Anda di halaman 1dari 62

PENGERTIAN UMUM KONTROL

KUALITAS

By AMAN 1
Kontrol Kualitas
A. Pendahuluan
B. Evaluasi Mutu Sesuai SNI 2847 atau ACI 318
C. Masalah Yang Perlu Diperhatikan
D. Applikasi Kontrol Kuwalitas

By AMAN 2
A. PENDAHULUAN
• Dalam menjaga apakah mutu beton dapat dicapai perlu
adanya kontrol kualitas.
• Pengertian kontrol kualitas disini bukan hanya
tergantung test akhir, tetapi harus dilakukan mulai
pemilihan bahan, proses produksi berlangsung, pada
saat pengecekan material, perencanaan, pencampuran,
pengecoran, pemadatan, curing dan testing benda uji
• Kontrol kualitas juga perlu dilakukan agar variasi dari
hasil test atau mutu beton ditekan sekecil mungkin
• Pengukuran variabilitas dilakukan dengan standart
deviasi (S) dan koefisien variasi

By AMAN 3
Variasi mutu beton disebabkan oleh :
a. Material
variabel karena semen, grading, kelembaban,
sifat-sifat fisik, bentuk partikel dan penggunaan
admixture
b. Selama Produksi
alat batching, metode mengangkut, manusia
pekerjanya, manajemen dsb
c. Testing
cara membuat benda uji, curing, cara
pengetesan, ketelitian cetakan dsb
By AMAN 4
• Ketelitian dari kontrol kualitas sangat dipengaruhi bagaimana
kita mengontrol ketiga hal tersebut di atas

a. Variasi karena material


 Perubahan gradasi terutama bila terjadi perubahan musim
 Kekerasan batu dan pasir
 Kebersihan dari kadar lumpur
b. Saat produksi
 Kontrol Slump
 Kontrol faktor A/C
 Kontrol temperatur udara saat pengecoran
 Curing/perawatan
c. Pelaksanaan pengetesan
 Pembuatan benda uji harus menurut standart
 Pengambilan sampel dan jumlahnya
 Ketelitian cetakan
 Umur beton
 Pengaruh temperatur curing akibat panas matahari
 Curing lapangan dan laboratorium
 Kriteria penerimaan
 Bentuk benda uji (Silinder atau Kubus)
 Pelaksanaan testing yang dipercepat (Accelerated testing)
 Kecepatan pembebanan saat pengetesan kuat tekan beton
 Curing (perawatan benda uji)
By AMAN 5
B. EVALUASI MENURUT PERATURAN
AMERICAN CONCRETE INSTITUTE (ACI) atau
SNI 03 2847 2002

• Pengukuran Variasi
menggunakan distribusi normal Gauss :
S = Standart deviasai
( x  fcr ' ) 2
S x = Kuat tekan benda uji
n 1
fcr = Tegangan rata-rata
x V = Koefisien variasi
fcr ' 
n
S
V x100%
fcr '
By AMAN 6
Number of observations Relative frequency

25 0.40

1.34 S
20 0.32
Margin

15 0.24

10 0.16

Pf=10% 0.08
5

14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40
f’c fcr Sylinder Strength (Mpa)

Kutipan Prof.Lambotte:
“Kriterium pengujian beton yang baru, didasarkan pada Teori probabilitas, pada permulaannya
mungkin mengkhawatirkan orang,berhubung dpt menimbulkan kesan bahwa dg itu pekerjaan akan
dipersulit tanpa banyak manfaatnya,akan tetapi sesungguhnya merupakan satu2nya kriterium yang
jujur dan mempunyai dasar ilmiah……..”
Ref:Evaluasi secara Statistik Hasil2 Pemeriksaan Keteguhan dan Kwalifikasi Beton (Ir.Wiratman Wangsadinata),Maret 1973)

By AMAN 7
n

PBI 1971 M=1.64 s

SNI 2847 M=1.34 s

fcr’ = fc’ + 1.64 s (PBI 1971)


10%
fcr’ = fc’ + 1.34 s (SNI 2847 )

5%

fck’ fc’ fcr’

fck’ = fcr’ – M = fcr’ – 1.34 s (SNI 15 03 2847)


fck’ = fcr’ – 1.64 s ( PBI 1971, BS )

