Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN

PERHITUNGAN
STRUKTUR

PROYEK / RUMAH TINGGAL SUBSIDI


:
PEKERJAAN 1 LANTAI TIPE 32, 36 dan
45

PERUMAHAN CIKAGO RESIDENCE


LOKASI :
PT. IBM (ILHAM BANGUN MANDIRI)

Tahun 2022
Laporan Perhitungan Struktur
Perencanaan Pembangunan Rumah Tinggal 1 Lantai Tipe 32 36 dan 45

DAFTAR ISI

I. PENJELASAN UMUM
1.1 Lokasi Pekerjaan
1.2 Sistem Struktur
1.3 Standar dan Peraturan
1.4. Mutu Bahan Struktur

II. PERENCANAAN STRUKTUR ATAS


2.1 Pembebanan
2.2 Kombinasi Pembebanan
2.3 Pemodelan Struktur
2.4 Hasil Analisis SAP2000
2.5 Perhitungan Sloof
2.6 Perhitungan Kolom Praktis
2.7 Perhitungan Balok

III. PERENCANAAN STRUKTUR BAWAH


3.1 Sistem Pondasi Dangkal dan Daya Dukung Tanah
3.2 Hasil Berat Sendiri Sturktur SAP2000
3.3 Perhitungan Pondasi Dangkal (Pondasi Batu Kali Lajur)

DAFTAR PUSTAKA

2
Laporan Perhitungan Struktur
Perencanaan Pembangunan Rumah Tinggal 1 Lantai Tipe 32 36 dan 45

I. PENJELASAN UMUM
1.1. Lokasi Pekerjaan
Perumahan Cikago Residence I, berlokasi di Blok Rancagoci Desa Cikancas
Kecamatan Beber, Kabupaten Cirebon.
1.2. Sistem Struktur
Bangunan yang direncanakan merupakan bangunan gedung rumah 1 tingkat,
berfungsi sebagai bangunan rumah tinggal.
Tabel 1. Elevasi & Ketinggian Struktur Tipe 32
Tinggi Tingkat
Lantai Struktur Elevasi (m)
(m)
Atap +5.4 2.2
Balok +3.20 3.2
Lantai Dasar +0.00 0.00

Tabel 1. Elevasi & Ketinggian Struktur Tipe 36


Tinggi Tingkat
Lantai Struktur Elevasi (m)
(m)
Atap +5.90 2.7
Balok +3.20 3.2
Lantai Dasar +0.00 0.00

Tabel 1. Elevasi & Ketinggian Struktur Tipe 45


Tinggi Tingkat
Lantai Struktur Elevasi (m)
(m)
Atap +5.10 2.9
Balok +3.2 3.2
Lantai Dasar +0.00 0.00

3
Laporan Perhitungan Struktur
Perencanaan Pembangunan Rumah Tinggal 1 Lantai Tipe 32 36 dan 45

Sistem struktur atas terdiri atas sloof, kolom praktis dan balok, balok anak,
dari bahan beton bertulang. Struktur beton bertulang menggunakan sistem
konvensional, yaitu Pengecoran Site Mix. Sistem struktur penahan beban
lateral terdiri atas balok- kolom, sebagai rangka portal arah-X dan arah-Y
sebagai Sistem Rangka Pemikul Momen Biasa Beton Bertulang (R=5) sesuai
yang disyaratkan oleh SNI yang berlaku.
1.3. Standar dan Peraturan
Perencanaan struktur bangunan ini berdasarkan peraturan, standar dan
ketentuan yang berlaku di Indonesia, khususnya yang tercantum dalam
peraturan-peraturan sebagai berikut.
 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan
Gedung dan Non Gedung, SNI 1726:2019,
 Persyaratan beton struktural untuk bangunan Gedung, SNI 2847:2019,
 Persyaratan Beban Minimum Untuk Perancangan Bangunan Gedung, SNI-
1727-2019,
1.4. Mutu Bahan Struktur
Mutu bahan yang digunakan untuk struktur beton bertulang adalah sebagai
berikut.
 Mutu beton struktur sloof, kolom praktis dan balok, : fc’= 10,375
Mpa (K-125).
 Mutu baja tulangan : fyD=420 MPa (d ≥ 10 mm); fy=240 MPa (d <10
mm).
Konstanta bahan sebagai berikut digunakan untuk perencanaan:
 Modulus elastisitas Ec = 4700 √f’c = 15138,816 MPa,
 Koefisien muai panjang 1.0e-5 per derajat Celcius,
 Konstanta Poisson =0.20,
 Berat jenis beton wc = 2400 kg/m3.

