Anda di halaman 1dari 16

MENARA PANDANG

1.1 kriteria desain

1. Analisa pembebanan berdasarkan beban minimum untuk perancangan bangunan gedung


dan struktur lain
2. Analisa bangunan struktur atas ( atap ) akan dimodelkan dan dianalisis dengan
menggunakan kerangka linear 3D elastis .
3. Anlisa kekuatan beton dilakukan dengan membandingkan antara Beban ultimate dengan
Kapasitas.

1.2 Standart Desain

Beban struktur : Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPUG 1983)


Struktur beton : Indonesian Standard SNI 2002
Struktur kayu : Indonesian Standard SNI 2002

1.3 Software yang dipakai


Building structure : SAP 200 V.12.0 untuk analisa struktur
PCACOL untuk kekuatan kolom
PCAmath untuk analisa pondasi

1.4 Kualitas Material


1. Beton
a. Beam fc’ = 18.675 MPa (K225)
b. Column fc’ = 18.675 MPa (K225)
c. Plate fc’ = 18.675 MPa (K225)
2. Baja Tulangan
U – 39 fy = 390 N/mm2, U – 24 fy = 240 N/mm2.
3. Kayu
Digunakan kelas II mutu B
σ tr // = 85 kg/cm3
σ Itk τ = 40 kg/cm3
τ // = 12 kg/cm3
E = 100.000 kg/cm
1.5 Pembebanan
Jenis beban yang bekerja pada gedung meliputi :
a. Beban mati sendiri elemen struktur (Self Weight)
Meliputi : berat balok, kolom, dan pelat.
b. Beban mati elemen tambahan (Superimposed Dead Load)
Meliputi : dinding, keramik, plesteran, plumbing, mechanical electrical, dll.
c. Beban hidup (Live Load)
Meliputi : beban luasan yang ditinjau berdasarkan fungsi bangunan.
d. Beban Gempa (Earthquake Load)
Meliputi : beban gempa linear statik ekuivalen.
e. Beban angin (Wind Load)

1.6 Kombinasi Pembebanan


Struktur bangunan dirancang mampu menahan beban mati, hidup, dan gempa sesuai peraturan
SNI Gempa 03-1726-2002 Pasal 4.1.1 dimana gempa rencana ditetapkan mempunyai periode
ulang 500 tahun, sehingga probabilitas terjadinya terbatas pada 10 % selama umur gedung 50
tahun.
Berikut ini adalah rincian kombinasi pembebanan adalah sebagai berikut :
a. Kombinasi Pembebanan Tetap
Comb.1 : 1 D + 1 BS + 0,5 L
Comb.2 : 1,2 D + 1,2 BS + 1,6 L
b. Kombinasi Pembebanan Sementara
Comb.3 : 1,2 D + 1,2 BS + 0,5 L + 1EQx
Comb.4 : 1,2 D + 1,2 BS + 0,5 L - 1EQx
Comb.5 : 1,2 D + 1,2 BS + 0,5 L + 1EQy
Comb.6 : 1,2 D + 1,2 BS + 0,5 L - 1EQx
Comb 7 : 1,2 D + 1,0 L ± 1,6 W + 0,5 (La atau H)
Comb 8 : 1 D + Benturan Kapal + Tekan arus + Angin

1.7 Perhitungan Beban Mati (Dead Load)


Beban mati adalah beban dari semua elemen gedung yang bersifat permanen termasuk
peralatan tetap yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari gedung. Jenis-jenis beban
mati pada gedung. Jenis-jenis beban mati pada gedung ditunjukkan pada tabel berikut ini.

