1. Ruang Lingkup
1.1 Definisi Core Drill Test
Pengetesan core drill atau yang disebut juga pemboran beton inti ialah pengetesan
terhadap benda uji beton yang berbentuk silinder hasil pengeboran pada struktur
bangunan yang sudah dilaksanakan. Cara umum untuk mengukur kekuatan beton pada
actual strukturnya adalah dengan cara memotong beton dengan bor berbentuk bulat yang
berputar. Sampel yang diambil (bentuk silinder) selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk
dilakukan pengujian seperti Kuat tekan.
1.2 Standard
1.2.1 ASTM C-42M Standard Test Method for Obtaining and Testing Drilled Cores and
Sawed Beams of Concrete
1.2.2 SNI 03-2492-2002 Metode pegambilan dan pengujian beton inti
1.2.3 ACI 318 BUILDING CODE REQUIREMENTS FOR STRUCTURAL CONCRETE AND
COMMENTARY (ACI 318M-05)
1.2.4 SNI 2847:2019 Persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung dan
penjelasan
1.2.5 SK SNI-61-1990-03 Metode Pengujian Kuat Tekan Beton Inti Pemboran
2. Metode Pelaksaaan
2.1 Peralatan
Benda uji beton inti yang akan digunakan utuk pengujian kekuatan harus
diambilkan dari beton keras yang umurnya tidak boleh kurang dari 14 hari.
Beton yang akan dilakukan pengambilan beton inti sudah berumur > 28 hari.
pada titik yang jauh dan sambungan dan tepi dan elemen struktur dari
pada tempat – tempat yang sedikit mungkin atau tidak ada tulangan.
tegak lurus pada komponen struktur beton yang posisinya
horizontal/vertikal, harus dipilihkan pada tempat yang tidak boleh
membahayakan struktur, yaitu tidak boleh terlalu dekat dengan
sambungan.
Beton inti diambil 0.15 – 1.5 m dari permukaan atas struktur, dapat diambil
tegak lurus horizontal/ vertical dengan mempertimbangkan seminimal terkena
tulangan.
1. Alat bor diletakkan pada permukaan yang akan diuji dengan posisi datar, posisi
alat bor harus dijaga agar tidak berubah posisi atau bergoyang selama
pengeboran.
2. Menyediakan air dengan alat yang ada system pompa.
3. Kemudian air dimasukkan ke alat core drill dengan selang kecil pada tempat
yang sudah disediakan pada alat tersebut, sehingga alat tidak mengalami
kerusakan terutama mata bor yang berbentuk silinder selama proses pengujian.
4. Setelah siap kemudian alat dihidupkan dengan menggunakan tali yang dililitkan
pada starter alat dan tarik.
5. Setelah hidup lalu mata bor diturunkan secara perlahan pada titik yang telah
ditentukan sampai kedalaman tertentu, kemudian alat dimatikan dan mata bor
dinaikkan.
6. Kemudian hasil dari pengeboran tersebut diambil dengan menggunakan
penjapit.
7. Melakukan pengecekan tinggi beton inti (H) dibandingkan dengan diameter
beton inti (D), dengan perkiraan H/D minimal 2 (setelah di potong) dan apakah
sample layak digunakan.
8. Sedapat mungkin dihindari pengeboran, yang melalui tulang. Pastikan bahwa
beton inti untuk penentuan kuat tekan beton tidak mengandung batang
tulangan di dalamnya, atau dekat dengan arah sumbu longitudinal. Apabila
terdapat tulangan besi dalam benda uji beton inti posisinya harus tegak lurus
terhadap sumbu benda uji. Jumlah tulangan besi dalam benda uji beton inti
tidak boleh lebih dan dua batang.
Segera setelah pengeboran, pada setiap beton inti harus dibersihkan dan diberi tanda
oleh pihak konsultan. Lokasi dan orientasi pada elemen beton tempat pengeboran
harus dicatat. Bila telah dihasilkan sejumlah benda uji beton inti secara berturut-turut,
harus diberi tanda pada setiap benda uji yang menunjukan posisi dan orientasinya.
1. Perawatan dan pengetesan benda uji dilakukan oleh pihak lab Independent PT
Mixindo Abadi Karya.
2. Setelah dilakukan pengeboran permukaan beton inti di lap dan membiarkan air
yang tersisa dipermukaan untuk menguap. Setelah permukaan terlihat kering
tetapi tidak lebih dari 1 jam setelah pengeboran sample di masukkan ke plastic
dan wadah tertutup untuk mencegah kehilangan kelembapan. Menempatkan
sample beton inti disuhu ruang dan menghindari paparan langsung sinar
matahari.
3. Sample beton inti harus tetap dalam plastic dan wadah tertutup sampai
persiapan capping 2 jam sebelum di tes.
4. Pemotongan sample beton inti menggunakan air tidak lebih dari 2 hari setelah
pengeboran, setelah dilakukan pemotongan beton inti, permukaan di lap dan
dimasukkan kembali ke plastic dan wadah tertutup. Pemotongan beton inti
harus rata dan tegak lurus terhadap longitudinal axis.
5. Capping menggunakan gypsum di sisi atas dan bawah dan harus rata dengan
pengecekan menggunakan waterpass.
2.2.8 Pengamatan Visual
Pemeriksaan secara visual dan benda uji beton inti dilakukan untuk mengidentifikasi
adanya kelainan-kelainan. Benda uji yang cacat karena terlalu banyak terdapat rongga
adanya serpihan/agregat kasar yang lepas, tulangan besi yang lepas dan
ketidakteraturan dimensi, tidak boleh digunakan untuk uji kuat tekan.
2.2.9 Pengukuran
1) diameter beton inti (dm), diukur sampai ketelitian 1%, rata-rata dua kali pengukuran,
masing-masing pada bagian titik tengah dan titik perempat arah panjang inti.
2) panjang maksimum dan minimum beton inti, diukur sampai ketelitian 1% dan benda
uji yang diterima, dan panjang dari benda uji setelah diadakan persiapan akhir.
3) diameter dan setiap tulangan dan posisinya ditentukan dari pusat batang yang
tampak sampai pada ujungnya dan/atau sumbu beton inti, baik dalam keadaan pada
saat diterima maupun pada saat setelah dipersiapkan. Pengukuran dilakukan sampai
ketelitian 1mm. Semua pengukuran harus dicatat.
Berdasarkan SNI 2847: 2019 dan ACI 318 beton inti memenuhi persyaratan berikut: