2. METODE ACUAN
Metode ini diuraikan pada gambar 3.2. Acuan dipakai pada tcmpat-tempat proyck yang mungkin
tcrjadi lekukan atau deformasi lateral yang berlebihan terhadap rongga sumur. Metode ini juga
dipakai sebagai sambungan perapat (seal) lubang terhadap masuknya air tanah tetapi hal ini
membutuhkan lapisan tanah yang tidak bisa ditembus (kedap) air di bawah daerah lekukan
tempat acuan bisa dipasang. Perlu kita ingat sebelum caising dimasukkan, suatu adonan spesi
encer (slurry) digunakan untuk mempertahankan lubang. Setelah acuan dipasang, adonan
dikeluarkan dan sumur diperdalam sehingga pada kedalaman yang diperlukan dalam keadaan
kering. Acuan dapat ditinggalkan dalam sumuran atau bisa dikeluarkan.
Jika acuan akan dikeluarkan perlu diperhatikan baliwa beton di dalam acuan tetap
dalam keadaan encer, karena penarikan acuan dengan tidak hati-hati dapat mengakibatkan daerah
puncak sumuran menjadi berlebihan.
3. METODE ADONAN
Metode ini bisa diterapkan pada semua keadaan yang membutuhkan acuan. Hal ini diperlukan
jika tidak mungkin mendapatkan penahan air yang sesuai dengan acuan untuk menjaga air agar
tidak masuk rongga sumuran. Langkah metode ini diuraikan dalam gambar 3.3. Perlu diingat
bahwa dalam metode ini diperlukan adanya adonan.
Bentonite adalah bahan yang paling sering digunakan sebagai campuran dengan air untuk
membuat adonan. Bentonite harus dicampur merata dengan air sehingga campurannya tidak
menggumpal. Adonan seharusnya mampu membentuk lapisan penyaring pada dinding sumuran
dan mengikatpartikel-partikel galian yang terkecil.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memakai metode ini:
• Jangan membiarkan adonan terlalu lama dalam sumuran sehingga akan terbentuk lapisan
penyaring yang terlalu tebal pada dinding sumuran karena lapisan yang tebal sukar untuk digeser
oleh beton selama pengisian sumur.
• Hati-hati sewaktu menggali lempung melalui adonan, sehingga penariakan kepingan yang besar
tidak menyebabkan tekanan yang bisa meruntulikan sebagian dari sumuran.
Setelah sumuran digali, tulangan kerangka dimasukkan ke dalam sumuran dan sebuah corong
pipa-cor (tremie) dipasang. Beton dipompa dengan hati-hati sehingga corong pipa-cor selalu
terendam dalam beton permukaan yang tcrbuka dan terkontaminasi oleh adonan. Beton
tampaknya cukup mampu menggantikan partikel-partikel adonan dari kerangka tulangan
sehingga terjadi ikatan yang baik.
1. PENGEBORAN
menjaga lubang bor agar tetap stabil selama pengeboran sampai dengan pengecoran selesai
adalah tujuan utama pembahasan ini, sedangkan masalah yang sering dihadapi oleh pengeboran
adalah:
3. cara lain untuk menekan longsoran atau penyempitan dapat juga dipakai Lumpur benlonite
atau supermud sehingga tidak ada masalah atau kesulitan sedalam apapun lubang bor tersebut.
Pada prinsipnya bentonite atau supermud ini memberikan tekanan yang cukup besar pada
dinding lubang sehingga dinding Iubang bertahan terhadap longsoran, gugur atau kecenderungan
untuk penyempitan. Tekanan larutan bentonite/supermud yang lebih besar ini dibandingkan
dengan tekanan air adalah disebabkan berat jenis slurry ini lebih besar apalagi ditambah (tinggi
muka slurry di dalam lubang lebih tinggi dari muka air tanah sehingga tekanan yang timbul pada
dinding lebih besar dan tentu akan lebih stabil dinding lubang tersebut. (gbr 3.6)
2. PENULANGAN
Biasanya penulangan dibuat di luar, Ialu dimasukkan kedalam lubang dengan menggunakan
tower crane. Untuk tubuh tiang utama dari tiang yang dicor ditempat, berbeda dengan tiang baja,
penyusunan tulangan perlu dilakukan secara mendetail dengan criteria desain. Hal-hal yang perlu
diperhatikan antara lain adalah :
• jarak antara tulangan agar beton dapat di cor dengan baik.
• Penyambungan antar tulangan
Sedangkan permasalahan yang timbul pada penulangan antara lain :
1. jarak tulangan utama yang terlalu rapat akan menyebabkan beton tidak dapat mengalir melalui
celah-celah besi dan sisi lubang sehingga besi tidak dapat terbungkus beton. (gbr.3.7)
• Jika tulangan yang dipergunakan cukup rapat dan beton tidak mempunyai workability yang
baik dan slump yang memadai, rnaka beton tidak dapat mengisi rongga-rongga tersebut dan
tulangan tidak terbungkus oleh beton dan rongga diantar tulangan dan sisi lubang bor akan terisi
oleh tanah yang runtuh.(gbr.3.12)
• Jjka dipergunakan casing dan pada waktu pengangkatan terlalu cepat sehingga tanah pada sisi
lubang akan runtuh dan masuk ke dalam beton yang basali sehingga akan menyebabkan
keroposnya tiang atau necking (gbr.3.12)
5. Necking dan discontinuity dari pile shaft
Necking adalah hal terjadinya pengecilan diameter tiang dan nominal tiang yang direncanakan
setelah pengecoran selesai yang dapat disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
• Squeezing action dan tanah kohesif lunak dimana pada waktu pengecoran dengan bucket atau
auger diangkat ke atas tanah bergerak lateral sehingga diameter lubang menjadi kecil Deformasi
ini dapat juga terjadi pada waktu pengecoran sehingga tanah menekan beton yang masih cair dan
menyebabkan pengecilan diameter (gbr.3.12).
• Tanah longsor dan rongga sisi lubang dan masuk ke dalam beton cair pada waktu
casmg diangkat terlalu cepat.
III.6. PELAKSANAAN PENGENDALIAN MUTU
Seperti telah disebutkan di atas temyata ada berbagai masalah yang timbul pada pelaksanaan
pekerjaan pondasi bor pile, khususnya selama pekerjaan pondasi tersebut dilakukan, yaitu pada
saat pelaksanaan pekerjaan pengeboran, penulangan dan pengecoran. Jika permasalahan tersebut
tidak segera diselesaikan dengan baik maka dapat mengakibatkan hal yang fatal bagi kekuatan
dan keamanan struktur pondasi tersebut.Oleh karena itu pelaksanaan pekerjaan pondasi bor pile
tidak boleh lepas dari pengawasan mutu oleh para teknisi baik dalam mutu bahan maupun dalam
mutu pekerjaan. Bentuk pengawasan tersebut dapat dilakukan dengan melalui metode
pengendalian mutu, yaitu pengendahan mutu pada pelaksanaan pondasi bor pile.
Adapun metode pengendalian mutu pada pelaksanaan pondasi bor pile adalah
sebagai berikut:
1. Pengendalian mutu bahan dan material
• Beton
Paling baik menggunakan ready mix, karena kebutuhan volume yang besar.
Hal yang perlu diperhatikan adalah :
- Pemeriksaan produksi beton ready mix, apakah design campuran beton telah sesuai dengan
yang disyaratkan, yaitu hasil campuran semen agregat kasar, agregat halus dan air dengan atau
tanpa bahan tambahan lainnya.
- Melakukan pengujian
1. Slump test
2. Pengujian kuat tekan beton
• Besi
Digunakan mutu besi yang baik.
- Melakukan pengujian kuat tarik dan lentur baja tulangan.
- Harus diperhatikan penyimpanan stek besi, baik yang belum dirakit, yaitu ditumpuk di
lapangan dengan diberi bantalan di bawahnya sebagai ganjalan supaya besi tidak langsung
berhubungan dengan tanah.
• Bentonite / supermud
- Dilakukan pengujian bentonite di laboratorium, antara lain yang diuji adalah kadar lumpur,
berat jenis dan lain-lain.
2. Pengendalian mutu pekerjaan
• Pengeboran
Yang perlu diperhatikan adalah kelongsoran yarig terjadi, sehingga perlu dilakukan:
- Pemeriksaan pada saat pemasangan casing.
- Pemeriksaan keadaan lapisan tanah.
- Pemeriksaan pembersihan dasar lubang, harus benar-benar bersih dari lumpur.
Pemeriksaan dimensi lubang, baik diameter maupun panjangnya telah sesuai dengan yang
direncanakan. Penulangan Yang perlu diperhatikan adalah: 1) Jumlah penulangan dan panjang
apakah telah sesuai dengan design. 2) Jarak antara tulangan agar beton dapat dicor dengan baik.
3) Overlap sambungan sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.
• Pengecoran
Yang perlu diperhatikan adalah: 1)Pemeriksaan pipa tremi terhadap kebocoran-kebocoran vang
terjadi pada sambungan-sambungan maupun pipa itu sendiri.
2) Pengecoran harus dilakukan secara kontinue artinya tidak terpoton- potong karena harus
menunggu kedatangan beton. Menjaga agar pipa tremi selama pengecoran selalu terbenam di
dalam beton.
3. Pemeriksaan akhir
Dilakukan pengujian mutu tiang dengan cara :
Test beban dengan mengadakan loading test
Test beban secara komputerisasi yaitu PIT (Pile Integriti Testing)
Namun pelaksanaan pengendalian mutu ini harus didukung oleh kemampuan sumber daya
manusianya oleh karena beberapa hal yang harus diperhatikan antara
lain:
• Pelaksanaan pondasi bor pile harus diawasi oleh seorang ahli yang berpengalaman
• Memerlukan personel-personel seperti operator drilling, pelaksana lapangan dan crew-crew
yang berpengalaman.