Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1. Kriteria material
Material properties yang digunakan dalam analisa ini adalah :
a. Baja
Mutu Baja : ST-37 (Fy 370 Mpa)
Kuat Tarik/Tekan :
- diameter ≤ 13 mm, Fy 240 Mpa
- diameter ≥ 13 mm, Fy 400 Mpa
Berat Jenis : 7850 kg/cm3
Poison Ratio : 0.30
Modulus Elastisitas : 210000 Mpa
b. Beton
Mutu Beton : Fc’ 25 Mpa ( K-300)
Kuat Tekan : 240 kg/cm2
Berat Jenis : 2400 kg/m3
Poison Ratio : 0.20
Modulus Elastisitas : 23452.95 Mpa;
2. Kriteria Pembebanan
a. Beban Mati (DL)
Material Struktur Baja dengan kerapatan massa 7850 kg/m 3, dan
Beton Bertulang dengan kerapatan massa 2400 kg/m3.
b. Beban Mati Tambahan (SDL)
Asumsi beban mati tambahan (superimposed dead load) yang
ditanggung oleh komponen struktur terdiri atas:
Atap : 245.25 kN.
Mechanical Electrical, and Plumbing (MEP) : 122.63 kN
Eternit : 44.15 kN
Dinding : 109 kN
Spesi dan Tegel : 169.22 kN
c. Beban Hidup (LL)
Asumsi Beban hidup yang diterapkan dalam desain ini terdiri atas
Beban Hidup untuk bangunan rumah sakit :
Beban Hidup untuk Rumah tinggal : 1.97 kN/m2
Beban Hidup tangga : 2.87 kN/m2
d. Beban Gempa
Beban Gempa ditentukan sesuai dengan yang disyaratkan oleh Tata
Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung,
SNI 03-1726-2012.
i i
i1
Dimana :
Cvx = faktor distribusi vertikal,
V = gaya lateral disain total atau geser di dasar
struktur (kN)
wi and wx = bagian berat seismik efektif total struktur (W) yang
ditempatkan atau dikenakan pada Tingkat i atau x.
hi and hx = tinggi (m) dari dasar sampai Tingkat i atau x
k = eksponen yang terkait dengan perioda struktur
sebagai berikut:
untuk struktur yang mempunyai perioda sebesar 0,5 detik
atau kurang, k=1. Untuk struktur yang mempunyai perioda
sebesar 2,5 detik atau lebih, k=2. Untuk struktur yang
mempunyai perioda antara 0,5 dan 2,5 detik, k harus sebesar
2 atau harus ditentukan dengan interpolasi linier antara 1 dan
2
Distribusi Horisontal Gaya Gempa
Geser tingkat disain gempa di semua tingkat (Vx) (kN) harus
ditentukan dari persamaan berikut:
n
Vx Fi
ix
di mana Fi = bagian dari geser dasar seismik (V) (kN) yang timbul
di Tingkat i.
Geser tingkat disain gempa (Vx) (kN) harus didistribusikan pada
berbagai elemen vertikal sistem penahan gaya seismik di tingkat
yang ditinjau berdasarkan pada kekakuan lateral relatif elemen
penahan vertikal dan diafragma.
Kriteria Pemodelan
Pemodelan Fondasi
Untuk tujuan penentuan beban seismik, pemodelan fondasi
diijinkan dengan menganggap struktur terjepit di dasarnya.
Sebagai alternatif, jika fleksibilitas fondasi diperhitungkan,
pemodelan fondasi harus sesuai dengan peraturan.
Berat Seismik Efektif
Berat seismik efektif struktur, W, harus menyertakan seluruh
beban mati dan beban lainnya yang terdaftar di bawah ini:
Dalam daerah yang digunakan untuk penyimpanan: minimum
sebesar 25 persen beban hidup lantai (beban hidup lantai di
garasi publik dan struktur parkiran terbuka, serta beban
penyimpanan yang tidak melebihi 5 persen dari berat seismik
efektif pada suatu lantai, tidak perlu disertakan).
Jika ketentuan untuk partisi disyaratkan dalam disain beban
lantai: diambil sebagai yang terbesar di antara berat partisi aktual
atau berat daerah lantai minimum sebesar 0,48 kN/m2.
Berat operational total dari peralatan yang permanen.
Berat lansekap dan beban lainnya pada taman atap dan luasan
sejenis lainnya.
e. Beban Angin
Beban angin adalah beban yang bekerja pada bangunan atau
bagiannya karena adanya selisih tekanan udara (hembusan angin
kencang). Beban angin ini ditentukan dengan menganggap adanya
tekanan positif dan tekanan negatif (isapan angin), yang bekerja
tegak lurus pada bidang-bidang bangunan yang ditinjau.
Besarnya tekanan tiup angin ini harus diambil minimum 25 kg/m 2
luas bidang bangunan yang ditinjau. Sedangkan untuk di laut sampai
sejauh 5 km dari tepi pantai tekanan tiup angin ini diambil minimum
40 kg/m2, serta untuk daerah-daerah di dekat laut dan daerah-daerah
lain dimana kemungkinan terdapat kecepatan angin yang mungkin
dapat menghasilkan tekanan tiup yang lebih besar dari yang
ditentukan di atas, maka tekanan tiup angin tersebut harus dihitung
dengan rumus:
P = V2/16 (kg/m2)
Dimana :
P = tekanan tiup angin (kg/m2).
