Anda di halaman 1dari 3

PASANG SURUT

OSEANOGRAFI JAMHARI HIDAYAT BM | 4313100149

Teori Pasang Surut


Fenomena pasang surut atau tides merupakan hasil dari gaya tarik gravitasi dan efek
sentrifugal dan telah menjadi begitu penting bagi dunia perdagangan dan ilmu pengetahuan selama
ribuan tahun sebab hal ini telah mempengaruhi aktivitas masyarakat pesisir di belahan bumi
manapun. Pasang surut menghasilkan arus laut yang kuat di banyak bagian dari laut. Arus laut
tersebut dapat memiliki kecepatan hingga 5 m/s di perairan pantai, mengganggu penentuan
navigasi, dan pencampuran antara ekosistem daratlaut.
Efek sentrifugal merupakan gaya yang didorong ke arah luar dari pusat rotasi. Perbedaan
gravitasi secara langsung dengan massanya tetapi berbanding terbalik terhadap jaraknya. Oleh
karena itu, meskipun ukuran bulan lebih kecil dari matahari, gaya gravitasi bulan ternyata dua kali
lebih besar daripada gaya matahari yang akhirnya muncul fenomena pasang surut karena jarak
bulan lebih dekat daripada jarak matahari ke bumi.
Arus pasang surut menghasilkan gelombang internal atas gunung laut, lereng benua, dan
pegunungan di tengah laut. Gelombang tersebut yang menyebabkan hilangnya energi pasang surut.
Gelombang pecah internal dan arus pasang surut adalah kekuatan utama pendorong pencampuran
antar ekosistem laut. Arus pasang surut dapat mempengaruhi struktur sedimen bawah, bahkan di
laut dalam.
Selain itu, secara lebih ilmiah, teori pasang surut merupakan aplikasi kontinum untuk dapat
menganalisa dan memprediksi perubahan pasang surut planet dan satelit tubuh, atmosfer, serta
lautan (terutama Samudra Pasifik) pada pembebanan gravitasi bulan. Pengaruh benda angkasa
lainnya dapat diabaikan karena jaraknya lebih jauh atau ukurannya lebih kecil.

Faktor Penyebab Terjadinya Pasang Surut


Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pasang surut berdasarkan teori kesetimbangan,
yakni rotasi bumi pada sumbunya, revolusi bulan terhadap matahari, dan revolusi bumi terhadap
matahari. Sedangkan berdasarkan teori dinamis adalah kedalaman dan luas perairan, pengaruh
rotasi bumi (gaya coriolis), dan gesekan dasar. Selain itu, terdapat beberapa faktor lokal yang dapat
mempengaruhi pasang surut di suatu perairan, seperti topogafi dasar , lebar selat, bentuk teluk,
sehingga berbagai lokasi memiliki ciri pasang surut yang berlainan (Wyrtki, 1961).

Gambar 1.1 Gravitasi antara bumi dan bulan

Bulan dan matahari keduanya memberikan gaya gravitasi tarikan terhadap bumi yang
besarnya tergantung kepada besarnya masa benda yang saling tarik menarik tersebut. Bulan
memberikan gaya tarik (gravitasi) yang lebih besar dibanding matahari. Hal tersebut disebabkan
walaupun masa bulan lebih kecil dari matahari, tetapi posisinya lebih dekat ke bumi. Gaya-gaya ini
mengakibatkan air yang menyusun 71% permukaan bumi, menggelembung pada sumbu yang
menghadap ke bulan. Pasang surut terbentuk karena rotasi bumi yang berada di bawah muka air
yang menggelembung tersebut yang mengakibatkan kenaikan dan penurunan permukaan di
wilayah pesisir secara periodik. Gaya tarik gravitasi matahari juga memiliki efek yang sama, namun
dengan derajat yang lebih kecil. Daerah-daerah pesisir mengalami dua kali pasang dan dua kali surut
selama periode sedikit di atas 24 jam (Priyana, 1994).
Planet bumi akan terus berputar pada porosnya, maka pasang surut yang tinggi akan terjadi
bergantian secara bertahap dari satu lokasi ke lokasi yang lain di permukaan bumi. Jika terdapat
satu putaran yang dialami bumi sehubungan dengan gerakan bulan diperlukan waktu selama 1 hari
50 menit, maka dua pasang surut tinggi dan dua pasang rendah yang terjadi dalam periode tersebut.
Hal ini membuktikan bahwa fenomena pasang surut sangat dipengaruhi oleh sistem tata
surya atau bagaimana planet di sekitar bumi dapat mempengaruhi fenomena alam yang ada di bumi.

Dari paparan diatas mengenai faktor penyebab adanya pasang surut, terdapat tiga poin
utama yaitu faktor terhadap:
a. Kedalaman perairan dan luas perairan
b. Pengaruh rotasi bumi
c. Gesekar dasar laut

Tipe Dasar Pasang Surut


Ada tiga klasifikasi tipe dasar pasang surut yang berdasarkan periode dan keteraturannya,
yakni:
1. Pasang surut harian tunggal (Diurnal Tide)
Pasang surut yang hanya terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dalam satu hari.
2. Pasang surut harian ganda (Semi Diurnal Tide)
Pasang surut yang terjadi dua kali pasang dan dua kali surut yang tingginya hampir sama
dalam satu hari.
3. Pasang surut campuran condong harian tunggal (Mixed Tide, Prevailing Diurnal)
Pasang surut yang tiap harinya terjadi satu kali pasang dan satu kali surut tetapi
terkadang dengan dua kali pasang dan dua kali surut yang sangat berbeda dalam tinggi
dan waktu.
4. Pasang surut campuran condong harian ganda (Mixed Tide, Prevailing Semi Diurnal)
Pasang surut yang terjadi dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari tetapi
terkadang terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dengan memiliki tinggi dan waktu
yang berbeda.
Dalam sebulan, variasi harian dari rentang pasang surut berganti secara teratur pada siklus
bulan. Rentang pasang surut juga tidak terlepas dari bentuk kondisi laut dan konfigurasi sedimen
samudera.

Manfaat Pasang Surut


o

Pembangkit Listrik Tenaga Pasang Surut

Ketika air laut mengalami pasang surut, otomatis arus bolak-balik tersebut dapat menggerakkan
suatu turbin yang ditancapkan di suatu dasar laut dapat membangkitkan listrik untuk kebutuhan
perumahan sekitar wilayah pesisir.

Kemudahan bagi Nelayan

Saat terjadinya pasang surut, para nelayan akan lebih mudah untuk mengidentifikasi hewan laut
yang tertinggal di pesisir pantai.

Berguna untuk Transportasi Laut

Anda mungkin juga menyukai