Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

PENGUKURAN SONDIR DAN BORING

DOSEN PENGAMPU :

Dr. Mohammad Muntaha. S.T., M.T.

Florian Dewantara (10111910010037)

Adetya Rijiyawanto F (10111910010038)

Anang Yusuf P. (10111910010039)

Zendy Eko Budiarto (10111910010040)

Muhammad Thufail (10111910010041)

FAKULTAS VOKASI

TEKNIK INSFRASTRUKTUR SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN PEMELIHAARAAN BANGUNAN SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami selaku mahasiswa-mahasiswi
DIV Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya dapat menyelesaikan
penyusunan Laporan Praktikum Sondir dan Boring ini.

Keberhasilan penyusunan laporan ini merupakan kerja keras kelompok kami


yang tentunya tidak lepas dari pengarahan beberapa pihak. Tidak lupa kami
menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. M. Muntaha, ST.,MT. selaku dosen pembimbing pratikum mekanika


tanah kami.
2. Ibu Fitria Wahyuni, ST., MT. selaku dosen asistensi kami.

Surabaya, 27 Februari 2020

Kelompok 5

1
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN PEMELIHAARAAN BANGUNAN SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………......... 1

DAFTAR ISI…………………………………………………………………........ 2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………………………......... 3


B. Tujuan …………………………………………………………………...
3
C. Manfaat ……………………………………………………………........ 3

BAB II PEMBAHASAN

 A. Dasar teori
A.1 Sondir …………………………………………………. ……... 4
A.2 Boring...……………………………………………………….. 4
 B. Peralatan
B.1. Sondir……………………………………………………......... 6
B.2. Boring…………………………………………………….........6
 C. Prosedur Pelaksanaan Sondir Dan Boring
C.1. Sondir……………………………………………………… 7
C.2. Boring……………………………………………………... 8

BAB III ANALISIS DATA

 A. Data Pengamatan dan Pengolahan Sondir……………………………… 9


 B. Data Pengamatan dan Pengolahan Boring……………………………… 12

BAB IV PENUTUP

 A. KESIMPULAN…..……………………………………………………. 15

DAFTAR PUSTAKA

2
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN PEMELIHAARAAN BANGUNAN SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengujian sondir adalah suatu metode uji penekanan yang dilakukan
untuk menganalisa daya dukung tanah dan mengukur kedalaman lapisan tanah
keras atau pendukung yang biasa disebut tanah sondir. Berbeda dengan uji
sondir, boring test yaitu pengujian tanah untuk mengetahui kondisi tanah setiap
layer hingga sampai ke tanah keras.

B. Tujuan

1. Agar mahasiswa dapat menentukan kedalaman tanah keras


2. Agar mahasiswa dapat menentukan perlawanan kronus dan hambatan
setiap kedalaman.
3. Agar mahasiswa dapat memahami prosedur pelaksanaan pegujian sondir
4. Agar mahasiswa dapat memahami prosedur pelaksanaan pegujian boring
5. Agar mahasiswa dapat menganalisa data setelah pengujian
C. Manfaat Praktikum

Kegiatan praktikum ini dapat menambah pengetahuan dan keterampilan


mahasiswa dalam pengujian tanah sebagai upaya meningkatkan kompetensi
mahasiswa. Mahasiswa mampu memahami prosedur pelaksanaan dengan benar
dan mengetahui komponen-komponennya, dengan begitu mahasiswa mampu
melakukan pengukuran memanjang dan melintang jalan dan menentukan
elevasinya serta menampilkan dalam bentuk data.

Sehingga mahasiswa Diploma Teknik Sipil ITS mampu memahami dan


melakukan dengan baik proses pengujian tanah dengan baik.

3
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN PEMELIHAARAAN BANGUNAN SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

BAB II

PEMBAHASAN

A. Dasar Teori

A.1 Sondir

Tujuan sondir secara umum adalah untuk mengetahui kekuatan tanah


tiap kedalaman dan stratifikasi tanah secara pendekatan. Pada percobaan ini tidak ada
contoh tanah yang di ambil untuk uji labulaturium. Uji ini dilakukan untuk mengetahui
elevasi lapisan “keras” (Hard Layer) dan homogenitas tanah dalam arah lateral. Hasil
Cone Penetration Test disajikan dalam bentuk diagram sondir yang mencatat nilai
tahanan konus dan friksi selubung, kemudian digunakan untuk menghitung daya
dukung pondasi yang diletakkan pada tanah tersebut. Penyondiran ini dilaksanakan
hingga mencapai lapisan tanah keras dimana alat ini dilengkapi dengan Adhesion Jacket
Cone type Bagemann yang dapat mengukur nilai perlawanan konus (cone resistence)
dan hambatan lekat (lokal friction) secara langsung dilapangan.

Pembacaan manometer dilakukan setiap interval 2.00 m. dimana nilai perlawanan konus
telah mencapai 250 kg/cm2 atau telah mencapai jumlah hambatan lekat 2.50 ton
(kapasitas alat). Hasil penyondiran disajikan dalam bentuk diagram sondir yang
memperlihatkan hubungan antara kedalaman sondir dibawah muka tanah dan besarnya
nilai perlawanan konus (qc) serta jumlah hambatan pelekat (tf)

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui perlawanan penetrasi konus dan


perlawanan geser tanah. Serta untuk mengetahui kedalaman lapisan tanah keras dan
sifat daya dukung maupun daya lekat setiap kedalaman.

Perlawanan penetrasi konus adalah perlawanan tanah terhadap ujung konus (perlawanan
dari bawah) dengan satuan gaya persatuan luas.

Perlawanan geser tanah adalah perlawanan geser tanah terhadap selubung bikonus
(perlawanan dari samping) dengan satuan gaya persatuan panjang.

A.2 Boring

Pengujian ini merupakan cara kerja membuat lubang pada tanah dengan
alat bor tangan dengan ukuran tertentu, dan dengan tenaga manusia.  Tujuan pengeboran
ini adalah untuk mendapatkan atau mendiskripsikan susunan lapisan tanah. Dari
pengeboran ini dapat dilakukan pengambilan tanah sebagai bahan untuk penelitian tanah
selanjutnya di laboratorium.

4
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN PEMELIHAARAAN BANGUNAN SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Pemboran tanah adalah pekerjaan paling umum dan paling akurat dalam survey
geoteknik lapangan. Pemboran tanah yang dimaksud adalah pembuatan lubang kedalam
tanah dengan menggunakan alat bor manual maupun alat bor mesin, untuk tujuan
berikut :

1. Mengidentifikasi jenis tanah sepanjang kedalaman lubang bor, yang dilakukan


terhadap contoh tanah terganggu yang diambil dari mata bor atau core barrel, 
2. Untuk memasukkan alat tabung pengambil contoh tanah asli di kedalaman yang
dikehendaki, untuk mengambil contoh tanah asli, 
3. Untuk memasukkan alat uji penetrasi baku (Standart Penetration Test, STP) di
kedalaman yang dikehendaki, 
4. Untuk memasukkan alat-alat uji lainnya di kedalaman yang dikehendaki.

Pemboran pada percobaan ini dilakukan dengan menggunakan alat bor tangan. Prinsip
percobaan ini adalah untuk memperoleh sampel pada suatu kedalaman tertentu guna
diteliti lebih lanjut pada percobaan di laboratorium. Pemboran dilakukan untuk
mendapatkan gambaran visual setiap kelipatan kedalaman 20 cm.

