Disusun oleh :
1. Hary Edgar Dumoris (41117110158)
Dosen :
Dr. Andri Irfan Rifai, ST., MT.
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Zaman yang berkembang ini, transportasi merupakan hal penting dalam kehidupan
manusia. Faktor ketersediaan sarana dan prasarana transportasi mempengaruhi
kesuksesan bertransportasi itu sendiri. Salah satunya adalah jalan raya.
Prasarana jalan merupakan akses terpenting dalam simpul distribusi lalu lintas
perekonomian suatu daerah karena pembangunan prasarana jalan berfungsi menunjang
kelancaran arus barang, jasa, dan penumpang sehingga dapat memperlancar pemerataan hasil
pembangunan dalam suatu negara. Di samping hal tersebut, pembangunan prasarana jalan
juga merupakan upaya dalam memecahkan isolasi bagi daerah-daerah berkembang yang
cukup potensial sehingga dengan terbukanya daerah-daerah tersebut akan meningkatkan
kegiatan perekonomian. Dengan demikian, jalan mempunyai peranan yang sangat penting
dalam menunjang kemajuan serta mempercepat proses pembangunan. Kenyamanan,
keamanan, dan kelayakan suatu jalan mempunyai suatu pengaruh yang cukup besar dalam
menentukan baik atau tidaknya suatu jalan.
Berhubungan dengan hal tersebut dimana sarana prasarana jalan dapat membantu
meningkatkan kualitas kebutuhan masyarakat maka penyelesaian tugas besar yang sesuai
dengan matakuliah “Perencanaan Geometrik Jalan” dapat melatih dan membantu mahasiswa
agar dapat membuat suatu perencanaan geometrik jalan.
Perencanaan geometrik jalan merupakan suatu bagian dari perencanaan jalan dimana
geometrik atau dimensi yang nyata dari suatu jalan beserta bagian-bagian disesuaikan dengan
tuntutan serta sifat-sifat lalu lintas. Jadi dengan ini diharapkan adanya keseimbangan antara
waktu dan ruang sehubungan dengan adanya kendaraan yang bersangkutan sehingga
menghasilkan efisiensi keamanan dan kenyamanan yang optimal dalam batas-batas
pertimbangan ekonomi yang layak.
1.8 Kecepatan Rencana (Arteri Datar = 70-120(Bebas)
Kecepatan rencana (VR) pada suatu ruas jalan adalah kecepatan yang dipilih
sebagai dasar perencanaan geometrik jalan yang memungkinkan kendaraan
bergerak dengan aman dan nyaman pada kondisi cuaca yang cerah, lalu lintas
lengang, dan pengaruh samping jalan tidak berarti (Bina Marga, 1997).
Kecepatan Rencana, VR, sesuai klasifikasi fungsi dan kiasifikasi medan jalan.
BAB III
ANALISIS DAN DESAIN
Proses untuk merencanakan suatu jalan baru yang menghubungkan pusat kegiatan
titik F dan G. Didalam perencanaan titik F dan G terdapat tambahan titik yang
menghubungkan F dan G, yaitu titik T1, T2, T3, dan T4. Elevasi masing masing titik adalah
sebagai berikut :
1) Titik T1 = 76,75 m
2) Titik T2 = 62,00 m
3) Titik T3 = 51,30 m
4) Titik T4 = 60,25 m
Merencanakan trase jalan dengan memilih trase jalan dengan memilih trase
terpendek, dengan syarat : aman, nyaman dan ekonomis untuk fungsi jalan Arteri. Berikan
penomoran patok pada rencana trase jalan sesuai dengan standart dan spesifikasi yang
berlaku.
Dalam perencanaan, jalan yang direncanakan harus memenuhi kriteria geometrik jalan yang
meliputi :
1. Alinyemen Horizontal
a. Jarak pandang henti dan menyiap
b. Desain bentuk tikungan
c. Landai relatif
d. Pelebaran perkerasan ditikungan
e. Kebebasan pandang ditikungan
2. Alinyemen Vertikal
a. Elevasi tanah asli dan tanah rencana
b. Lengkung vertikal
c. Landai kritis dan panjang landai maksimum
3. Perencanaan Cut and Fill
Hasil perencanaan divisualkan dalam gambar rencana.
BAB IV
ANALISIS DAN DESAIN
Dari pembahasan yang telah diutarakan sebelumnya maka dilanjutkan dengan
Perencanaan Kriteria Design yang mana perencanaannya mengacu kaidah-kaidah dari buku
Perencanaan Geometrik Jalan yang dikeluarkan oleh Bina Marga Tahun 1992. Adapun
Sebagai berikut :
3.1. Penetapan Kelas Medan Tanah Asli, dan Parameter Desain Geometrik Jalan
3.1.1. Penetapan Kelas Medan
Dari perhitungan kelandaian melintang tiap patok, didapatkan kelandaian medan,
e=0.098 → e<3 %
Berdasarkan Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan 1997 (TPGJAK
No.038/TBM/1997) untuk kelandaian medan kurang dari 3% dikategorikan
sebagai Medan Datar
3.1.2. Penetapan Kecepatan Rencana (Vr)
Diketahui :
Kelas Fungsi Jalan : Arteri
Kelas Medan Jalan : Datar (Asumsi Awal)
Berdasarkan Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan 1997 (TPGJAK
No.038/TBM/1997) untuk kelas fungsi jalan arteri dan kelas medan jalan datar
ditetapkan V R = 70 − 120 km/jam→ direncanakan 80 km/jam
3.1.3. Penetapan Jari-Jari Minimum Tikungan (Rmin )
Diketahui :
Kelas Fungsi Jalan : Arteri
Kelas Medan Jalan : Datar (Asumsi Awal)
Kecepatan Rencana : 80 km/jam
Berdasarkan Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan 1997 (TPGJAK
No.038/TBM/1997) untuk kecepatan rencana (V R ) 80 km/jam, besar jari-jari
minimum tikungan (Rmin ) adalah 318 m.
3.1.4. Penetapan Lebar Jalur Lalu Lintas dan Bahu Jalan
Diketahui :
Kelas Fungsi Jalan : Arteri
Kelas Medan Jalan : Datar (Asumsi Awal)
VLHR : >50000 smp/hari (diambil asumsi volume lalu lintas untuk medan
datar)
Berdasarkan Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan 1997 (TPGJAK
No.038/TBM/1997) untuk VLHR >50000 smp/hari
Lebar Jalur = 2n x 3,5* (ideal) ; 2x7,0* (minimum)
Lebar Bahu Jalan = 2,5m (ideal); 2,0 (minimum)
Keterangan : *) = 2 Jalur terbagi, masing-masing n x 3,5m, dimana n=jumlah
lajurperjalur.
3.1.5. Penetapan Kelandaian Memanjang Maksimum
Berdasarkan Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan 1997 (TPGJAK
No.038/TBM/1997) untuk kecepatan rencana (V R ) 80 km/jam, kelandaian
memanjang maksimum yang diizinkan adalah 5%
3.1.6. Penetapan Panjang Kritis atau Panjang Landai Maksimum
Berdasarkan Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan 1997 (TPGJAK
No.038/TBM/1997) untuk kecepatan rencana (V R ) 80 km/jam dan
kelandaian memanjang maksimum yang diizinkan adalah 5%, panjang kritis atau
panjang landai maksimum yang harus disediakan adalah 460 m
3.2. Perhitungan Komponen Alinyemen Horizontal
3.2.1. Perhitungan Jarak Pandang
A. Perhitungan Jarak Pandang Henti (Jh)
Rumus umum jarak pandang henti
Jh=d1+d2
Dimana :
d1 = 0.278.V R .t
2
(V R )
d2 = 254.(f m±L)
Diketahui :
VR = 80 km/jam
t = 2.5 detik (waktu reaksi normal)
L = Kelandaian memanjang (%)
(untuk jalan 2 lajur 2 arah, diambil besar kelandaian memanjang
untuk jalan datar, L=0%)
Fm = koefisien gesekan memanjang antara ban dan muka jalan
Dari tabel 3.2, hal.54 “Dasar-dasar perencanaan geometric jalan.”
Silvia Sukirman, diperoleh koefisien gesekan memanjang antara ban dan
muka jalan (fm) untuk kecepatan rencana (V R ) 80 km/jam maka (fm)=0.3
Menghitung jarak pandang henti
d1 = 0.278.V R .t = 0, 278.80.2, 5 = 55, 6 m
2 2
(V R ) (80)
d2 = 254.(f m±L) = 254.(0.3−0) = 83, 99 m
Jh= d1+d2 = 55,6 m + 83,99 m= 139,59 m
(Nilai jarak pandang henti (jh) diatas berlaku di sepanjang jalan, yaitu dari
Stasiun H hingga Stasiun I)
B. Perhitungan Jarak Pandang Menyiap (Jd)
a) Berdasarkan Rumus Standar Jarak Pandang Menyiap (Jd)
Rumus standar jarak pandang menyiap :
Jd = d1+d2+d3+d4
Dimana:
at1
d1 = 0.278.t1 .(V − m + 2 )
d2 = 0.278.V .t2
d3 = diambil dari 30 − 100 m
d4 = 23 d2
Diketahui :
VR = 80 km/jam
t1 = 2,12 + 0,026 = 3,68 detik
m = 15 km/jam
a = 2,052+0,0036 = 2,268 m/detik²
t2 = 6,56 + 0,048 = 9,44 detik
Jarak pandang menyiap
2,268.3,68
d1 = 0, 278.3, 68.(80 − 15 + 2 ) = 70, 763 m
d2 = 0.278.80.9, 44 = 209, 945 m
d3 = 80 m(diambil dari 30 − 100 m)
d4 = 23 d2 = 23 209, 945 = 139, 964 m
Jd = d1+d2+d3+d4
= 70,763 m + 209,945 m + 80 m + 139,964 m = 500,672 m
b) Berdasarkan Rumus Standar Jarak Pandang Menyiap Minimum
Rumus umum jarak pandang menyiap minimum
Jd(minimum) = 23 d2 + d3 + d4
Diketahui :
VR = 80 km/jam
Jarak pandang menyiap minimum
Jd(minimum) = 23 d2 + d3 + d4
= 23 209, 945m + 80m + 139, 964m = 359, 928 m
3.2.2. Desain Tikungan
I. Pemilihan Jenis Tikungan dan Perhitungan Komponennya
A. Tikungan 1 (P1)
Diketahui :
VR = 80 km/jam
β = 50°
Rc = 318 m
Ls = 70 m
Asumsi awal jenis tikungan = Spiral-Circle-Spiral (SCS)
a. Menghitung Sudut Lengkung Spiral (θs)
Ls.90
θs = π.Rc
70.90
θs = 3,14 . 318
θs = 6, 306°
b. Menghitung Sudut Lengkung Circle (θc)
θc = β − 2.θc
θc = 50° − 2 . 6.306°
θc = 37, 388°
c. Menghitung Panjang Busur Lingkaran (Lc)
θc
Lc = 360 2π . Rc
37,388ᵒ
Lc = 360 2 . 3, 14 . 318
Lc = 207, 509 m
d. Menghitung panjang busur keseluruhan
L = Lc + 2Ls
L = 207, 509 + 2 . 70
L = 207, 509 + 140
L = 347, 509 m
e. Menghitung Pergeseran Tangen terhadap Spiral (p) dan Absis dari p
pada Garis Tangen Spiral (k)
Ls2
p= 6.Rc − Rc(1 − C os θs)
702
p= 6.318 − 318(1 − C os 6, 306°)
p = 3, 89 − 2, 94
p = 0.644 m
Ls2
k = Ls(1 − 40.(Rc)2
) − Rcsin θs
2
70
k = 70(1 − 40.(318)2
) − 318sin 6, 306°
k = 34, 987 m
f. Menghitung jarak antara perpotongan bagian lurus dengan busur
lingkaran (Es)
Rc+p
E s = ( cos 1 ) − Rc
2β
E s = ( 318+0,644
cos 25 ° ) − 318
E s = 33, 585 m
g. Menghitung jarak antara perpotongan bagian lurus dengan TS/ST (Ts)
T s = (Rc + p).tan 12 β + k
T s = (318 + 0.644).tan 25 + 34, 987
T s = 183, 573 m
