Anda di halaman 1dari 12

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Diagram Alir Penelitian
Secara garis besar, metodologi penelitian yang dilakukan dapat dilihat
pada gambar berikut.

Mulai

Kajian Pustaka :
Teori Dasar dan Jurnal

Persiapan :
 Desain Benda Uji
 Bahan dan Alat Pengujian

 Uji Karakteristik Material / Agregat


 Uji Tarik Baja Tulangan

Pembuatan Balok Normal :


 Pengecoran Beton Normal
 Pembuatan Sampel Silinder Beton Normal
 Pembuatan Sampel Balok Beton Normal

Perawatan Balok Normal Selama 28 Hari

29
30

Pembuatan Balok Retrofit :


 Pemasangan Wiremesh dan SCC pada Balok Normal
Umur 14 Hari
 Pembuatan Sampel Silinder Beton SCC
 Pembuatan Sampel Balok SCC
 Pembuatan Sampel Balok Beton SCC
Perawatan Balok Retrofit Selama 28 Hari

Pengujian Balok Normal :


 Pengujian Karakteristik Beton Normal
 Pengujian Kuat Lentur Balok Normal

Pengujian Balok Retrofit :


 Pengujian Karakteristik Beton Retrofit
 Pengujian Kuat Lentur Balok Retrofit

Analisa Data

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian


31

3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2017 sampai dengan Januari
2018. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Struktur dan Bahan, Jurusan Sipil,
Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin, Gowa.
3.3 Desain Benda Uji
Dimensi dan tulangan balok dianalisa dengan metode kekuatan batas
(ultimate strength design) dan pengujian balok dilakukan dengan instrumen
standar umum pengujian balok. Desain balok sebagai berikut:

P
10 cm 10 cm

20cm
cmcm
95 cm 60 cm 95 cm
250 cm

Gambar 3.2 Desain Beban dan Balok


Asumsi pengambilan dimensi sampel balok beton :
Tinggi sampel : 20 cm
a/d > 5 (desain balok lentur menurut ACI 318-2000 )
Untuk tinggi sampel 20 cm,
Dimana L = 95 cm ( Jarak antara titik beban ke perletakan )
d = 17.5 cm ( Tinggi efektif balok )
maka 95 / 17.5 = 5.43 > 5 …..OK!!!
Tinggi sampel : 25 cm
a/d > 5 ( desain balok lentur menurut ACI 318-2000 )
Untuk tinggi sampel 25 cm,
Dimana a = 95 cm ( Jarak antara titik beban ke perletakan )
d = 22.5 cm ( Tinggi efektif balok )
maka 95 / 22.5 = 4.22
Maka di ambil tinggi sampel 20 cm cm dengan tujuan agar tidak terjadi
keruntuhan geser.
Lebar sampel : 15 cm(𝑏 = 1⁄2 ℎ 𝑠⁄𝑑 2⁄3 ℎ )
Panjang sampel : 250 cm ( disesuaikan dengan panjang pada alat uji )
32

Adapun variasi benda uji balok beton yang digunakan dapat dilihat sebagai berikut :

a. Beton normal

No Kode Sampel Jumlah Sampel Keterangan


1 BN 1 Buah
33

b. Variasi I (overlapping 50 d)

No Kode Sampel Jumlah Sampel Keterangan


1 BWS 50d 1 Buah
34

c. Variasi II (overlapping 60d)

No Kode Sampel Jumlah Sampel Keterangan


1 BWS 60d 1 Buah
35

d. Variasi III (Overlapping 70d)

No Kode Sampel Jumlah Sampel Keterangan


1 BWS 70d 1 Buah

Gambar 3.3 Variasi Benda Uji Balok Beton


36

3.4 Alat dan Bahan Penelitian


3.4.1 Alat Penelitian
Peralatan yang digunakan pada penelitian ini adalah :
1. Static Loading Frame dengan beberapa alat tambahan untuk uji kekuatan
lentur pada balok.
2. Universal Testing Machine kapasitas 1000 kN dengan beberapa alat
tambahan untuk uji tekan beton silinder, modulus elastisitas beton, uji
tarik baja dan modulus elastisitas baja.
3. Mesin Pencampur bahan beton kapasitas 0.3 m3 (Mixer Concrete)
4. Vibrator
5. Cetakan silinder ukuran 10 cm x 20 cm
6. Cetakan balok ukuran 15 cm x 20 cm x 270 cm dan ukuran 21 cm x 23
cm x 270 cm
7. Alat slump test
8. LVDT (Linear Variable Displacement Tranducer) kapasitas 50 mm
9. Load Cell
10. TDS 530
11. Kaos tangan, sikat kawat, lap kasar, spidol, mistar, neraca, gergaji, palu,
meteran, karung goni dan bak perendaman.
3.4.2 Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan pada penelitian ini meliputi :
1. Semen Portland Komposit (Portland Composite Cement, PCC)
2. Agregat halus (pasir) dan kasar (batu pecah), (sesuai standar SNI 03-
1969-1990 dan SNI 03-1970-1990)
3. Zat additive (superplastisizer jenis viscocrete 3115 ID)
4. Bonding Agent
5. Welded Wiremesh Galvanized tipe 2210 Ø 3 mm spasi 50 x 50 mm2
6. Baja Tulangan Polos (Ø 6 mm, Ø 8 mm dan Ø 12 mm)
3.5 Tahapan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan tahapan – tahapan sebagai berikut :
1. Pemeriksaan Karakteristik Material Beton SCC dan Baja Tulangan
37

Dalam penelitian ini dilakukan pembuatan rancangan campuran

beton normal dan beton SCC dengan f’c = 25 MPa. Sebelum dilakukan

pengecoran balok retrofit, terlebih dahulu dilalukan pemeriksaan material

seperti kadar organik, kadar lumpur, penyerapan, keausan, berat jenis,

berat volume dan analisis ayakan pada agregat halus dan kasar. Selain itu

dilakukan pula pemeriksaan kuat tarik baja tulangan.

2. Pembuatan Benda Uji

Pembuatan benda uji dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :

a. Benda Uji Silinder dan Balok untuk Pengujian Material Beton

Total benda uji silinder yang digunakan dalam penelitian ini adalah

24 buah dengan uraian sebagai berikut :

 9 buah benda uji untuk pengujian kuat tekan umur 7, 14, 28

hari dan modulus elastisitas beton normal

 3 buah benda uji untuk pengujian kuat tarik belah beton normal

 9 buah benda uji untuk pengujian kuat tekan umur 7, 14, 28

hari dan modulus elastisitas beton SCC

 3 buah benda uji untuk pengujian kuat tarik belah beton SCC

Benda uji balok yang digunakan dalam penelitian ini adalah 6 buah

dengan uraian sebagai berikut :

 3 buah benda uji untuk pengujian lentur beton normal

 3 buah benda uji untuk pengujian lentur beton SCC

b. Benda Uji Balok Retrofit

Pembuatan benda uji balok retrofit terdiri atas 2 tahap yaitu

pengecoran pertama untuk sampel balok normal menggunakan beton ready


38

mix dengan mutu beton rencana fc’ 25 Mpa. Pengecoran kedua untuk

sampel balok retrofit dengan cara memperkuat sampel balok normal yang

berumur 14 hari menggunakan wiremesh yang dipasang pada daerah tarik.

Setelah itu, mengolesi permukaan balok eksisting menggunakan bonding

agent, kemudian diselimuti dengan beton SCC setebal 2.5 cm dengan

slump flow 57,3 cm.

3. Perawatan Benda Uji

Perawatan benda uji dilakukan dengan 2 cara, yaitu :

a. Untuk benda uji silinder (10 cm x 20 cm) dan balok (10 cm x 10

cm x 40 cm), direndam didalam bak perendam selama 28 hari.

b. Untuk benda uji balok ( 15 cm x 20 cm x 250 cm ), direndam

dengan cara menyelimuti balok dengan karung goni yang dibasahi

secara berkala selama 28 hari.

4. Pengujian Benda Uji

4.1 Tahapan Pengujian

Tahapan pengujian benda uji dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Uji fisik material beton berupa pengujian kuat tekan, modulus

elastisitas, dan kuat tarik belah benda uji silinder, serta pengujian

lentur untuk benda uji balok 10 cm x 10 cm x 40 cm menggunakan

mesin UTM ( Universal Testing Machine ) dengan beberapa alat

tambahan.
39

2. Pengujian kuat lentur balok retrofit menggunakan static loading frame

untuk menguji kekuatan lentur balok (15 cm x 20 cm x 250 cm)

dengan beban maksimum yang direncanakan 30 kN.

3. Pada pengujian balok beton ini untuk mengetahui kemampuan balok

dalam memikul beban. Pembacaan data pada data logger untuk

pengujian balok dilaksanakan setiap pembebanan 1 kN.

4. Pengujian ini membahas antara lain: hubungan beban dan lendutan,

pola retak, dan mode keruntuhan.

4.2 Model Pengujian

Pengujian balok dilakukan dengan pembebanan two point load,


dengan pembebanan yang bersifat monotonik dengan kecepatan ramp
actuator konstan sebesar 0,05 mm/dt sampai balok runtuh. Pada bagian
atas distribute load, diletakkan load cell untuk mengentahui besarnya
beban yang diberikan oleh alat Static Loading Frame. Selain itu, 3 buah
LVDT dipasang untuk merekam lendutan yang terjadi pada beberapa lokasi
pada benda uji. Kemudian pembacaan direkam melalui data logger TDS
530 dan dikontrol melalui komputer.
40

Gambar 3.4 Model Pengujian (tampak depan)

Gambar 3.5 Model Pengujian (tampak samping)

Anda mungkin juga menyukai