Dalam percobaan ini diambil contoh tanah terganggu (disturbed sample) dancontoh
tanah tidak terganggu (undisturbed sample). Disturbed sample adalahcontoh tanah yang
diambil tanpa ada usaha yang dilakukan untuk melindungistruktur asli tanah tersebut.
Undisturbed sample adalah contoh tanah yang masihmenunjukkan sifat asli tanah.
Contoh undisturbed ini secara ideal tidakmengalami perubahan struktur, kadar air, dan
susunan kimia. Contoh tanah yang benar-benar asli tidak mungkin diperoleh, tetapi
untuk pelaksanaan yang baik maka kerusakan contoh dapat dibatasi sekecil mungkin.
Tujuan dilakukan hand boring adalah untuk pengambilan contoh tanah asli untuk
pemeriksaan labulaturium untuk mengetahui nilai sifat-sifat teknis dari tanah. Uni
penetrasi standart (SPT) adalah test penetrasi dinamis in-situ yang dirancang untuk
memberikan informasi tentang sifat sifat geoteknik tanah. Standard Penetration Test
(SPT) dilakukan untuk mengestimasi nilai kerapatan relatif dari lapisan tanah yang diuji
untuk melakukan pengujian SPT dibutuhkan sebuah alat utama yang disebut Standard
Split Barrel Sampler atau tabung belah standar. Alat ini dimasukkan ke dalam Boro
Holo setelah dibor terlebih dahulu dengan alat bor. Alat ini diturunkan bersama-sama
pipa bor dan diturunkan hingga ujungnya menumpu ke tanah dasar. Setelah menumpu
alat ini kemudian dipukul (dengan alat pemukul yang beratnya 63,5 kg) dari atas. Pada
pemukulan pertama alat ini dipukul hingga sedalam 15,24 cm.Kemudian dilanjutkan
dengan pemukulan tahap kedua dalam 30,48 cm. Pada pukulan kedua inilah muncul
nilai "N" yang merupakan manifestasi jumlah pukulan yang dibutuhkan untuk membuat
tabung belah standar mencapai kedalaman 30.48 cm

5
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN PEMELIHAARAAN BANGUNAN SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER


Menurut teori Terzaghi dan Peck, hubungan nilai N dengan kerapatan relatif adalah
sebagai berikut:

Tabel 1. Hubungan nilai N dengan kerapatan relatif

Nilai N Kerapatan Relatif


<4 Sangat tidak padat
4-10 Tidak padat
10-30 Kerapatan sedang
30-50 Padat
>50 Sangat padat

Standar tentang Cara uji penetrasi lapangan dengan SPT di Indonesia adalah SNI
41532008 yang merupakan revisi dari SNI 0341531996 yang mengacu pada ASTMD
1586-84 Standard penetration test and split barrel sampling of soils"

B. Peralatan

B.1. SondirMesin sondir

1. Stang sondir
2. Mantle cone
3. Friction Cone
4. Jangkar spiral
5. Ambang penekan
B.2. Boring
1. Mata bor dan Stang bor
2. Kop tabung
3. Kunci pipa
4. Mesin Boring

6
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN PEMELIHAARAAN BANGUNAN SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

C. Prosedur Pelaksanaan Sondir Dan Boring


C.1. Sondir
1. Pasang dan aturlah mesin sondir vertikal di tempat yang akan diperiksa
dengan menggunakan angker yang diputar searah jarum jam dan ditekan
secara kuat ke dalam tanah. Pengisian minyak hidrolik harus bebas
gelembung-gelembung udara sehingga tekanan pada manometer
sempurna.
2. Pasang konus dan bikonus (sesuai kebutuhan) pada ujung pipa pertama

3. Pasang rangkaian pipa pertama beserta konus tersebut (b) pada mesin
sondir
4. Tekan pipa untuk mendapatkan konus atau bikonus sampai kedalaman
tertentu, umumnya sampai 20 cm
5. Tekan batang untuk pembacaan manometer

6. Apabila dipergunakan bikonus, maka penetrasi ini pertama-tama akan


menggerakan ujung konus ke bawah sedalam 4 cm serta bacalah
manometer sebagai perlawanan penetrasi konus (PK) serta dicatat pada
lembar hasil sondir. Penekanan selanjutnya akan menggerakan konus
beserta selubung ke bawah sedalam 8 cm lalu bacalah manometer
sebagai hasil jumlah perlawanan (JP) yaitu perlawanan penetrasi konus
(PK) dan hambatan lekat (HL)
7. Apabila dipergunakan konus, maka pembacaan manometer hanya
dilakukan pada kedalaman 20 cm
8. Pemberhentian pekerjaan :

9. Sondir ringan : bila tekanan manometer tiga kali berturut-turut melebihi


150 Kg/cm2. Atau kedalaman maksimum 30 meter. Sondir berat : bila
tekanan manometer tiga kali berturut-turut melebihi 500

7
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN PEMELIHAARAAN BANGUNAN SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

