Anda di halaman 1dari 20

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL Lintang Enggartiasto, S.T., M.T.

FAKULTAS TEKNIK KULIAH - 2


UNIVERSITAS SEMARANG

LRFD
(LOAD AND RESISTANCE FACTOR DESIGN)
PENDAHULUAN

Struktur
Optimum

Waktu Tenaga Biaya


Biaya Berat Konstruksi Kerja Manufaktur Manfaat
Minimum Minimum Minimum Minimum Minimum Maksimum
KONSEP LRFD UNTUK DESAIN BAJA

Dua metode yang sering digunakan dalam perencanaan struktur baja yakni perencanaan berdasarkan
tegangan kerja/ working stress design ( Allowable Stress Design/ASD) dan perencanaan kondisi batas/
limit states design ( Load and Resistance Factor Design/ LRFD). Berbeda dengan konsep tegangan kerja/
ijin dengan faktor keamanan tunggal dalam perencanaan struktur baja, Load Resistance Faktor Design
mengenal berbagai faktor keamanan untuk mengakomodasi berbagai kemungkinan kelebihan beban dan
kemungkinan kegagalan elemen struktur yang direncanakan pada berbagai kondisi batas. Kondisi batas
yang dimaksudkan adalah leleh, fraktur, tekuk lokal penampang, tekuk global komponen struktur dan
kondisi batas lainnya. Hal ini memberikan gambaran perencanaan lebih rasional dan memberikan
keleluasaan kepada perencana untuk menentukan desain berdasarkan kondisi batas yang dipilihnya.
KONSEP LRFD UNTUK DESAIN BAJA

Perencanaan struktur baja dalam konsep LRFD adalah mengacu kepada kondisi batas kemampuan
dalam memenuhi fungsi-fungsinya. Keadaan batas dibagi dua yakni tahanan dan kemampuan layan.
Keadaan batas tahanan (keamanan) adalah perilaku struktur saat mencapai plasis, tekuk , leleh, fracture
dan gelincir. Keadaan batas kemampuan layan berkaitan dengan kenyamanan pengguna bangunan yakni
lendutan, getaran, perpindahan dan retak-retak yang mungkin terjadi. Keadaan batas tersebut dapat
tercapai dengan memperhitungkan kelebihan beban atau pengurangan kekuatan struktur yang terjadi
pada masa layan dibandingkan dengan beban nominal dan kuat nominal. Kelebihan beban dapat
diakibatkan oleh kemungkinan perubahan fungsi bangunan yang mengakibatkan berubahnya nilai beban-
beban yang dipikul struktur, sedangkan pengurangan kekuatan struktur dapat disebabkan oleh
kemungkinan ketidak sempurnaan bahan dan penyederhanaan perhitungan kekuatan dibandingkan
dengan kondisi bahan dan perhitungan teoritis yang digunakan.
BEDANYA DENGAN ASD .....?

Konsep ASD yaitu membandingkan beban/tegangan terhadap kuat ijin/tegangan ijin. Beban yang dipertimbangkan adalah beban
pada kondisi WORKING / LAYAN / SERVICE. Jadi, kombinasi pembebanan yang digunakan adalah kombinasi pembebanan pada
masa layan. Di code diistilahkan kombinasi pembebanan ASD. Ada yang menyebutnya kombinasi beban tidak terfaktor. Beban tidak
diberi faktor (diperbesar), tapi tahanannya yang dikurangi dengan safety factor.
PELUANG KEGAGALAN

• Dalam konteks analisa keandalan suatu struktur, yang dimaksud dengan istilah kegagalan (failure) adalah terjadinya
salah satu dari sejumlah kondisi batas yang telah ditentukan sebelumnya.
• Faktor beban dan tahanan dipilih sedemikian rupa sehingga peluang kegagalan suatu struktur adalah kecil sekali
atau masih dalam batas – batas yang dapat diterima.

Fungsi kerapatan propabilitas dari R dan Q dalam gambar, digambarkan untuk menunjukan perbedaan nilai koefesien variasi
dari tahanan dan beban yaitu
INDEKS KEANDALAN

Hubungan / nilai-nilai indeks keandalan (β ) versus peluang


kegagalan (pf ) untuk distribusi normal adalah sebagai berikut:

Varibel β disebut indeks keandalan (reliability index), dan


bermanfaat untuk beberapa hal sebagai berikut:
• Menunjukkan konsistensi perencanaan berbagai-bagai
jenis komponen struktur.
• Dapat digunakan untuk menemukan metode baru
dalam perencanaan komponen struktur.
• Dapat digunakan sebagai indikator dalam
mengkalibrasi tingkat faktor keamanan komponen
struktur.
• Secara umum, suatu struktur dikatakan aman apabila dipenuhi kondisi sebagai berikut :

• Bagian kiri dari persamaan merepresentasikan tahanan atau kekuatan dari sebuah komponen atau
sistem struktur.
• Dan bagian kanan persamaan menyatakan beban yang harus dipikul struktur tersebut.
• Jika tahanan nominal Rn dikalikan suatu faktor tahanan  maka akan diperoleh tahanan rencana
(

• Sedangkan berbagai macam beban ( beban mati, beban hidup, gempa dll. ) pada bagian kanan
persamaan dikalikan suatu faktor beban untuk mendapatkan jumlah beban terfaktor
BEBAN YANG BEKERJA PADA STRUKTUR

Menurut SNI 1727 2020, beban yang dipikul suatu struktur meliputi :
a) Beban Mati (Dead Load)
Merupakan berat dari semua unsur atau bagian gedung yang bersifat tetap dan segala unsur tambahan, serta
peralatan tetap yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari gedung.
BEBAN YANG BEKERJA PADA STRUKTUR

b) Beban Hidup (Live Load)


Semua beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan suatu gedung, termasuk beban-beban pada
lantai yang berasal dari barang-barang yang dapat berpindah-pindah, peralatan yang merupakan bagian dari
gedung dan dapat diganti posisi, sehingga mengakibatkan perubahan dalam pembebanan pada gedung. Khusus
pada bagian atas bagunan yaitu atap, beban hidup yang termasuk berasal dari air hujan dan tekanan jatuh
(energi kinetik).
BEBAN HIDUP BERDASARKAN FUNGSI RUANG
BEBAN HIDUP BERDASARKAN FUNGSI RUANG
BEBAN YANG BEKERJA PADA STRUKTUR

c) Beban Angin (Wind Load)


Beban angin adalah semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang disebabkan oleh selisih
dalam tekanan udara. Beban angin minimum untuk angin dinding sebesar 0.77kN/m^2 dan 0.38 kN/m^2 untuk
atap
BEBAN YANG BEKERJA PADA STRUKTUR

d) Beban Gempa
Gempa bumi terjadi karena adanya gerakan plat tektonik/lapis kerak bumi secara tiba – tiba. Gerakan tersebut timbul karena
adanya deformasi kerak bumi secara tiba – tiba pula yang umumnya diikuti dengan terjadinya patahan/sesar. Patahan
tersebut terjadi karena kerak bumi tidak dapat menahan akumulasi energi/tegangan geser ataupun tegangan lentur yang
terjadi
KOMBINASI PEMBEBANAN LRFD

Faktor beban dimaksudkan untuk memperhitungkan kemungkinan meningkatnya beban dari nilai beban minimum yang
disyaratkan. Nilai faktor beban umumnya lebih besar dari 1.0 sehingga beban rencana yang kan dipikul oleh struktur ditingkatkan
Nilai faktor beban yang digunakan tergantung pada kombinasi beban yang diperhitungkan. Adapun factor dan kombinasi beban
tersebut adalah sebagai berikut:

1) 1.4D Keterangan :
2) 1.2D + 1.6L + 0.5 ( Lr atau R) D = beban mati
3) 1.2D + 1.6 (Lr atau R) + (L atau 0.5W) E = beban gempa
4) 1.2D + 1.0W + L + 0.5 (Lr atau R) L = beban hidup
5) 1.2D + 1.0E + L Lr = beban hidup atap
6) 0.9D + 1.0W R = beban hujan
7) 0.9D + 1.0E W = beban angin
CONTOH 1 DESAIN LRFD

Suatu struktur pelat lantai dipikul oleh balok dari plofil WF 450.200.9.14 dengan jarak antar balok adalah sebesar 2,5 m (as ke as).
Beban mati pelat lantai sebesar 2,5 kN/ dan beban hidup 4 kN/itunglah beban terfaktor yang harus dipikul oleh balok tersebut
sesuai kombinasi LRFD (SNI 1729-2020)!
Penyelesaian :
Tiap balok harus rnernikul berat sendiri ditambah beban dari pelat selebar 2,5 m.
D = 0,76 + 2.5(2,5) = 7,01 kN/m
L = 2,5(4) = 10 kN/m
Karena hanya ada 2 jenis beban yakni beban mati dan beban hidup, maka hanya perlu diperiksa terhadap kombinasi beban 1 dan
2
(1) U = 1,4D = 1,4(7,01) = 9,814 kN/m
(2) U = l,2D + l,6L + 0,5(Lr atau H = 1,2(7,01) + 1,6(10) + 0,5(0) = 24,412 kN/m
Jadi, beban terfaktor yang menentukan adalah sebesar 24,412 kN/m.
CONTOH 2 DESAIN LRFD

Suatu sistem struktur atap dari profil IWF 400.200.8.13 yang diletakkan setiap jarak 3 m, digunakan untuk memikul beban mati
sebesar 2 kN/, beban hidup atap 1,5 kN/ serta beban angin 1 kN/. Hitunglah beban terfaktor yang harus dipikul oleh profil
tersebut! 1) 1.4D
Penyelesaian : 1.4 (6.66) = 9.324 kN/m
Beban – beban yang harus dipikul profil tersebut adalah: 2) 1.2D + 1.6L + 0.5 ( Lr atau R)
D = 0,66 * 3(2) = 6,66 kN/m 1.2(6.66) + 1.6(0) + 0.5(4.5) = 10.242 kN/m
L = 0 kN/m 3) 1.2D + 1.6 (Lr atau R) + (L atau 0.5W)
Lr = 3(1,5) = 4,5 kN/m 1.2(6.66) + 1.6(4.5) + 0.5(3) = 16.692 kN/m
W = 3(1) = 3 kN/m 4) 1.2D + 1.0W + L + 0.5 (Lr atau R)
Periksa terhadap kombinasi beban 1, 2, 3, 4, dan 6 1.2(6.66) + 1(3) + 0.5(4.5) = 13.242 kN/m
6) 0.9D + 1.0W
0.9(6.66) + 1.0(3) = 8.994 kN/m

Jadi, beban terfaktor yang harus dipikul profil tersebut sebesar 16.692 kN/m
CONTOH 3 DESAIN LRFD

Sebuah kolom baja pada gedung memikul beban aksial sebagai berikut beban mati 85 ton, beban hidup dari atap 25 ton, beban
hidup dari lantai bangunan 110 ton, beban angin 35 ton dan beban gempa 30 ton. Hitung beban desain kolom sesuai kombinasi
LRFD !
FAKTOR REDUKSI KEKUATAN

Faktor reduksi kekuatan Ø diadakan untuk memperhitungkan kemungkinan ketidaksempurnaaan dan penyimpangan kekuatan
bahan serta perbedaan kekuatan dibandingkan dengan perhitungan kekuatan secara teoritis yang digunakan. Nilai Ø diambil
lebih kecil dari satu, sehingga kekuatan rencana sebuah komponen struktur ØRn akan lebih kecil dara pada kekuatan nominalnya,
Rn. Besar nilai Ø bervariasi menurut jenis komponen struktur dan kondisi batas yang diperhitungkan.
• Komponen struktur yang memikul lentur Ø = 0,90
• Komponen struktur yang memikul gaya tekan aksial Ø = 0,85
• Komponen struktur yang memikul gaya tarik
– Terhadap kuat tarik leleh Ø = 0,90
– Terhadap kuat tarik fraktur Ø = 0,75
• Komponen struktur yang memikul gaya aksial dan lentur Ø = 0,90
• Komponen struktur komposit
– Kuat tekan Ø = 0,85
– Kuat tumpu beton Ø = 0,60
– Kuat lentur dengan distribusi tegangan plastis Ø = 0,85
– Kuat lentur dengan distribusi tegangan elastis Ø = 0,90
• Sambungan baut Ø = 0,75
• Sambungan las
– Las tumpul penetrasi penuh Ø = 0,90
– Las sudut, las tumpul penetrasi sebagian, las pengisi Ø = 0,75
TERIMA KASIH SALAM SEHAT SELALU....

Anda mungkin juga menyukai