No Jenis Beban Mati Berat Satuan


1 Beton bertulang 2400 kg/m3
2 Tegel + Spaci 45 kg/m2
3 Aspal + Spaci 35 kg/m2
4 Plumbing 10 kg/m2
5 Ducting AC 20 kg/m2
6 Plafond penggantung 18 kg/m2
7 Dinding 1/2 bata 250 kg/m2
Tabel 1.9a Jenis Beban Mati pada Gedung
a. Beban Mati pada Pelat Lantai
Beban Mati yang bekerja pada pelat lantai gedung meliputi :
Beban tegel + spaci = 45 kg/m2
Plumbing = 10 kg/m2
Ducting AC = 20 kg/m2
Plafond penggantung = 18 kg/m2
Mechanical electrical = 25 kg/m2
Waterprofing = 5 kg/m2
Total Beban Mati Lantai = 123 kg/m2
b. Beban Mati Merata pada Balok
Beban mati pada balok lantai akibat pasangan dinding : 2 x 250 x 1,5 = 750 kg/m
c. Beban Akibat penutup atap
Beban akibat atap disalurkan langsung ke masing-masing kolom dengan beban = 32,44 KN

1.8 Beban Hidup (Live Load)


Beban hidup untuk fungsi bangunan sebagai gedung sekolah menurut Tata Cara Perencanaan
Pembebanan untuk Rumah dan Gedung PPPURG 1987 adalah sebagai berikut

Tabel 1.9 b Beban Hidup untuk Gedung


A. Beban Angin,
Beban angin menganggap adanya tekanan positif (pressure) dan tekanan negatif/isapan
(suction) bekerja tegak lurus bidang yang ditinjau.
Tekanan Tiup:
● daerah jauh dari tepi laut, diambil minimum 25 kg/m 2.
● di laut dan tepi laut sampai sejauh 5 km dari pantai, diambil minimum 40 kg/m atau
diambil dari rumus pendekatan

dengan V = kecepatan angin (m/det), (ditentukan instansi terkait)


● Struktur cerobong, ditentukan dengan rumus pendekatan

dengan qwind = tekanan tiup (kg/m2)


h = tinggi total cerobong (m)
Tekanan tiup tersebut diatas dapat direduksi sebesar 0,5 jika dapat dijamin gedung terlindung
efektif dari suatu arah tertentu oleh gedung/bangunan lain.
B. Beban Gempa (Earthquake)
Beban gempa dapat ditentukan nilainya yang didasarkan oleh SNI 1726:2002 tentang Standar
Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung. Indonesia ditetapkan
terbagi dalam 6 Wilayah Gempa seperti ditunjukkan dalam Gambar 1, di mana Wilayah Gempa
1 adalah wilayah dengan kegempaan paling rendah dan Wilayah Gempa 6 dengan kegempaan
paling tinggi.
Pembagian Wilayah Gempa ini, didasarkan atas percepatan puncak batuan dasar akibat
pengaruh Gempa Rencana dengan perioda ulang 500 tahun, yang nilai rata-ratanya untuk
setiap Wilayah Gempa ditetapkan dalam Gambar 1 dan Tabel 5.

Gambar 1.8 a zona gempa


Untuk menentukan pengaruh Gempa Rencana pada struktur gedung, yaitu berupa beban
geser dasar nominal statik ekuivalen pada struktur beraturan menurut Pasal 6.1.2, gaya geser
dasar nominal sebagai respons dinamik ragam pertama pada struktur gedung tidak beraturan
menurut Pasal 7.1.3 dan gaya geser dasar nominal sebagai respons dinamik seluruh ragam
yang berpartisipasi pada struktur gedung tidak beraturan menurut Pasal 7.2.1, untuk masing-
masing Wilayah Gempa ditetapkan Spektrum Respons Gempa Rencana C-T seperti ditunjukkan
dalam Gambar 2. Dalam gambar tersebut C adalah Faktor Respons Gempa dinyatakan dalam
percepatan gravitasi dan T adalah waktu getar alami struktur gedung dinyatakan dalam
detik. Untuk T = 0 nilai C tersebut menjadi sama dengan Ao, di mana A merupakan percepatan
puncak muka tanah menurut Tabel dibawah ini

Gambar 1.8 b Respons Spektrum Gempa Rencana

Beban Gempa (Pasal Perencanaan struktur gedung beraturan)


A. Beban gempa nominal statik ekuivalen
Struktur gedung beraturan dapat direncanakan terhadap pembebanan gempa nominal akibat
pengaruh Gempa Rencana dalam arah masing-masing sumbu utama denah struktur tersebut,
berupa beban gempa nominal statik ekuivalen, yang ditetapkan lebih lanjut dalam pasal-pasal
berikut.
Apabila kategori gedung memiliki Faktor Keutamaan I menurut Tabel 1 dan strukturnya untuk
suatu arah sumbu utama denah struktur dan sekaligus arah pembebanan, maka beban geser
dasar nominal statik ekuivalen V yang terjadi di tingkat dasar dapat Gempa Rencana memiliki
faktor reduksi gempa R dan waktu getar alami fundamental T dihitung menurut persamaan :
di mana C1 adalah nilai Faktor Respons Gempa yang didapat dari Spektrum Respons Gempa
Rencana menurut Gambar 2 untuk waktu getar alami fundamental T 1, sedangkan Wt adalah
berat total gedung, termasuk beban hidup yang sesuai.
Beban geser dasar nominal V harus dibagikan sepanjang tinggi struktur gedung menjadi beban-
beban gempa nominal statik ekuivalen F yang menangkap pada pusat massa lantai tingkat ke-i
menurut persamaan :

di mana Wi adalah berat lantai tingkat ke-i, termasuk beban hidup yang sesuai, z i adalah
ketinggian lantai tingkat ke-i diukur dari taraf penjepitan lateral menurut, sedangkan n adalah
nomor lantai tingkat paling atas.

1.9 Analisa Struktur

1.9.1 Struktur Atas (Atap)

Gambar 1.9.1a. Pemodelan struktur atas menara pandang dengan SAP2000


a. Input beban
Beban Mati (D)
Dalam PMI, beban atap di tetapkan 50kg/m 2
Beban area dikonversi menjadi beban garis, dan kemudian beban garis dikonversi menjadi
beban titik yang letaknya pada join atas batang vertical
PD = qm x L2 x(a/cos u)
PD= 50kg/m2 x 2,3 m (jarak antar gording) x 1.5/cos 30 = 199 kg
Gambar 1.9.1 b Beban mati D (kg)
Beban Hidup (L)
Dalam PMI beban orang adalah beban hidup (L) sebesar 100 kg
PL = 100 kg

Gambar 1.9c Beban hidup (L) (kg)


Beban Angin
Beban angin yang diperhitungkan dalam PMI adalah 25 kg/m 2. Berdasarkan koefisien angin
dengan atap segi-tiga dengan sudut kemiringan sebagai α, maka
 Koefisien tiup pada atap (di ihak angin (0.02α - 0.4)
Gaya tiup pada atap = (0.02x30-0.4)25x2.3 =11.5 kg/m, merupakan beban pada
bidang miring, dikonversi menjadi beban titik Pw tiup = 11.5 kg/m x (1.5/cos 30) =
19.9 kg.
Beban ini kemudian diproyeksi terhadap x dan y
Py tiup = 19.9 kg x cos 30 = 17.25 kg
Px tiup = 19.9 kg x sin 30 = 9.9 kg
Gambar 1.9.1 d aning tiup (kg)

 Koefisien angin hisap pada atap (dibelakang angin untuk α = - 0.4


Gaya isap pada atap = - 0.4 x 25 x2.3 = -27.7 kg/m
Konversi menjadi beban titik Pw hisap= -27.7 kg/m x (1.5/cos 30) = 47.9 kg
Diproyeksi terhadap x dan y
Py isap = -47.9 kg x cos 30 = - 41.4 kg
Px isap = -47.9 kg x sin 30 = - 23.95 kg

Gambar 1.9.1 e Beban Angin hisap (kg)

b. Output SAP2000

TABLE: Joint Reactions (kg)


Joint OutputCase CaseType F1 F2 F3
Text Text Text Kg Kg Kg
15 DEAD LinStatic -5.684E-14 0 298.5
15 L LinStatic -1.421E-14 0 150
15 W LinStatic -19.8 0 22.49
15 W2 LinStatic 47.9 0 -12.39
15 COMB1 Combination -7.958E-14 0 417.9
15 COMB2 Combination -9.095E-14 0 598.2
15 COMB3 Combination -15.84 0 616.2
15 COMB4 Combination 38.32 0 588.29
15 COMB5 Combination -25.74 0 297.89
15 COMB6 Combination 62.27 0 252.54
17 DEAD LinStatic 0 0 298.5

Gambar 1.9.1 f Suport reaksi /support reaction ( kg) pada kolom atas akibat beban-beban atap

1.9.2 Struktur Bawah (beton)

Gambar 1.9.2 Model 3d struktur bawah (beton)


a. Input Beban
Beban Mati (DL) :
a) Plat Lantai : Berat Sendiri
b) Balok : Berat Sendiri
c) Kolom : Berat Sendiri
d) Lantai
Plafond : 18 kg/m2
Speci 2 cm + Tile : 66 kg/m2 +
84 kg/m2
e) Dinding Kayu : 200 kg/m2

Beban Hidup (L)


Beban manusia : 250 kg/m2
Gambar 1.9.2 a. Beban Mati

Beban Gempa (EQ)


Perhitungan berat bangunan lantai 2 untuk beban gempa
Load Combination Multipliers

TABLE: Joint Reactions


Join OutputCas
t e CaseType F1 F2 F3 M1 M2 M3
Text Text Text KN KN KN KN-m KN-m KN-m
1 COMB1 Comb 0.37 0.28 37.90 -1.13 0.83 0.0000014
2 COMB1 Comb 0.57 -0.24 34.89 0.80 2.30 -0.000024
3 COMB1 Comb -0.37 0.28 37.90 -1.13 -0.83 -0.0000014
4 COMB1 Comb -0.57 -0.24 34.89 0.80 -2.30 0.000024
        W2 145.6      
Perhitungan berat bangunan lantai 1 untuk beban gempa
Load Combination Multipliers

TABLE: Joint Reactions


Joint OutputCase CaseType F1 F2 F3 M1 M2 M3
Text Text Text KN KN KN KN-m KN-m KN-m
5 COMB1 Comb -0.19 -0.17 49.23 -1.11 1.79 0.0005
6 COMB1 Comb -0.48 0.19 44.84 0.79 2.89 -0.0006
7 COMB1 Comb 0.19 -0.17 49.23 -1.11 -1.79 -0.0005
8 COMB1 Comb 0.48 0.19 44.84 0.79 -2.89 0.0006
        W1 188.14      

W total = W1 +W2 = 333.74 kN


Waktu getar bangunan
Tx = Ty = 0.06 H^3/4
H (tinggi bangunan) = 10.335 m
C1 = 0.5
R = 8.5
C1/R = 0.05882
K = 1
R = 1

tingka Fix,y
t h (m) Wt Wi *hi total 1/5 Fix 1/5 Fiy
2 6 145.6 873.6 85.64706 17.12941 17.12941
1 3 188.14 564.42 110.6706 22.13412 22.13412
333.74 1438.02
Gambar 1.9.2 a. Beban Gempa

b. Output SAP2000
Kolom 200x200

TABLE: Element Forces - Frames kolom 200x200


Frame Station CaseType P V2 V3 T M2 M3
Text m Text KN KN KN KN-m KN-m KN-m
75 0 Combination -104.42 15.85 -0.20 -0.19 -0.43 25.68
75 1.40625 Combination -103.09 15.85 -0.20 -0.19 -0.15 3.40
75 2.8125 Combination -101.77 15.85 -0.20 -0.19 0.14 -18.89
75 0 Combination -133.04 18.95 -0.25 -0.22 -0.54 30.76
75 1.40625 Combination -131.45 18.95 -0.25 -0.22 -0.19 4.11
75 2.8125 Combination -129.86 18.95 -0.25 -0.22 0.17 -22.54
75 0 Combination -124.53 19.02 -0.24 -0.22 -0.52 30.82
75 1.40625 Combination -122.94 19.02 -0.24 -0.22 -0.18 4.07
75 2.8125 Combination -121.35 19.02 -0.24 -0.22 0.16 -22.68
75 0 Combination -124.53 19.02 -0.24 -0.22 -0.52 30.82
75 1.40625 Combination -122.94 19.02 -0.24 -0.22 -0.18 4.07
75 2.8125 Combination -121.35 19.02 -0.24 -0.22 0.16 -22.68
75 0 Combination -124.53 19.02 -0.24 -0.22 -0.52 30.82
75 1.40625 Combination -122.94 19.02 -0.24 -0.22 -0.18 4.07
75 2.8125 Combination -121.35 19.02 -0.24 -0.22 0.16 -22.68
75 0 Combination -67.89 19.52 24.51 -0.22 39.59 31.28
75 1.40625 Combination -66.31 19.52 24.51 -0.22 5.13 3.84
75 2.8125 Combination -64.72 19.52 24.51 -0.22 -29.34 -23.61
75 0 Combination -181.16 18.53 -24.99 -0.23 -40.63 30.36
75 1.40625 Combination -179.57 18.53 -24.99 -0.23 -5.48 4.31

