Pertemuan II
Irda yunita, ST, M.Sc
PERTEMUAN II
BETON
TULANGAN BAJA
BETON BERTULANG
Inggris.
Standar industri di Amerika (ASTM) maupun di Indonesia (SNI)
mengenal 5 jenis semen, yaitu :
dipakai).
Mengangkat
Kerucut
Mengukur
Tinggi
SLUMP
Berdasarkan ACI Committe, 2011
PERTEMUAN II
BETON
TULANGAN BAJA
BETON BERTULANG
• Sifat jangka pendek, seperti kuat tekan, tarik, dan geser, serta
modulus elastisitas.
fc = P/A (Mpa)
dimana :
fc : kuat tekan, MPa
P : Beban tekan maksimum yang dapat ditahan, Newton
A : Luas penampang silinder diameter 15 cm, tinggi 30 cm
Perbedaan beton silinder dan kubus
Samakah Mutu Beton K dengan fc’ Mpa?
dihasilkan adalah fc’ dalam satuan Mpa. Namun dalam spesifikasi teknis
dalam Mpa adalah kuat tekan beton yang disyaratkan Mpa atau
benda uji maka mutu betonnya menjadi tidak sama. Sebagai hasil
contoh, f’c 22,5 Mpa itu setara dengan mutu beton berkisar K-
271.
Sedangkan fc’ adalah kuat tekan beton yang disyaratkan (dalam Mpa),
cm dan tinggi 30 cm. Penentuan nilai fc’ boleh juga didasarkan pada hasil
pengujian pada nilai fck yang didapat dari hasil uji tekan benda uji kubus
bersisi 150 mm. Dalam hal ini fc’ didapat dari perhitungan konversi berikut
ini. Fc’ = (0,76+0,2 log fck/15) fck, dimana fck adalah kuat tekan beton
(dalam MPa), didapat dari benda uji kubus bersisi 150 mm. Atau
perbandingan kedua benda uji ini, untuk kebutuhan praktis bisa diambil
berkisar 0,83.
Para pelaksana konstruksi perlu ekstra hati-hati, karena saat ini telah dan
harus mengunakan standar perencanaan berdasarkan SNI. Sedangkan
aplikasi sampai saat ini hampir semua Bestek atau Recana Kerja dan Syarat-
Syarat (RKS), masih mengunakan mutu beton dengan “K” (karakteristik).
Jadi jangan coba, sesekali memesan mutu beton K-300 apabila di RKS
tercantum mutu beton fc’ 30 Mpa karena bisa menimbulkan kegagalan
struktur bangunan beton bertulang.
Contoh perhitungan mutu beton fc’ 30 Mpa, menjadi “K”. Misalkan mutu
beton di RKS 30 Mpa, maka kita dapat menghitung dengan konversi benda
uji kubus ke silinder, yakni berkisar 0,83 dan konversi satuan Mpa ke kg/cm2,
yakni sama dengan 10. Jadi mutu beton adalah sama dengan 30*10/0,83 =
361 kg/cm2.
Sebagai catatan tambahan. Tingkat kekuatan dari suatu
dari empat hasil uji kuat tekan tidak kurang dari (fc’ +
0,82 S). (ii). Tidak satupun dari hasil uji tekan (rata-rata dari
GAMBAR diagram tegangan – regangan tipikal yang diperoleh dari percobaan dengan
menggunakan benda uji silinder. Regangan beton pada saat hancur berkisar antara 0,003 sampai
0,004, dan di dalam SNI 1991 ditetapkan 0,003 sebagai dasar analisis tampang.
Kurva hubungan tegangan-regangan pada beton
Ada empat bagian utama yang mempengaruhi
mutu dari kekuatan beton tersebut, yaitu:
• Proporsi bahan-bahan penyusunnya
• Metode perancangan
• Perawatan
• Keadaan pada saat pengecoran dilaksanakan
• Metode pengujian kuat tekan beton ada beberapa cara, antaranya
pengujian yang sifatnya tidak merusak (UT atau Hammer Test)
Kuat tarik beton bervariasi antara 8% sampai 15% dari kuat tekannya. Alasan
utama dari kuat tarik yang kecil ini adalah kenyataan bahwa beton dipenuhi
oleh retak-retak halus. Retak-retak ini tidak berpengaruh besar bila beton
menerima beban tekan karena beban tekan menyebabkan retak menutup
sehingga memungkinkan terjadinya penyaluran tekanan. Jelas ini tidak terjadi
bila balok menerima beban tarik. Biasanya diabaikan dalam perhitungan
desain. Kuat tarik beton merupakan sifat yang penting untuk memprediksi
retak dan defleksi balok.
Kuat tarik beton juga dapat diukur dengan melakukan uji pembelahan
silinder. Sebuah silinder ditempatkan di posisinya pada mesin penguji dan
kemudian suatu beban tekan diterapkan secara merata di seluruh bagian
panjang dari silinder di mana tumpuan untuk seluruh bagian panjang dari
silinder diletakkan pada bagian dasarnya (lihat gambar pembelahan silinder).
Silinder akan terbelah menjadi dua dari ujung ke ujung ketika kuat tariknya
tercapai. Kuat tarik pada saat terjadi pembelahan disebut sebagai kuat
pembelahan silinder (split-cylinder strength) dan dapat dihitung dengan
rumus berikut ini, di mana P adalah gaya tekan maksimum, L adalah panjang,
dan D adalah diameter silinder:
Sifat Mekanis Beton
(Jangka Pendek)
• Kuat Geser
Dimana :
Susut secara umum didefinisikan sebagai perubahan volume beton yang tidak
berhubungan dengan beban. Pada dasarnya ada dua jenis susut, yaitu susut
plastis dan susut pengeringan. Susut plastis terjadi beberapa jam setelah beton
setelah beton mencapai bentuk akhirnya, dan proses hidrasi pasta semen telah
berumur akan semakin tahan tegangan dan semakin sedikit mengalami susut.
Penyebab utama terjadinya fenomena susut ini adalah hilangnya
bebas yang berada dalam pori kapiler, air yang diserap secara
Beton mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap api dan air, bahkan
Di sebagian besar daerah, beton terbuat dari bahan-bahan lokal yang murah
(pasir, kerikil, dan air) dan relatif hanya membutuhkan sedikit semen dan
tulangan baja, yang mungkin saja harus didatangkan dari daerah lain.
Beton sulit untuk kedap air secara sempurna, sehingga selalu dapat dimasuki
air, dan air yang membawa garam dapat merusak beton.
Beton bersifat getas sehingga harus dihitung dan didetail secara seksama
agar setelah dikombinasikan dengan baja tulangan menjadi bersifat daktail.
PERTEMUAN II
BETON
TULANGAN BAJA
BETON BERTULANG
BETON
TULANGAN BAJA
BETON BERTULANG
• Sifat penting pada baja adalah kuat tarik. Pada saat baja
diberi beban, maka baja akan cenderung mengalami
deformasi/perubahan bentuk. Perubahan bentuk ini
akan menimbulkan regangan/strain, yaitu sebesar
terjadinya deformasi tiap satuan panjangnya.
peningkatan regangannya.
Modulus Elatisitas (Es)
BETON
TULANGAN BAJA
BETON BERTULANG