4
Laporan Perhitungan Struktur
Perencanaan Pembangunan Rumah Tinggal 1 Lantai Tipe 32 36 dan 45

Gambar 1.1 Material Struktur

5
Laporan Perhitungan Struktur
Perencanaan Pembangunan Rumah Tinggal 1 Lantai Tipe 32 36 dan 45

II. PERENCANAAN STRUKTUR ATAS


2.1. Pembebanan
Beban yang diperhitungkan meliputi : beban mati, beban hidup dan beban
gempa serta beban angin.
 Beban Mati :
Beban mati akibat berat sendiri struktur, beban finishing, beban plafon dan
beban dinding dan beban lain yang melekat pada struktur sebagai berikut,
o Beton bertulang, berat isi = 2400 kg/m3,
o Beton polos, berat isi = 2100 kg/m3,
o Baja profil, berat isi = 7850 kg/m3,
o Dinding ½ bata,berat/m2 = 250 kg/m2,
o Partisi pemisah, berat isi = 120 kg/m2,
o Air, berat isi = 1000 kg/m3.

 Beban Hidup :
Beban hidup yang bekerja pada pelat lantai mengacu pada SNI 1727-
2019 tentang pembebanan. Beban hidup tersebut berbeda-beda untuk
tiap fungsi ruangan yang berbeda. Berikut adalah beban hidup merata
yang digunakan dalam analisis struktur.
o Kantor = 2,40 kN/m2 ≈ 250 kg/m2,
o Lobby di atas lt. 1 = 3,83 kN/m2 ≈ 400 kg/m2,
o Ruang Rapat = 2,87 kN/m2 ≈ 300 kg/m2,
o Ruang Auditorium = 4,79 kN/m2 ≈ 480 kg/m2,
o Ruang Penyimpanan = 4,79 kN/m2 ≈ 480 kg/m2,
o Ruang Laboratorium = 3,83 kN/m2 ≈ 400 kg/m2,
o Rumah Tinggal = 1,92 kN/m2 ≈ 200 kg/m2,

6
Laporan Perhitungan Struktur
Perencanaan Pembangunan Rumah Tinggal 1 Lantai Tipe 32 36 dan 45

A. Beban Berat Sendiri Struktur (Dead Load Self Weight)


Beban Berat Sendiri Strktur di hitung berdasarkan bahan/material jenis
strukturnya, dalam hal ini struktur yang di tinjau adalah bahan struktur beton
dan besi beton bertulang.

 Mutu beton struktur sloof, kolom praktis dan balok, : fc’= 10,375
Mpa (K-125).

 Mutu baja tulangan : fyD=420 MPa (d ≥ 10 mm); fy=240 MPa (d <10


mm).

Gambar 2.1 Material Berat Sendiri Struktur

7
Laporan Perhitungan Struktur
Perencanaan Pembangunan Rumah Tinggal 1 Lantai Tipe 32 36 dan 45

B. Beban Dinding (Dead Load Wall)


Beban Dinding adalah jenis beban mati yang tetap, yang didistribusikan merat
ke tiap2 sloof atau balok yang ditimpa.

Beban Dinding ½ Bata = 250 kg/m2,

Qwall Elv. +3.00 (0+3) = 250 kg/m2 x 3.5 m


= 750 kg/m

Gambar 2.2 Beban Mati Dinding

8
Laporan Perhitungan Struktur
Perencanaan Pembangunan Rumah Tinggal 1 Lantai Tipe 32 36 dan 45

Gambar 2.3 Detail Mati Dinding

9
Laporan Perhitungan Struktur
Perencanaan Pembangunan Rumah Tinggal 1 Lantai Tipe 32 36 dan 45

C. Beban Rangka Atap, Penutup Atap dan Plafond. (Dead Roof)


Beban Atap adalah jenis beban mati yang tetap, yang didistribusikan merat ke
balok yang ditimpa.