V = kecepatan angin (m/detik).
Jadi untuk Beban Angin diambil sebesar :
P = 252 /16 = 39.0625 kg/m2 = 40 kg/m2
f. Kombinasi Pembebanan
Kasus pembebanan yang dipakai untuk dibandingkan dalam
perencanaan struktur beton bertulang ini adalah :
Kombinasi Beban untuk Metoda Ultimit
Struktur, komponen-elemen struktur dan elemen-elemen fondasi
harus dirancang sedemikian hingga kuat rencananya sama atau
melebihi pengaruh beban-beban terfaktor dengan kombinasi-
kombinasi sebagai berikut:
1,4D
1,2D + 1,6L + 0,5 (Lr atau R)
1,2D + 1,6 (Lr atau R) + (L atau 0,5 W)
1,2D + 1,0W + L+ 0,5 (Lr atau R)
1,2D + 1,0E + L
0,9D + 1,0W
0,9D + 1,0E
Pengecualian : Faktor beban untuk L pada kombinasi 3, 4, dan
5 boleh diambil sama dengan 0,5 kecuali untuk ruangan garasi,
ruangan pertemuan dan semua ruangan yang nilai beban
hidupnya lebih besar daripada 500 kg/m2.
Bila beban air F bekerja pada struktur, maka keberadaannya
harus diperhitungkan dengan nilai faktor beban yang sama
dengan faktor beban untuk beban mati D pada kombinasi 1
hingga 5 dan 7.
Bila beban tanah H bekerja pada struktur, maka keberadaannya
harus diperhitungkan sebagai berikut:
Keterangan :
Dimensi Balok
Type Balok Dimensi Balok
TB1-200/300 200 X 300
Keterangan :
dimensi pelat
Type Pelat Dimensi Pelat
T120 T = 120
dimensi balok
Type Balok Dimensi Balok
B1-200/400 200 X 400
B2-150/300 150 X 300
Keterangan :
dimensi balok
Type Balok Dimensi Balok
WF.200 200x100x5.5x8
UNP.150 150x75x10x6.5
Gambar 3. 38 Denah Potongan Portal As A (Eksisting)
Gambar 3. 39 Denah Potongan Portal As B (Eksisting)
Keterangan :
Dimensi Kolom
Type Kolom Dimensi Kolom
K1-300/300 300x300
K2-200/200 200x200
KP 150x150
b. 3D Modeling Analisis
Berdasarkan gambar output desain diatas, struktur utama tidak ada yang
berwarna merah atau nilai stress steel rasio yang terbesar adalah 0.866 < 1;
maka desain struktur cukup kuat menahan beban yang terjadi.
DATA TANAH
Kedalaman fondasi, Df = 1.50 m
Berat volume tanah, = 17.60 kN/m3
Sudut gesek dalam, = 30.00
Kohesi, c= 0.03 kPa
Tahanan konus rata-rata (hasil pengujian sondir), qc = 50.00 kg/cm2
DIMENSI FONDASI
Lebar fondasi arah x, Bx = 1.50 m
Lebar fondasi arah y, By = 1.50 m
Tebal fondasi, h= 0.40 m
Lebar kolom arah x, bx = 0.30 m
Lebar kolom arah y, by = 0.30 m
Posisi kolom (dalam = 40, tepi = 30, sudut = 20) s = 30
BAHAN KONSTRUKSI
Kuat tekan beton, f c' = 20.8 MPa
Kuat leleh baja tulangan, fy = 390 MPa
Berat beton bertulang, c = 24 kN/m3
BEBAN RENCANA FONDASI
Gaya aksial akibat beban terfaktor, Pu = 200.000 kN
Momen arah x akibat beban terfaktor, Mux = 7.079 kNm
Momen arah y akibat beban terfaktor, Muy = 15.439 kNm
B. KAPASITAS DUKUNG TANAH
qc= tahanan konus rata-rata hasil sondir pada dasar fondasi ( kg/cm2 )
B = lebar fondasi (m) B = By = 1.50 m
Df = Kedalaman fondasi (m) Df = 1.50 m
Kd = 1 + 0.33 * Df / B = 1.33 < 1.33
diambil, Kd = 1.33
Tahanan konus rata-rata hasil sondir pada dasar fondasi, q = kg/cm2
c 50.00
2
q = q / 33 * [ ( B + 0.3 ) / B ] * K = kg/cm2
a c d 2.902
Kapasitas dukung ijin tanah, q = kN/m2
a 290.18
Dapat disimpulkan bahwa beberapa titik pondasi dari perhitungan tersebut telah memenuhi
syarat kuat terhadap beban yang terjadi, dimana beban yang terjadi pada struktur atas lebih
kecil dari daya dukung pondasi yang direncanakan.