By AMAN 8
Kriteria Penerimaan Beton yang Diterima Menurut
SNI 3 2847 2002

By AMAN 9
By AMAN 10
Contoh Penerapan Pada Beton
• Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam penerapan konsep
Variasi antara lain :
a. Kita tidak bisa merencanakan berdasarkan kekuatan rata-rata
seperti pada persamaan diatas. Bila kita lakukan hal ini berarti
separoh dari beton yang dicor mempunyai kekuatan dibawah
tegangan minimum yang disyaratkan, hal ini tidak dapat
diterima.
b. Bila melaksanakan test pada beton, kita mencoba
mengevaluasi penyebaran kekuatan dari pada struktur beton,
berdasarkan jumlah benda uji yang terbatas
c. Sebab variasi kekuatan beton tidak hanya karena variasi
campuran, tetapi juga karena sampel variasi, maka ada 2
resiko yang harus seimbang ialah resiko oleh produsen
terhadap beton yang ditolak dan resiko konsumen, bila tidak
cukup benda ujinya
d. Melihat hal tersebut diatas, maka harus ada rencana langkah-
langkah yang diikuti bila beton tidak dapat memenuhi kriteria
perencanaan

By AMAN 11
Pendekatan dengan Koefisien Variasi (ACI)

• Bila pengelompokan kekuatan beton berdasarkan


distribusi normal dan koefisien variasi (V) dapat
diperkirakan sesuai dengan koefisien yang diharapkan
maka kekuatan rata-rata dapat ditentukan dengan
Gambar 2 untuk jumlah benda uji yang besar
• Rumus :
fc ' fcr’ = tegangan rata-rata
fcr ' 
1  tv fc’ = tegangan beton dikehendaki
t = nilai faktor (lihat tabel 1)
fcr '  fc'ts v = perkiraan nilai dari koef. variasi

By AMAN 12
Tabel 1 : Faktor Penentuan Nilai t

Percentage of test falling Chances of falling below


t
within the limits ± ts Lower Limit

40 3 in 10 0.52
50 2.5 in 10 0.67
60 2 in 10 0.84
68.27 1 in 6.3 1
70 1.5 in 10 1.04
80 1 in 10 1.28
90 1 in 20 1.65
95 1 in 40 1.96
95.45 1 in 44 2
98 1 in 100 2.33
99 1 in 200 2.58
99.73 1 in 741 3

By AMAN 13
Fasilitas produksi beton mempunyai catatan uji kuat tekan lapangan untuk mutu yang disyaratkan atau dalam kisaran 7 MPa dari mutu beton yang
disyaratkan

tidak

ya
Dua kelompok uji berurutan( total  30) 15 hingga 29 uji berurutan
30 contoh benda uji berurutan

ya tidak
tidak ya tidak
Tidak ada data
ya untuk s
Hitung rata-rata S( ps.7.3.1 penj) Hitung s dan koreksi menggunkan tabel (Tabel 4)
Hitung S(ps.7.3.1)

Kuat tekan rata-rata perlu dari persamaan (persm 1 dan


2) Kuat tekan rata-rata perlu dari tabel (Tabel atau
5) )
Tersedianya catatan lapangan dari sekurang-kurangnya sepuluh hasil uji
berurutan dengan menggunakan bahan yang sama dan pada kondisi
yangsama atau

tidak
Buat campuran percobaan yang
menggunakan sekurang-kurangnya tiga rasio
ya
air semen atau kadar bahan semen yang
Hasil mewakili satu proporsi campuran berbeda

Plot grafik kuat tekan rata-rata terhadap


tidak proporsi campuran dan lakukan interpolasi
Hasil mewakili dua atau lebih
campuran untuk mendapatkan kuat tekan rata-rata perlu
ya

Kuat tekan rata-rata kuat tekan Plot grafik kuat tekan rata-rata terhadap proporsi
rata-rata perlu campuran dan lakukan interpolasi untk mendapatkan Tentukan proporsi campuran menurut pasal ps. 7-4
kuat tekan rata-rat perlu ( membutuhkan ijin khusus)

tidak

ya

Persetujuan

By AMAN 14
Penentuan Tegangan rata-rata dengan
Deviasi Standart
• Pada peraturan ACI, bila hanya S didasarkan jumlah 30
benda uji berturut-turut, perkiraan untuk menentukan
struktur tradisional tegangan rata-rata fcr lebih besar dari
fc’ minimum sebesar :
2 MPa (400 psi) bila S < 2.1MPa (300 psi)
3 MPa (500 psi) bila 2.1 ≤S< 2.8MPa (300-400 psi)
4 MPa (700 psi) bila 2.8 ≤ S < 3.5MPa (400-500 psi)
6.2 MPa (900psi) bila 3.5 ≤ S < 4.1MPa (500-600 psi)
8.3 MPa(1200psi) bila S ≥ 4.1 MPa (600psi)