C.2. Boring
1. Tentukan titik bor dan gambarkan skestsa situasi dimana pengeboran
tersebut dilakuakan.
2. Pasang mata bor pada ujung rangkaian stang bor, dimana Panjang stang
bor masing-masing 1 meter.
3. Pasang/letakkan mata bor pada titik yang telah ditentukan.
4. Putar mata bor dengan bantuan tangkai dan bila mata bor telah penuh,
angkat dan bersihkan.
5. Setiap kedalaman 0,5 meter, teliti kondisi visual tanah, ambil sebagian
dan masukkan kedalam kantong plastik.
6. Siapkan tabung contoh, letakkan pada kop tabung dan lekatkan.
7. Putar tabung agar dapat memotong tanah, kemudian setelah ada lekatkan
antara tabung contoh dengan tanah, baru diangkat ke atas.
8. Tutup kedua ujung tabung dengan parafin (lilin), sedemikian rupa
sehingga dapat diperoleh contoh tanah asli.
9. Ulangi langkah-langkah pada kedalaman selanjutnya.
10. Ukur kedalaman air tanah dari permukaan tanah.

8
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN PEMELIHAARAAN BANGUNAN SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

BAB III
ANALISA DATA

A. Data Pengamatan dan Pengolahan Sondir


Pada percobaan sondir ini, rumus yang digunakan adalah :
 Tekanan Konus
Bacaan I × ( Luas Piston Plunger / Luas Konus)
Dimana : Luas Piston Plunger : 10 cm²
Luas Konus : 10 cm²
 Local Friction
(Bacaaan II – Bacaan I) × ( Luas Piston Plunger / Luas Selimut
Biconus)
Dimana : Luas Piston Plunger : 10 cm²
Luas Selimut Biconus : 100 cm²
 Friction Ratio
(Local Friction / Tekanan Konus) × 100%
 Hambatan Pelekat
(Local Friction × Interval Pembacaaan Data
Dimana : Interval Pembacaan Data : 20 cm²
 Jumlah HP
Manometer
(Kumolatif dari G) Tekanan Local Friction Hambatan Jumlah
Kedalaman Bacaan 1 Bacaan II Konus Friction Ratio Pelekat HP
Kg/cm² Kg/cm² Kg/cm² Kg/cm² (%) Kg/cm Kg/cm
A B C D E F G H
Cn Cl FR HP JHP
`0
0.2
0.4
0.6
0.8
1 3 6 3 0.3 10 6 6
1.2 2 4 2 0.2 10 4 10
9
1.4 4 5 4 0.1 2.5 2 12
1.6 6 8 6 0.2 3.333333 4 16
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN PEMELIHAARAAN BANGUNAN SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER


1.8 4 8 4 0.4 10 8 24
2 5 7 5 0.2 4 4 28
2.2 5 7 5 0.2 4 4 32
2.4 4 6 4 0.2 5 4 36
2.6 6 8 6 0.2 3.333333 4 40
2.8 5 7 5 0.2 4 4 44
3 3 5 3 0.2 6.666667 4 48
3.2 6 9 6 0.3 5 6 54
3.4 7 10 7 0.3 4.285714 6 60
3.6 7 9 7 0.2 2.857143 4 64
3.8 7 8 7 0.1 1.428571 2 66
4 5 6 5 0.1 2 2 68
4.2 3 5 3 0.2 6.666667 4 72
4.4 5 8 5 0.3 6 6 78
4.6 7 9 7 0.2 2.857143 4 82
4.8 3 5 3 0.2 6.666667 4 86
5 4 6 4 0.2 5 4 90
5.2 6 8 6 0.2 3.333333 4 94
5.4 5 6 5 0.1 2 2 96
5.6 4 6 4 0.2 5 4 100
5.8 3 6 3 0.3 10 6 106
6 15 22 15 0.7 4.666667 14 120
6.2 40 48 40 0.8 2 16 136
6.4 20 22 20 0.2 1 4 140
6.6 6 10 6 0.4 6.666667 8 148
6.8 4 5 4 0.1 2.5 2 150
7 3 5 3 0.2 6.666667 4 154
7.2 3 5 3 0.2 6.666667 4 158
7.4 3 6 3 0.3 10 6 164
7.6 3 6 3 0.3 10 6 170
7.8 3 6 3 0.3 10 6 176
8 3 5 3 0.2 6.666667 4 180
8.2 4 5 4 0.1 2.5 2 182
8.4 5 7 5 0.2 4 4 186
8.6 4 8 4 0.4 10 8 194
8.8 5 8 5 0.3 6 6 200
9 5 9 5 0.4 8 8 208
9.2 5 9 5 0.4 8 8 216