Dari analisis dengan program PCACOOL disimpulak kolom 200x200 mempunyai kapasitas yang
cukup untuk menahan beban ultimate,

Balok 150x250
TABLE: Element Forces - Frames Beam 150 x250
Frame Station OutputCase P V2 V3 T M2 M3
Text m Text KN KN KN KN-m KN-m KN-m
102 0 COMB7 -1.45 6.81 0.02 -1.90 0.00 6.84
102 0.2875 COMB7 -1.45 7.12 0.02 -1.90 -0.01 4.83
102 0.575 COMB7 -1.45 7.42 0.02 -1.90 -0.01 2.74
102 0.575 COMB7 -1.35 6.91 -0.03 1.04 -0.01 1.63
102 0.8625 COMB7 -1.35 7.22 -0.03 1.04 0.00 -0.40
102 1.15 COMB7 -1.35 7.52 -0.03 1.04 0.01 -2.52
102 1.15 COMB7 -0.22 4.21 0.04 -0.40 0.01 1.71
102 1.4375 COMB7 -0.22 4.51 0.04 -0.40 0.00 0.46
102 1.725 COMB7 -0.22 4.82 0.04 -0.40 -0.01 -0.89
102 1.725 COMB7 -0.50 10.96 -0.03 1.42 -0.01 -2.03
102 2.0125 COMB7 -0.50 11.27 -0.03 1.42 0.00 -5.23
102 2.3 COMB7 -0.50 11.57 -0.03 1.42 0.01 -8.51
102 0 COMB8 -1.45 9.64 -0.01 -0.22 -0.01 8.07
102 0.2875 COMB8 -1.45 9.64 -0.01 -0.22 0.00 5.29
102 0.575 COMB8 -1.45 9.64 -0.01 -0.22 0.00 2.52

P V2 V3 T M2 M3
KN KN KN KN-m KN-m KN-m
0.97 11.96 0.52 2.14 0.06 8.07
-1.46 -11.78 -0.37 -4.10 -0.05 -9.19

Concrete Beam Section 240X400

1. Loading Data
Maximal Moment, Mmax (+) = 8.070 kN.m
Maximal Moment, Mmax (-) = 9.190 kN.m
Maximal Shear, Vmax = 11.960 kN
Maximal Compress, Nmax = 1.460 kN

2. Material Data
Concrete Pressure Strength, fc' = 24.90 mPa (225 kg/cm2)
Concrete Density, γb = 2400 kg/
m3
= 24000 N/m3
Minimum Yield, Bar U-39, fys = 390 mPa (deformed bar)
Bar U-24, fys = 240 mPa (plain bar)
3. Section Data
Widht of beam, b = 150 mm
Height of beam, h = 250 mm
Height of plate, hf = 120 mm
Length of beam, L = 4450 mm
center to center of paralel beam, p.k.p = 3740 mm
Concrete cover, cv = 30 mm
Diameter of Crossbar, dbv = 8 mm (assumption)
Spaces between crossbars, s = 200 mm (assumption)
Specific crossbar = Single

Top Bars
Diameter of main bars, dba = 16 mm (deform) As1 201.1 mm
4 2

Total Bars Line I, na1 = 2 ( rho minimum) Rho min 0.003


6
Total Bars Line II, na2 = 0 Asmin 126 mm
2

Bottom Bars n 0.626


4
Diameter of main bars, dbb = 16 mm (deform) d 204
Total Bars Line I, nb1 = 2 ( rho minimum)
Total Bars Line II, nb2 = 0
 
Reduction Factor
Moment Reduction Factor, fm = 0.8
Shear Reduction Factor, fv = 0.75

