Dua peraturan baru telah terbit pada tahun 2003 yaitu SNI 03
1726 2002 perihal Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa
Untuk Bangunan Gedung (selanjutnya disingkat SNI 1726) dan
SNI 03 2847 2002 perihal Tata Cara Perencanaan Struktur
Beton Untuk Bangunan Gedung (selanjutnya disingkat SNI 2847.
Kedua peraturan tersebut ber-turut turut mengambil ketentuan
dan persyaratan dari UBC 1997 untuk pedoman ketahanan
gempa dan ACI 318 tahun 1999 dan ACI 318-1002 untuk
mendisain dan pendetailan elemen struktur dengan beberapa
modifikasi.
PERUBAHAN-PERUBAHAN UTAMA DALAM TATA CARA KETAHANAN GEMPA
UNTUK BANGUNAN GEDUNG (SNI 1726 )
A. Tipe Profil tanah
1) Koefisien gempa rencana ( C ) bargantung pada 4 jenis profil tanah yaitu tanah
keras, sedang, lunak dan tanah khusus berdasarkan karakteristik dari 30 m’ lapisan
tanah diatas batuan dasar.
2) Spesifikasi profil tanah ditentukan oleh kecepatan rambat gelombang geser rata-
rata, Test Penetrasi Standar dan Kuat Geser Niralir sebagaimana tercantum di SNI
1726 Tabel 4 .
3) Koefisien Percepatan Puncak Muka Tanah (Ao ) digunakan untuk menyusun
Response Spektrum Gempa Rencana 6 Wilayah Gempa (WG) yang tercantum di
Gambar 2 SNI 1726.
CATATAN :
Jenis Profil Tanah ini dalam proses perambatan gelombang gempa sangat
menentukan pembesaran gerakan tanah dimuka tanah. Koefisien Percepatan Puncak
Muka Tanah (Ao) didapatkan berdasarkan Percepatan Puncak Batuan Dasar yang
diperoleh untuk ke 6 Wilayah Gempa ( Tabel 5)
B. Jenis Sistim Struktur Gedung
SNI 1726 mengenalkan 7 Sistem Struktur Gedung yaitu 4 Sistem Struktur Dasar , Sistem
Struktur Gedung Kolom Kantilever, Sistem Interaksi Dinding Geser dengan Rangka dan
Subsistem Tunggal (yang membentuk struktur gedung secara keseluruhan)
Catatan :
SNI 1726 Tabel 3 mengganti 8 jenis struktur gedung yang terdapat di SNI 1726 - 1989 Tabel
2.2 dengan jenis2 Struktur Gedung sesuai UBC Table 16-N. namun ada sedikit perbedaan
misalkan UBC tidak mengenalkan Dinding Geser Beton Betrtulang Kantilever Daktail Parsial.
C . Daktilitas Struktur
1) SNI 1726 sekarang memakai 2 parameter daktilitas struktur gedung yaitu faktor
daktilitas simpangan μ dan faktor reduksi gempa R.
2) μ menyatakan ratio simpangan diambang keruntuhan δm dan simpangan pada
terjadinya pelelehan pertama
3) R adalah ratio beban gempa rencana dan beban gempa nominal. R ini merupakan
indikator kemampuan daktilitas struktur gedung.
Catatan :
Daktilitas berbagai jenis struktur di Pasal 2.4.4 SNI T-15 dinyatakan dalam Faktor Jenis
Struktur K (Tabel 2.2.). Nilai maupun R tercantum disamping berbagai jenis struktur di
SNI 1726 Tabel 3. Menurut UBC pemakaian jenis struktur lain nilai R harus ditetapkan
melalui data percobaan siklik dan analisis yang disepakati (Section 1629.9.2).
D. Beban-beban Gempa
1) Beban Gempa vertikal dikenakan pada unsur unsur struktur gedung yang memiliki
kepekaan yang tinggi terhadap beban gravitasi seperti balkon, kanopi dan balok
kantilever berbentang panjang.
