Anda di halaman 1dari 25

SELAMAT PAGI

EVALUASI MUTU BETON


Oleh:
A. SUBAGDJA, MT

PELATIHAN QUALITY CONTROL OF CIVIL WORK


Bandung, September 2006

PT DUA DAENG BERSAUDARA


DENGAN
LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL - POLBAN
KEYPOINT

KUAT TEKAN KARAKTERISTIK


KUAT TEKAN RATA-RATA
STANDAR DEVIASI
MARGIN
PENDAHULUAN
Pemeriksaan kuat tekan beton, merupakan salah
satu unsur pengawasan di dalam pekerjaan
pembetonan, dengan tujuan untuk mengendalikan
atau membuktikan, apakah beton yang telah dibuat
tersebut memenuhi persyaratan yang dikehendaki
atau sesuai dengan rencana.
Dalam uraian berikut ini akan dibahas mengenai
Metoda pengawasan kualitas/mutu beton selama
pelaksanaan yang dikutip dari Pedoman Beton
1989, secara garis besar dapat dijelaskan sebagai
berikut :
UMUM
1. Persyaratan untuk merancang campuran dan kriteria
penerimaan beton terutama dimaksudkan melindungi
keselamatan pemakai bangunan dan masyarakat. Oleh
karena itu ditekankan bahwa beton yang diproduksi
harus mempunyai kuat tekan rata-rata yang melampaui
nilai kekuatan yang ditetapkan (fc), sesuai dengan
perhitungan desain struktur. Penetapan nilai ini
didasarkan pada konsep Probabilitas dan dimaksudkan
untuk meyakinkan bahwa akan terdapat beton yang
berkekuatan cukup didalam struktur.
2. Benda uji yang dipergunakan dalam pemeriksaan kuat
tekan beton menggunakan Silinder standar berukuran
diameter 150 mm dan tinggi 300 mm, dengan ukuran
maksimum butir agregat 50 mm.
PENGERTIAN

1. Kuat tekan beton yang disyaratkan (fc): adalah kuat


tekan beton yang ditetapkan oleh perencana struktur
(berdasarkan benda uji berbentuk silinder diameter 150
mm, tinggi 300 mm);
2. Kuat tekan beton yang ditargetkan (fcr): adalah kuat
tekan beton rata-rata yang diharapkan dapat dicapai
yang lebih besar dari fc.
KUAT TEKAN RATA-RATA YANG DITARGETKAN
Kuat Tekan Rata-Rata yang ditargetkan (fcr), dihitung dari:
1. Bila suatu fasilitas beton mempunyai 30 atau lebih data
hasil uji yang berurutan, dengan bahan-bahan dan
kondisi serupa seperti diharapkan untuk pekerjaan beton
yang akan dilaksanakan, maka besarnya deviasi standar
dihitung dari data tersebut, dengan rumus:
Rumus untuk menentukan deviasi standar yang didapat
dari pengalaman di lapangan selama produksi beton :
Dimana:
n S = Standar Deviasi (MPa)

(x i x) Xi = Hasil Uji Kuat Tekan Individual


(MPa)
s= i =1 X = Kuat Tekan Rata-Rata dari

(n 1)
sejumlah n hasil uji (MPa)
n = Jumlah hasil uji kuat tekan,
minimum 30 buah sampel
2. Data hasil uji yang digunakan untuk menghitung standar
deviasi harus:
a. Mewakili bahan-bahan, prosedur pengawasan mutu dan
kondisi produksi yang serupa dengan pekerjaan yang
diusulkan;
b. Mewakili kuat tekan beton yang disyaratkan fc yang
nilainya dalam batas 7 MPa dari nilai fc yang
ditentukan;
c. Paling sedikit terdiri dari 30 hasil uji yang berurutan atau
dua kelompok hasil uji berurutan yang jumlahnya
minimum 30 hasil uji diambil dalam produksi selama
jangka waktu tidak kurang dari 45 hari.
d. Bila suatu produksi beton tidak mempunyai data hasil
uji yang memenuhi persyaratan 1, tetapi hanya ada
sebanyak 15 sampai 29 hasil uji yang berurutan, maka nilai
deviasi standar adalah perkalian deviasi standar yg
dihitung dari data hasil uji tersebut dengan faktor pengali
dari tabel 1
Tabel 1. Faktor pengali untuk deviasi standar bila
data hasil uji yang tersedia kurang dari 30
FAKTOR PENGALI
JUMLAH PENGUJIAN (*)
DEVIASI STANDAR (+)
< 15 Lihat 2.e
15 1.16
20 1.08
25 1.03
> 30 1.00

