(n 1)
sejumlah n hasil uji (MPa)
n = Jumlah hasil uji kuat tekan,
minimum 30 buah sampel
2. Data hasil uji yang digunakan untuk menghitung standar
deviasi harus:
a. Mewakili bahan-bahan, prosedur pengawasan mutu dan
kondisi produksi yang serupa dengan pekerjaan yang
diusulkan;
b. Mewakili kuat tekan beton yang disyaratkan fc yang
nilainya dalam batas 7 MPa dari nilai fc yang
ditentukan;
c. Paling sedikit terdiri dari 30 hasil uji yang berurutan atau
dua kelompok hasil uji berurutan yang jumlahnya
minimum 30 hasil uji diambil dalam produksi selama
jangka waktu tidak kurang dari 45 hari.
d. Bila suatu produksi beton tidak mempunyai data hasil
uji yang memenuhi persyaratan 1, tetapi hanya ada
sebanyak 15 sampai 29 hasil uji yang berurutan, maka nilai
deviasi standar adalah perkalian deviasi standar yg
dihitung dari data hasil uji tersebut dengan faktor pengali
dari tabel 1
Tabel 1. Faktor pengali untuk deviasi standar bila
data hasil uji yang tersedia kurang dari 30
FAKTOR PENGALI
JUMLAH PENGUJIAN (*)
DEVIASI STANDAR (+)
< 15 Lihat 2.e
15 1.16
20 1.08
25 1.03
> 30 1.00
Catatan:
* Gunakan interrpolasi untuk jumlah uji antara
+ Deviasi standar yang telah dikalikan faktor pengali ini
digunakan untuk menghitung target kuat tekan rata-rata (fcr)
e. Bila data uji lapangan untuk menghitung deviasi standar
yang memenuhi persyaratan 3.2.1 diatas tidak tersedia,
maka kuat tekan rata-rata yang ditargetkan fcr harus
diambil tidak kurang dari (fc+12) Mpa.
3. Nilai tambah dihitung menurut rumus:
M=kxs .(2)
Dimana: M = Nilai tambah
k = Tetapan statistik yang nilainya tergantung pada
prosentase hasil uji yang lebih rendah dari fc
Dalam hal ini diambil 5% dari nilai k=1.64
S = Deviasi standar
4. Kuat tekan rata-rata yang ditargetkan (fcr)
Target kuat tekan rata-rata (fcr) yang digunakan sebagai
dasar dalam menentukan proporsi campuran beton harus
diambil sebagai nilai yang terbesar dari persamaan 3 atau 4,
dengan menggunakan suatu deviasi standar yang dihitung
berdasarkan rumus 1 atau tabel 1.
Rumus untuk menentukan target kekuatan
tekan rata-rata:
LABORATORIUM/T
SEBUTAN LAPANGAN (MPa)
RIAL MIX (MPa)
EXCELENT (MEMUASKAN) < 3,0 < 1,5
VERY GOOD (SANGAT BAIK) 3,0 3,5 1,5
GOOD (BAIK) 3,5 4,0 1,5 2,0
FAIR (CUKUP) 4,0 5,0 2,0 2,5
POOR (KURANG MEMUASKAN) > 5,0 > 2,5
TABEL 4. 1. (SNI 03-6815-2002)
NILAI-NILAI k UNTUK BERBAGAI KEMUNGKINAN KEKUATAN DI
BAWAH BATASAN TERENDAH (fc)
Persen hasil pengujian Kemungkinan untuk berada
yang ada di dalam batasan di bawah batasan terendah Nilai k
fc k Sr (fc)
40 3 dalam 10 0,52
50 2,5 dalam 10 0,65
60 2 dalam 10 0,84
68,27 1 dalam 6,3 1,00
70 1,5 dalam 10 1,04
80 1 dalam 10 1,28
90 1 dalam 20 1,65
95 1 dalam 40 1,96
95,45 1 dalam 44 2,00
98 1 dalam 100 2,33
99 1 dalam 200 2,58
99,73 1 dalam 741 3,00
TABEL 4.1.3. (PBI 1971 HAL.33)
PERBANDINGAN KEKUATAN TEKAN BETON
PADA BERBAGAI UKURAN DAN BENTUK BENDA UJI
PERBANDINGAN KEKUATAN
BENDA UJI
TEKAN
KUBUS 15 X 15 X 15 CM 1,00
KUBUS 20 X 20 X 20 CM 0,95
SILINDER 15 X 30 CM 0,83
TABEL 4.1.4. (PBI 1971 HAL.34)
PERBANDINGAN KEKUATAN TEKAN BETON
PADA BERBAGAI UMUR
P
f 'c = xC xC xC ( MPa )
/ 4 x 2 0 1 2
KETERANGAN:
fc = Kuat tekan beton (Mpa)
= Diameter Benda Uji
C0 = Koreksi Arah Pengambilan Benda Uji
C1 = Koreksi Perbandingan Tinggi terhadap Diameter
C2 = Koreksi Keberadaan Baja Tulangan dalam sampel
1. CORE DRILL (Lanjutan)
FAKTOR KOREKSI C2
C = 1, 0 + 1,5
(d + h )
L / xl
2
KETERANGAN:
d = Diameter tulangan (mm)
= Diameter Benda Uji
h = Jarak terpendek antara sumbu tulangan dg ujung benda uji (mm)
l = Panjang Benda Uji sebelum di capping (mm)
L = Panjang benda uji setelah diberi lapisan capping (mm)
1. CORE DRILL (Lanjutan)
FAKTOR KOREKSI C0
FAKTOR KOREKSI C1
2. PENGUJIAN PEMBEBANAN
( )
= 3 5
x 100 % 75 %
r
3
2
l
= Lendutan yang diijinkan
200 .000 xh
KETERANGAN:
d = Lendutan yang diijinkan
dr = Lendutan recovery
d3 = Lendutan pada beban maksimum
d3 = Lendutan 24 jam setelah tanpa beban
l = Bentang bersih
h = Tebal atau tinggi pelat
2. PENGUJIAN PEMBEBANAN