By AMAN 15
• Kelebihan kekuatan tsb diatas adalah kekuatan margin untuk
mendapatkan kekuatan rata-rata tertinggi agar memenuhi
kriteria dibawah ini:

1. Kemungkinan 1 dari 10 harga rata-rata 3 benda uji di test


dibawah fc’ : fcr = fc’ + 1.343 S

2. Kemungkinan 1 dari 100 dari setiap pengetesan lebih


3.5MPa (500 psi) di bawah kekuatan karakteristik fc’ :
fcr = fc’ – 3.5 MPa + 2.326 S

By AMAN 16
Standart Deviasi pada jumlah Benda uji Terbatas

• ACI Committee 214 mempertimbangkan


perhitungan dimana jumlah benda uji
minimumnya 30 Sample
• Bila benda uji kurang dari 30 buah, maka
rekomendasi dari Philleo dan SNI 2847
Tabel 4 , standar deviasi dikalikan faktor
teertera pada tabel dibawah ini :

By AMAN 17
Standard Deviasi S Pasal.7.3.1

No Keterangan SNI 03-2847-2002 PB 88 PBI


1 Jumlah 30 ps silinder 30 ps 20 bh kubus
sample n silinder
2 N < 30 S dikoreksi S dikoreksi
Tidak ada
Table 4 (hal 24) Table 5.3.1.2
3 N>30, n1, n 2 S sesuai ps 7.3.1
2 kelompok (penjelasan)
4 N < 15 Pakai fcr’=fc’+12 Ditentukan oleh
Tabel 5 (hal 24) pengawas ahli

By AMAN 18
Standart deviasi benda uji n > 30 (pasang)

By AMAN 19
Standard Deviasi 2 Kelompok Percobaan R 5.3.1.

SNI 03-2847-2002 PB-88 PBI


1
 n  1S 2  n  1S 2  2
S 1 1 2 2

 n1  n2  2 
- -

By AMAN 20
By AMAN 21
Tabel. 4 Faktor Koreksi Standart Deviasi jika Jumlah
Pengujian Kurang 30 benda uji.

Jumlah (n) f koreksi (s)

< 15 Pasal 4.3.1.2


15 1.16
20 1.08
25 1.03
> 30 1.00

Interpolasi untuk jumlah pengujian yang berada nilai


diatas

By AMAN 22
Number of test Multiplying factor
10 1.36
11 1.31
12 1.27
13 1.24
14 1.21
15 1.18
16 1.16
17 1.14
18 1.12
19 0.11
Tabel : Faktor pengali 20 1.09
Standar Deviasi (Philleo) 21 1.08
22 1.07
23 1.06
24 1.05
25 1.04
26 1.03
27 1.02
28 1.02
29 1.01
30 1

By AMAN 23
By AMAN 24
By AMAN 25
Tabel Coefisien Standart Deviasi (S)

Standart Deviation for different control satndart, psi (kgf/cm2)


Class of
Excelent Very good Good Fair Poor
operation

General < 400 400 to 500 500 to 600 600 to 700 > 700
Construction (28.1) (28.1)(35.2) (35.2)(42.2) (42.2)(49.2) (49.2)
Testing < 200 200 to 250 200 to 250 300 to 350 > 350
Laboratory Trial (14.1) (14.1)(17.6) (17.6)(21.1) (21.1)(24.6) (24.6)
Batches

Tabel Coefisien Variasi (v)

v Coefficient of Variation for Different Control Standards

Class of operation Excelent Very good Good Fair Poor

- General Construction < 5.0 5.0 to 10.0 10.0 to 15.0 to 20.0 > 20
- Laboratory control < 3.0 3.0 to 5.0 15.0 7.0 to 10.0 > 10.0
- Within test variation < 3.0 3.0 to 4.0 5.0 to 7.0 5.0 to 6.0 > 6.0
field controls < 2.0 2.0 to 3.0 4.0 to 5.0 4.0 to 5.0 > 5.0
- Laboratory control 3.0 to 4.0

ACI Committe 214


By AMAN 26
By AMAN 27
Tabel 1 : Faktor Penentuan Nilai t

By AMAN 28
CONTOH KONTROL KUALITAS

By AMAN 29
EVALUASI DAN
PENERIMAAN BETON

APLIKASI DARI
SNI 03 – 2847 - 2002

By AMAN 30
TUJUAN
Peserta mampu ;
1. Menetapkan jumlah benda uji silinder
beton dan melakukan pengambilan contoh
beton segar.
2. Pembuatan benda uji silinder beton dan
perawatannya di laboratorium dan di
lapangan.
3. Mengambil tindakan bila fc’ tidak tercapai.
4. Evaluasi kekuatan pada struktur beton
bertulang yang telah ada.
By AMAN 31
FREKUENSI PENGUJIAN
1. Jumlah benda uji.
Minimum sebuah (1 pasang) untuk;
• 120 m3 BETON ATAU SEHARI PEKERJAAN.
• 500 m2 luas pelat atau dinding

2. UNTUK VOLUME PEKERJAAN SEDANG (≤ 600 m3


ATAU ≤ 2500 m2 LUAS).
Ambil dari 5 adukan secara acak.

3. Untuk volume pekerjaan kecil (< 40 m3).


Tidak perlu benda uji, ada bukti dan disetujui pengawas.

By AMAN 32
PEMBUATAN BENDA UJI

1. Ambil beton segar dari adukan yang sama (beberapa


kali, waktu tidak lebih dari 15 menit),min 28 ltr aduk
kembali agar homogen.
2. Perlu diukur; slump, kadar udara, dan themperature.
3. Cetak benda uji silinder ø = 150 mm,
h = 300 mm. Dalam 3 tahap, masing-masing tahap
dirojok 25 kali secara merata, permukaan benda uji
diratakan dan benda uji diamankan dari; pengaruh
getaran, terkena beban sinar matahari dan angin secara
langsung.
4. Beri tanda secukupnya, misalnya tanggal cor, elemen
struktur, fc’, dan sebagainya.

By AMAN 33
PERAWATAN BENDA UJI DI LAPANGAN
a. Lindungi benda uji dari penguapan air, akibat
sinar matahari, hembusan angin → tutup dengan
kain basah, dari getaran, pembebanan secara
langsung.
b. Tempatkan pada tempat yang sejuk (them 16° -
27°c), jaga sampai 48 jam, benda uji jangan
dipindah-pindahkan.
c. Buka cetakan minimal pada (24 ± 8) jam, simpan
benda uji ditempat lembab pada themperature
(23 ± 1,7)°c, sampai menjelang diuji tekan.

By AMAN 34
PERAWATAN BENDA UJI DI
LABORATORIUM
a. Lindungi benda uji dari penguapan air, akibat
sinar matahari, hembusan angin → tutup dengan
kain basah, dari getaran, pembebanan secara
langsung.
b. Tempatkan pada tempat yang sejuk (them 16° -
27°c), jaga sampai 48 jam, benda uji jangan
dipindah-pindahkan.
c. Benda uji direndam kedalam air kapur jenuh
dengan themperature
(23 ± 1,7)°c, sampai menjelang diuji tekan.

By AMAN 35
SYARAT PEMBUATAN BETON YANG
MEMUASKAN
(DIPENUHI fc’ YANG DISYARATKAN)
HARUS DIPENUHI 2 SYARAT, YAITU:

a. RATA-RATA DARI 3 PERCOBAAN KUAT TEKAN


SILINDER BERTURUT-TURUT (fcr, 3) ≥ fc’.

b. TIDAK SATUPUN INDIVIDUAL PERCOBAAN KUAT


TEKAN (fci) < (fc’ – 3,5) Mpa.

By AMAN 36
LANGKAH-LANGKAH YANG HARUS
DIAMBIL BILA fc’ TIDAK DIPENUHI

a. Meningkatkan harga fcr’ untuk pekerjaan


berikutnya.
b. Perlu ada penyelidikan prosedur pembuatan dan
pengujian benda uji

By AMAN 37
CONTOH 1 : Menentukan hasil test kuat tekan 30 benda
uji silinder( pasang) beton untuk kolom struktur beton
bertulang direncanakan dengan mutu fc’ = 27,5 Mpa.
Test Kuat Tekan f’ci fcr,3 (f’ci –
(MPa) (28 ≥ fc’-3,5 ≥ fc fcr)2
Hari) = 24 MPa = 27,5 MPa
No Tanggal Sil I Sil II (MPa) (MPa) (MPa)
1 5 Maret ’06 32.0 32.9 32.45 Ok - - 0.7225
2 6 Maret ’06 33.9 35.2 34.55 Ok - - 1.5625
3 10 Maret ’06 32.5 32.8 32.15 Ok 33.05 Ok 1.3225
4 12 Maret ’06 33.1 34.5 33.80 Ok 33.50 Ok 0.2500
5 13 Maret ’06 34.5 33.8 34.15 Ok 33.37 Ok 0.2250
6 17 Maret ’06 30.2 31.5 30.85 Ok 32.93 Ok 6.0025
7 19 Maret ‘06 31.9 33.2 32.55 Ok 32.52 Ok 0.5625

