Anda di halaman 1dari 16

KONSEP DASAR LRFD

KELOMPOK III : 1. ROHMAD HADI SAPUTRA (19101120075)


2. MUHAMAD NUR BRILIAN (19101120056)
3. GEOFANI ARDIANTO PRATAMA (19101120058)
4. PENGKI NOVIANTO (19101120053)
5. OCDAVIANTO CHANDRA HANIEF (19101120073)
PENDAHULUAN

Saat ini telah diterbitkan Tata Cara Perencanaan


Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1729-
2002) yang merupakan metode perencanaan
berdasarkan Load and Resistance Factor Design (LRFD).

Sebelumnya, perencanaan struktur bangunan baja di


Indonesia masih mengacu kepada Peraturan
Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI, 1984)
yang menganut konsep tegangan ijin atau lebih dikenal
dengan Allowable Stress Design, dimana tegangan yang
terjadi pada komponen struktur akibat beban kerja yang
direncanakan tidak boleh melebihi tegangan ijin.
KONSEP PERENCANAAN LRFD

Perencanaan struktur yang digunakan dalam LRFD


mengacu kepada keadaan atau kondisi batas struktur
(limit state) dalam berfungsi selama masa layannya, yang
dapat berupa antara lain:
1. kondisi leleh (plastik sempurna),
2. putus/fraktur (fracture),
3. tekuk (buckling),
4. lelah (fatigue),
5. guling (overturning) atau
6. slip (sliding).
 Keadaan batas tersebut dapat tercapai dengan
memperhitungkan kelebihan beban dan/atau pengurangan
kekuatan struktur yang terjadi pada masa layan,
dibandingkan dengan beban nominal dan kuat nominal.

 Kelebihan beban dapat disebabkan antara lain oleh


a. kemungkinan perubahan fungsi bangunan yang
mengakibatkan berubahnya nilai beban-beban yang dipikul
struktur,
b. pengurangan kekuatan struktur dapat disebabkan antara
lain oleh kemungkinan ketidaksempurnaan bahan dan
penyederhanaan perhitungan kekuatan dibandingkan dengan
kondisi bahan dan perhitungan teoritis yang digunakan.
Dengan mempertimbangan berbagai kemungkinan tercapainya
keadaan batas tersebut, tingkat keandalan struktur pada konsep
perencanaan LRFD dapat diturunkan dari persamaan-persamaan
probabilitas dengan mengasumsikan faktor beban Q dan faktor
kekuatan/tahanan (resistance) R sebagai variabel-variabel acak
(random) yang tidak saling mempengaruhi
Dalam kenyataan berfungsinya struktur selama masa layan, nilai R
tidak dapat dijamin selalu lebih besar daripada nilai Q, artinya akan
selalu ada kemungkinan kegagalan struktur dengan nilai R kurang
dari nilai Q,

Kegagalan struktur atau pencapaian keadaan batas dapat


didefinisikan dengan menggunakan perbandingan nilai R dan
nilai Q dalam bentuk logaritma natural ln(R/Q)

Indek keandalan (reabilitas)


Konsep perencanaan LRFD mengadopsi indeks keandalan β ke dalam
persamaan yang lebih umum dikenal sebagai:

φ Rn ≥Σγ i Qi
dimana:
 φ = “faktor keamanan” untuk sisi kekuatan
atau sering disebut faktor reduksi kekuatan (resistance/strength reduction
factors)
 Rn = kuat nominal komponen struktur, diambil nilai terkecil dari beberapa
skenario kegagalan (kondisi batas) yang mungkin terjadi
 γ = “faktor keamanan” untuk sisi beban atau sering disebut faktor pengali
beban (overload factors)
 Qi = berbagai jenis beban yang direncanakan untuk dipikul komponen
struktur.

Perencanaan struktur baja dengan LRFD dapat dilakukan baik menggunakan


analisis struktur secara elastis, maupun analisis secara plastis, dimana
persyaratan stabilitas bagi pelat penampang maupun komponen struktur akan
lebih ketat bila menggunakan analisis plastis.
LRFD memperhitungkan keamanan pada kedua sisi (efek
beban dan tahanan).

Setiap kondisi beban mempunyai faktor beban yang


berbeda yang memperhitungkan derajat uncertainty,
sehingga dimungkinkan untuk mendapatkan reliabilitas
seragam

Analisis yang dapat dipilih untuk mendapatkan efek beban:


 Analisis Elastis Orde Kedua, atau.
 Analisis Elastis Orde Pertama dan efek orde kedua
diperhitungkan dengan menggunakan faktor amplifikasi
momen B1 dan B2.
 Efek inelastis ditinjau secara tidak langsung.
Kombinasi Pembebanan pada LRFD dengan Analisis Elastis
• 1, 4D
• 1,2D + 1,6L + 0,5(La atau H)
• 1,2D + 1,6(La atau H) + (γLL atau 0,8W)
• 1.2D + 1,3W + γLL + 0,5(La atau H)
• 1.2D + 1,0E + γLL
• 0,9D + (1,3W atau 1,0E)

 Kombinasi Pembebanan pada LRFD dengan Analisis Elastis


 D = beban mati
 L = beban hidup
 La = beban hidup di atap
 H = beban hujan
 W = beban angin
 E = beban gempa
.γL 0.5 jika L<5 kPa dan bernilai 1 jika L>5kPa
Faktor Reduksi Kekuatan (Strength Reduction Factors, φ)
Faktor reduksi kekuatan φ diadakan untuk memperhitungkan kemungkinan
ketidaksempurnaan dan penyimpangan kekuatan bahan serta perbedaan kekuatan
dibandingkan dengan perhitungan kekuatan teoritis yang digunakan.

Nilai φ diambil lebih kecil dari satu, sehingga kekuatan rencana sebuah komponen
struktur φRn akan bernilai lebih kecil daripada kekuatan nominalnya, Rn. Besar nilai
φ bervariasi menurut jenis komponen struktur dan kondisi batas yang diperhitungkan
ASD

Desain dengan Kekuatan Izin (Allowable Strength Design)


metode tegangan ijin
Kuat izin setiap komponen struktur tidak boleh kurang
dari kekuatan yang dibutuhkan
Ru<Rn/Ω

Ru = kekuatan yang dibutuhkan (ASD)


Rn = kekuatan nominal
Ω = faktor keamanan
Rn/Ω = kuat izin
Gaya dalam pada komponen struktur dilakukan
dengan analisis elastis orde pertama pada kondisi
beban kerja
Efek orde kedua dan inelastisitias ditinjau secara
tidak langsung
Faktor keamanan diterapkan hanya pada sisi
tahanan, dan keamanan dihitung pada kondisi beban
kerja (tak terfaktor)
Jadi pada ASD reliabilitas yang seragam tidak
mungkin dicapai
SEKIAN PRESENTASI DARI KAMI

WARNING !!
“Malu bertanya sesat di jalan. Sekarang kita lagi di rumah,
bukan di jalan. Jadi jangan bertanya, karena tidak akan
tersesat”

 SEMUA YANG ADA DI BUMI ITU AKAN LENYAP !


 DAN TETAP KEKAL WAJAH TUHANMU YANG MEMPUNYAI

KEBESARAN DAN KEMULIAAN TETAP KEKAL.

(Ar- Rochmaan 26 - 27)

Anda mungkin juga menyukai