Diperlukan denah bangunan, untuk mengetahui bentang tumpuan gording (antara gable
frame).
Asumsi struktur gording adalah balok dengan tumpuan pada kedua ujung berupa sendi.
dimana
= gaya lateral desain yang diterapkan pada tingkat x dan
= bagian dari beban mati total struktur, D, yang terletak atau ditugaskan pada level x.
Catatan: umumnya D pada gording relatif ringan (terdiri dari gording dan penutup atap)
sehingga dapat diabaikan (jika dibandingkan dengan beban lainnya). Penutup atap untuk
gording baja canai dingin ditentukan oleh SNI 7971:2013 Pasal 3.3.3.4 dimana sistem atap
dan dinding yang memenuhi:
x. Panel atap atau dinding harus berupa lembaran baja, dengan tebal logam dasar
minimum 0,42 mm, dengan tinggi rusuk minimum 27 mm, berjarak maksimum 200
mm dari pusat-ke-pusat *(Rusuk), dan terpasang sedemikian rupa sehingga dapat
menahan pergerakan relatif antar panel dan sayap gording secara efektif.
Tabel 4-1 Beban hidup terdistribusi merata minimum dan beban hidup terpusat minimum.
Atap datar, berbubung, dan lengkung, merata 0.96 kN/m2.
Semua permukaan atap dengan beban pekerja pemeliharaan, terpusat 1.33 kN.
Catatan: dan pada atap berbubung pada kenyataan adalah lapisan aliran air yang
mengalir ketika hujan. Karena tidak ada acuan untuk lapisan air, disarankan menggunakan
asumsi masing-masing 10 mm untuk mendekati nilai beban pada peraturan lama (Peraturan
Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983, beban air hujan minimal 20 kg/m2).
Catatan: agar lebih memahami apa yang dimaksud, sebaiknya dilihat terlebih dahulu ilustrasi
pada Gambar 27.4-1.
Langkah 2: Tentukan kecepatan angin dasar, V, untuk kategori risiko yang sesuai.
Catatan: nilai V tidak tersedia di SNI. Dapat menggunakan HB 212-2002 Design Wind
Speeds for the Asia - Pacific Region (Australian Standard). Untuk katagori resiko I nilai V =
38.3 m/s, katagori resiko II nilai V = 40.9 m/s, katagori resiko III dan IV nilai V = 43.4 m/s.
Catatan: tidak tersedia untuk struktur gabungan beton dan baja, maka dari itu
disarankan untuk memperkirakan bangunan beton terlebih dahulu dan kemudian
struktural baja (secara terpisah). Kedua struktur harus kaku.
Klasifikasi ketertutupan, lihat Pasal 26.10
Pasal 26.10.1 Umum
Untuk menentukan koefisien tekanan internal, semua bangunan gedung harus
diklasifikasikan sebagai bangunan tertutup, tertutup sebagian, atau terbuka
seperti dijelaskan dalam Pasal 26.2.
Koefisien tekanan internal, , lihat Pasal 26.11 dan Tabel 26.11-1
Langkah 4: Tentukan koefisien eksposur tekanan velositas, atau , lihat Tabel 27.3-1
Langkah 7: Hitung tekanan angin, p, pada setiap permukaan bangunan gedung (persamaan
27.4-1)
Pasal 27.1.5 Beban angin desain minimum
Beban angin yang digunakan dalam desain SPBAU untuk bangunan gedung tertutup atau
tertutup sebagian tidak boleh kecil dari 16 lb/ft2 (0,77 kN/m2) dikalikan dengan luas dinding
bangunan gedung dan 8 lb/ft2 (0,38 kN/m2) dikalikan dengan luas atap bangunan gedung
yang terproyeksi pada bidang vertikal tegak lurus terhadap arah angin yang diasumsikan.
Beban dinding dan atap harus diterapkan secara simultan. Gaya angin desain untuk bangunan
gedung terbuka harus tidak kurang dari 16 lb/ft2 (0,77 kN/m2) dikalikan dengan luas
(lihat pasal 26.3).
Pasal 2.1.3.3 Efek shear lag (biasanya terjadi pada bentang pendek yang memikul beban
terpusat)
Bila bentang balok (l) kurang dari 30 dan balok memikul satu beban terpusat, atau
beberapa beban yang berjarak lebih dari 2 , lebar desain efektif dari setiap sayap, baik
dalam tarik maupun tekan, harus dibatasi dengan nilai yang diberikan dalam Tabel 2.1.3.3.
Untuk sayap balok I dan penampang sejenis yang diperkaku dengan lip pada tepi luarnya,
harus diambil sebagai penjumlahan lebar sayap diukur dari pelat badan dan tinggi lip.
Catatan: beban yang diterima gording berdasarkan SNI 1727:2013 Tabel 4-1, terdapat beban
terpusat. dapat dihitung berdasarkan pasal 2.4.2 dan ilustrasi pada Gambar 2.4.2.
Dimana adalah modulus penampang efektif yang dihitung pada serat tekan atau tarik
terluar pada tegangan .
Catatan: Perhitungan modulus penampang efektif disarankan menggunakan alat bantu (misal
Ms.Exel) dengan tahapan sebagai berikut:
Pasal 2.3.2.2 untuk lip dan pasal 2.4.2 untuk sayap (bagian tertekan)
Bagian tarik tidak ada pengurangan lebar.
Dengan asumsi badan utuh, dihitung titik berat baru dengan lebar lip dan sayap
efektif.
Pasal 2.2.3.2 untuk badan (dengan titik berat baru) kemudian titik berat baru dihitung
berdasarkan badan efektif.
Pasal 2.2.3.2 diulangi terus hingga perhitungan titik berat tidak berubah > 1 mm.
=√
= momen tekuk elastis pada ragam distorsi
=
= tegangan tekuk distorsi elastis. Boleh dihitung menggunakan
persamaan-persamaan yang sesuai pada Lampiran D atau analisis tekuk elastis
yang rasional.
Lampiran D
b) Jika tekuk distorsi melibatkan lentur transversal dari pelat badan vertikal dengan
perpindahan lateral sayap tekan adalah modulus penampang efektif yang dihitung
pada tegangan ( ) pada serat tekan terluar, dimana harus dihitung menggunakan
Persamaan 3.3.3.3(2).
Momen kritis ( ) harus dihitung sebagai berikut:
Untuk maka
Untuk maka ( )
Untuk maka ( )
Pasal 3.3.3.4 Balok yang memiliki satu sayap yang dikencangkan menembus lembaran
Kapasitas momen komponen struktur nominal ( ) dari penampang kanal atau Z yang
dibebani pada bidang yang sejajar pelat badan, dengan sayap tarik terhubung ke lembaran dan
sayap tekannya tidak dibreising lateral, harus dihitung sebagai berikut: