Anda di halaman 1dari 20

D-IV TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN


INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami selaku mahasiswa-
mahasiswi D4 teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya dapat
menyelesaikan penyusunan Laporan Praktikum Mekanika Tanah – Sondir (Cone
Penetrometer Test (CPT)) ini. Segala hambatan dan rintangan yang kami alami
dalam proses penyusunan laporan ini telah menjadi sebuah pelajaran bagi kami
untuk meningkatkan kinerja dan kesolidaritasan kelompok kerja sehingga laporan
ini diharapkan dapat menjadi laporan yang baik.
Keberhasilan penyusunan laporan ini merupakan kerja keras kelompok
kami yang tentunya tidak lepas dari pengarahan beberapa pihak. Tidak lupa kami
menyampaikan terima kasih kepada Ibu/Bapak dosen.
Kami harapkan laporan ini dapat membantu para pembaca untuk mengerti
tentang Mekanika Tanah, terutama tentang Sondir (Cone Penetrometer Test (CPT)).
Tetapi kami juga menyadari bahwa kesempurnaan hanyalah milik Tuhan Yang
Maha Esa, untuk itu kami selalu menerima kritik dan saran yang membangun bagi
kemajuan laporan ini.

Surabaya, 22 November 2016

Kelompok 1

1 |S O N D I R – K E L O M P O K 3
D-IV TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 1


DAFTAR ISI...................................................................................................................... 2
BAB I .................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 4
1.1 LATAR BELAKANG ....................................................................................... 4
1.2 RUMUSAN MASALAH ................................................................................... 4
1.3 TUJUAN ............................................................................................................ 4
1.4 MANFAAT ........................................................................................................ 5
1.5 WAKTU DAN LOKASI PRAKTIKUM ......................................................... 5
BAB II ................................................................................................................................ 6
DASAR TEORI ................................................................................................................. 6
2.1 UJI SONDIR (CONE PENETROMETER TEST (CPT)) ............................. 6
BAB III............................................................................................................................... 9
METODE PELAKSANAAN ........................................................................................... 9
3.1 ALAT DAN BAHAN ........................................................................................ 9
3.2 PROSEDUR PRAKTIKUM ............................................................................ 9
BAB IV ............................................................................................................................. 11
ANALISA DATA ............................................................................................................ 11
4.1 HASIL PRAKTIKUM .................................................................................... 11
4.1.1 PERHITUNGAN PRAKTIKUM SONDIR ................................................. 11
4.1.2 TABEL UJI SONDIR ................................................................................... 14
4.1.3 GRAFIK HUBUNGAN ANTARA TEKANAN KONUS DAN (JHP) ....... 18
4.1.4 GRAFIK HUBUNGAN ANTARA LOCAL FRICTION DAN Fr .............. 19
BAB V .............................................................................................................................. 20
PENUTUP........................................................................................................................ 20
5.1 KESIMPULAN ............................................................................................... 20
5.2 SARAN ............................................................................................................. 20
DOKUMENTASI ............................................................................................................ 21

2 |S O N D I R – K E L O M P O K 3
D-IV TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Sondir ................................................................................................................ 6


Gambar 2. Grafik hubungan qc dan FR, ............................................................................... 8

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Konsistensi tanah lempung berdasarkan hasil sondir............................................ 7

3 |S O N D I R – K E L O M P O K 3
D-IV TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Tanah di alam menurut Harry (1998), terdiri dari campuran butiran-
butiran mineral dengan atau tanpa kandungan bahan organik. Tanah berasal
dari pelapukan batuan baik melalui proses fisik atau kimiawi. Sifat fisik tanah
dipengaruhi oleh sifat batuan induk yang merupakan material asalnya dan
unsur luar yang menjadi penyebab terjadinya pelapukan batuan tersebut.
Sondir adalah alat berbentuk silindris dengan ujungnya berupa konus.
Dalam uji sondir, stang alat ini ditekan ke dalam tanah dan kemudian tanah
akan memberikan perlawanan terhadap ujung sondir. Dan gesekan yang terjadi
pada selimut silinder diukur.
Metode ini kemudian dikenal dengan berbagai nama seperti static
penetration test, quassi static penetration test, dutch cone test, dan secara
singkat disebut sounding yang berarti pendugaan. Di Indonesia kemudian
dinamakan sondir yang diambil dari bahasa Belanda.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka
mahasiswa diharapkan dapat memahami setiap permasalahan yang akan di
bahas. Adapun permasalahan tersebut antara lain:
1. Bagaimana grafik hubungan antara tekanan konus dan jumlah
hambatan pelekat pada setiap penurunan kedalaman ?
2. Bagaimana grafik hubungan antara gesekan lokal dan rasio gesekan
pada setiap penurunan kedalaman ?

1.3 TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui grafik hubungan antara tekanan konus dan jumlah
hambatan pelekat pada setiap penurunan kedalaman.

4 |S O N D I R – K E L O M P O K 3
D-IV TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

2. Mengetahui grafik hubungan antara gesekan lokal dan rasio gesekan


pada setiap penurunan kedalaman.

1.4 MANFAAT
Manfaat dari penelitian yang dilakukan dalam pembuatan Laporan
Praktikum Sondir (Cone Penetrometer Test (CPT)) ini adalah mengetahui nilai
perlawanan penetrasi konus.

1.5 WAKTU DAN LOKASI PRAKTIKUM


Hari, Tanggal : Jumat, 04 November 2016
Pukul : 13.00-selesai
Tempat : Halaman Depan Laboratorium Baja Kampus ITS Manyar.

5 |S O N D I R – K E L O M P O K 3
D-IV TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

BAB II
DASAR TEORI

2.1 UJI SONDIR (CONE PENETROMETER TEST (CPT))


Cone Penetration Test (CPT) atau lebih sering disebut sondir
digunakan untuk menentukan daya dukung ujung (end bearing) dan
perlawanan diling (friction adhesion resistance) dari tanah untuk perencanaan
pondasi dan struktur geoteknik. Selain itu percobaan ini sangat praktis untuk
mengetahui degan cepat letak kedalaman lapisan tanah keras, bahkan dengan
mengevaluasi nilai rasio gesekan (friction ratio), dapat pula dilakukan deskripsi
jenis lapisan tanah. Pada penggunaan friction sleeve atau adhesion jacket type
(bikonus), nilai konus dan hambatan lekat keduanya dapat diukur.

Gambar 1. Sondir

Hasil penyelidikan ini dinyatakan dalam bentuk grafis, nilai konus


digambar dalam kg/cm2 dan hambatan lekat (skin friction) digambar sebagai

6 |S O N D I R – K E L O M P O K 3
D-IV TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

jumlah untuk kedalaman yang bersangkutan per cm keliling, yaitu dalam


kg/cm2.
Perlawanan penetrasi konus adalah perlawanan terhadap ujung konus
yang dinyatakan dalam gaya persatuan luas. Hambatan lekat adalah
perlawanan geser tanah terhadap selubung bikonus dalam gaya persatuan
panjang.
Besarnya gaya ini seringkali menunjukkan identifikasi dari jenis tanah
dan konsistensinya. Pada tanah pasiran, tahanan ujung lebih besar daripada
tanah butiran halus.
Harga perlawanan konus hasil uji penetrasi sondir pada lapisan tanah /
batuan dapat dihubungkan secara empiris dengan kekuatannya. Pada tanah
berbutir halus (lempung – lanau), dapat ditentukan tingkat kekerasan relatifnya.
Sedangkan pada tanah berbutir kasar (pasir – gravel) dapat ditentukan tingkat
kepadatan relatifnya.
Tabel 1. Konsistensi tanah lempung berdasarkan hasil sondir

Conus Resistence (qc) Friction Ratio (FR)


Konsistensi
(kg/cm2) %
Sangat Lunak <5 3,5
Lunak 5-10 3,5
Teguh 10-35 4,0
Kaku 30-60 4,0
Sangat Kaku 60-120 6,0
Keras >120 6,0

Harga perlawanan konus dan friction ratio hasil uji penetrasi sondir
dapat dihubungkan secara empiris dengan jenis tanahnya. Pada tanah berbutir
semakin halus (lanau-lempung) cenderung memiliki harga perlawanan konus
yang kecil sedangkan harga friction ratio-nya besar, pada tanah berbutir kasar
(pasir – gravel) harga perlawanan konus besar sedangkan harga friction ratio-
nya kecil.
Untuk mengklasifikasikan tanah ada banyak jenis klasifikasi, salah
satunya dari Robertson (1986). Pada klasifikasi ini (Gambar 2) digunakan
dengan cara memplotkan antara nilai qc dengan FR. Hasil pemplotan
menunjukkan jenis tanah pada daerah tersebut. Sebelum memplotkan, nilai qc

7 |S O N D I R – K E L O M P O K 3
D-IV TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

harus diubah terlebih dahulu dari satuan kg/cm2 ke dalam satuan MPa atau
Mega pascal. Untuk nilai 1 kg/cm2 = 0,0980665 MPa (Robertson,1990).

Gambar 2. Grafik hubungan qc dan FR,


menurut Robertson dan Campanella (Bowles,1997)

8 |S O N D I R – K E L O M P O K 3
D-IV TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 ALAT DAN BAHAN


3.1.1 ALAT DAN BAHAN
1. Mesin Sondir Ringan 2,5 ton
2. Pipa Sondir 15 buah (Panjang = 1m)
3. Manometer Kapasitas 0 – 250 kg/cm2
4. Konus dan Bikonus
5. Pengunci Angker
6. Pipa Pengunci
7. Kunci Pipa

3.2 PROSEDUR PRAKTIKUM


3.2.1 LANGKAH-LANGKAH PRAKTIKUM
1. Mempersiapkan alat-alat yang berhubungan dengan praktikum.
2. Menentukan tempat penyondiran, kemudian gambar denah
penyodiran.
3. 4 buah angker dipasang untuk menahan mesin sondir. Pemasangan
angker dilakukan dengan menggunakan besi pengunci angker dan
pipa pengunci, yaitu diputar hingga angker mencapai kedalaman
yang memungkinkan mesin sondir dapat ditahan dengan baik.
4. Peletakan alat sondir dan pengaturan posisi dengan bantuan alat
penjepit sampai alat benar-benar dalam posisi vertikal.
5. Alat bikonus dipasang pada pipa yang kemudian ditempatkan pada
rumah pluyer.
6. Tekan pipa luar (casing), sampai kedalaman 0,20m permulaan untuk
dapat memasukkan bikonus dengan bantuan tangkai putar.
7. Setelah pipa luar (casing) masuk, maka pipa luar tersebut dijepit
dengan bantuan kunci pipa. Kemudian stick dalam ditekan dan
dibaca dial manometernya (hambatan pelekat serta penetrasi konus).

9 |S O N D I R – K E L O M P O K 3
D-IV TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Bacaan pertama merupakan bacaan konus dan bacaan kedua


merupakan bacaan konus + hambatan pelekat.
8. Apabila kedalaman serta perlawanan konus pada kedalaman yang
pertama telah selesai diukur maka pipa luar ditekan kembali sampai
kedalaman selanjutnya.
9. Hal seperti di atas dilakukan dengan menyambung pipa, sampai
kedalaman 10 meter.

3.2.2 URUTAN PERHITUNGAN


1. Catat kedalaman tiang konus setiap 20 cm.
2. Catat nilai konus dan konus + hambatan pelekat setiap kedalaman
20 cm.
3. Hitung tekanan konus (Cn).
4. Hitung local friction (Cl) dan friction ratio (FR).
5. Hitung jumlah hambatan pelekat (JHP) atau jumlah perlawanan (JP)
6. Gambar grafik nilai konus dan JHP sesuai kedalamannya.

10 |S O N D I R – K E L O M P O K 3
D-IV TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

BAB IV
ANALISA DATA

4.1 HASIL PRAKTIKUM


4.1.1 PERHITUNGAN PRAKTIKUM SONDIR
 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐾𝑜𝑛𝑢𝑠 = 10 𝑐𝑚²
 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑃𝑖𝑠𝑡𝑜𝑛 𝑃𝑙𝑢𝑛𝑔𝑒𝑟 = 10 𝑐𝑚²
 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑆𝑒𝑙𝑖𝑚𝑢𝑡 𝐵𝑖𝑐𝑜𝑛𝑢𝑠 = 100 𝑐𝑚²
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑎𝑐𝑎𝑎𝑛 𝐷𝑎𝑡𝑎 = 20 𝑐𝑚

𝑇𝑒𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝐾𝑜𝑛𝑢𝑠 (𝐶𝑛) = 𝐵𝑎𝑐𝑎𝑎𝑛1


o Contoh perhitungan tekanan konus pada pembacaan manometer dengan kedalaman 0,6 m :
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑃𝑖𝑠𝑡𝑜𝑛 𝑃𝑙𝑢𝑛𝑔𝑒𝑟
𝑇𝑒𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝐾𝑜𝑛𝑢𝑠 = 𝐵𝑎𝑐𝑎𝑎𝑛1 𝑀𝑎𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑥
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐾𝑜𝑛𝑢𝑠
10𝑐𝑚²
𝑇𝑒𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝐾𝑜𝑛𝑢𝑠 = 9 𝑘𝑔/𝑐𝑚² 𝑥
10𝑐𝑚²
𝑇𝑒𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝐾𝑜𝑛𝑢𝑠 = 9 𝑘𝑔/𝑐𝑚²

11 |S O N D I R – K E L O M P O K 3
D-IV TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

𝐿𝑜𝑐𝑎𝑙 𝐹𝑟𝑖𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 (𝐶 ) = ( 𝐵𝑎𝑐𝑎𝑎𝑛 − 𝐵𝑎𝑐𝑎𝑎𝑛 )∗ 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑃𝑖𝑠𝑡𝑜𝑛 𝑃𝑙𝑢𝑛𝑔𝑒𝑟


𝑙 2 1 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑆𝑒𝑙𝑖𝑚𝑢𝑡 𝐵𝑖𝑘𝑜𝑛𝑢𝑠
o Contoh perhitungan local friction pada pembacaan manometer dengan kedalaman 0,6 m :
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑃𝑖𝑠𝑡𝑜𝑛 𝑃𝑙𝑢𝑛𝑔𝑒𝑟
𝐿𝑜𝑐𝑎𝑙 𝐹𝑟𝑖𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 = ( 𝑎𝑐𝑎𝑎𝑛2 − 𝐵𝑎𝑐𝑎𝑎𝑛1 ) ∗
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑆𝑒𝑙𝑖𝑚𝑢𝑡 𝐵𝑖𝑘𝑜𝑛𝑢𝑠
10 𝑐𝑚²
𝐿𝑜𝑐𝑎𝑙 𝐹𝑟𝑖𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 = ( 16 − 9 )𝑘𝑔/𝑐𝑚² ∗
100 𝑐𝑚²
𝐿𝑜𝑐𝑎𝑙 𝐹𝑟𝑖𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 = 0,7 𝑘𝑔/𝑐𝑚²

𝐹𝑟𝑖𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 (𝐹𝑅) = 𝐿𝑜𝑐𝑎𝑙 𝐹𝑟𝑖𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑥 100%


𝑇𝑒𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝐾𝑜𝑛𝑢𝑠
o Contoh perhitungan friction ratio pada pembacaan manometer dengan kedalaman 0,6 m :
𝐿𝑜𝑐𝑎𝑙 𝐹𝑟𝑖𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛
𝐹𝑟𝑖𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑥 100%
𝑇𝑒𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 𝐾𝑜𝑛𝑢𝑠
0,7
𝐹𝑟𝑖𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 𝑥 100%
9
𝐹𝑟𝑖𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 = 7,778 %

12 |S O N D I R – K E L O M P O K 3
D-IV TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

𝐻𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑙𝑒𝑘𝑎𝑡 (𝐻𝑃) = 𝐿𝑜𝑐𝑎𝑙 𝐹𝑟𝑖𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑥 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑎𝑐𝑎𝑎𝑛 𝐷𝑎𝑡𝑎


o Contoh perhitungan hambatan pelekat pada pembacaan manometer dengan kedalaman 0,6 m :
𝐻𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑙𝑒𝑘𝑎𝑡 = 𝐿𝑜𝑐𝑎𝑙 𝐹𝑟𝑖𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑥 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑎𝑐𝑎𝑎𝑛 𝐷𝑎𝑡𝑎
𝐻𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑙𝑒𝑘𝑎𝑡 = 0,7𝑘𝑔/𝑐𝑚² 𝑥 20 𝑐𝑚
𝐻𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑙𝑒𝑘𝑎𝑡 = 14 𝑘𝑔/𝑐𝑚

 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐻𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑙𝑒𝑘𝑎𝑡 (𝐽𝐻𝑃) = 𝐻𝑃𝐵𝑎𝑐𝑎𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝐽𝐻𝑃 + 𝐻𝑃𝐵𝑎𝑐𝑎𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝐽𝐻𝑃 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚𝑛𝑦𝑎
o Contoh perhitungan jumlah hambatan pelekat pada pembacaan manometer dengan kedalaman 0,8 m :
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐻𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑙𝑒𝑘𝑎𝑡 (𝐽𝐻𝑃) = 𝐻𝑃𝐵𝑎𝑐𝑎𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝐽𝐻𝑃 + 𝐻𝑃𝐵𝑎𝑐𝑎𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝐽𝐻𝑃 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚𝑛𝑦𝑎

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐻𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑙𝑒𝑘𝑎𝑡 (𝐽𝐻𝑃) = 𝐻𝑃𝐽𝐻𝑃 0,8 𝑚 + 𝐻𝑃𝐽𝐻𝑃 0,6 𝑚

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐻𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑙𝑒𝑘𝑎𝑡 (𝐽𝐻𝑃) = ( 10 + 14 ) 𝑘𝑔/𝑐𝑚

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐻𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑙𝑒𝑘𝑎𝑡 (𝐽𝐻𝑃) = 24 𝑘𝑔/𝑐𝑚

13 |S O N D I R – K E L O M P O K 3
D-IV TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

4.1.2 TABEL UJI SONDIR

Manometer Tekanan Local Friction Hambatan Jumlah


Kedalaman
Bacaan I Bacaan II Konus Friction Ratio Pelekat HP
m kg/cm2 kg/cm2 kg/cm2 kg/m2 (%) kg/cm kg/cm
A B C D E F G H
0 0 0 0 0 0 0 0
0,2 10 20 10 1 0,10000 20 20
0,4 8 15 8 0,7 0,08750 14 34
0,6 4 7 4 0,3 0,07500 6 40
0,8 7 9 7 0,2 0,02857 4 44
1 5 7 5 0,2 0,04000 4 48
1,2 4 6 4 0,2 0,05000 4 52
1,4 2 4 2 0,2 0,10000 4 56
1,6 3 5 3 0,2 0,06667 4 60
1,8 4 4 4 0 0,00000 0 60
2 5 9 5 0,4 0,08000 8 68
2,2 6 9 6 0,3 0,05000 6 74
2,4 2 4 2 0,2 0,10000 4 78
2,6 4 6 4 0,2 0,05000 4 82
2,8 6 9 6 0,3 0,05000 6 88
3 6 9 6 0,3 0,05000 6 94

14 |S O N D I R – K E L O M P O K 3
D-IV TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

3,2 3 5 3 0,2 0,06667 4 98


3,4 2 4 2 0,2 0,10000 4 102
3,6 5 8 5 0,3 0,06000 6 108
3,8 6 10 6 0,4 0,06667 8 116
4 6 10 6 0,4 0,06667 8 124
4,2 4 7 4 0,3 0,07500 6 130
4,4 3 4 3 0,1 0,03333 2 132
4,6 3 4 3 0,1 0,03333 2 134
4,8 3 5 3 0,2 0,06667 4 138
5 3 4 3 0,1 0,03333 2 140
5,2 3 4 3 0,1 0,03333 2 142
5,4 3 4 3 0,1 0,03333 2 144
5,6 4 6 4 0,2 0,05000 4 148
5,8 4 7 4 0,3 0,07500 6 154
6 34 38 34 0,4 0,01176 8 162
6,2 4 5 4 0,1 0,02500 2 164
6,4 3 4 3 0,1 0,03333 2 166
6,6 3 4 3 0,1 0,03333 2 168
6,8 3 4 3 0,1 0,03333 2 170
7 1 1 1 0 0,00000 0 170
7,2 3 5 3 0,2 0,06667 4 174
7,4 3 4 3 0,1 0,03333 2 176
7,6 3 4 3 0,1 0,03333 2 178
7,8 3 4 3 0,1 0,03333 2 180
15 |S O N D I R – K E L O M P O K 3
D-IV TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

8 2 4 2 0,2 0,10000 4 184


8,2 3 5 3 0,2 0,06667 4 188
8,4 4 5 4 0,1 0,02500 2 190
8,6 3 5 3 0,2 0,06667 4 194
8,8 3 4 3 0,1 0,03333 2 196
9 3 4 3 0,1 0,03333 2 198
9,2 1 3 1 0,2 0,20000 4 202
9,4 2 4 2 0,2 0,10000 4 206
9,6 2 4 2 0,2 0,10000 4 210
9,8 3 4 3 0,1 0,03333 2 212
10 0 0 0 0 0 0 212

KETERANGAN : H = Kumulatif dari G


A = Kedalaman penyondiran I = Luas Konus
B = Bacaan Pertama 10 cm2
(tekanan akibat konus) J = Luas Piston Plunger
C = Bacaan kedua 10 cm2
(tekanan akibat konus + lekatan selimut K = Luas Selimut biconus
bikonkus) 100 cm2
D = Bx(J/I) L = Interval pembacaan data
E = (C-B)x(J/K) 20 cm2
F = ( E / D ) x 100 %
ExL
G =
16 |S O N D I R – K E L O M P O K 3
D-IV TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

4.1.3 GRAFIK HUBUNGAN ANTARA TEKANAN KONUS DAN JUMLAH HAMBATAN PELEKAT (JHP)

17 |S O N D I R – K E L O M P O K 3
D-IV TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

4.1.4 GRAFIK HUBUNGAN ANTARA LOCAL FRICTION DAN FRICTION RATIO

18 |S O N D I R – K E L O M P O K 3
D-IV TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

5.2 SARAN

19 |S O N D I R – K E L O M P O K 3
D-IV TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

DOKUMENTASI

20 |S O N D I R – K E L O M P O K 3

Anda mungkin juga menyukai