Anda di halaman 1dari 87

STRUKTUR BETON

Pertemuan II
Irda yunita, ST, M.Sc
PERTEMUAN II

BETON

SIFAT MEKANIS BETON

TULANGAN BAJA

BETON BERTULANG

SIFAT MEKANIS TULANGAN


BAJA
Beton

• Beton merupakan campuran antara bahan agregat halus dan

kasar dengan pasta semen (kadang-kadang juga

ditambahkan admixtures), campuran tersebut apabila

dituangkan ke dalam cetakan kemudian didiamkan akan

menjadi keras seperti batuan.


Beton

• Proses pengerasan terjadi karena adanya reaksi kimiawi

antara air dengan semen yang terus berlangsung dari waktu

ke waktu, hal ini menyebabkan kekerasan beton terus

bertambah sejalan dengan waktu.


Beton

• Beton dapat juga dipandang sebagai batuan buatan di mana

adanya rongga pada partikel yang besar (agregat kasar) diisi

oleh agregat halus dan rongga yang ada di antara agregat

halus akan diisi oleh pasta (campuran air dengan semen)

yang juga berfungsi sebagai bahan perekat sehingga semua

bahan penyusun dapat menyatu menjadi massa yang padat.


Beton

• Beton dapat juga dipandang sebagai batuan buatan di mana

adanya rongga pada partikel yang besar (agregat kasar) diisi

oleh agregat halus dan rongga yang ada di antara agregat

halus akan diisi oleh pasta (campuran air dengan semen)

yang juga berfungsi sebagai bahan perekat sehingga semua

bahan penyusun dapat menyatu menjadi massa yang padat.


1. semen

• Semen yang digunakan untuk bahan beton adalah semen

portland atau portland pozzolan, berupa semen hidrolik yang

berfungsi sebagai bahan perekat bahan penyusun beton.

 Semen portland pada awalnya ditemukan dekat Kota Dorset,

Inggris.
Standar industri di Amerika (ASTM) maupun di Indonesia (SNI)
mengenal 5 jenis semen, yaitu :

a. Jenis I, yaitu semen portland untuk penggunaan umum yang tidak


memerlukan persyaratan-persyaratan khusus.

b Jenis II, yaitu semen portland yang dalam penggunaannya


memerlukan ketahanan terhadap sulfat dan panas hidrasi sedang.

c. Jenis III, yaitu semen portland yang dalam penggunaannnya


menuntut persyaratan Kekuatan awal yang tinggi setelah pengikatan
terjadi.

d. Jenis IV, yaitu semen portland yang dalam penggunaannya menuntut


panas hidrasi yang rendah.

e. Jenis V, yaitu semen portland yang dalam penggunaannya


memerlukan ketahanan terhadap sulfat yang sangat baik.
1. air

• Air yang dipergunakan untuk membuat beton harus bersih,

tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali, garam-garam,

zat organik atau bahan lainnya yang bersifat merusak beton

dan baja tulangan.

• Sebaiknya dipakai air tawar bersih yang dapat diminum.


• Nilai banding berat air dan semen untuk suatu adukan beton

dinamakan water cement ratio (w.c.r). Agar terjadi proses

hidrasi yang sempurna dalam adukan beton, pada umumnya

dipakai wcr 0,40 – 0,60 (tergantung mutu beton yang hendak

dipakai).

Semakin tinggi mutu beton yang ingin dicapai, semakin

rendah nilai wcr. Untuk menambah workability, diperlukan

nilai wcr yang lebih tinggi.


Kerucut Uji
TAHAPAN UJI SLAMP
pemadatan

Mengangkat
Kerucut
Mengukur
Tinggi
SLUMP
Berdasarkan ACI Committe, 2011
PERTEMUAN II

BETON

SIFAT MEKANIS BETON

TULANGAN BAJA

BETON BERTULANG

SIFAT MEKANIS TULANGAN


BAJA
Sifat Mekanis Beton

Sifat-sifat mekanis beton keras dapat diklasifikasikan sebagai :

• Sifat jangka pendek, seperti kuat tekan, tarik, dan geser, serta
modulus elastisitas.

