Anda di halaman 1dari 4

1.

Pengujian struktur beton di lapangan

Pengujian beton pada struktur Jembatan, Flyover dan underpass dilaksanakan dengan
uji-uji sebagai berikut:

v Pengujian Mutu Beton menggunakan alat Winsore Probe

Pemerirksaan mutu beton dilakukan dengan alat windsore Probe termasuk dalam golongan
pemeriksaan Penetration Test. Dalam pelaksanaannya diatur dengan (ASTM C803M-96)
dilakukan pada tempat tempat atau struktur yang sensitif oleh perubahan penampang,
misalnya pada gelagar/girder dan pada kantilever pier head.

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui ketahanan beton terhadap penetrasi probe yang
ditembakkan dari pistol beton, semakin tinggi mutu beton akan memiliki`ketahanan yang
lebih besar (penetrasi probe yang lebih kecil). Pengujian ini dilakukan pada pier head, gelagar
dan pilar. Lebih detailnya dapat dijelaskan sebagai berikut:

Metoda penetrasi (Penetrability Method) adalah suatu metoda pengujian kerapatan dan kuat
tekan beton (Tegangan karakteristik) dengan cara menembakkan pin/probe baja masuk
kedalam beton dengan kecepatan tenaga pendorong eksplosif.

Prinsip dasar pengukuran kuat tekan beton adalah jika pin/probe yang ditembakkan
masuknya lebih dangkal maka berdasarkan hasil pembacaan beton tersebut memiliki kuat
tekan yang lebih besar dibandingkan dengan pin/probe baja yang masuk lebih dalam. Metoda
penetrasi digolongkan menjadi dua bagian yaitu :

Alat dengan menggunakan logam penembus beton berupa pin (untuk energi yang
rendah).
Alat dengan menggunakan logam penembus beton berupa probe (untuk energi yang
tinggi).

Jadi didalam melakukan pengujian dengan metoda penetrasi digunakan suatu alat yang
bernama Windsor Probe. Probe yang sering digunakan di lapangan terdiri dari Probe emas
(Gold Probe) dan Probe perak (SilverProbe). Probe emas digunakan pada beton ringan yang
menggunakan agregat buatan dan probe perak digunakan untuk semua jenis beton yang
menggunakan agregat alami.

Gambar alat dan aplikasi mesin


Windsor Probe

v Pengujian Beton menggunakan alat Schmidt Hammer

Schmidt Hammer Tests atau yang lebih dikenal dengan alat Hammer Test adalah suatu alat
uji untuk mengetahui tegangan karakteristik beton dengan mengukur kekuatan
permukaannya. Pelaksanaan Schmidt Hammer test diatur dengan (BS 1881-202, ASTM
C805).

Cara kerja dari alat ini sangat mudah, yaitu dengan cara menekan plunger head dari alat
tersebut ke permukaan beton dan akan menghasilkan suatu pantulan di dalam alat tersebut.
Nilai yang dibaca dari hasil pantulan tersebut adalah nilai kuat tekan beton (perlu dikalibrasi
dahulu untuk memperoleh kuat tekan beton) dari beton yang kita uji.

Biasanya kuat tekan beton yang dihasilkan dari pengujian hammer tes terhadap beton tua dan
beton muda menghasilkan angka kuat tekan yang berbeda. Kuat tekan beton pada beton tua
nilai yang dihasilkan oleh pengujian hammer test akan lebih besar dan tidak sesuai dengan
kuat tekan beton sebenarnya, sedangkan pada beton muda nilainya akan sesuai dengan kuat
tekan beton sebenarnya. Misal kuat tekan beton yang dihasilkan dari pengujian hammer test
pada beton tua akan menghasilkan bk pada usia 30nilai yang lebih besar daripada nilai
yang sebenarnya ( tahun 44,5 N/mm2 > bk rencana 22,5 N/mm2), sedangkan untuk beton(
segar nilai yang dihasilkan sesuai dengan kuat tekan yang sebenarnya. Perubahan tegangan
karakteristik tersebut diatas disebabkan telah terjadinya karbonasi pada permukaan beton
sebagai akibat pengaruh dari iklim atau dari lingkungan, sehingga beton pada bagian
permukaan tersebut akan mengkristal.

Tingginya kuat tekan beton yang terjadi pada beton tua dari hasil pengujian hammer test,
bukan berarti beton tersebut memiliki kekuatan semakin baik. Malah sebaliknya beton
tersebut berada di ambang kehancuran (sudah tidak adanya ikatan yang kuat didalam beton
dikarenakan terjadinya pengkristalan pada partikel-partikelnya) sehingga perlu dilakukannya
perbaikan sebelum karbonasi yang terjadi merambah pada bagian dalam beton.

Jumlah pengujian yang disyaratkan oleh British Standard (BS) 4480 dan ASTM C 597
mensyaratkan pengambilan antara 9 25 kali pengukuran untuk setiap daerah seluas
maksimum 300 mm2.

Pengujian Beton menggunakan alat Schmidt Hammer


Schmidt Concrete Test Hammer
Surface Hardness and Penetration Resistance

Introduction

BS1881: Part 202 ;ASTM C805


The concrete hammer is a hand held instrument used for testing the quality of hardened
concrete in a structure.
On new structures, once the concrete has hardened, the instrument can be used to give an
indication of the gain in concrete strength.
On existing structures, it can be used to gain an estimate of the uniformity of the concrete.

Description

The instrument works on the principle that the rebound of an elastic mass impacting on a
surface is a function of the hardness of the surface itself. Hence the harder the surface, the
greater is the rebound distance.
The test sequence consists of:
1. prior to using the hammer, the surface of the concrete is first abraded with the
carborundum stone to remove surface irregularities.
2. the hammer is then pushed firmly against the concrete until the the trigger button is
automatically released
3. hand pressure is then reduced, to allow the plunger to fully emerge from the instrument.
4. extra hand pressure is then applied to push the plunger back into the instrument,
compressing the internal spring to a point where the trigger mechanism over-rides and causes
the impact force to be applied to the surface.
5. still applying hand pressure, the push button is pressed to lock the plunger in place,
retaining the reading on the graduated scale.
6. the strength corresponding to the reading on the scale is then noted.
7. if concrete test cubes from the structure are available, then using the hammer on these will
allow a more accurate answer to be established.

Specification
Measures concrete strengths of:
10 to 70 N/mm (100 to 700 kgf/cm)
Supplied in a carrying case complete with carborundum stone.
Total Weight 1.7kg.

Anda mungkin juga menyukai