Dari hasil perhitungan, diperoleh komponen-komponen untuk tikungan 1 (S-C-S) :
VR = 80 km/jam k = 34, 987 m
θs = 6, 306° T s = 183, 573 m
θc = 37, 388° E s = 33, 585 m
Lc = 207, 509 m Ls = 70 m
L = 347, 509 m β = 50°
p = 0.644 m
B. Tikungan 2 (P2)
Diketahui :
VR = 80 km/jam
β = 44°
Rc = 573 m
Ls = 70 m
Asumsi awal jenis tikungan = Spiral-Circle-Spiral (SCS)
a. Menghitung Sudut Lengkung Spiral (θs)
Ls.90
θs = π.Rc
70.90
θs = 3,14 . 573
θs = 3, 499°
b. Menghitung Sudut Lengkung Circle (θc)
θc = β − 2.θc
θc = 44° − 2 . 3.499°
θc = 37, 002°
c. Menghitung Panjang Busur Lingkaran (Lc)
θc
Lc = 360 2π . Rc
37,002ᵒ
Lc = 360 2 . 3, 14 . 573
Lc = 370, 047 m
d. Menghitung panjang busur keseluruhan
L = Lc + 2Ls
L = 370, 047 + 2 . 70
L = 370, 047 + 140
L = 510, 047 m
e. Menghitung Pergeseran Tangen terhadap Spiral (p) dan Absis dari p
pada Garis Tangen Spiral (k)
Ls2
p= 6.Rc − Rc(1 − C os θs)
702
p= 6.573 − 573(1 − C os 3, 499°)
p = 0.357 m
Ls2
k = Ls(1 − 40.(Rc)2
) − Rcsin θs
2
70
k = 70(1 − 40.(573)2
) − 573sin 3, 499°
k = 35, 003 m
f. Menghitung jarak antara perpotongan bagian lurus dengan busur
lingkaran (Es)
Rc+p
Es = ( cos 1 ) − Rc
2β
573+0,357
Es = ( cos 22 ° ) − 573
E s = 45, 385 m
g. Menghitung jarak antara perpotongan bagian lurus dengan TS/ST (Ts)
T s = (Rc + p).tan 12 β + k
T s = (573 + 0.357).tan 22 + 35, 003
T s = 266, 654 m
Dari hasil perhitungan, diperoleh komponen-komponen untuk tikungan 2 (S-C-S) :
VR = 80 km/jam k = 35, 003 m
θs = 3, 499° T s = 266, 654 m
θc = 37, 002° E s = 45, 385 m
Lc = 370, 047 m Ls = 70 m
L = 510, 047 m β = 44°
p = 0.357m
C. Tikungan 3(P3)
Diketahui :
VR = 80 km/jam
β = 9°
e = 0,02
Asumsi awal jenis tikungan = Full Circle (FC)
a. Menghitung jarak antara perpotongan bagian lurus dengan Tc
T c = Rc.tan 12 β
T c = 1910 m .tan 4, 5
T c = 150, 320 m
b. Menghitung jarak antara perpotongan bagian lurus dengan busur
lingkaran (Ec)
E s = T .tan 14 β
E s = 150, 320 .tan 2, 25
E s = 5, 906 m
c. Menghitung Panjang Busur Lingkaran (Lc)
Lc = 0, 01745.β.R
= 0, 01745 . 9ᵒ. 1910
= 299,966 m
Dari hasil perhitungan, diperoleh komponen-komponen untuk tikungan 1(FC) :
T c = 150, 320 m Rc = 1910 m
E s = 5, 906 m Lc = 299,966 m
β = 9° e = 2%
V R = 80 km/jam
E. Tikungan 4 (P4)
Diketahui :
VR = 40 km/jam
β = 17°
Rc = 573 m
Ls = 70 m
Asumsi awal jenis tikungan = Spiral-Circle-Spiral (SCS)
a. Menghitung Sudut Lengkung Spiral (θs)
θs = Ls.90
π.Rc
70.90
θs = 3,14 . 573
θs = 3, 499°
b. Menghitung Sudut Lengkung Circle (θc)
θc = β − 2.θc
θc = 17° − 2 . 3.499°
θc = 10, 002°
c. Menghitung Panjang Busur Lingkaran (Lc)
θc
Lc = 360 2π . Rc
10,002ᵒ
Lc = 360 2 . 3, 14 . 573
Lc = 100, 027 m
d. Menghitung panjang busur keseluruhan
L = Lc + 2Ls
L = 100, 027 + 2 . 70
L = 240, 027 m
e. Menghitung Pergeseran Tangen terhadap Spiral (p) dan Absis dari p
pada Garis Tangen Spiral (k)
Ls2
p= 6.Rc − Rc(1 − C os θs)
2
70
p= 6.573 − 573(1 − C os 3, 499°)
p = 0.357 m
Ls2
k = Ls(1 − 40.(Rc)2
) − Rcsin θs
2
70
k = 70(1 − 40.(573)2
) − 573sin 3, 499°
k = 35, 003 m
f. Menghitung jarak antara perpotongan bagian lurus dengan busur
lingkaran (Es)
Rc+p
E s = ( cos 1 ) − Rc
2β
573+0,357
Es = ( cos 8,5 ° )
− 573
E s = 6, 725 m
g. Menghitung jarak antara perpotongan bagian lurus dengan TS/ST (Ts)
T s = (Rc + p).tan 12 β + k
T s = (573 + 0.357).tan 8, 5 + 35, 003
T s = 120, 692 m
Dari hasil perhitungan, diperoleh komponen-komponen untuk tikungan 2 (S-C-S) :
VR = 80 km/jam k = 35, 003 m
θs = 3, 499° T s = 120, 692 m
θc = 10, 002° E s = 6, 725 m
Lc = 100, 027 m Ls = 70 m
L = 240, 027 m β = 17°
p = 0.357m
BAB IV
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari pengerjaan tugas Jalan Raya adalah :
1. Perencanaan jalan dari stasiun F ke stasiun G dilakukan dengan :
a. Penentuan titik koridor
b. Pembuatan trase
c. Pembuatan lengkung horizontal dan vertical
d. Pembuatan Diagram supelevasi dan plan profil melintang
e. Pembuatan perhitungan cut n fill
2. Pada perencanaan jalan terdapat 4 buah tikungan yaitu :
a. Full Circle ( 1 tikungan)
b. Spiral Circle Spiral (3 tikungan)
.
1.2 Saran
Berdasarkan tugas yang telah dikerjakan, penulis ingin memberikan beberapa saran antara
lain:
a. Dalam merencanakan jalan khususnya pada peta topografi sebaiknya
perencana mampu melihat ataupun membayangkan bagaimana situasi
sesungguhnya yang akan direncanakan sehingga gambar-gambar rencana yang
dihasilkan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, karena akan sangat
berpengaruh pada rencana anggaran biaya dan kenyamanan serta keamanan
pengemudi atau pengguna jalan.
b. Pada pembuatan potongan memanjang sebisanya mengikuti ketinggian tanah
asli untuk mengurangi biaya pada saat pembuatan jalan.
DAFTAR PUSTAKA
Messah, Y. 2012. Bahan Ajar Mata Kuliah Jalan Raya I. Teknik Sipil Universitas Nusa
Cendana, Kupang.
Petunjuk Tertib Pemanfaatan Jalan, 1990. Direktorat Jendral Bina Marga, Jakarta.
RSNI T – 14 – 2004. Geometrik Jalan Perkotaan, Badan Standardisasi Nasional (BSN),
Jakarta.
Tata Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, 1997. Direktorat Jendral Bina Marga, Jakarta.
Sukirman,Silvia.1999.Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan.Nova: Bandung
LAMPIRAN