• Sifat jangka panjang, seperti rangkak dan susut.


Sifat Mekanis Beton
• Kuat Tekan

Nilai kuat tekan beton didapatkan melalui tata cara pengujian


standar, menggunakan mesin uji dengan cara memberikan beban
tekan bertingkat pada benda uji silinder beton (diameter
150mm, tinggi 300mm) sampai hancur. Tata cara pengujian yang
umum dipakai adalah standar ASTM (American Society for
Testing Materials) C39-86. Kuat tekan beton umur 28 hari
berkisar antara 10 – 65 MPa. Untuk beton bertulang pada
umumnya menggunakan beton dengan kuat tekan berkisar 17 –
Kuat tekan dihitung dari beban tekan maksimum yang dapat ditahan
dibagi dengan luas penampang benda uji.

fc = P/A (Mpa)
dimana :
fc : kuat tekan, MPa
P : Beban tekan maksimum yang dapat ditahan, Newton
A : Luas penampang silinder diameter 15 cm, tinggi 30 cm
Perbedaan beton silinder dan kubus
Samakah Mutu Beton K dengan fc’ Mpa?

Dalam sebuah perencanaan bangunan untuk beton biasanya output yang

dihasilkan adalah fc’ dalam satuan Mpa. Namun dalam spesifikasi teknis

suatu proyek, yang tercantumkan adalah mutu beton dengan

menggunakan beton K berapa, semisal K-225. Ketika mendesign jobmix

beton untuk digunakan di proyek biasanya digunakan mutu beton K.

Samakah Mutu Beton K dengan fc’ Mpa?


TIDAK SAMA, karena K adalah kuat tekan karakteristik beton

kg/cm2 dengan benda uji kubus bersisi 15 cm. Sedangkan fc’

dalam Mpa adalah kuat tekan beton yang disyaratkan Mpa atau

kg/cm2 dengan benda uji silinder. Jadi, karena terjadi perbedaan

benda uji maka mutu betonnya menjadi tidak sama. Sebagai hasil

contoh, f’c 22,5 Mpa itu setara dengan mutu beton berkisar K-

271.
Sedangkan fc’ adalah kuat tekan beton yang disyaratkan (dalam Mpa),

didapat berdasarkan pada hasil pengujian benda uji silinder berdiameter 15

cm dan tinggi 30 cm. Penentuan nilai fc’ boleh juga didasarkan pada hasil

pengujian pada nilai fck yang didapat dari hasil uji tekan benda uji kubus

bersisi 150 mm. Dalam hal ini fc’ didapat dari perhitungan konversi berikut

ini. Fc’ = (0,76+0,2 log fck/15) fck, dimana fck adalah kuat tekan beton

(dalam MPa), didapat dari benda uji kubus bersisi 150 mm. Atau

perbandingan kedua benda uji ini, untuk kebutuhan praktis bisa diambil

berkisar 0,83.
Para pelaksana konstruksi perlu ekstra hati-hati, karena saat ini telah dan
harus mengunakan standar perencanaan berdasarkan SNI. Sedangkan
aplikasi sampai saat ini hampir semua Bestek atau Recana Kerja dan Syarat-
Syarat (RKS), masih mengunakan mutu beton dengan “K” (karakteristik).
Jadi jangan coba, sesekali memesan mutu beton K-300 apabila di RKS
tercantum mutu beton fc’ 30 Mpa karena bisa menimbulkan kegagalan
struktur bangunan beton bertulang.
Contoh perhitungan mutu beton fc’ 30 Mpa, menjadi “K”. Misalkan mutu
beton di RKS 30 Mpa, maka kita dapat menghitung dengan konversi benda
uji kubus ke silinder, yakni berkisar 0,83 dan konversi satuan Mpa ke kg/cm2,
yakni sama dengan 10. Jadi mutu beton adalah sama dengan 30*10/0,83 =
361 kg/cm2.
Sebagai catatan tambahan. Tingkat kekuatan dari suatu

mutu beton dikatakan dicapai dengan memuaskan bila

persyaratan berikut terpenuhi : (i). Nilai rata-rata dari

semua pasangan hasil benda uji yang masing masing terdiri

dari empat hasil uji kuat tekan tidak kurang dari (fc’ +

0,82 S). (ii). Tidak satupun dari hasil uji tekan (rata-rata dari

dua silinder) mempunyai nilai dibawah 0,85 fc’.


Kurva Tegangan - Regangan Beton

GAMBAR diagram tegangan – regangan tipikal yang diperoleh dari percobaan dengan
menggunakan benda uji silinder. Regangan beton pada saat hancur berkisar antara 0,003 sampai
0,004, dan di dalam SNI 1991 ditetapkan 0,003 sebagai dasar analisis tampang.
Kurva hubungan tegangan-regangan pada beton
Ada empat bagian utama yang mempengaruhi
mutu dari kekuatan beton tersebut, yaitu:
• Proporsi bahan-bahan penyusunnya
• Metode perancangan
• Perawatan
• Keadaan pada saat pengecoran dilaksanakan
• Metode pengujian kuat tekan beton ada beberapa cara, antaranya
pengujian yang sifatnya tidak merusak (UT atau Hammer Test)

• Kelebihan metode Hammer Test ini adalah:


- praktis (mudah penggunaannya)
- murah
- pengukuran dilakukan dengan cepat
- dan tidak merusak.

Prinsip kerja Concrete Hammer adalah :


dengan memberikan beban impact (tumbukan) pada permukaan beton dengan menggunakan
suatu massa yang diaktifkan dengan menggunakan energI yang besarnya tertentu. Karena
timbul tumbukan antara massa tersebut dengan permukaan beton, massa tersebut akan
dipantulkan kembali. Jarak pantulan massa yang terukur memberikan indikasi kekerasan
permukaan beton. Kekerasan beton dapat memberikan indikasi kuat tekannya.
HAMMER TEST
Kekurangan metode Hammer Test ini adalah:
hasil pengujian dipengaruhi oleh kerataan permukaan,
kelembaban beton, sifat-sifat dan jenis agregat kasar, derajat
karbonisasi dan umur beton. Oleh karena itu perlu diingat bahwa
beton yang akan diuji haruslah dari jenis dan kondisi yang sama
mengkalibrasi hasil pengujian.

Tingkat keandalannya rendah

Hanya memberikan informasi mengenai karakteristik beton pada


permukaan
Sifat Mekanis Beton
(Jangka Pendek)
• Kuat Tarik

Kuat tarik beton bervariasi antara 8% sampai 15% dari kuat tekannya. Alasan
utama dari kuat tarik yang kecil ini adalah kenyataan bahwa beton dipenuhi
oleh retak-retak halus. Retak-retak ini tidak berpengaruh besar bila beton
menerima beban tekan karena beban tekan menyebabkan retak menutup
sehingga memungkinkan terjadinya penyaluran tekanan. Jelas ini tidak terjadi
bila balok menerima beban tarik. Biasanya diabaikan dalam perhitungan
desain. Kuat tarik beton merupakan sifat yang penting untuk memprediksi
retak dan defleksi balok.
Kuat tarik beton juga dapat diukur dengan melakukan uji pembelahan
silinder. Sebuah silinder ditempatkan di posisinya pada mesin penguji dan
kemudian suatu beban tekan diterapkan secara merata di seluruh bagian
panjang dari silinder di mana tumpuan untuk seluruh bagian panjang dari
silinder diletakkan pada bagian dasarnya (lihat gambar pembelahan silinder).
Silinder akan terbelah menjadi dua dari ujung ke ujung ketika kuat tariknya
tercapai. Kuat tarik pada saat terjadi pembelahan disebut sebagai kuat
pembelahan silinder (split-cylinder strength) dan dapat dihitung dengan
rumus berikut ini, di mana P adalah gaya tekan maksimum, L adalah panjang,
dan D adalah diameter silinder:
Sifat Mekanis Beton
(Jangka Pendek)
• Kuat Geser