Catatan:
* Gunakan interrpolasi untuk jumlah uji antara
+ Deviasi standar yang telah dikalikan faktor pengali ini
digunakan untuk menghitung target kuat tekan rata-rata (fcr)
e. Bila data uji lapangan untuk menghitung deviasi standar
yang memenuhi persyaratan 3.2.1 diatas tidak tersedia,
maka kuat tekan rata-rata yang ditargetkan fcr harus
diambil tidak kurang dari (fc+12) Mpa.
3. Nilai tambah dihitung menurut rumus:
M=kxs .(2)
Dimana: M = Nilai tambah
k = Tetapan statistik yang nilainya tergantung pada
prosentase hasil uji yang lebih rendah dari fc
Dalam hal ini diambil 5% dari nilai k=1.64
S = Deviasi standar
4. Kuat tekan rata-rata yang ditargetkan (fcr)
Target kuat tekan rata-rata (fcr) yang digunakan sebagai
dasar dalam menentukan proporsi campuran beton harus
diambil sebagai nilai yang terbesar dari persamaan 3 atau 4,
dengan menggunakan suatu deviasi standar yang dihitung
berdasarkan rumus 1 atau tabel 1.
Rumus untuk menentukan target kekuatan
tekan rata-rata:

fcr = fc + M = fc + 1.64 s ..(3)


atau
fcr = fc + 2.64 s 4 .(4)
TABEL 4.5.1. (PBI 1971 HAL.40)
MUTU PELAKSANAAN DIUKUR DENGAN DEVIASI STANDAR (SD)

ISI PEKERJAAN DEVIASI STANDAR/SD (KG/CM2)


JUMLAH BETON DAPAT
SEBUTAN BAIK SEKALI BAIK
(M3) DITERIMA
KECIL < 1000 45 < SD 55 55 < SD 65 65 < SD 85
SEDANG 1000 3000 35 < SD 45 45 < SD 55 55 < SD 75
BESAR >3000 25 < SD 35 35 < SD 45 45 < SD 65

ACI 214-77 (REVISED 1989)


MUTU PELAKSANAAN DIUKUR DENGAN DEVIASI STANDAR (SD)

LABORATORIUM/T
SEBUTAN LAPANGAN (MPa)
RIAL MIX (MPa)
EXCELENT (MEMUASKAN) < 3,0 < 1,5
VERY GOOD (SANGAT BAIK) 3,0 3,5 1,5
GOOD (BAIK) 3,5 4,0 1,5 2,0
FAIR (CUKUP) 4,0 5,0 2,0 2,5
POOR (KURANG MEMUASKAN) > 5,0 > 2,5
TABEL 4. 1. (SNI 03-6815-2002)
NILAI-NILAI k UNTUK BERBAGAI KEMUNGKINAN KEKUATAN DI
BAWAH BATASAN TERENDAH (fc)
Persen hasil pengujian Kemungkinan untuk berada
yang ada di dalam batasan di bawah batasan terendah Nilai k
fc k Sr (fc)
40 3 dalam 10 0,52
50 2,5 dalam 10 0,65
60 2 dalam 10 0,84
68,27 1 dalam 6,3 1,00
70 1,5 dalam 10 1,04
80 1 dalam 10 1,28
90 1 dalam 20 1,65
95 1 dalam 40 1,96
95,45 1 dalam 44 2,00
98 1 dalam 100 2,33
99 1 dalam 200 2,58
99,73 1 dalam 741 3,00
TABEL 4.1.3. (PBI 1971 HAL.33)
PERBANDINGAN KEKUATAN TEKAN BETON
PADA BERBAGAI UKURAN DAN BENTUK BENDA UJI

PERBANDINGAN KEKUATAN
BENDA UJI
TEKAN
KUBUS 15 X 15 X 15 CM 1,00
KUBUS 20 X 20 X 20 CM 0,95
SILINDER 15 X 30 CM 0,83
TABEL 4.1.4. (PBI 1971 HAL.34)
PERBANDINGAN KEKUATAN TEKAN BETON
PADA BERBAGAI UMUR

