Anda di halaman 1dari 14

Teknologi Beton

PENGUJIAN BETON YANG SUDAH


MENGERAS
Umum

 Tujuan Pengujian :
Pengendalian mutu beton dan
pemenuhan persyaratan spesifikasi teknis.

 Jenis pengujian yang paling populer :


 Pengujian Mekanik Destruktif (Core Test)
 Pengujian Non-destruktif (Hammer Test)
Pengujian Beton Inti (Core Test)

 Referensi :
 SNI M-61-1990-03 – Metode Pengambilan Benda
Uji Beton Inti
 ASTM C42-90

 Pengambilan benda uji menggunakan mesin khusus.


Umumnya diambil secara horisontal dan vertikal.
Peralatan Pengujian Beton Inti

1. Mesin bor dengan mata bor berbentuk silinder


berlubang sesuai diameter benda uji. Mata bor
terbuat dari intan, memiliki alat pengatur
kecepatan putaran dan alat penyalur air.

2. Tempat dudukan mesin bor harus dapat menjamin


mesin bor tidak bergoyang waktu digunakan.

3. Jangka sorong, untuk mengukur dimensi benda uji.


Peralatan Pengujian Beton Inti

4. Baji dari baja untuk mematahkan beton inti sesuai


panjang yang direncanakan.

5. Kawat baja untuk mengangkat beton inti yang


sudah dipatahkan dari lubang bor.
Benda Uji Beton Inti

1. Harus diambil dari beton keras yang umurnya tidak


kurang dari 14 hari.

2. Benda uji yang cacat /rusak tidak boleh dipakai.

3. Benda uji yang ada tulangannya tidak boleh dipakai


untuk uji tarik belah (Split - Tension Test).

4. Diameter benda uji > 3x ukuran nominal max


agregat kasar beton keras dan > dari 2x ukuran
nominal max agregat kasar dalam benda uji.
Benda Uji Beton Inti

5. Ukuran benda uji L/D = 2, dimana L = Panjang , D =


Diameter benda uji

6. Diameter untuk uji ketebalan > 100 mm.

7. Ketelitian ukuran diameter dan panjang benda uji


tidak boleh lebih dari 1 mm.
Pengambilan Benda Uji Beton Inti

1. Benda uji harus diambil tegak lurus komponen


struktur beton (bisa horisontal atau vertikal),
dipilih pada tempat yang tidak membahayakan
stuktur (dekat dengan titik tengah, tidak dekat
sambungan atau bagian tepi).

2. Benda uji beton inti tidak boleh memotong


tulangan utama.
Pengambilan Benda Uji Beton Inti

4. Lubang bor bekas pengambilan benda uji beton inti


harus segera ditutup kembali dengan beton yang
mutunya tidak kurang dari mutu beton yang telah
dilubangi. Pengerjaan harus rapi dan teliti sehingga
terjamin adanya ikatan yang baik antara berton
lama dan baru.
Rekaman Data Pengambilan Benda Uji

1. Tanggal pengambilan
2. Lokasi bangunan
3. Lokasi titik pengambilan
4. Nomor Identifikasi
5. Diameter dan panjang beton inti dalam mm
6. Tebal plester dalam mm
7. Umur beton inti
Pengujian Non Destruktif

 Sifatnya bukan pengukuran langsung tetapi lebih


sebagai acuan komparatif karakter beton.

 Salah satu pengujian yang populer : Rebound


Hammer Test (Schmidt Test).

 Standar uji : ASTM C805


Rebound Hammer Test (Schmidt Test)

 Rebound hammer test adalah test non destruktif


yang dilakukan pada beton yang sudah mengeras
untuk menentukan kekerasan permukaan beton.

 Kekerasan permukaan, sampai suatu titik tertentu,


dapat dikorelasikan dengan kekuatan beton.
Dengan test ini dapat diperoleh indikasi kekuatan
beton.

 Panjang alat kurang lebih 30 cm yang didalamnya


ada massa dan pegas.
Rebound Hammer Test (Schmidt Test)

 Permukaan dipukul dengan massa berpegas sehingga


memantul. Kekuatan pantulan dibaca pada skala
yang dipasang pada alat.

 Semakin besar pantulan, semakin keras permukaan


beton dan dengan demikian semakin besar pula
kekuatan beton. Produsen alat biasanya
memberikan grafik korelasinya.
Rebound Hammer Test (Schmidt Test)

 Alat harus tegak lurus permukaan beton. Bila tidak


memungkinkan, digunakan korelasi yang diberikan
oleh produsen.

 Faktor-faktor lain yang mempengaruhi : getaran


lokal, adanya agregat kasar dekat permukaan,
adanya lubang dekat permukaan. Untuk itu,
umumnya dilakukan test pada 10-12 titik di daerah
yang diperiksa.

Anda mungkin juga menyukai