Kekuatan geser lebih sulit diperoleh, karena sulitnya mengisolasi


geser dari tegangan-tegangan lainnya. Ini merupakan salah satu
sebab banyaknya variasi kekuatan geser yang dituliskan dalam
berbagai literature, mulai dari 20% dari kekuatan tekan pada
pembebanan normal.
• Kuat Geser

Kuat geser beton ditentukan berdasarkan kuat tekan yaitu:

vc = 1/6 x f’c Mpa


dimana :

vc : Kuat geser, MPa

f’c : Kuat tekan, MPa


Sifat Mekanis Beton
(Jangka Pendek)
• Modulus Elastisitas Beton

Modulus elastisitas beton :

Perbandingan antara tegangan dan regangan beton. Beton tidak


memiliki modulus elastisitas yang pasti. Nilainya bervariasi
tergantung dari kekuatan beton, umur beton, jenis pembebanan,
dan karakteristik dan perbandingan semen dan agregat.
Modulus elastisitas, merupakan kemiringan dari bagian awal grafik yang
lurus dari diagram regangan-tegangan, yang akan bertambah besar
dengan bertambahnya kekuatan beton.
• Peraturan ACI menyebutkan bahwa rumus untuk menghitung
modulus elastisitas beton yang memiliki berat beton (wc)
berkisar dari 1500-2500.

Dimana :

wc : berat beton (Kg/m3)

fc’ : mutu beton (Mpa)

Ec : modulus elastisitas (Mpa)


• Dan untuk beton dengan berat normal beton yang berkisar 2320
Kg/m3
Sifat Mekanis Beton
(Jangka Panjang)
• Rangkak

Rangkak (creep) adalah sifat di mana beton mengalami perubahan


bentuk (deformasi) permanen akibat beban tetap yang bekerja
padanya. Rangkak timbul dengan intensitas yang semakin
berkurang untuk selang waktu tertentu dan akan berakhir setelah
beberapa tahun berjalan.

Pada umumnya beton mutu tinggi mempunyai nilai rangkak yang


lebih kecil dibandingkan mutu beton lebih rendah.
Besarnya deformasi rangkak sebanding dengan besarnya beban

yang ditahan dan juga jangka waktu pembebanan. Pada umumnya

rangkak tidak mengakibatkan dampak langsung terhadap kekuatan

struktur, tetapi akan mengakibatkan timbulnya redistribusi

tegangan pada beban kerja dan kemudian mengakibatkan

terjadinya peningkatan lendutan (defleksi).


Sifat Mekanis Beton
(Jangka Panjang)
• Susut

Susut secara umum didefinisikan sebagai perubahan volume beton yang tidak

berhubungan dengan beban. Pada dasarnya ada dua jenis susut, yaitu susut

plastis dan susut pengeringan. Susut plastis terjadi beberapa jam setelah beton

segar dicor ke dalam cetakan (bekisting). Sedangkan susut pengeringan terjadi

setelah beton mencapai bentuk akhirnya, dan proses hidrasi pasta semen telah

selesai. Laju perubahannya berkurang terhadap waktu, karena beton semakin

berumur akan semakin tahan tegangan dan semakin sedikit mengalami susut.
Penyebab utama terjadinya fenomena susut ini adalah hilangnya

kandungan air dalam beton akibat evaporasi. Kandungan air yang

dimaksud dalam proses hidrasi semen atau beton adalah air

bebas yang berada dalam pori kapiler, air yang diserap secara

fisis pada permukaan gel Calsium-Silicate-Hydrate, dan air yang

terikat secara kimiawi selama hidrasi semen.


Fenomena susut pada beton sangat dipengaruhi oleh rasio
agregat-semen dan nilai faktor air semen yang digunakan.
Semakin kecil rasio agregat-semen yang digunakan menyebabkan
semakin kecil besaran susut pada beton, sedangkan semakin
besar nilai faktor air semen berakibat semakin besar pula
fenomena susut yang terjadi, demikian pula penambahan
superplasticizer pada adukan beton cenderung meningkatkan
susut pada beton akibat meningkatnya volume air di permukaan
pasta semen
KELEBIHAN BETON
 Beton memiliki kuat tekan yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan
kebanyakan bahan lain.

 Beton mempunyai ketahanan yang tinggi terhadap api dan air, bahkan

merupakan bahan struktur terbaik untuk bangunan yang banyak

bersentuhan dengan air. Pada peristiwa kebakaran dengan intensitas

rata-rata, batang-batang struktur dengan ketebalan penutup beton yang

memadai sebagai pelindung tulangan hanya mengalami kerusakan pada

permukaannya saja tanpa mengalami keruntuhan.


KELEBIHAN BETON
 Dibandingkan dengan bahan lain, beton memiliki usia layan yang sangat
panjang. Dalam kondisi-kondisi normal, struktur beton bertulang dapat
digunakan sampai kapan pun tanpa kehilangan kemampuannya untuk
menahan beban. Ini dapat dijelaskan dari kenyataannya bahwa kekuatan
beton tidak berkurang dengan berjalannya waktu bahkan semakin lama
semakin bertambah dalam hitungan tahun, karena lamanya proses
pemadatan pasta semen.

 Beton biasanya merupakan satu-satunya bahan yang ekonomis untuk


pondasi tapak, dinding basement, tiang tumpuan jembatan, dan bangunan-
bangunan semacam itu.
KELEBIHAN BETON
 Salah satu ciri khas beton adalah kemampuannya untuk dicetak menjadi
bentuk yang sangat beragam, mulai dari pelat, balok, dan kolom yang
sederhana sampai atap kubah dan cangkang besar.

 Di sebagian besar daerah, beton terbuat dari bahan-bahan lokal yang murah
(pasir, kerikil, dan air) dan relatif hanya membutuhkan sedikit semen dan
tulangan baja, yang mungkin saja harus didatangkan dari daerah lain.

 Keahlian buruh yang dibutuhkan untuk membangun konstruksi beton


bertulang lebih rendah bila dibandingkan dengan bahan lain seperti struktur
baja
KEKURANGAN BETON
 Beton mempunyai kuat tarik yang rendah sehingga mudah
retak, oleh karena itu diperlukan baja tulangan untuk
menahannya.

 Beton segar mengerut saat pengeringan dan beton keras


mengembang jika basah sehingga dilatasi (construction joint)
perlu diadakan pada beton yang berdimensi besar untuk
memberi tempat bagi susut pengerasan dan pengembangan
beton.
KEKURANGAN BETON
 Beton dapat mengembang dan menyusut bila terjadi perubahan suhu,
sehingga perlu dibuat dilatasi untuk mencegah terjadinya retak-retak akibat
perubahan suhu.

 Beton sulit untuk kedap air secara sempurna, sehingga selalu dapat dimasuki
air, dan air yang membawa garam dapat merusak beton.

 Beton bersifat getas sehingga harus dihitung dan didetail secara seksama
agar setelah dikombinasikan dengan baja tulangan menjadi bersifat daktail.
PERTEMUAN II

BETON

SIFAT MEKANIS BETON

TULANGAN BAJA

BETON BERTULANG

SIFAT MEKANIS TULANGAN


BAJA
Baja Tulangan
Dalam perencanaan struktur beton bertulang, beton

diasumsikan tidak memiliki kekuatan tarik sehingga

diperlukan material lain untuk menanggung gaya tarik yang

bekerja. Material yang dilekatkan pada beton umumnya

berbentuk batang dan disebut sebagai tulangan.


Baja yang digunakan sebagai tulangan memiliki karakteristik yang

sangat bervariasi, mulai baja dengan karbon rendah (kandungan

karbon kurang dari 0,25% berat baja), baja dengan kandungan

karbon sedang (0,25% sampai 0,60%), dan baja dengan

kandungan karbon tinggi (lebih dari 0,60% berat baja). Pada

umumnya semakin tinggi kandungan karbon dalam baja maka

akan semakin tinggi mutu baja namun juga berakibat baja

menjadi lebih getas.


BAJA TULANGAN
• Baja tulangan dapat terdiri dari
• Batang tulangan (tulangan polos atau berulir/deform)
• Anyaman kawat yang dilas
• Tulangan berulir atau deform memiliki bentuk ulir yang
bermacam-macam seperti gambar berikut. Adapun fungsi ulir
adalah untuk menambah lekatan antara beton dengan baja
PERTEMUAN II

BETON

SIFAT MEKANIS BETON

TULANGAN BAJA

BETON BERTULANG

SIFAT MEKANIS TULANGAN


BAJA
Kuat Tarik Baja

• Sifat penting pada baja adalah kuat tarik. Pada saat baja
diberi beban, maka baja akan cenderung mengalami
deformasi/perubahan bentuk. Perubahan bentuk ini
akan menimbulkan regangan/strain, yaitu sebesar
terjadinya deformasi tiap satuan panjangnya.

Akibat regangan tersebut, di dalam baja terjadi


tegangan/stress.
HUBUNGAN REGANGAN – TEGANGAN TARIK PADA BAJA TULANGAN
Tegangan leleh (fy)

• Tegangan leleh adalah tegangan baja pada saat mana

meningkatnya tegangan tidak disertai dengan

peningkatan regangannya.
Modulus Elatisitas (Es)

Modulus elastisitas untuk semua baja yang bukan

prategang dapat diambil sebesar 200.000MPa.


PERTEMUAN II

BETON

SIFAT MEKANIS BETON

TULANGAN BAJA

BETON BERTULANG

SIFAT MEKANIS TULANGAN


BAJA
STRUKTUR BETON BERTULANG
• Tiga jenis bahan yang paling sering digunakan dalam
struktur adalah
• kayu
• baja
• beton bertulang (termasuk beton prategang)

• Beton bertulang adalah unik karena menggunakan


dua jenis bahan yaitu beton dan baja tulangan yang
digunakan bersamaan, sehingga prinsip-prinsip yang
mengatur perencanaan struktur beton bertulang
dalam beberapa hal berbeda dengan prinsip-prinsip
yang menyangkut satu bahan saja
• Banyak struktur dibuat dari beton bertulang adalah
jembatan, gedung, dinding penahan tanah,
terowongan, tangki dan lain-lain

• Secara umum yang dipelajari dari struktur beton


bertulang adalah prinsip-prinsip dasar dalam
perencanaan dan pemeriksaan unsur-unsur dari beton
bertulang yang dibebani dengan
• Gaya aksial (axial force)
• Momen lentur (bending moment)
• Geser (shear)
• Puntir (torsion)
• Gabungan dari gaya-gaya ini
• Prinsip-prinsip pokok tersebut pada dasarnya berlaku
di dalam struktur apa saja, selama variasi gaya aksial,
geser dan momen dan sebagainya dalam siatu struktur
diketahui.

