Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
bangunan, penghuni, barang-barang yang ada di dalam bangunan gedung, efek lingkungan,
selisih perpindahan, dan gaya kekangan akibat perubahan dimensi.
Berikut adalah beberapa faktor beban umum yang ada :
1. Beban mati (Dead load)
Beban mati adalah berat seluruh bahan konstruksi bangunan gedung yang terpasang,
termasuk dinding, lantai, atap, plafon, tangga, dinding partisi tetap, finishing, klading
gedung dan komponen arsitektural dan struktural lainnya serta peralatan layan terpasang
lain termasuk berat keran.
Beban mati yang merupakan berat sendiri konstruksi (specific gravity) menurut Tata
Cara Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SNI 03-1727-1989-F), adalah
seperti table berikut :
No Konstruksi Berat Satuan
1 Baja 7850 Kg/m^3
2 Beton Bertulang 2400 Kg/m^3
3 Beton 2200 Kg/m^3
4 Dinding Pas Bata (1/2 Bata) 250 Kg/m^2
5 Dinding Pas. 1 Bata 450 Kg/m^2
6 Curtain wall+rangka 60 Kg/m^2
7 Cladding + rangka 20 Kg/m^2
8 Pasangan batu kali 2200 Kg/m^3
9 Finishing Lantai (tegel) 2200 Kg/m^3
10 Plafon+Penggantung 20 Kg/m^2
11 Mortar 2200 Kg/m^3
12 Tanah, Pasir 1700 Kg/m^3
13 Air 1000 Kg/m^3
14 Kayu 900 Kg/m^3
15 Aspal 1400 Kg/m^3
16 Instalasi Plumbing 50 Kg/m^2
2. Beban hidup (Live load)
Beban yang diakibatkan oleh pengguna dan penghuni bangunan gedung atau struktur
lain yang tidak termasuk beban konstruksi dan beban lingkungan, seperti beban angin,
beban hujan, beban gempa, beban banjir, atau beban mati.
Beban hidup yang digunakan dalam perancangan bangunan gedung dan struktur
lain harus beban maksimum yang diharapkan terjadi akibat penghunian dan penggunaan
bangunan gedung, akan tetapi tidak boleh kurang dari beban merata minimum yang
ditetapkan dalam
Beban hidup yang bekerja pada lantai bangunan Tata Cara Perencanaan Pembebanan untuk
Rumah dan Gedung (SNI 03-1727-1989-F), adalah seperti tabel berikut :
No Lantai Bangunan Beban Hidup Satuan
1 Hall, corridor, balcony 300 Kg/m^2
2 Tangga dan Bordes 400 Kg/m^2
3 Lantai Bangunan 250 Kg/m^2
4 Lantai atap bangunan 100 Kg/m^2
Dimana :
L = beban hidup rencana tereduksi per ft2 (m2) dari luasan yang didukung oleh komponen
struktur
Lo = beban hidup rencana tanpa reduksi per ft2 (m2) dari luasan yang didukung oleh
komponen struktur
KLL = faktor elemen beban hidup (lihat Tabel 4-2)
AT = luas tri butari dalam ft2 (m2) L tidak boleh kurang dari 0,50 o L untuk komponen
struktur yang mendukung satu lantai dan L tidak boleh kurang dari 0,40 o L untuk
komponen struktur yang mendukung dua lantai atau lebih dari dua lantai.
- Beban hidup yang melebihi 100 lb/ft2 (4,79 kN/m2) tidak boleh direduksi.
Berikut table pembebanan sumber SNI 1727-1015
Faktor elemen beban hidup, KLL
Beban angin tersebut harus dikalikan dengan koefisien tekanan angin sesuai ketentuan Tata
Cara Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SNI 03-1727-1989-F).
Dimana :
Ak = beban atau efek bebanyang timbul darikejadianluar biasa
D = beban mati
Di = berat es
E = beban gempa
F = beban akibat fluidadengan tekanan yang ditentukan dengan jelasdan tinggi
maksimum
Fa = beban banjir
H = bebanakibattekanan tanahlateral,tekananairtanah,atau tekanandarimaterial dalam
jumlah besar
L = beban hidup
Lr = beban hidup atap
R = beban hujan S = beban salju
T = beban peregangan-sendiri
W = beban angin
Pengecualian:
1. Faktor beban pada L dalam kombinasi 3, 4, dan 5 diizinkan sebesar 0,5 untuk semua
tingkat hunianbila Lo pada Tabel 4-1 kurang dari atau sama dengan 100 psf (4,79 kN/m2),
dengan pengecualian daerah garasi atau luasan yang ditempatimerupakantempat pertemuan
umum.
2. Dalam kombinasi 2, 4, dan 5, beban pendamping S harus diambil sebagai salah satu
beban atap ratabersalju (pf) atau beban atapmiring bersalju (ps). Bila ada bebanfuidaF,
kombinasiharus menyertakan faktor beban yang sama seperti beban mati pada kombinasi 1
sampai 5 dan 7. Bila ada beban H, mereka harus dimasukkan sebagai berikut:
1. Bila efek H menambah variabel utama efek beban, termasuk H dengan faktor
beban sebesar 1,6;
2. Bila efek H menahan variabel utama efek beban, termasuk H dengan faktor
beban sebesar 0,9 di mana beban adalah tetap atau faktor beban dari 0 untuk semua
kondisi lain.
di mana C1 adalah nilai Faktor Respons Gempa yang didapat dari Spektrum
Respons Gempa Rencana menurut untuk waktu getar alami fundamental T1,
sedangkan Wt adalah berat total gedung, termasuk beban hidup yang sesuai.
Beban geser dasar nominal V harus dibagikan Sepanjang tinggi struktur gedung
menjadi beban-beban gempa nominal statik ekuivalen Fi yang menangkap pada
pusat massa lantai tingkat ke-i menurut persamaan :
di mana Wi adalah berat lantai tingkat ke-i, termasuk beban hidup yang sesuai, zi
adalah ketinggian lantai tingkat ke-i diukur dari taraf penjepitan lateral, sedangkan
n adalah nomor lantai tingkat paling atas.
Analisis statik ekuivalen Mengingat pada struktur gedung beraturan pembebanan
gempa nominal akibat pengaruh Gempa Rencana dapat ditampilkan sebagai beban-beban
gempa nominal statik ekuivalen Fi yang menangkap pada pusat massa lantai-lantai tingkat,
maka pengaruh beban-beban gempa nominal statik ekuivalen tersebut dapat dianalisis
dengan metoda analisis statik 3 dimensi biasa yang dalam hal ini disebut analisis statik
ekuivalen 3 dimensi.