Berat Baja Ringan = 9 kg/m2


Berat Penutup Atap = 50 kg/m2
Berat Plafond = 11 kg/m2

= 70 kg/m2
= 70 kg/m2 x 3 m1
= 210 kg/m1

Gambar 2.4 Beban Mati Atap

1
Laporan Perhitungan Struktur
Perencanaan Pembangunan Rumah Tinggal 1 Lantai Tipe 32 36 dan 45

Gambar 2.5 Detail Beban Mati Atap

1
Laporan Perhitungan Struktur
Perencanaan Pembangunan Rumah Tinggal 1 Lantai Tipe 32 36 dan 45

D. Beban Hidup. (Live Load)


Beban Hidup pada sebuah konstruksi bangunan biasa tersebar ke pelat lantai
dan sesuai spesifikasi bangunannya, karena pada analisis rumah ini
merupakan rumah subsidi 1 Lantai, maka dari itu Beban Hidup akan di
berikan kepada joint-joint tumpuan kolom, dengan membagi Beban Hidup
Beban Atap adalah jenis beban mati yang tetap, yang didistribusikan merat
ke balok yang ditimpa.

Beban Hidup Rumah Tinggal = 200 kg/m2

QLive Load lantai = 200 kg/m2 x 3 m1

= 600 kg.

QLive Load atap = 100 kg/m2 x 3 m1

= 300 kg.

1
Laporan Perhitungan Struktur
Perencanaan Pembangunan Rumah Tinggal 1 Lantai Tipe 32 36 dan 45

Gambar 2.6 Beban Hidup Rumah Tinggal

1
Laporan Perhitungan Struktur
Perencanaan Pembangunan Rumah Tinggal 1 Lantai Tipe 32 36 dan 45

Gambar 2.6 Detail Beban Hidup Rumah Tinggal

1
Laporan Perhitungan Struktur
Perencanaan Pembangunan Rumah Tinggal 1 Lantai Tipe 32 36 dan 45

E. Beban Gempa. (Earthquake Loads)


Analisis beban gempa dengan respon spektrum dari analisa dinamik dan
analisa statik ekuivalen mengikuti Tata Cara Perencanaan Ketahanan
Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung, SNI 1726:2019.
 Faktor Keutamaan Resiko Bangunan (I) = 1 (Hal. 13,14,15-138)
 Koefisien Modifikasi Respon (R) = 5 (Hal. 34,35,36-138)

 Faktor Kuat Lebih Sistem Struktur (Cd) = 3 (Hal. 34,35,36-138)


g
 Faktor Pembesaran Defleksi (Ω0 ) = 4,5 (Hal. 34,35,36-138)

1
Laporan Perhitungan Struktur
Perencanaan Pembangunan Rumah Tinggal 1 Lantai Tipe 32 36 dan 45

Gambar 2.7 Parameter Beban Gempa

1
Laporan Perhitungan Struktur
Perencanaan Pembangunan Rumah Tinggal 1 Lantai Tipe 32 36 dan 45

Gambar 2.8 Input Beban Gempa

1
Laporan Perhitungan Struktur
Perencanaan Pembangunan Rumah Tinggal 1 Lantai Tipe 32 36 dan 45

2.2. Kombinasi Pembebanan yang Ditinjau


Beban gempa dianggap terjadi bersamaan dalam dua arah yang ortogonal
(arah-X & arah-Y) dan dikombinasikan dengan beban gravitasi sebagai
berikut :
1) 1.4DL
2) 1.2DL + 1.6LL
3) 1.2DL ± LL + EQx
4) 1.2DL ± LL + EEQy
Dimana, D= beban mati; L=beban hidup; E=beban gempa, W=beban angin.

Gambar 2.10 Jenis Pembebanan

Gambar 211 Beban Kombinasi

1
Laporan Perhitungan Struktur
Perencanaan Pembangunan Rumah Tinggal 1 Lantai Tipe 32 36 dan 45

2.3. Pemodelan Struktur

Gambar 2.12 Model Struktur

1
Laporan Perhitungan Struktur
Perencanaan Pembangunan Rumah Tinggal 1 Lantai Tipe 32 36 dan 45

Gambar 2.13 Frame Section Sloof 15x20

2
Laporan Perhitungan Struktur
Perencanaan Pembangunan Rumah Tinggal 1 Lantai Tipe 32 36 dan 45

Gambar 2.14 Frame Section Ring Balok 15x20

2
Laporan Perhitungan Struktur
Perencanaan Pembangunan Rumah Tinggal 1 Lantai Tipe 32 36 dan 45

Gambar 2.13 Frame Section Kolom Praktis 15x15

2
Laporan Perhitungan Struktur
Perencanaan Pembangunan Rumah Tinggal 1 Lantai Tipe 32 36 dan 45

2.4. Hasil Analisis SAP2000

A. Output Gaya-gaya Dalam

Berdasarkan hasil analysis SAP2000, didapatkan nilai gaya-gaya dalam


(Axial, Shear, And Moment) dari setiap dimensi struktur. Gaya-gaya dalam
tersebut didapat dari hasil nilai yang maximal dari beban kombinasi
(1,2DL + 1,6LL).
Table 1 Element force Column output are maximum
Frame P V3 M2
Text kN kN kNm
Kolom 15x15 32,272 1,803 0,501

Table 3.2 Element force Beam output are maximum


Frame V2 M+ M-
Text kN kN kNm
Sloof 15x20 18,435 3,885 -4,135
Balok 15x20 9,189 3,230 -5,440

Axial Force Shear Forces Moment Forces.

