambil setidaknya 50 dari 1 yang bekerja, untuk desain yang baik, ketebalan
dinding brace tidak boleh melebihi ketebalan dinding chord, namun dalam satu brace
ketebalan dinding sambungan yang overlap mungkin lebih besar. Dimana perbedaan ketebalan
dinding brace yang terjadi, member dengan dinding yang lebih berat harus menjadi member
lasan sepanjang seluruh tepian member ke permukaan chord. Brace yang lebih tipis ini diatasi
untuk mencocokkan di brace ke permukaan chord.

3. Pengertian Overlapping joints berdasarkan API-Working Stress Design


Overlapping joints, dimana perubahan momen pada bracenya adalah tidak signifikan
dan bagian beban aksianya ditransfer secara langsung antar brace melalui hasil pengelasannya.
Beban aksial yang diijinkan pada suatu komponen harus berada pada tegak lurus atau
disimbolkan dengan terhadap chord. P satuannya dalam kips (N), dirumuskan dengan
format punching shear,
= ( ) + ( )
atau dapat juga dirumuskan dengan format nominal bebannya,
= (
Keterangan: vpa

) + ( )

= tegangan geser ijin dalam satuan ksi (MPa)

Pa

= beban aksial ijin dalam satuan kips (N)

Vwa

= tegangan geser ijin (AISC) dalam ksi (MPa) untuk las antar braces

tw

= tebal dari brace, in. (mm)

l1

= ketepatan panjangnya dari brace yang kontak dengan chord, in. (mm)

= ketepatan panjangnya dari brace yang kontak dengan chord, in. (mm)
(overlap diabaikan)

l2

= ketepatan panjangnya dari brace yang kontak tegak lurus dengan


chord, in. (mm)

Untuk lebih jelasnya menggambarkan rumusan sebelumnya dapat dilihat pada Gambar
3.1.. Overlap seharusnya menjadi utama ketika proporsi perilaku P atau beban aksialnya
mencapai 50%.

Gambar 3.1. Gambar Detail Overlapping Joints


(Sumber: Redraw dengan AutoCAD 2017)

Sebagai catatan penting, tidak boleh ketebalan bracenya melebihi ketebalan chordnya.
Jika suatu momen yang terjadi disebabkan keanehan perilaku setiap garis dari gabungan antar
brace dan brace-chord, maka bisa menjadi studi kasus penting bagi para desainer struktur
jacket.

Referensi:
Almar-Naess, A., 1985, Fatigue Handbook Offshore Steel Structure, Trondheim:
Tapir, Norway.
Graff, W.J., 1981, Introduction to Offshore Structures. Gulf Publishing Co., Houston,
Texas USA.
API Recommend Practice (RP) 2A-WSD, RP for Planning, Designing, and
Constructing Fixed Offshore Platforms - Working Stress Design.

Anda mungkin juga menyukai