Anda di halaman 1dari 15

MODUL PRAKTIKUM TUGAS 4

2018

SLUMP TEST

A. TUJUAN
Untuk mengetahui workability beton segar sebelum diterima dan
diaplikasikan dalam pekerjaan pengecoran.
B. ALAT
1. Kerucut Abrams: kerucut terpancung, dengan bagian atas dan bawah
terbuka, diameter atas 102 mm, diameter bawah 203 mm, tinggi 305 mm,
tebal plat min 1,5 mm.
2. Batang besi penusuk: diameter 16 mm, panjang 60 cm, memiliki salah satu
atau kedua ujung berbentuk bulat setengah bola dengan diameter 16 mm.
3. Alas : datar, dalam kondisi lembab, tidak menyerap air dan kaku.

C. PROSEDUR KERJA
1. Kerucut Abrams (cetakan) dibasahi, ditempatkan di atas permukaan yang
datar, dalam kondisi lembab, tidak menyerap air dan kaku
2. Pengisian cetakan dibagi 3 kali, masing-masing sekitar 1/3 volume cetakan
– tiap lapis dipadatkan dengan 25 kali tusukan secara merata dan
menembus ke lapis sebelumnya/di bawahnya – namun tidak boleh
menyentuh dasar cetakan.
3. Lapis terakhir dilebihkan pengisiannya – setelah dipadatkan lalu diratakan
dengan menggelindingkan batang penusuk diatasnya
4. Segera setelah permukaan atas beton diratakan, cetakan diangkat dengan
kecepatan 3-7 detik, diangkat lurus vertikal – tidak boleh diputar atau
digeser ke samping selama mengangkat kerucu
5. Seluruh proses dari awal sampai selesainya pengangkatan cetakan tidak
boleh lebih lama dari 2,5 menit
6. Letakkan cetakan di samping beton yang diuji slump-nya (boleh
diletakkan dibalik posisinya) dan ukur nilai slump penurunan permukaan
atas beton pada posisi titik tengah permukaan atasnya
7. Jika terjadi kegagalan slump (tidak memenuhi kisaran slump yang
disyaratkan, keruntuhan benda uji termasuk keruntuhan geser), maka

UNIVERSITAS KALTARA 1
MODUL PRAKTIKUM TUGAS 4
2018

pengujian diulang- maksimal kali, jika masih gagal maka beton dinyatakan
tidak memenuhi syarat dan ditolak
8. Syarat variasi pengukuran yang memenuhi syarat dari 3 pengukuran:
minimum 2 memenuhi syarat dengan selisih pengukuran tidak lebih dari
21 mm.
D. PERHITUNGAN

Catat nilai slump contoh uji dalam satuan milimeter hingga ketelitian 5 mm
terdekat.

Nilai Slump = Tinggi alat slump – tinggi beton setelah terjadi penurunan

E. DOKUMENTASI

COMPRETION TEST

A. TUJUAN

UNIVERSITAS KALTARA 2
MODUL PRAKTIKUM TUGAS 4
2018

Tes uji kuat tekan bertujuan untuk mengetahui kuat tekan beton
karakteristik ( kuat tekan maksimum yang dapat diterima oleh beton
sampai beton mengalami kehancuran ), serta dapat menentukan
waktu untuk pembongkaran bekisting balok dan pelat lantai.

B. PROSEDUR KERJA
1. Silinder diameter 15 cm dan tinggi 30 cm
dipersiapkan.

2. Cetakan silinder diletakkan pada pelat atas baja yang telah


dibersihkan dan sisi dalamnya diolesi minyak pelumas seperlunya
untuk mempermudah pelepasan beton dari cetakannya.

3. Adukan beton yang dipakai pada pengujian slump test dimasukkan


ke dalam cetakan yang dibagi dalam tiga lapisan yang sama.

4. Adukan beton ditusuk- tusuk sebanyak 10 kali tiap lapisan.

5. Bagian atasnya diratakan dan diberi kode tanggal pembuatan.

6. Didiamkan selama 24 jam dan direndam dalam air (curing)


selama waktu tertentu, kemudian diserahkan ke laboratorium
untuk dilakukan pengetesan beton pada usia 4, 14, dan 28 hari.

7. Tes uji beton dilakukan dengan mesin uji tekan yang dilakukan
di batching plant.

8. Ambil benda uji dari bak perendam yang direndam selama 4, 14,
dan 28 hari, bersihkan dengan kain untuk menghilangkan
kotoran yang menempel.

9. Menimbang berat benda uji dan menghitung luas


permukaannya.

10. Benda uji diletakkan pada mesin tekan secara sentris.

UNIVERSITAS KALTARA 3
MODUL PRAKTIKUM TUGAS 4
2018

11. Mesin tekan dioperasikan dengan penambahan beban yang


konstan berkisar antara 2 sampai 4 kg/cm2 per detik.

C. PERHITUNGAN

Untuk mencari kuat tekan beton dari hasil pengujian, digunakan


rumus:

rumus

kuat tekan beton = ((Bacaan Pd Dial x101,97) / (Luas penampang


tekan)) : 0,83

Keterangan : 1KN = 101,97 kg

Angka Konversi Silinder = 0,83


dapat disimpulkan bahwa beton yang diproduksi memenuhi
spesi kasi yang telah disyaratkan Peraturan Beton Indonesia (
SNI.2 – 1971 ), bahwa pada umur beton 28 hari, maka persentase
kekuatan beton mencapai 100%.

D. DOKUMENTASI

VEEBEE TEST

A. TUJUAN
UNIVERSITAS KALTARA 4
MODUL PRAKTIKUM TUGAS 4
2018

Tujuan utama dari uji Vee-Bee adalah untuk menentukan kemampuan


kerja dari beton campuran baru. Uji Vee-Bee memberikan indikasi tentang
mobilitas dan aspek kompaktibilitas dari beton campuran baru.

B. PROSEDUR KERJA
1. Awalnya kerucut lembaran logam lembaran ditempatkan di dalam wadah
silinder yang ditempatkan di konsentometer. Kerucut diisi dengan empat lapis
beton. Setiap lapisan beton adalah seperempat tinggi dari kerucut. Setiap lapisan
setelah menuangkan dikenakan dua puluh lima tamping dengan batang tamping
standar. Tamping dilakukan dengan ujung batang yang membulat.

Stroke didistribusikan dengan cara yang seragam. Ini harus dilakukan sedemikian
rupa sehingga goresan yang dilakukan untuk lapisan kedua dan selanjutnya dari
beton harus menembus lapisan bawah.

Setelah lapisan terakhir telah ditempatkan dan dipadatkan, beton dipukul untuk
membuatnya sejajar dengan bantuan sekop. Ini membuat kerucut menjadi persis
terisi

2. Setelah persiapan kerucut beton, piringan kaca yang melekat pada lengan putar
dipindahkan dan ditempatkan di bagian atas kerucut yang ditempatkan di dalam
wadah silinder. Cakram kaca harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga
menyentuh bagian atas tingkat beton dan pembacaan diukur dari batang yang
lulus.

3. Sekarang kerucut silindris dihilangkan segera dengan menaikkan kerucut


perlahan ke arah vertikal. Disk transparan di bagian atas beton ditempatkan ke
posisi baru dan pembacaan ditentukan.

4. Perbedaan nilai yang diukur dari langkah 3 dan langkah 4 akan memberikan
kemerosotan.

5. Sekarang vibrator listrik dinyalakan dan pada saat yang sama kita harus
memulai stop watch. Beton dibiarkan menyebar dalam wadah silinder. Sampai
UNIVERSITAS KALTARA 5
MODUL PRAKTIKUM TUGAS 4
2018

beton dikuatkan, getarannya dilanjutkan. Tahap ini adalah ketika permukaan


beton menjadi horizontal dan permukaan beton sepenuhnya menempel secara
seragam ke cakram transparan.

6. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan perbaikan dalam hitungan detik


dicatat. Kali ini dalam hitungan detik memberi kita ukuran kemampuan kerja
beton segar. Kali ini diekspresikan dalam Vee-Bee detik.

D. DOKUMENTASI

BALL TEST KELLY

Ball Test Kelly ini adalah pengaru cara dinamis dengan menggunakan bola
besi. Bola besi dijatuhkan di atas campuran beton segar dan diukur kedalaman,
maksudnya bola besi ini ke dalam campuran. Makin dalam berarti konsistensi
UNIVERSITAS KALTARA 6
MODUL PRAKTIKUM TUGAS 4
2018

makin lembut. Dianjurkan antara 2,5-9 cm (ASTM C 360-63). Pengujian act


dilakukan pada beton dalam kereta dorong atau dalam begisting.

Ada banyak variasi benda yang dijatuhkan. Pada waktu bola dijatuhkan,
terjadi regangan geser. Jika ada penetrasi, massa harus beradaptasi atas deformasi
yang terjadi. Kelemahan uji ini adalah:

1/. Hasil act keliru bila ada agregat yang mengganggu.

2/. Hasil lebih dipengaruhi oleh kondisi satu lapis di atas daripada seluruh
massa.

Sedangkan mengukur kompaktivitas beton segar (BS 1881). Adukan beton


diletakkan pada silinder yang paling atas. Dasar-dasar silinder dibuka sehingga
adukan jatuh ke dalam silinder yang kedua. Dasar silinder kedua dilepas lagi,
sehingga campuran beton jatuh ke silinder yang terbawa. Campuran silinder ini
diratakan, kemudian ditimbang. Campuran kemudian dipadatkan (bila perlu
ditambahi campuran lagi) dan ditimbang lagi.

A. TUJUAN

Untuk membandingkan pengukuran workabilitas dengan tiga alat


yaitu kerucut Abrams, k-slump dan acto ball, mulai dari cara kerja,
prinsip kerja serta actor-faktor yang mempengaruhi hasil pengukuran
masing- masing alat tersebut.

B. PROSEDUR KERJA

1. Menuangkan campuran beton dari molen secara langsung kedalam tempat


berupa ember ukuran diameter 50 cm, tinggi 25 cm.
2. Memastikan alat Kelly Ball menunjukkan angka nol pada tempat yang
datar.
3. Merataan permukaan beton segar, namun tanpa penggetaran ataupun
pemadatan

4. Meletakkan alat Kelly Ball diatas campuran beton. Melepaskan alat


perlahan-lahan. Perlu diperhatikan bahwa posisi alat pada waktu pengujian
harus benar-benar vertical.

UNIVERSITAS KALTARA 7
MODUL PRAKTIKUM TUGAS 4
2018

5. Membaca angka pada alat setelah Kelly Ball menunjukkan nilai yang tetap
(kondisi stabil).
6. Mencatat besarnya penurunan Kelly Ball.

C. DOKUMENTASI

COMPACTING TEST

A. TUJUAN

Dapat membuat grafik hubungan antara kadar air dan berat isi kering serta
angka porinya dan mendapatkan nilai kadar air optimum.

UNIVERSITAS KALTARA 8
MODUL PRAKTIKUM TUGAS 4
2018

B. ALAT

1. Silinder pemadatan.
2. Penumbuk standar
3. Alat untuk mengeluarkan contoh dari silinder (dongkrak).
4. Timbangan.\
5. Saringan No. 4
6. Pisau perata dan jangka sorong.

C. PERSIAPAN BENDA UJI

1. Siapkan silinder pemadatan dan penumbuknya. Silinder dan penumbuk


dibersihkan, kemudian ditimbang.
2. Pasang dan klem plat atas dan silinder sambungannya.

D. PROSEDUR KERJA

1. Contoh tanah dimasukkan kedalam silinder dengan lapisan yanag sama


tebalnya sebanyak tiga lapisan. Setiap lapisan masing-masing ditumbuk
sebanyak 5 kali secara merata pada seluruh permukaan. Usahakan tebal
contoh tanah padat yang diperoleh kira-kira 0,5 cm lebih tinggi dari silinder
utama.
2. Silinder sambungan dilepaskan kemudian tanah tersebut dipotong dengan
pisau perata hingga tanah dengan permukaan silinder sama rata. Plat dasar
dilepaskan, selanjutnya silinder + contoh tanah ditimbang.
3. Contoh tanah dikeluarkan dengan alat pengeluar contoh tanah (dongkrak),
kemudian ambil bagian atas dan bawah untuk diperikas kadar airnya.
4. Contoh tanah di atas diulangi dengan contoh tanah lain.

E. KESIMPULAN

1. Dari percobaan yang telah dilakukan didapat hasil sebagai berikut:


- Kadar air optimum = 20.5 %
- Padat kering maksimum = 1,32 kg/cm3
UNIVERSITAS KALTARA 9
MODUL PRAKTIKUM TUGAS 4
2018

2. Tanah yang kadar airnya kecil sukar dipadatkan, dengan menambah air,
maka pemadatan lebih mudah dilakukan karena air bersifat seperti pelumas.
3. Pada kadar air yang tinggi kepadatan akan turun lagi bersama-sama pori-
pori jenuh terisi air yang sudah dilaksanakan dengan pemadatan.

F. DOKUMENTASI

CBR LABORATORIUM

A. TUJUAN

Untuk menentukan nilai CBR (Calipornia bearing Ratio) dari suatu contoh
tanah yang dipadatkan secara modified dan tanpa perendaman, yang dilakukan
di laboratorium.

B. ALAT

UNIVERSITAS KALTARA 10
MODUL PRAKTIKUM TUGAS 4
2018

1. Mesin penekan dengan kapasitas sekurang-kurangnya 4,45 ton yang


mempunyai kepala atau dasar dapat bergerak teratur.
2. Cincin beban dengan arloji pengukurnya.
3. Silinder pemadat CBR yang dilengkapi dengan silinder sambungan dan plat
alas.
4. Spacer dick (plat ganjal).
5. Penumbuk berat (modified).
6. Plat-plat beban.
7. Piston Penetrasi.

C. PERSIAPAN BENDA UJI

1. Contoh tanah yang dikeringkan dan lolos saringan no.4 dicampur dengan air
secara merata pada kadar optimum sehingga air optimum sehingga didapat
kepadatan maksimal.
2. Plat alas alat pada silinder dipasang dan diklem dan silinder sambungan
dipasang.
3. Plat ganjal ditaruh dalam silinder di atas dasar, kemudian kertas filter
ditaruh diatas plat ganjal.
4. Contoh tanah yang sudah dipersiapkan tadi dipadatkan dalam silinder
pemadatan CBR dengan cara pemadatan
5. Silinder sambungan dilepaskan, tanah padat dipotong dan diratakan
sehingga rata dengan permukaan '„madatan.
6. Plat alas dilepaskan dan plat ganjal diambil. Berat silinder dan tanah
didalamnya ditimbang dan dicatat untuk menghitung berat volume tanah.

D. PROSEDUR KERJA

1. Selembar kertas filter diletakkan diatas plat alas dan balikkan silinder berisi
tanah, letakkan di atas plat alas dan diklem.
2. Beban-beban ditaruh diatas tanah dalam silinder dengan jumlah beban yang
sesuai dengan tekanan yang akan bekerja pada tanah nantinya.
UNIVERSITAS KALTARA 11
MODUL PRAKTIKUM TUGAS 4
2018

3. Pada silinder pada mesin penetrasi piston penetrasi diatur menempel muka
tanah.
4. Arloji beban dan arloji penetrasi diatur pada pembacaan nol.
5. Pembebanan mesin dikerjakan sehingga piston mempunyai kecepatan
penetrasi kurang lebih 1,27 mm/menit. Besarnya penetrasi dan beban
penetrasi dibaca dan dicatat pada saat penetrasi sebesar harga-harga yang
tertera dalam daftar percobaan.
6. Benda uji dikeluarkan dari silinder, kemudian periksa kadar airnya. 

E. PERHITUNGAN

Nilai CBR (%) :


1. Penetrasi 0,1” = tekanan dikoreksi x 100 %
=1000
2. Penetrasi 0,2” = tekanan dikoreksi x 100 %
=1000

PERBEDAAN SLUMP TEST, COMPACTING TEST, DAN VEEBE TEST

A. Slump test
Kelebihan dari Uji Slump adalah dapat dilakukan oleh semua orang:
mudah dilakukan dan mudah diukur, bahkan oleh tukang / pekerja sekalipun.
Sehingga Uji ini lebih populer dibandingkan uji lainnya dan sampai saat ini
masih digunakan.

UNIVERSITAS KALTARA 12
MODUL PRAKTIKUM TUGAS 4
2018

Nilai slump adalah nilai yang diperoleh dari hasil uji slump dengan
cara beton segar diisikan  ke dalam suatu corong baja berupa kerucut
terpancung, kemudian bejana ditarik ke atas sehingga beton segar meleleh ke
bawah.

Test Slump dilakukan untuk mengetahui mutu beton yang digunakan


apakah sesuai dengan perencanaan. Slump Test dilakukan pada saat sebelum
pengecoran berlangsung. Hasil dari slump test akan diambil sampelnya untuk
diuji kembali di labolatorium.Test slump tidak menggunakan kubus akan
tetapi menggunakan alat yang berbentuk tabung yang pada dasarnya sama
dan biasanya disebut uji silinder. Tabung tersebut berukuran 15 x 30 x 15 cm
dan batang pengocok dari besi tulangan 16 dengan panjang 50 cm. Uji Slump
mengacu pada SNI 1972-2008 dan ICS 91.100.30

Slump dapat dilakukan di laboratorium maupun di lapangan (biasanya ketika


ready mix sampai, diuji setiap kedatangan). Hasil dari Uji Slump beton yaitu nilai
slump. Nilai yang tertera dinyatakan dalam satuan internasional (SI) dan mempunyai
standar.