2) Beban vertikal diambil sebesar perkalian dari Faktor Respons Gempa
Vertikal Cv dan semua beban gravitasi, termasuk L yang sesuai. Cv = Ψ Ao I
dimana nilai Ψ diatur di Tabel 7 tergantung pada tipe Wilayah Gempa.
Catatan :
SNI 1726 mengatur Beban Gempa Nominal Statik Ekivalen (V) di
Ps 6.1.2 dan Beban Gempa Vertikal Nominal Statik Ekivalen di Ps
4.8.1.
E. Faktor Kuat Lebih Total (f)
Nilai f ini tercantum di SNI 1726 Tabel 3 dan 9 untuk berbagai nilai dan R dariberbagai
jenis sistim struktur. Seperti tersirat dalam nama faktor tersebut, f atau Ωo dipakai
untuk memperbesar nilai V menjadi Vm = f V dalam Kombinasi beban tersebut dibutir
1.3.1 dengan mengganti E dengan Vm. Kombinasi beban ini perlu dikenakan pada suatu
komponen struktur yang memikul sistem struktur tidak menerus (discontinuous).
F. Syarat Pemodelan
Untuk struktur beton bertulang, penampang penampang untuk struktur dimana
compatibility deformasi diperhitungkan, sifat2 kekakuan momen dan geser jangan
memakai 100 % sifat kekakuan bruto (gross) komponen SPBL, namun harus dikalikan
dengan persentase efektifitas penampang < 100%.
Catatan :
Bentuk model struktur untuk analisa struktur akibat beban lateral terdapat pada SNI
1726 Ps 5.5.1 .
Tabel 2-1. : Perbandingan Rumus Beban Gempa nominal Statik Ekivalen SNI baru dan lama.
SNI 1726 Ps 5.2.2 mengatur komponen sistem rangka pemikul momen (SRPM) yang
tidak merupakan sistem pemikul beban lateral (gempa) harus direncanakan kuat
terhadap simpangan sistem struktur akibat gempa rencana sebesar RAs/1.6. Hal ini
dimaksud agar SRPM tersebut tetap stabil memikul beban gravitasi walau ada
simpangan tersebut dibutir
Pedoman analisa dinamis untuk perencanaan struktur gedung tidak beraturan telah
dikembangkan di SNI 1726 Ps 7
Khususnya ,Ps.7.3 memberi persyaratan eksplisit untuk analisa respons dinamik
riwayat waktu.
Adalah penting dicatat bahwa jika digunakan nonlinier analisa time-history, menurut
UBC 1631.6.3.2, disain dari SPBL perlu dikaji ulang (review) oleh tim ahli.
PERUBAHAN UTAMA DALAM TATACARA PERENCANAAN STRUKTUR BETON
UNTUK BANGUNAN GEDUNG (SNI 2874)
A. Kombinasi Beban
Ketentuan disain gempa SNI 2847 memakai dasar disain kekuatan batas dan bukan
disain tingkat layan (elastis)
SNI 2847 Pasal 11 mengatur kombinasi beban seperti tercantum di Tabel 3.1 dibawah
ini.
Tabel 3.1 Perbandingan Kombinasi Beban menurut SNI 1726 baru dan lama
Catatan :
Beban gempa nominal E dalam kombinasi beban di SNI 2847 ini, memakai beban berfaktor =
1,0 karena E adalah beban ultimate.
B. Jenis Struktur Untuk Daerah Dengan Resiko Menengah
Yang termasuk daerah dengan resiko gempa menengah yaitu Wilayah Gempa (WG) 3
dan 4 untuk memikul gaya-gaya akibat gempa menurut SNI 2847 Pasal 23.2 (1(3)), harus
digunakan :
1) Sistem Ranka Pemikul Momen Menengah (SRPMM) atau Sistem Ranka Pemikul
Momen Khusus (SRPMK )
2) Sistem Dinding Struktur Biasa (SDSB) atau System Dinding Struktur Khusus (SDSK)
Catatan :
Untuk penjelasan lebih lanjut dapat dilihat pada butir 5.2.
Catatan :
Untuk penjelasan lebih lanjut dapat dilihat pada butir 5.2.
D. Komptibilitas Deformasi
1) Semua elemen yang didisain bukan bagian dari Sistem Pemikul Beban Lateral
(SPBL) dituntut didisain dan atau didetail sesuai Pasal 23.9 tersebut diatas untuk
tetap dapat menahan beban gravitasi setelah elemen elemen tadi mengikuti
deformasi dari SPBL akibat gaya gempa rencana
2) Deformasi yang dipilih adalah simpangan sebesar RΔs/1.6 sebagaimana dijelaskan
di butir 2.10
3) Kekakuan geser elemen beton yang merupakan bagian dari SPBL harus memakai
syarat pemodelan tersebut di butir 2.7, namun sebaliknya yang non SPBL
kekakuannya harus dianggap nol dan P-Δ efek harus diperhitungkan sesuai butir 2.9
di depan
Catatan :
Deformasi kompatibility yang dituntut SNI 2847 Pasal 23.9 merupakan revisi berdasarkan
hasil observasi dari kejadian gempa di Northridge tahun 1994
1) Penaksiran gaya geser rencana Ve yang bekerja dimuka HBK dari suartu SRPMK
baik diujung ujung balok ( lihat Pasal 23.3 (4(1)) maupun dikolom (lihat Pasal 23.4
(5(1)) harus dicapai dengan menggunakan Mpr dimuka HBK dengan asumsi terjadi
tegangan tarik tulangan memanjang sedikitnya 1,25 fy dengan f =1.
2) Untuk kolom (yang kena beban aksial > Ag f/10), Mpr adalah nilai momen balans
dari diagram interaksi yang dipakai (lihat contoh di Bab 8), bukan pakai Muka dan
Muki seperti di SNI lama.
F. Pedoman Perhitungan Kuat Lentur Kolom pada SRPMK 6
ΣM > ΣM
c 5 g
1) Untuk menentukan
Σ nilai kuat lentur ini SNI T15 Ps. 3.14.4 menetapkan kombinasi
rumus kuat lentur minimum dan gaya aksial yang bekerja
2) Dalam hal ini SNI 2874 Pasal 23.4. hanya menentukan syarat
dimana Mc adalah jumlah kuat momen minimum kolom atas dan bawah dimuka
HBK yang dihasilkan oleh diagram interaksi oleh beban aksial berfaktor terkecil
konsisten dengan arah beban lateral
Catatan :
Mg adalah jumlah kuat momen nominal dari balok balok yang menyatu ke HBK(termasuk
kontribusi tulangan di lebar efektip balok T). l
0
H. Hubungan Balok Kolom (HBK) dari SRPMK
SNI 1726 Pasal 21.5 menentukan bagian dari tulangan transversal di yang diteruskan
kedalam HBK tergantung pada besar kuat geser nominal di HBK yang diciptakan oleh
jumlah balok melintang yang menyatu/mengekang HBK (lihat Pasal 23.5(3(1))
Catatan :
SNI T15 mencantumkan sampai 12 rumus untuk menentukan tulangan vertical (Ajv) dan
tulangan horizontal (Ajh )
I. Pedoman disain SRPMM
Prinsip yang dianut oleh SNI 2847 mengenai disain SRPMM adalah :
1) Semua komponen struktur SRPMM tidak boleh runtuh oleh geser dengan menjamin
kuat geser komponen lebih kuat dari kuat lentur nominalnya
2) Menjamin tiap ujung komponen SRPMM baik balok maupun kolom tersedia cukup
confinement/pengekangan dengan s max tertentu. Tidak ada ketentuan khusus
penulangan untuk HBK