Anda di halaman 1dari 13

Oleh 

Fisca Igustiany
BAB II. PERATURAN, BEBAN 
DAN METODE PERANCANGAN
Peraturan untuk jembatan
 Peraturan untuk Baja :
 LRFD : Load Factor and Resistance Design
 RSNI T‐02‐2005 : Pembebanan untuk jembatan
 RSNI T‐03‐2005 : Perencanaan Struktur Baja untuk 
Jembatan
 AISC 2010 : American Institute of Steel Construction
 Manual Perencanaan Jembatan (Bridge Design Manual) 
BMS ’92
 Peraturan Pendukung untuk Baja :
 Tabel Profil Baja
PEMBEBANAN
 Beban Mati : semua beban yang berasal dari berat sendiri jembatan
atau bagian jembatan yang ditinjau termasuk segala unsur tambahan
yang dianggap merupakan satu kesatuan tetap dengannya.
 Beban mati primer : berat sendiri pelat dan sistem lainnya yg dipikul
oleh masing‐masing gelagar jembatan
 Beban mati sekunder : berat kerb, trotoar, tiang sandaran, dll yang 
dipasang setelat pelat dicor. 

 Beban Hidup :semua beban yang berasal dari berat kendaraan


bergerak/lalu lintas dan atau pejalan kaki yang dianggap bekerja pada
jembatan. 

 Beban angin
 Beban gempa
METODA ELASTIS DAN PLASTIS
 Metoda elastis memperhitungkan beban kerja atau beban yang akan dipikul
oleh struktur dan dimensi elemen didasarkan pada tegangan ijin. Tegangan ijin
ini merupakan fraksi dari tegangan leleh.
 Metoda elastis lebih tepat dikatakan desain berdasarkan beban kerja
(allowable‐stress design atau desain berdasarkan tegangan kerja).
 Banyak peraturan untuk metoda elastis ini sebenarnya didasarkan pada
perilaku kekuatan batas dan bukan perilaku elastis.

 Metoda plastis memperhitungkan daktilitas baja. Daktilitas ini dapat


memberikan kekuatan cadangan dan merupakan dasar dari perencanaan
plastis.
 Metoda plastis, beban kerja dihitung dan dikalikan dengan faktor tertentu atau
faktor keamanan, kemudian elemen struktur direncanakan berdasarkan
kekuatan runtuh.
 Nama lain dari Metoda plastis ini adalah perncanaan batas (limit design) dan
perencanaan runtuh (collapse design)
LOAD AND RESISTANCE FACTOR 
DESIGN (LRFD)
 Metode LRFD mengkombinasikan perhitungan kekuatan batas
atau ultimate dengan kemampuan layan dan teori
kemungkinan untuk keamanan.
 LRFD didasarkan pada filosofi kondisi batas (limit state)
 Kondisi kekuatan batas (strength limit state) didasarkan 
pada keamanan atau kapasitas daya dukung beban dari 
struktur termasuk kekuatan plastis, tekuk (buckling), 
hancur, fatik, guling, dll.
 Kondisi batas layan (serviceability limit state) berhubungan 
dengan performansi (unjuk kerja) struktur dibawah beban 
normal dan berhubungan dengan hunian struktur yaitu 
defleksi yang berlebihan, gelincir, vibrasi, retak, dan 
deteriorasi.
Rumus Umum Teori LRFD
Secara umum semua perencanaan yang
didasarkan
pada teori LRFD ( Load Resistance Factor Design).
Struktur dinyatakan kuat bila dipenuhi
persyaratan:

Beban kerja (Qi) terfaktor ()yang bekerja harus


lebih kecil dengan Kekuatan Nominal (Rn)
tereduksi ()
Yaitu :
  Q  R
i i n
Rumus Umum LRFD
Nilai Faktor Beban
dan
Faktor Reduksi Kekuatan
Besar nilai factor beban ( i ) diambil dari nilai
Yang disyaratkan dalam LRFD
(Dengan Kombinasi Pembeban yang Maksimum)

Besar nilai Factor reduksi kekuatan (  )


untuk cara kekuatan batas diambil nilai yang
ada dalam Tabel 3 RSNI T‐03‐2005 
SNI-T-03-2005 Perencanaan struktur baja untuk jembatan
Kombinasi Faktor Beban:
1,4 D
1,2D + 1,6L + 0,5(La atau H)
1,2D + 1,6(La atau H) + 0,5(L atau W)
1,2DL + 1,3 W + 0,5(La atau H)
1,2DL + 1,0E + 0,5L
0,9DL ± (1,3W atau 1,0E)
Ket :
D : beban mati
L : Beban hidup
La : beban hidup yang ditimbulkan selama perawatan oleh
pekerja
H : Beban hujan (tidak termasuk genangan air hujan)
E : beban gempa
W : Beban angin
Reliabilitas dan Peraturan LRFD
 Reliabilitas menyatakan perkiraan dalam persentase 
jumlah pengulangan bahwa kekuatan struktur akan 
sama atau lebih dari beban maksimum yang bekerja 
pada struktur selama masa layannya (misalnya 50 
tahun).

 Struktur akan aman jika R  Q
Indeks Reliabilitas  untuk
ASD
Rm dan Qm :  rata‐rata resistansi dan
beban
VR dan QR : koefisien variasi.

  = 3,00 untuk elemen akibat beban 
Frekuensi

gravitasi.
  = 4,50 untuk sambungan. (Nilai ini 
Keruntuhan

menunjukkan bahwa sambungan 
harus lebih kuat dibandingkan dengan 
 = indeks
elemen yang disambung). Reliabiliti =
Ln (R/Q)

  = 2,5 untuk elemen akibat beban  Standar
deviasi
gravitasi dan beban angin. (Nilai ini 
menunjukkan bahwa faktor keamanan  lnRm / Qm 
tidak harus sebesar akibat beban  
lateral yang biasanya mempunyai  VR2  VQ2
durasi yang pendek).
  = 1,75 untuk elemen akibat beban 
gravitasi dan beban gempa.
Kelebihan LRFD
 tujuan adanya LRFD bukanlah mendapatkan penghematan 
melainkan untuk memberikan reliabilitas yang seragam untuk 
semua struktur baja.

 Dalam ASD faktor keamanan sama diberikan pada beban mati 
dan beban hidup, 

 LRFD faktor keamanan atau faktor beban yang lebih kecil 
diberikan untuk beban mati karena beban mati dapat 
ditentukan dengan lebih pasti dibandingkan beban hidup.

 Akibatnya perbandingan berat yang dihasilkan dari ASD dan 
LRFD akan tergantung pada rasio beban hidup terhadap beban 
mati.

Anda mungkin juga menyukai