B. Compection Test
Pemadatan dapat dikatakan sebagai proses pengeluaran udara dari
pori-pori tanah dengan salah satu cara mekanis. Cara mekanis yang
digunakan dilapangan biasanya dengan menggilas, sedangkan dilaboratorim
dengan cara menumbuk atau memukul. Daya pemadatan ini tergantung pada

kadar air, meskipun digunakan energi yang sama, nilai kepadatan yang akan
diperoleh akan berbeda-beda. Pada kadar air yang cukup rendah tanah sukar
dipadatkan, sedangkan pada kadar air yanag cukup tinggi nilai kepadatannya
akan menurun, sampai suatu kadar air tinggi sekali sehingga air tidak dapat
dikeluarkan dengan pemadatan.
Pada pemadatan dengan kadar air yanag berbeda-beda akan didapat
nilai kepadatan yang berbeda pula. Sehingga kadar air tertentu akan didapat
UNIVERSITAS KALTARA 13
MODUL PRAKTIKUM TUGAS 4
2018

keadaan yang paling padat (angka pori yang paling rendah). Kadar air dimana
dimana tanah mencapai keadaan yang paling padat disebut kadat air optimum.
Untuk menentukan kadar air optimum ini biasanya dibuat grafik hubungan
antara kadar air dan berat isi kering.
Berat isi kering ini digunakan untuk menentukan kadar air optimium
dimana mencapai keadaan paling padat, dapat dilakukan:
1. Percobaan pemadatan di lapangan.
2. Percobaan pemadatan di laboratorium.
Percobaan pemadatan di laboratorium dapat dilakukan dengan dua cara:
1. Percobaan pemadatan standart (standart compaction test).
2. Percobaan pemadatan modified (modified compaction test).  
Dengan nilai kadar air yang optimum yang didapat dari percobaan ini,
maka kita dapat memadatkan tanah sehingga tanah tersebut akan mempunyai:
- Kekuatan yang lebih besar.
- Kompresibilitas dan daya rembesan yang lebih kecil.
- Ketahanan yang relatif lebih besar terhadap pengaruh air.  

C. VeeBee Test
Vee-bee test melakukan pengukuran usaha relatif untuk mengubah
massa beton dari bentuk yang pasti ke yang lain. Artinya, sesuai pengujian,
dari bentuk kerucut ke bentuk silinder dengan menjalani proses getaran.

Pengukuran upaya dilakukan dengan pengukuran waktu dalam


hitungan detik. Jumlah kerja yang diukur dalam hitungan detik disebut
sebagai upaya pengerasan. Waktu yang diperlukan untuk penempelan ulang
lengkap adalah ukuran kemampuan kerja dan dinyatakan dalam Vee-Bee
detik.
Eksperimen ini dinamai setelah pengembang V Bahrmer dari Swedia.
Metode ini juga bisa diterapkan untuk beton kering. Untuk beton yang
UNIVERSITAS KALTARA 14
MODUL PRAKTIKUM TUGAS 4
2018

memiliki nilai kemerosotan lebih dari 50mm, aktivitas penataan ulang akan
sangat cepat sehingga pengukuran waktu tidak memungkinkan.
Vee-Bee Test untuk Menentukan Workability of Concrete
menggunakan Consistometer
Aparatus untuk uji Vee-Bee
Alat uji Vee-Bee terdiri dari konsometer Vee-Bee sesuai IS: 119 -
1959, seperti yang ditunjukkan pada gambar-1. Peralatan terdiri dari meja
bergetar yang didukung dan dipasang pada pendukung elastis. Ini juga terdiri
dari kerucut lembaran logam lembaran, keseimbangan berat, wadah silinder,
batang tamping besi standar dan kulir.

FLOWCHART

START
T

SEMEN
MATERIAL UJI MATERIAL
AGREGAT KASAR

AGREGAT HALUS

AIR
UNIVERSITAS KALTARA TRIAL MIX
15

SLUMP TEST JOB MIX COMPRESSION TEST

Anda mungkin juga menyukai