2
Laporan Perhitungan Struktur
Perencanaan Pembangunan Rumah Tinggal 1 Lantai Tipe 32 36 dan 45

B. Batas Simpangan Antar Lantai

Simpangan antar lantai, harus dihitungkan berderdasarkan SNI 1726


2012 Pasal 7.12.1. Sesui dengan katergori keutamaan Gedung pada
bangunan rumah tinggal ini masuk kedalam kategori keutamaan resiko
Kelas II, dengan rumus batas maximum simpangan sebagi berikut :

∆ = 0,020 x Hx

Hx = Tinggi Tingkat Antar Lantai

∆ = 0,020 x 3000 mm

∆ = 60 mm

Berdasarkan hasil analisis, didapat nilai simpangan sebagai berikut :

- Simpangan gempa Arah (YZ) = 6,7 mm ≤ 60 mm OK!

- Simpangan gempa Arah (XZ) = 10,31 mm ≤ 60 mm OK!

2
Laporan Perhitungan Struktur
Perencanaan Pembangunan Rumah Tinggal 1 Lantai Tipe 32 36 dan 45

2.5 Perhitungan Sloof

PERHITUNGAN SLOOF 150x200

A. DATA BEAM

BAHAN STRUKTUR
Kuat tekan beton, fc ' = 10,38
MPa
Tegangan leleh baja (deform) untuk tulangan lentur, fy = 240
MPa
Tegangan leleh baja (polos) untuk tulangan geser, fy = 240
MPa
DIMENSI BEAM
Lebar b= 150
mm
Tinggi h= 200
mm
Diameter tulangan (deform) yang digunakan, Ø = 10
mm
Diameter sengkang (polos) yang digunakan, Ø= 8
mm
Tebal bersih selimut beton, ts = 25
mm
MOMEN DAN GESER RENCANA OUTPUT ANALISIS SAP2000
+
Momen rencana positif akibat beban terfaktor, Mu = 3,885 kNm
Momen rencana negatif akibat beban terfaktor, Mu - = 4,135 kNm
Gaya geser rencana akibat beban terfaktor, Vu = 18,435 kN

B. PERHITUNGAN TULANGAN LENTUR

Untuk : fc' ≤ 30 MPa, 1 = 0,85


Untuk : fc' > 30 MPa, 1 = 0.85 - 0.05 * ( fc' - 30) / 7 = -
Faktor bentuk distribusi tegangan beton, Rasio  1 = 0,85
tulangan pada kondisi balance ,
b = 1* 0.85 * fc’/ fy * 600 / ( 600 + fy ) = 0,0223
Faktor tahanan momen maksimum,
Rmax = 0.75 * b * fy * [1 – ½*0.75* b * fy / ( 0.85 * fc’ ) ] 3,1014
=
Faktor reduksi kekuatan lentur, = 0,90
Jarak tulangan terhadap sisi luar beton, ds = ts +  + D/2 = 38,00 mm
Jumlah tulangan dlm satu baris, ns = ( b - 2 * ds) / ( 25 + D ) = 2,114
Digunakan max. jumlah tulangan dalam satu baris, 3,00

1. TULANGAN LAPANGAN

+
Momen positif nominal rencana, Mn = Mu /  = 4,32 kNm

Diperkirakan jarak pusat tulangan lentur ke sisi beton, ds = ts + Ø + D/2 = 38,00 mm


Tinggi efektif balok, d = h - ds = 162,00 mm
Faktor tahanan momen, Rn = Mn * 106 / ( b * d2 ) = 1,10
Rn < Rmax  AMAN (OK)
Rasio tulangan yang diperlukan :
 = 0.85 * fc’ / fy * [ 1 -  * [1 – 2 * Rn / ( 0.85 * fc’ ) ] = 0,00489
Rasio tulangan minimum,
min =  fc' / ( 4 * fy ) = 0,00336
Rasio tulangan minimum,
max = 0.75*ρb = 0,01673
Rasio tulangan yang digunakan,
  = 0,00489
Luas tulangan yang diperlukan, 119 mm2
As =  * b * d
Jumlah tulangan yang diperlukan, 1,51
= n = As / (  / 4 * D 2
2,00
Digunakan tulangan,
)= 2 Ø 10
Luas tulangan terpakai, mm2
15
As = n *  / 3 * D = 2