By AMAN 38
8 21 Maret ’06 33.1 32.2 32.65 Ok 32.02 Ok 0.4225
9 25 Maret ’06 34.6 34.1 34.35 Ok 33.27 Ok 1.1025
10 28 Maret ’06 32.7 33.8 33.25 Ok 33.42 Ok 0.0025
11 30 Maret ’06 29.7 28.3 29.00 Ok 32.20 Ok 18.4900
12 2 Maret ’06 29.7 25.0 27.25 Ok 29.83 Ok 36.6025
13 5 Maret ’06 32.7 33.7 33.20 Ok 29.82 Ok 0.0100
14 8 Maret ’06 33.6 34.8 34.20 Ok 31.55 Ok 0.8100
15 9 Maret ’06 31.7 32.2 31.95 Ok 33.12 Ok 1.8225
16 15 maret ’06 30.5 32.3 31.40 Ok 32.52 Ok 3.6100
17 16 Maret ’06 34.3 35.0 34.65 Ok 33.67 Ok 1.8225
18 19 Maret ‘06 33.8 35.0 33.65 Ok 33.23 Ok 0.1225
19 20 Maret ’06 39.2 38.4 38.80 Ok 35.70 Ok 30.2500
20 22 Maret ’06 36.6 33.6 35.10 Ok 35.85 Ok 3.2400
21 24 Maret ’06 35.0 34.3 34.65 Ok 36.18 Ok 1.8225
22 28 Maret ’06 32.0 30.6 31.30 Ok 33.68 Ok 4.0000
23 1 Mei ’06 35.1 35.0 35.05 Ok 33.67 Ok
By AMAN 3.0625 39
24 3 Mei ’06 37.4 38.0 37.70 Ok 34.68 Ok 19.3600
25 7 Mei ’06 36.5 37.0 36.75 Ok 36.50 Ok 11.9025
26 10 Mei ’06 32.4 32.9 32.65 Ok 35.70 Ok 0.4225
27 11 mei ’06 33.7 34.8 34.25 Ok 34.55 Ok 0.9025
28 15 Mei ’06 34.5 33.7 34.10 Ok 33.67 Ok 0.6400
29 16 Mei ’06 33.2 32.2 32.70 Ok 33.68 Ok 0.3600
30 18 Mei ‘06 29.3 30.3 29.80 Ok 32.20 Ok 12.2500
Jumlah 998.90 164.1750

998.90
Kuat tekan rata-rata, f ' cr   33.30 MPa
30

164.1750
Standard deviasi, s  2.379 MPa
30  1

By AMAN 40
Sesuai SNI 03-2847-2002 pasal 7.3.2

 f’cr = 27,5 + 1,34.2,379 = 30,690 Mpa


 f’cr = 27,5 + 2,33.2,379 – 3,45 = 29,59 Mpa
 Mutu beton memuaskan untuk fc’ = 27,5 Mpa
 Reduksi f’cr dapat dilakukan
sebesar: 33,20 – 30,69 = 2,51 Mpa

Bila mutu beton yang dipersyaratkan fc’ = 30 Mpa, maka


syarat
a. fcr,3 > fc’ ; Tok untuk benda uji no urut baris 12 & 13
b. fcr > (fc’ – 3,5) ; Ok semuanya
Karenanya langkah-langkah yang diatur pada pasal 7.6.5
perlu diterapkan.

By AMAN 41
PENYEBAB KUAT TEKAN RENDAH

a. Kurang Benar Saat Pembuatan Benda Uji


Pengetesan Benda Uji
b. Kesalahan Proses Produksi Dan
c. Material tidak memenuhi standart yang
diinginkan

By AMAN 42
PERBAIKAN UNTUK MUTU BETON RENDAH

Target kuat tekan rata-rata dipilih salah satu dari 2


persamaan dibawah ini:
• fcr’ = fc’ + 1,34s
• fcr’ = fc’ + 2,33s – 3,45
Target fcr < Bisa dipengaruhi oleh
fc’ < (fc’ – 3,5 mpa) dibawah dan atau S <

fc’ < : Mutu beton tidak dipenuhi


S < : mutu pelaksanaan beton harus baik

By AMAN 43
CARA PERBAIKAN/MENINGKATKAN MUTU
BETON

• Meningkatkan kadar material sementious


• Perubahan proporsi campuran beton
• Kontrol dengan lebih baik harga slump
• Pengurangan waktu pengiriman
• Kontrol lebih ketat kadar udara
• Peningkatan kwalitas (prosedur standar) tes

By AMAN 44
YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM TES
BOR INTI BETON (CORE DRILL)

• Beton telah berumur minimal 14 hari.