• Dalam struktur beton bertulang, dikenal


• Analisa (menghitung kapasitas atau kekuatan sebuah
struktur yang sudah ada atau sudah jadi)
• Perencanaan (merencanakan dimensi suatu struktur
berdasarkan batasan-batasan yang sudah ditentukan)

• Sekalipun analisa dan perencanaan dapat


diperlakukan tersendiri, namun dalam praktek
keduanya tidak dapat dipisahkan, terutama pada
beton bertulang yang umumnya statis tak tentu
• Beton bertulang terdiri dari
• Beton (yang memiliki kekuatan tekan tinggi tetapi memiliki
kekuatan tarik yang rendah)
• Baja tulangan (memiliki kekuatan tarik yang tinggi)

• Baja dan beton dapat bekerja bersama-sama


berdasarkan beberapa alasan
• Lekatan/bond (interaksi antara baja tulangan dengan beton
keras di sekelilingnya)
• Campuran beton yang memadai memberikan sifat anti resap
yang cukup dari beton untuk mencegah karat pada baja
• Angka muai pada baja dan beton yang hampir sama
• 0,000010-0,000013°C pada beton
• 0,000012°C pada baja
KERUNTUHAN BETON BERTULANG

 Compression Failure (Keruntuhan Tekan) :

Keruntuhan tekan terjadi bila presentasi baja tulangan suatu


penampang balok relatif besar (balok perkuatan berlebihan,
overrinforced beams), sehingga tegangan di serat beton lebih dulu
mencapai kapasitas maksimumnya sebelum tegangan leleh
maksimum tulangan baja tercapai. Pada tahap ini, regangan baja
tulangan , dan regangan beton . Keruntuhan terjadi di daerah
tekan beton, terjadi secara tiba-tiba dan disertai ledakan bunyi
ledakan beton hancur, dan sebulumnya tidak ada tanda-tanda
berupa defleksi yang besar.
KERUNTUHAN BETON BERTULANG

 Tension Failure (Keruntuhan Tarik)

Keruntuhan tarik akan terjadi bila presentase baja tulangan suatu


penampang balok relative kecil (balok perkuatan kurang,
underreinforced beams) sehingga tulangan akan lebih dahulu
mencapai tegangan lelehnya sebelum tegangan tekan beton
mencapai maksimum. Pada tahap ini, regangan baja tulangan , dan
regangan beton dan akan terus berlanjut hingga . Tanda-tanda
keruntuhan ini adalah timbulnya retak-retak pada daerah tarik.
KERUNTUHAN BETON BERTULANG

 Balance Failure (Keruntuhan Seimbang)

Keruntuhan seimbang terjadi apabila beton maupun baja


tulangan mencapai regangan dan tegangan
maksumumnya secara bersama, keruntuhan ini terjadi
secara serentak.
Dari ketiga tipe keruntuhan, keruntuhan tarik (Tension
Failure) digunakan dalam mendesain beton bertulang,
dengan dasar faKtor keselamatan.
Fakta

• Kegagalan Bangunan Gedung Direktorat Jenderal Pajak Gunung Sitoli Nias


Fakta

Gedung Pekerjaan Umum Padang Pasca Gempa


Konsep

• Struktur Beton Bertulang merupakan kombinasi dari


material Beton dan Baja Tulangan.

• Material Beton mempunyai karateristik kuat terhadap


tekan sedangkan material Baja Tulangan mempunyai
karateristik kuat terhadap tarik.
Ringkasan

• Struktur Beton Bertulang merupakan alternatif


material untuk Struktur Bangunan
• Beton mempunyai karateristik kuat terhadap
tekan
• Baja Tulangan mempunyai karakteristik kuat
terhadap tarik
TUGAS

1. Carilah gambar atau informasi di internet mengenai bangunan beton bertulang,

kemudian buatlah ringkasan!

2. Carilah gambar atau informasi di internet mengenai kegagalan bangunan beton

bertulang, kemudian buatlah ringkasan!

3. Struktur beton bertulang merupakan alternatif material untuk struktur bangunan

yang terdiri dari gabungan dua material yaitu …

4. Material beton mempunyai karateristik kuat terhadap gaya…

5. Material baja tulangan mempunyai karakteristik kuat terhadap gaya …

Anda mungkin juga menyukai