UMUR BETON (HARI) 3 7 14 21 28 90 365


SEMEN PORTLAND
0,40 0,65 0,88 0,95 1,00 1,20 1,35
BIASA
SEMEN PORTLAND
0,55 0,75 0,90 0,95 1,00 1,15 1,20
KEKUATAN AWAL TINGGI
JUMLAH SAMPEL PERLAKUAN DAN METODA UJI
1. Jumlah pengambilan contoh untuk uji kuat tekan dari
setiap mutu beton yang dituang pada satu hari harus
diambil tidak kurang dari satu kali. Pada setiap kali
pengambilan contoh beton harus dibuat dua buah benda
uji silinder.
2. Satu data hasil uji kuat tekan adalah hasil rata-rata dari
uji tekan dua silinder yang dibuat dari contoh beton yang
sama dan diuji pada 28 hari atau pada umur pengujian
yang ditetapkan untuk menentukan nilai fc .
3. Pengambilan contoh beton untuk uji tekan harus
dilakukan sesuai dengan ketentuan dari Method of
Sampling Freshly Mixed Concrete (ASTM C.172-90)
4. Pencetakan dan perawatan benda uji beton untuk uji
tekan harus sesuai dengan ketentuan : ASTM C.192 (Lab)
dan ASTM C.31M (Lapangan).
EVALUASI
1. Tingkat kekuatan dari suatu mutu beton dikatakan tercapai
dengan memuaskan bila kedua persyaratan berikut dipenuhi:
a. Nilai rata-rata dari semua pasangan hasil uji yang masing-
masing terdiri dari empat hasil uji kuat tekan tidak kurang
dari:
fc + 0,82 s .(5)
b. Tidak satupun dari hasil uji tekan (rata-rata dari dua
silinder) mempunyai nilai dibawah:
0,85 fc .(6)
2. Bila salah satu dari (5) dan (6) tidak terpenuhi, maka harus
diambil langkah untuk meningkatkan rata-rata dari hasil uji
kuat tekan berikutnya.
PENYELIDIKAN MUTU BETON TIDAK
MEMENUHI SYARAT
1. Bila: (6) tidak terpenuhi
fc lap. < 0,85 fc lab.
Pastikan bahwa kapasitas daya dukung beban dari struktur
tidak membahayakan/dikorbankan (Re-design)
2. Bila kemungkinan terjadinya suatu beton dengan kekuatan
rendah telah dapat dipastikan dan perhitungan menunjukan
bahwa kapasitas daya dukung beban mungkin telah
berkurang secara mencolok, maka kemungkinan diperlukan
suatu uji bor inti (core drilled) pada daerah yang
dipertanyakan, berdasarkan petunjuk dari Method of
Obtaining and Testing Drilled Cores and Sawed Beams of
Concrete (ASTM C.42-94).
Diambil minimal tiga buah benda uji bor inti, untuk setiap
hasil uji tekan yang tidak memenuhi (6).
3. Beton di dalam daerah yang diwakili oleh hasil
uji bor inti harus dianggap secara struktural
cukup bila rata-rata dari ketiga benda uji minimal
85% dari fc, dan tidak satupun dari benda uji
tersebut mempunyai kekuatan kurang dari 75%
fc.
4. Bila persyaratan (3) tidak terpenuhi dan bila
kemampuan struktur tetap diragukan, maka atas
persetujuan yang berwenang dilaksanakan
Pengujian beban (Bab 20 PB 89) terhadap
bagian struktur yang dipertanyakan.
PEMERIKSAAN MUTU BETON TIDAK MEMENUHI SYARAT
1. CORE DRILL
PEMERIKSAAN MUTU BETON TIDAK MEMENUHI SYARAT
1. CORE DRILL (Lanjutan)

P
f 'c = xC xC xC ( MPa )
/ 4 x 2 0 1 2

KETERANGAN:
fc = Kuat tekan beton (Mpa)
= Diameter Benda Uji
C0 = Koreksi Arah Pengambilan Benda Uji
C1 = Koreksi Perbandingan Tinggi terhadap Diameter
C2 = Koreksi Keberadaan Baja Tulangan dalam sampel
1. CORE DRILL (Lanjutan)

FAKTOR KOREKSI C2

C = 1, 0 + 1,5
(d + h )
L / xl
2

KETERANGAN:
d = Diameter tulangan (mm)
= Diameter Benda Uji
h = Jarak terpendek antara sumbu tulangan dg ujung benda uji (mm)
l = Panjang Benda Uji sebelum di capping (mm)
L = Panjang benda uji setelah diberi lapisan capping (mm)
1. CORE DRILL (Lanjutan)
FAKTOR KOREKSI C0

FAKTOR KOREKSI C1
2. PENGUJIAN PEMBEBANAN

( )
= 3 5
x 100 % 75 %

r
3

2
l
= Lendutan yang diijinkan
200 .000 xh
KETERANGAN:
d = Lendutan yang diijinkan
dr = Lendutan recovery
d3 = Lendutan pada beban maksimum
d3 = Lendutan 24 jam setelah tanpa beban
l = Bentang bersih
h = Tebal atau tinggi pelat
2. PENGUJIAN PEMBEBANAN

Skema pembebanan pengujian beban air

Pengujian beban air dan pengujian Alat perekam data


ketledge pengujian
TERIMA KASIH
SELAMAT SIANG

Anda mungkin juga menyukai