• 3 buah core untuk setiap daerah yang meragukan
dan setiap mutu beton.
• Pakai diamond bit ø min 6,35 cm.
• Hindari terkena tulangan
• 1ø ≤ panjang core ≤ 2ø
• Potong di kedua ujung, caping dengan benar.
• Saat uji tekan sesuaikan dengan realitas.

By AMAN 45
SYARAT PENERIMAAN HASIL TEST BOR
INTI BETON

• Kuat tekan rata-rata dari 3 benda uji core ≥


0,85 fc’ dan
• Tidak ada satupun benda uji core yang
mempunyai kuat tekan
< 0,75 fc’

By AMAN 46
Contoh 2:
Untuk fc’ = 40 Mpa
No fc'(Mpa)
1.a 42.70
1.b 41.30

2.a 35.70
2.b 44.80

3.a 41.20
3.b 40.50

4.a 41.80
4.b 49.70

5.a 35.00
5.b 35.00
Lakukan analisa dan langkah-langkah yang perlu diambil.

By AMAN 47
Analisanya adalah sebagai berikut:
Syarat fci Syarat fcr, 3
No fc' test fc' ind fcr, 3
(> fc' - 3.5 Mpa) (> fc' Mpa)
1.a 42.7
42 OK
1.b 41.3

2.a 35.7
42.2 OK
2.b 44.8

3.a 41.2
43.1 OK 42.4 OK
3.b 40.5

4.a 41.8
45.8 OK 43.7 OK
4.b 49.7

5.a 35
35 TOK 40.1 OK
5.b 35
By AMAN 48
Diambil tiga buah core dari pekerjaan hari
ke 5 diperoleh data sebagai berikut:

Diameter Kedalaman core rata-rata


No fc' test
(mm) (mm)
1 36.9 100 150
2 38.2 100 190
3 39.4 100 200

By AMAN 49
Hasil core drill di atas dapat dianalisa dan
didapat harga fc’ terkoreksi
Rasio Faktor syarat
No fc' test Depth/Dia Strength Correction fc' koreksi 0.75 fc' = 30 MPa
(dari Grafik 1) *) 0.85 fc' = 34 Mpa
1 36.9 1.5 0.96 34.06 > 30 Mpa, Ok
2 38.2 1.9 0.99 36.36 > 30 Mpa, Ok
3 39.4 2 1 37.88 > 30 Mpa, Ok
fc' rata-rata 36.10 > 34 Mpa, Ok

*) Koreksi diameter benda uji Ø 100 mm, dengan ratio 1,04

Dipenuhi kedua syarat-syaratnya, mutu beton


memenuhi kekuatan fc’ = 40 mpa

By AMAN 50
EVALUASI KEKUATAN PADA STRUKTUR
EKSISTING
(SNI 03-2847-2002 PASAL 22)
Dilakukan Bila:
a. Adanya Kualitas Material Bangunan Yang
Meragukan.
b. Terdapat Bukti Adanya Kesalahan Konstruksi.
c. Telah Terjadi Deteroriasi.
d. Merubah Fungsi Bangunan.
e. Bangunan Atau Bagian Bangunan Tidak
Memenuhi Persyaratan Peraturan

By AMAN 51
PROSEDUR TEST PEMBEBANAN
a. Evaluasi kekuatan bangunan.
• Data tersedia → check akurasinya
• Data tidak tersedia → test NDT
dilapangan dan laboratorium
b. Prosedur analitis.
c. Prosedur pembebanan.

By AMAN 52
PROSEDUR PEMBEBANAN
a. Umur minimal struktur 56 hari, kecuali ada
persetujuan dari semua pihak.
b. Diukur pada bagian yag kritis
c. Total beban ≥ 0,85 (1.4 D + 1.7L).
Yang diaplikasikan dalam ≥ 4 tahap.

d. Pengamatan dilakukan pada setiap tahapan


pembebanan (q0, q1, q2, q3 dan q4), di tempat
respon maksimum pembacaan seperti; lendutan,
rotasi, regangan, slip, lebar retak dilakukan
dalam maksimal 1 jam.
By AMAN 53
e. Pengamatan pada saat beban total dilakukan tidak
kurang dari 24 jam, pengaturan beban dihindarkan
dari efek arching.
f. Segera setelah pengamatan pada beban total,
beban harus segera di lepas.
g. Pengamatan pada saat beban awal q0 juga
dilakukan setelah 24 jam dilepaskan seluruh
beban total.
h. Test pembebanan dapat diulang setelah 72 jam
dari pelepasan beban yang pertama.

By AMAN 54
SYARAT PENERIMAAN (PS 22.5.2)
a. Struktur yang di uji tidak menunjukkan adanya retak belah pada
bagian beton yang tertekan.
2
lt
 max 
b. Lendutan maksimum terukur
20000h 
 max
Lendutan permanen terukur  r max 
4
bila dilakukan ulangan syarat ini berubah memenuhi

f max
menjadi  r max  , f max   max kedua
5
Paling sedikit lendutan 75% setelah 24 jam
H = tebal total komponen struktur
l = bentang komponen strutur yang diuji (mm)

By AMAN 55
c. Struktur yang di uji tidak menunjukkan adanya
retak akibat adanya kegagalan geser.

d. Studi lebih lanjut harus dilakukan bila terjadi


retak geser, tanpa adanya tulangan geser dan
atau retak, pada sambungan lewatan tulangan.

e. Pengetesan ulang dilakukan kurun waktu 72 jam

By AMAN 56
By AMAN 57
CONTOH 3. HASIL PERHITUNGAN
EVALUASI MUTU BETON K-350

By AMAN 58
EVALUASI MUTU BETON
Proyek : JAKARTA MONORAIL
Jenis Benda Uji : BORE PILE K-350 (28 hari) PT. ADHI KARYA (Persero) Tbk.
Periode : APRIL 2006 Divisi Monorail

No Tanggal Tanggal Supplier Tempat Lokasi Kode Benda Uji Umur Luas Benda Uji 1 Benda Uji 2 Kuat Tekan Kuat Tekan Rata-rata Ket. 3Rata-rata Ket. Rumusan
Pengiriman Tes Beton Tes Pengecoran (Silinder) Penampang Beban Slump Berat jenis Beban Slump Berat jenis (1) (2) 2 Silinder Berurutan
(hari) (cm2) (KN) (cm) (gr/cm3) (KN) (cm) (gr/cm3) (Kg/cm2) (Kg/cm2) (Kg/cm2) x'-μ (x'-μ) 2

1 1-Apr-06 29-Apr-06 HOLCIM TRISAKTI BP KS B - 1A 28 176.63 710 16 2.340 670 16 2.360 410.02 386.92 398.47 Ok !! 3.99 15.92
2 1-Apr-06 29-Apr-06 HOLCIM TRISAKTI BP KS B - 1A 28 176.63 680 16 2.340 687 16 2.330 392.70 396.74 394.72 Ok !! 0.24 0.06
3 4-Apr-06 2-May-06 HOLCIM TRISAKTI BP KS B - 2B 28 176.63 710 16 2.330 705 16 2.340 410.02 407.13 408.58 Ok !! 400.59 Ok !! 14.10 198.70
4 4-Apr-06 2-May-06 HOLCIM TRISAKTI BP KS B - 2B 28 176.63 673 16 2.330 690 16 2.320 388.65 398.47 393.56 Ok !! 398.95 Ok !! -0.92 0.84
5 5-Apr-06 3-May-06 HOLCIM TRISAKTI BP KS B - 1B 28 176.63 673 16 2.350 660 16 2.330 388.65 381.15 384.90 Ok !! 395.68 Ok !! -9.58 91.80
6 5-Apr-06 3-May-06 HOLCIM TRISAKTI BP KS B - 1B 28 176.63 665 16 2.340 670 16 2.340 384.03 386.92 385.48 Ok !! 387.98 Ok !! -9.00 81.07
7 6-Apr-06 4-May-06 HOLCIM TRISAKTI BP KS C - 2A 28 176.63 700 16 2.340 670 16 2.340 404.25 386.92 395.58 Ok !! 388.65 Ok !! 1.10 1.22
8 6-Apr-06 4-May-06 HOLCIM TRISAKTI BP KS C - 2A 28 176.63 685 16 2.350 680 16 2.360 395.58 392.70 394.14 Ok !! 391.73 Ok !! -0.34 0.12
9 7-Apr-06 5-May-06 HOLCIM TRISAKTI BP KS C - 1A 28 176.63 680 16 2.360 685 16 2.340 392.70 395.58 394.14 Ok !! 394.62 Ok !! -0.34 0.12
10 7-Apr-06 5-May-06 HOLCIM TRISAKTI BP KS C - 1A 28 176.63 693 16 2.340 690 16 2.370 400.20 398.47 399.34 Ok !! 395.87 Ok !! 4.86 23.58
11 8-Apr-06 6-May-06 HOLCIM TRISAKTI BP KS C - 2B 28 176.63 682 16 2.320 670 16 2.330 393.85 386.92 390.39 Ok !! 394.62 Ok !! -4.09 16.77
Jumlah 4,339.30 430.18
μ 394.48
Standart Deviasi ( S ) 6.56
fc' (Actual) 385.69 kg/cm2
fc' (Silinder) 291 kg/cm2 (Kuat Tekan yang disyaratkan)
fc' - 3.5 Mpa (Silinder) 255 kg/cm2
Keterangan :
- Hasil tes sudah dikonversikan dalam silinder
- Angka konversi Silinder = 0,83 Kubus
- Satu hasil tes adalah rata-rata 2 Silinder (ACI 99)
1 Mpa = 10,2 kg/cm2

- Rumus (ACI 99) :


μ = Kuat tekan rata-rata
( x'  ) 2
S x' = Satu hasil tes (rata-rata 2 Silinder)
(n  1) n = Jumlah hasil uji rata-rata 2 Silinder
S = Standart Deviasi
fc'(actual) = fcr - 1.34 S fc'(actual) = Kuat tekan aktual
fcr = Kuat tekan rata-rata ( μ )

By AMAN 59
Hasil Analisa
Periode April 2006

BORE PILE ZONE A 28hari (K-350)


425

BP KS B - 2B
400

BP KS C - 1A
BP KS B - 1A

BP KS C - 2A
BP KS B - 1A

BP KS C - 2A

BP KS C - 1A
BP KS B - 2B

BP KS C - 2B
BP KS B - 1B
BP KS B - 1B
375

350
Kuat tekan (Kg/cm2)

325

300
fc' = 291 kg/cm2 (3 Rata-rata berurutan)

275

250 fc' - 3.5MPa = 255 kg/cm2 (Rata-rata 2 Silinder)

225

200
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Data Tes

Rata-rata 2 Silinder
3 Rata-rata berurutan

By AMAN 60
Kriteria :
Menggunakan SNI-03-2847-02 (ACI 99)
Rumus : fc'(actual) = fcr - 1.34 S
Kontrol Kuat Tekan Beton (Construction Spesification) :
x' ≥ fc' - 3.5MPa : OK , jika fc' ≤ 35 Mpa (Rata-rata 2 Silinder)
x' ≥ fc' - 0,1fc' : OK , jika fc' ≥ 35 Mpa (Rata-rata 2 Silinder)
x' ≥ fc' : OK (3 Rata-rata berurutan)
Kontrol Slump :
Untuk Bore Pile = 16 ± 2 (K-350)
cm
Untuk Pile Cap = 12 ± 2 (K-350)
cm
Untuk Kolom = 12 ± 2 (K-450)
cm
Kontrol Standart Deviasi (kg/cm2)

Kelas Operasi Excelent Very good Good Fair Poor

Konstruksi Umum < 28,1 28,1 s/d 35,2 35,2 s/d 42,2 42,2 s/d 49,2 > 49,2

Di Laboratorium < 14,1 14,1 s/d 17,6 17,6 s/d 21,1 21,1 s/d 24,6 > 24,6

Sumber : ACI Committee 214 (25)

Komentar Atas Hasil Analisa


A. Non Conformance (NC)
Tidak ada NC ( Kriteria Tidak ada NC : Memenuhi Kuat Tekan dan Slump )
Ada NC
B. Kecenderungan
Normal
Muncul kecenderungan hasil terlalu baik
Muncul standart deviasi melebihi yang ditetapkan
Solusi / Rekomendasi :
- Beton yang dipakai sesuai (job mix bagus, hasil tes sesuai K-350)
- Hasil Standart Deviasi masuk kategori Excelent, sehingga perlu diperhatikan dan klarifikasi mengenai prosedur tes benda uji
By AMAN 61
MASALAH-MASALAH YANG PERLU DIPERHATIKAN
DALAM KONTROL KUALITAS
• Didalam melakukan kontrol kualitas suatu
produksi beton maka perlu diperhatikan
variasi-variasi yang meliputi :
a. Material
b. Saat produksi berjalan
c. Pengetesan

By AMAN 62

Anda mungkin juga menyukai