4. Moment Capacity Calculation


Constanta b1 = 0.85
Depth of Top Bars, d'' = 46 mm
Depth of Bottom Bars, d' = 46 mm
Area of Top Bars, As' = 402.1238597 mm2 (ρa 0.0131413 )
=
Area of Bottom Bars, As = 402.1238597 mm2 (ρb 0.0131413 )
=
Total, At = 804.2477193 mm2 (ρt= 0.0214466 )

Width effective of flens, bf (minimum of) = 1112.5 mm (1/4 * L)


= 1110 mm (b + (8 * hf))
= 1870 mm (1/2 * p.k.p)

Force of Bottom Steel, Tsb = As * fy


= 156828.3053 N
= 156.828 kN

Pressure Force of Concrete, Cc = 0.85 * f'c * bf * hf (assumed flens section full compress)
= 2819178 N
= 2819.178 kN

Conditions = (Tsb < Cc) (Balok T Persegi)

Height of Pressure Concrete Block, a = (As*fy)/(0.85*f'c*bf)


= 6.675 mm
z = d - (a/2)
= 200.662 mm
Momen capacity positive , Mr = ф Mn
= ф(As*fy*z)
= 25175617.06 Nmm
= 25.176 kNm > 8.070 kN.m OK

Height of Pressure Concrete Block, a = As * fy / ( 0.85 * f'c * 0.85 * bw)


= 58.116 mm
= 49.399
Momen capacity negative , Mr = ф Mn
= ф(As*fy*z)
= 22495537.96
= 22.496 kNm > 9.190 kN.m OK

5. Shear Capacity Calculation


Area of Bar per-meter, Av = 2 * ( 0.25 * π * dbv^2 )
= 100.571 mm2 (ρv 0.0006705 )
=
Shear Capacity of Concrete, Vc = 1/6 * (f'c)^0.5 * b * d
= 19.710 kN
Support Capacity of Crossbar, Vs = ( Av * fy * d ) / s
= 19.068 kN
Shear Capacity of Beam, Vr =
= 29.084 kN > 11.960 kN OK

Dari analisa manual disimpulkan Balok 150x250 mempunyai kapasitas yang mampu menahan
beban ultimate.
1.9.3 Support reaksi yang diteruskan ke pondasi

TABLE: Joint Reactions


Joint OutputCase CaseType F1 F2 F3 M1 M2 M3
Text Text Text KN KN KN KN-m KN-m KN-m
7 COMB1 Combination -16.79 -0.504 13.763 2.2473 -26.9626 0.1865
7 COMB2 Combination -20.212 -0.597 24.252 2.6773 -32.4152 0.2238
7 COMB3 Combination -20.141 -0.606 15.742 2.6988 -32.3491 0.2238
7 COMB4 Combination -20.141 -0.606 15.742 2.6988 -32.3491 0.2238
7 COMB5 Combination -20.141 -0.606 15.742 2.6988 -32.3491 0.2238
7 COMB6 Combination -19.646 -25.355 -40.89 42.8074 -31.888 0.2285
7 COMB7 Combination -20.636 24.143 72.373 -37.4099 -32.8103 0.219
7 COMB8 Combination -20.555 -0.426 -37.342 1.6807 -33.1532 0.2388
8 COMB1 Combination -16.031 0.128 19.194 -1.5225 -26.6917 0.1924
8 COMB2 Combination -19.329 0.143 29.061 -1.8292 -32.1151 0.2309
8 COMB3 Combination -19.228 0.155 22.431 -1.8268 -32.0215 0.2308
8 COMB4 Combination -19.228 0.155 22.431 -1.8268 -32.0215 0.2308
8 COMB5 Combination -19.228 0.155 22.431 -1.8268 -32.0215 0.2308
8 COMB6 Combination -19.531 -24.258 82.237 37.9608 -32.3031 0.2268

F1 F2 F3 M1 M2 M3
KN KN KN KN-m KN-m KN-m
-7.39 24.99 188.628 42.8074 -10.3589 0.2462
-20.636 -25.355 -40.89 -42.2031 -33.1532 0.0577

Anda mungkin juga menyukai