Bulan dan matahari keduanya memberikan gaya gravitasi tarikan terhadap bumi yang
besarnya tergantung kepada besarnya masa benda yang saling tarik menarik tersebut. Bulan
memberikan gaya tarik (gravitasi) yang lebih besar dibanding matahari. Hal tersebut disebabkan
walaupun masa bulan lebih kecil dari matahari, tetapi posisinya lebih dekat ke bumi. Gaya-gaya ini
mengakibatkan air yang menyusun 71% permukaan bumi, menggelembung pada sumbu yang
menghadap ke bulan. Pasang surut terbentuk karena rotasi bumi yang berada di bawah muka air
yang menggelembung tersebut yang mengakibatkan kenaikan dan penurunan permukaan di
wilayah pesisir secara periodik. Gaya tarik gravitasi matahari juga memiliki efek yang sama, namun
dengan derajat yang lebih kecil. Daerah-daerah pesisir mengalami dua kali pasang dan dua kali surut
selama periode sedikit di atas 24 jam (Priyana, 1994).
Planet bumi akan terus berputar pada porosnya, maka pasang surut yang tinggi akan terjadi
bergantian secara bertahap dari satu lokasi ke lokasi yang lain di permukaan bumi. Jika terdapat
satu putaran yang dialami bumi sehubungan dengan gerakan bulan diperlukan waktu selama 1 hari
50 menit, maka dua pasang surut tinggi dan dua pasang rendah yang terjadi dalam periode tersebut.
Hal ini membuktikan bahwa fenomena pasang surut sangat dipengaruhi oleh sistem tata
surya atau bagaimana planet di sekitar bumi dapat mempengaruhi fenomena alam yang ada di bumi.
Dari paparan diatas mengenai faktor penyebab adanya pasang surut, terdapat tiga poin
utama yaitu faktor terhadap:
a. Kedalaman perairan dan luas perairan
b. Pengaruh rotasi bumi
c. Gesekar dasar laut
Ketika air laut mengalami pasang surut, otomatis arus bolak-balik tersebut dapat menggerakkan
suatu turbin yang ditancapkan di suatu dasar laut dapat membangkitkan listrik untuk kebutuhan
perumahan sekitar wilayah pesisir.
Saat terjadinya pasang surut, para nelayan akan lebih mudah untuk mengidentifikasi hewan laut
yang tertinggal di pesisir pantai.