10
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN PEMELIHAARAAN BANGUNAN SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

10 4 5 4 0.1 2.5 2 238


10.2 5 7 5 0.2 4 4 242
10.4 4 6 4 0.2 5 4 246
10.6 4 6 4 0.2 5 4 250
10.8 13 15 13 0.2 1.538462 4 254
11 5 6 5 0.1 2 2 256
11.2 5 7 5 0.2 4 4 260
11.4 4 7 4 0.3 7.5 6 266
11.6 5 7 5 0.2 4 4 270
11.8 5 6 5 0.1 2 2 272
12 4 6 4 0.2 5 4 276
12.2 4 7 4 0.3 7.5 6 282
12.4 5 7 5 0.2 4 4 286
12.6 5 7 5 0.2 4 4 290
12.8 5 7 5 0.2 4 4 294
13 5 8 5 0.3 6 6 300
13.2 6 7 6 0.1 1.666667 2 302
13.4 5 7 5 0.2 4 4 306
13.6 5 8 5 0.3 6 6 312
13.8 6 8 6 0.2 3.333333 4 316
14 5 6 5 0.1 2 2 318
14.2 6 9 6 0.3 5 6 324
14.4 5 9 5 0.4 8 8 332
14.6 6 9 6 0.3 5 6 338
14.8 10 15 10 0.5 5 10 348
15 6 12 6 0.6 10 12 360

11
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN PEMELIHAARAAN BANGUNAN SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

B. Data Pengamatan dan Pengolahan Boring

DRILLING LOG
project no :   project       type of drilling :      
:

12
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN PEMELIHAARAAN BANGUNAN SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER


lokasi
bore hole no :   :       date :    
elevatio
water table :   n :       driller :    
                             
UD /

relative density

general remark
Thickness in M

SPT Standart Penetration Test


depth in M

type of soil
Scale in M

elevation

legend

colour

depth in M

Scale Code
Blows N value

N Value
15c 15c 15c    
m n m    
                               
0   0.00                          
                                           
gre
1   2.00     silt clay           1 1 2              
y
                                           
2                                          
                                           
gre
3   4.00     clay           1 0 0              
y
                                           
4                                          
                                           
sandy gre
5   6.00               1 0 0              
silt clay y
                                           
6                                          
                                           
gre
7   8.00     silt clay           1 0 0              
y
                                           
8                                          
                                           
10.0 sandy gre
9                 1 0 0              
0 silt clay y
                                           
10                                          
                                           
12.0 gre
11       silt clay           1 0 0              
0 y
                                           
12                                          
                                           
14.0 sandy gre
13                 2 1 2              
0 silt clay y
                                           
14                                          

13
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN PEMELIHAARAAN BANGUNAN SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER


                                           
16.0 sandy gre
15   0     silt clay y           2 1 1              
                                           
16                                          

14
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN PEMELIHAARAAN BANGUNAN SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Secara umum, jenis tanah pada lokasi tes boring tersebut adalah tanah
lanau dan pasir. Pada kedalaman 2 – 3 m lapisan tanahnya merupakan tanah
lempung. Pada kedalaman 6 – 7 lapisan tanahnya merupakan tanah lempung,
pasir, lanau. Pada kedalaman 8 - 9 m lapisan tanahnya merupakan tanah
lempung berlanau. Pada kedalaman 10 – 11 m dan 12 – 13 m lapisan tanahnya
merupakan tanah lempung, lanau dengan sedikit pasir. Pada kedalaman 14 – 15
m dan 16 – 17 m lapisan tanahnya merupakan tanah lempung, lanau, pasir.

15
TEKNOLOGI REKAYASA PENGELOLAAN DAN PEMELIHAARAAN BANGUNAN SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

DAFTAR PUSTAKA

https://geezaliori20.blogspot.com/2017/04/pemboranboring.html
https://jasonkonsultan.wordpress.com/2016/07/29/first-blog-post/

16

Anda mungkin juga menyukai