2
Laporan Perhitungan Struktur
Perencanaan Pembangunan Rumah Tinggal 1 Lantai Tipe 32 36 dan 45

Syarat : As pakai ≥ As perlu


157 > 119  AMAN (OK)
162,00
Tinggi efektif balok, d = h - d' = mm
28,499
a = As * fy / ( 0.85 * fc' * b ) = mm
5,570
Momen nominal, Mn = As * fy * ( d - a / 2 ) * 10-6 = kNm
5,013
Tahanan momen balok,  * Mn = kNm
+
Syarat :  * Mn ≥ Mu
5,013 > 3,885  AMAN (OK)

2. TULANGAN TUMPUAN 4,594


-
Momen positif nominal rencana, Mn = Mu /  = 38,00 kNm
Diperkirakan jarak pusat tulangan lentur ke sisi beton, ds = ts + Ø + D/2 = 162,00 mm
Tinggi efektif balok, d = h - ds = 1,17 mm
Faktor tahanan momen, Rn = Mn * 106 / ( b * d2 ) =
Rn < Rmax  (OK)
Rasio tulangan yang diperlukan :
 = 0.85 * fc’ / fy * [ 1 -  * [1 – 2 * Rn / ( 0.85 * fc’ ) ] = 0,00524
Rasio tulangan minimum, min =  fc' / ( 4 * fy ) = 0,00336
Rasio tulangan minimum, max = 0.75*ρb = 0,01673
Rasio tulangan yang digunakan,  = 0,00524
2
Luas tulangan yang diperlukan, As =  * b * d = 127 mm

Jumlah tulangan yang diperlukan, n = As / (  / 4 * D2 ) = 1,62 2,00


Digunakan tulangan, 2 D 10
2
Luas tulangan terpakai, As = n *  / 4 * D2 = 157 mm

Syarat : As pakai ≥ As perlu


157 > 127  AMAN (OK)
162,00
Tinggi efektif balok, d = h - ds = 28,499 mm
a = As * fy / ( 0.85 * fc' * b ) = 5,570 mm
Momen nominal, Mn = As * fy * ( d - a / 2 ) * 10 = -6
5,013 kNm
Tahanan momen balok,  * Mn = kNm
-
Syarat :  * Mn ≥ Mu
5,013 > 4,135  AMAN (OK)

C. PERHITUNGAN TULANGAN GESER 18,435


Gaya geser ultimit rencana, Vu = 0,85
Faktor reduksi kekuatan geser, = 240 kN
Tegangan leleh tulangan geser, fy = 13,045
Kuat geser beton, Vc = (√ fc') / 6 * b * d * 10-3 = 11,088 kN
Tahanan geser beton,   Vc = kN
  Vs = Vu -   Vc = 7,347
 Perlu tulangan geser
Tahanan geser sengkang, Vs = 8,643
2 Ø 8
Kuat geser sengkang, kN
208,333
Digunakan sengkang berpenampang kN
0,208 2
Luas tulangan perlu geser per 1 meter panjang balok, Av = b*S /3*fy = mm
100 2
mm /mm
Av/s perlu =
452,00 2
Av Ø10 = 2 * 1/4 * Π * Ø^2 = mm
452
Jarak sengkang, s = Av * fy * d / ( Vs ) = 200 mm
s= 502 mm
Digunakan Jarak Sengkang,  s= mm
0,502 2
Luas tulangan pakai geser, per 1 meter panjang balok, Av = 2 * 1/4 * Π * Ø^2 * (1000/200) = mm
2
Av/s pakai = mm /mm

Digunakan sengkang, Ø8 200 mm Syarat : Av/s

pakai ≥ Av/s perlu

0,502 > 0,208  AMAN (OK)

2
Laporan Perhitungan Struktur
Perencanaan Pembangunan Rumah Tinggal 1 Lantai Tipe 32 36 dan 45

2.6 Perhitungan Kolom

PERHITUNGAN KOLOM 15x15


DATA KOLOM

BAHAN STRUKTUR
Kuat tekan beton, fc' = 10 MPa
Tegangan leleh baja (deform) untuk tulangan lentur, fy = 240 MPa
Tegangan leleh baja (polos) untuk tulangan geser, fy = 240 MPa
DIMENSI KOLOM
Lebar x b= 150 mm
Lebar y h= 150
mm
Diameter tulangan (deform) yang digunakan, Ø= 10
mm
Diameter sengkang (polos) yang digunakan, Ø= 8
mm
Tebal bersih selimut beton, ts = 25
mm
GAYA-GAYA DALAM OUTPUT DARI ANALISIS SAP2000
Gaya aksiak rencana akibat beban terfaktor, Pu = 32272,000
N
Momen rencana akibat beban terfaktor, Mu = 252900,000
Nmm
Gaya geser rencana akibat beban terfaktor, Vu = 1803,00
N

TULANGAN KOLOM
e = Mu/Pu = 7,837 mm
ds = ts +  + D/2 = 38,000 mm
d = h - ds = 112,0 mm
ds/h = 0,253 mm
e/h = 0,052 mm
Ag = b/h = 22500 mm

1. Menghitung Rasio Penulangan


ρ = Pu/φ*Ag*0.85*fc'*(e/h) = 0,013 1,3%
Luas tulangan perlu :
Ag = 22500
As =  * Ag = 294 mm2

Luas tulangan terpakai : n = As / (  / 4 * D ) =


2 3,747 4,00

Digunakan tulangan,
4 D 10
As = n *  / 2 * D2 = 314 mm2

314,159 > 294,129  AMAN (OK)

2
Laporan Perhitungan Struktur
Perencanaan Pembangunan Rumah Tinggal 1 Lantai Tipe 32 36 dan 45

2. Check Nilai φPn dan Pu


Gaya aksial nominal maximal,
Pu = 32272,000 N
ɸPn =0.8*ɸ*(0,85*fc*(Ag-As)+(fy*As)) = 140945,795 N

Syarat : ɸPu ≥ Pu

140945,795 > 32272,000  AMAN (OK)

TULANGAN GESER
Gaya geser ultimit rencana, Vu = 1803,000 N
Faktor reduksi kekuatan geser, = 0,75
Tegangan leleh tulangan geser, fy = 240
Kuat geser beton, Vc = (√ fc') / 6 * b * d = 9018,869 N
Tahanan geser beton,   Vc = 6764,152 N
 Tetap perlu tulangan geser
Tahanan geser sengkang,   Vs = Vu -   Vc = - N
Kuat geser sengkang, Vs = 1803,000 N
Digunakan sengkang berpenampang 2 D 8 2
Luas tulangan perlu geser per 1 meter panjang balok, Av = b*S /3*fy = 208,333 mm
2
Av/s perlu = 0,208 mm /mm
Luas tulangan sengkang, diameter Ø10, A = 2 * 1/4 * Π * Ø^2 = 100 mm2
v D10
Jarak sengkang, s = Av * fy * d / ( Vs ) = 1498,00 mm
s= 1498 mm
Digunakan Jarak Sengkang,  s= 200 mm
2
502 mm
Luas tulangan pakai geser, per 1 meter panjang balok, Av = 2 * 1/4 * Π * Ø^2 * (1000/200) =
0,502 2
Av/s pakai = mm /mm

Digunakan sengkang, Ø 8 200 mm

Syarat : Av/s pakai ≥ Av/s perlu

0,502 > 0,208  AMAN (OK)

2
Laporan Perhitungan Struktur
Perencanaan Pembangunan Rumah Tinggal 1 Lantai Tipe 32 36 dan 45

2.7 Perhitungan Balok

PERHITUNGAN BALOK 150x200

A. DATA BEAM

BAHAN STRUKTUR
Kuat tekan beton, fc ' = 10,38 MPa
Tegangan leleh baja (deform) untuk tulangan lentur, fy = 240 MPa
Tegangan leleh baja (polos) untuk tulangan geser, fy = 240 MPa
DIMENSI BEAM
Lebar b= 150 mm
Tinggi h= 200 mm
Diameter tulangan (deform) yang digunakan, Ø= 10
mm
Diameter sengkang (polos) yang digunakan, Ø= 8
mm
Tebal bersih selimut beton, ts = 25
mm
MOMEN DAN GESER RENCANA OUTPUT ANALISIS SAP2000
+
Momen rencana positif akibat beban terfaktor, Mu = 3,230
kNm
Momen rencana negatif akibat beban terfaktor, Mu - = 5,440
kNm
Gaya geser rencana akibat beban terfaktor, Vu = 9,189
kN

B. PERHITUNGAN TULANGAN LENTUR

Untuk : fc' ≤ 30 MPa, 1 = 0,85


Untuk : fc' > 30 MPa, 1 = 0.85 - 0.05 * ( fc' - 30) / 7 = -
Faktor bentuk distribusi tegangan beton,  1 = 0,85
Rasio tulangan pada kondisi balance ,
b = 1* 0.85 * fc’/ fy * 600 / ( 600 + fy ) = 0,0223
Faktor tahanan momen maksimum,
Rmax = 0.75 * b * fy * [1 – ½*0.75* b * fy / ( 0.85 * fc’ ) ] = 3,1014
0,90
Faktor reduksi kekuatan lentur,  =
38,00
Jarak tulangan terhadap sisi luar beton, ds = ts +  + D/2 = mm
2,114
Jumlah tulangan dlm satu baris, ns = ( b - 2 * ds) / ( 25 + D ) =
3,00
Digunakan max. jumlah tulangan dalam satu baris,

1. TULANGAN LAPANGAN

+ 3,59
Momen positif nominal rencana, Mn = Mu /  = 38,00 kNm
Diperkirakan jarak pusat tulangan lentur ke sisi beton, ds = ts + Ø + D/2 = 162,00 mm
Tinggi efektif balok, d = h - ds = mm
0,91
Faktor tahanan momen, Rn = Mn * 106 / ( b * d2 ) =
Rn < Rmax  AMAN (OK)
Rasio tulangan yang diperlukan :
 = 0.85 * fc’ / fy * [ 1 -  * [1 – 2 * Rn / ( 0.85 * fc’ ) ] = 0,00402
Rasio tulangan minimum, min =  fc' / ( 4 * fy ) = 0,00336
Rasio tulangan minimum, max = 0.75*ρb = 0,01673
Rasio tulangan yang digunakan,  = 0,00402
2
Luas tulangan yang diperlukan, As =  * b * d = 98 mm
Jumlah tulangan yang diperlukan, n = As / (  / 4 * D2 ) = 1,24 2,00
Digunakan tulangan, 2 Ø 10
2
Luas tulangan terpakai, As = n *  / 3 * D2 = 157 mm

2
Laporan Perhitungan Struktur
Perencanaan Pembangunan Rumah Tinggal 1 Lantai Tipe 32 36 dan 45

Syarat : As pakai ≥ As perlu


157 > 98  AMAN (OK)
162,00
Tinggi efektif balok, d = h - d' = mm
28,499
a = As * fy / ( 0.85 * fc' * b ) = mm
5,570
Momen nominal, Mn = As * fy * ( d - a / 2 ) * 10-6 = kNm
5,013
Tahanan momen balok,  * Mn = kNm
+
Syarat :  * Mn ≥ Mu
5,013 > 3,230  AMAN (OK)

2. TULANGAN TUMPUAN 6,044


-
Momen positif nominal rencana, Mn = Mu /  = 38,00 kNm
Diperkirakan jarak pusat tulangan lentur ke sisi beton, ds = ts + Ø + D/2 = 162,00 mm
Tinggi efektif balok, d = h - ds = 1,54 mm
Faktor tahanan momen, Rn = Mn * 106 / ( b * d2 ) =
Rn < Rmax  (OK)
Rasio tulangan yang diperlukan :
 = 0.85 * fc’ / fy * [ 1 -  * [1 – 2 * Rn / ( 0.85 * fc’ ) ] = 0,00708
Rasio tulangan minimum, min =  fc' / ( 4 * fy ) = 0,00336
Rasio tulangan minimum, max = 0.75*ρb = 0,01673
Rasio tulangan yang digunakan,  = 0,00708
2
Luas tulangan yang diperlukan, As =  * b * d = 172 mm
Jumlah tulangan yang diperlukan, n = As / (  / 4 * D2 ) = 2,19 3,00
Digunakan tulangan, 3 D 10
2
Luas tulangan terpakai, As = n *  / 4 * D2 = 236 mm

Syarat : As pakai ≥ As perlu


236 > 172  AMAN (OK)
162,00
Tinggi efektif balok, d = h - ds = 42,749 mm
a = As * fy / ( 0.85 * fc' * b ) = 8,355 mm
Momen nominal, Mn = As * fy * ( d - a / 2 ) * 10-6 = 7,520 kNm
Tahanan momen balok,  * Mn = kNm
-
Syarat :  * Mn ≥ Mu
7,520 > 5,440  AMAN (OK)

C. PERHITUNGAN TULANGAN GESER 9,189


0,85
Gaya geser ultimit rencana, Vu =
Faktor reduksi kekuatan geser, = 240 kN
Tegangan leleh tulangan geser, fy = 13,045

Kuat geser beton, Vc = (√ fc') / 6 * b * d * 10-3 = 11,088 kN


Tahanan geser beton,   Vc = kN
  Vs = Vu -   Vc = -
 Tetap perlu tulangan geser
Vs = 9,189
Tahanan geser sengkang,
2 Ø 8
Kuat geser sengkang, kN
208,333
Digunakan sengkang berpenampang kN
0,208 2
Luas tulangan perlu geser per 1 meter panjang balok, Av = b*S /3*fy = mm
100 2
Av/s perlu = mm /mm
425,15 2
Av Ø10 = 2 * 1/4 * Π * Ø^2 = 425 mm
Jarak sengkang, s = Av * fy * d / ( Vs ) = 200 mm
s= 502 mm
Digunakan Jarak Sengkang,  s= 0,502 mm
2
Luas tulangan pakai geser, per 1 meter panjang balok, Av = 2 * 1/4 * Π * Ø^2 * (1000/200) = mm
2
Av/s pakai = mm /mm

Digunakan sengkang, Ø8 200 mm Syarat : Av/s

pakai ≥ Av/s perlu

0,502 > 0,208  AMAN (OK)

3
Laporan Perhitungan Struktur
Perencanaan Pembangunan Rumah Tinggal 1 Lantai Tipe 32 36 dan 45

3
Laporan Perhitungan Struktur
Perencanaan Pembangunan Rumah Tinggal 1 Lantai Tipe 32 36 dan 45

III. PERENCANAAN STRUKTUR FONDASI


3.1. Sistem Pondasi dan Daya Dukung Tanah

Sistem Pondasi untuk rumah tinggal 1 tingkat, memakai jenis pondasi batu
kali lajur, dengan rata-rata kedalaman pondasi 0,4-0,8 m.

Dengan nilai maximum Penetrasi Konus (Qc ≥ 20-30 kg/cm2).

3.2. Berat Sendiri Struktur

Berat Struktur Total 9581,25 kg = 95,8125 kN.

3
Laporan Perhitungan Struktur
Perencanaan Pembangunan Rumah Tinggal 1 Lantai Tipe 32 36 dan 45

3.3. Perhitungan Pondasi Dangkal (Pondasi Batu Kali Lajur)

Dimensi Pondasi Batu Kali

(B)

Beban Struktur (Qult) = 95,8125 kN


Berat Sendiri Komponen Pondasi (W) = 40 kN/m3
Luas Penampang Pondasi = 0,21 m2 (Luas Trapesium)
Panjang Lajur Pondasi = 35,67 meter
Safety Factor (SF) =3
Syarat FK (Faktor Keamanan) Qult / Q ≥ SF

 Menghitung Beban Penampang Pondasi (Q) = W/(A)


= 40kN/m3 x 0,21m2 x 35,67 m
= 299,628 kN

 Cek syarat Fkator Keamanan (FK) = Q / Qult

= 299,628 / 95,8125

= 3,13 ≥ 3 OK !

DAFTAR PUSTAKA

3
Laporan Perhitungan Struktur
Perencanaan Pembangunan Rumah Tinggal 1 Lantai Tipe 32 36 dan 45

1. The Rules of Standard National Indonesia (SNI) :

Departemen Pekerjaan Umum (1987). Pedoman Peraturan


Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung (PPPURG 1987). Yayasan
Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung.
Departemen Pekerjaan Umum (2019). Persyaratan Pembebanan
Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung (SNI-1727-2019).
Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung.
Departemen Pekerjaan Umum (2019). Persyaratan Beton Struktural
Untuk Bangunan Gedung (SNI-2847-2019). Yayasan Lembaga
Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung.
Departemen Pekerjaan Umum (2019). Tatacara Perencanaan
Ketahanan Gempa Untuk Stuktur Bangunan Gedung dan Non
Gedung (SNI-1726-2019). Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah
Bangunan, Bandung.
2. Internet :

http://www.purbolaras.wordpress.com

Di buat,

Subhan Manthofani, ST

SKA Ahli Gedung Muda No. REG.


(1.2.201.3.165.10.1942092)

Anda mungkin juga menyukai