Anda di halaman 1dari 116

Mekanika Bahan

Diperbaharui oleh Dosen Mekanika Bahan FT Unissula :


Lisa Fitriyana, ST., M.Eng
PUSTAKA
Mekanika bahan adalah cabang dari mekanika terapan yang
membahas perilaku benda padat yang mengalami berbagai
pembebanan. Nama-nama lain untuk bidang ilmu ini adalah kekuatan
bahan dan mekanika benda yang dapat berdeformasi. Bencta padat
yang ditinjau dalam buku ini meliputi batang (bars) ctengan beban
aksial, poros (shafts) yang mengalami torsi, balok (beams) yang
mengalami lentur, dan kolom (columns) yang mengalami tekan.

Tujuan utama mekanika bahan adalah untuk menentukan tegangan


(stress), regangan (strain) ctan peralihan (displacement) pada
struktur dan komponen-komponennya akibat beban-beban yang
bekerja pactanya.
TITIK BERAT DAN SENTROID
Diketahui BJ beton = 23.6 KN/m3
BJ Bola = 77 KN/m3
𝑏3.ℎ
Iy = 12
SIFAT – SIFAT BETON

1. Keawetan (Durability)
 Merupakan kemampuan beton bertahan dalam jangka waktu yang direncanakan. Sifat
tahan lama pada beton dapat dibedakan dalam beberapa hal, antara lain sebagai berikut:
1.TahanTerhadap Pengaruh Cuaca
 Adalah pengaruh yang berupa hujan dan pembekuan pada musim dingin, serta
pengembangan dan penyusutan yang diakibatkan oleh basah dan kering silih berganti.
 2.TahanTerhadap Pengaruh Zat Kimia
 Daya perusak kimiawi oleh bahan-bahan seperti air laut, rawa-rawa dan air limbah, zat-
zat kimia hasil industri dan air limbahnya, buangan air kotor kota yang berisi kotoran
manusia, gemuk, susu, gula, dan sebagainya perlu diperhatikan terhadap keawetan beton.
 3.TahanTerhadap Erosi
 Beton dapat mengalami kikisan yang diakibatkan oleh adanya orangyang berjalan kaki dan
lalu lintas diatasnya, gerakan ombak laut, atau oleh partikel-partikel yang terbawa oleh
angin dan atau air.
 2. Kuat Tekan
 Kuat tekan beton ditentukan berdasarkan pembebanan uniaksial benda uji silinder
beton diameter 150 mm, tinggi 300mm dengan satuan Mpa (N/mm2) untuk SKSNI
91. Benda uji silinder juga digunakan pada standar ACI sedangkan British Standar
menggunakan kubus dengan sisi 150 mm sebagai benda uji. Benda uji dengan ukuran
berbeda dapat juga dipakai namun perlu dikoreksi terhadap size efek .

 Menguji Kuat Tekan Beton


Ada empat bagian utama yang mempengaruhi mutu dari kekuatan beton tersebut,
yaitu:
• Proporsibahan-bahan penyusunnya
• Metode pengecoran
• