5
6
7
Ly
Lx
a. Pelat Satu Arah ( jika 2 )
Pada SNI 03-2847-2019 tabel 08 tercantum tebal minimum sebagai
fungsi terhadap bentang. Nilai-nilai pada tabel tersebut berlaku
untuk struktur yang tidak mendukung serta sulit berdeformasi atau
berpengaruh terhadap struktur yang mudah rusak akibat lendutan
yang besar. Nilai kelangsingan yang diberikan itu berlaku untuk
beton normal dan tulangan dengan fy maks 420 Mpa.
Berikut tebal minimum (h) pada pelat satu arah yang dimaksud:
Dua Tumpuan :
20
11
Satu Ujung Menerus :
24
Kedua Ujung Menerus :
28
Kantilever :
10
fy
Untuk fy >420 Mpa nilai tersebut dikalikan dengan 0,40
700
b. Pelat Dua Arah ( jika 2 )
Pelat yang menahan pada dua arah dijelaskan pada pasal 11.5.3
SNI 2847-2019. tebal minimum (h) pada pelat dua arah adalah:
fy
n 0,8
1400
h=
36 5 fm 0,2
tetapi tidak boleh kurang dari 125 mm.
Untuk m > 2,0 harus memenuhi:
fy
n 0,8
1400
h=
36 9
tetapi tidak boleh kurang dari 90 mm.
dimana:
12
dimana:
Ib = momen inersia terhadap sumbu titik pusat penampang
bruto balok
Ip = momen inersia terhadap sumbu titik pusat penampang
bruto pelat
Momen inersia dari penampang balok dengan flens terhadap
sumbu pusatnya adalah:
1
Ib = b h3 b e2
12
Momen inersia dari pelat adalah:
1 3
Is = bs x h f
12
13
fy
m=
0,85. fc'
dimana:
m = perbandingan tegangan
fy = mutu baja tulangan
f’c = mutu beton
1 2.m.Rn
1 1
m fy
dimana:
= rasio tulangan tarik yang diperlukan
Luas Penampang Tarik yang dibutuhkan
As = . b . d
dimana:
As = luas tulangan tarik yang dibutuhkan (mm2)
Jarak Tulangan Tarik
b
S=
As perlu
1 2
d
4
dimana:
s = jarak tulangan tarik (mm)
Kontrol Luas Penampang dan Jarak tulangan tarik
b 1
Asada = x d 2
s 4
dimana: Asada harus lebih besar dari Asperlu
Tulangan Bagi
Asbagi = 20% x Asperlu
b
S =
Asbagi
1 2
d
4
dimana: Asada harus lebih besar dari Asbagi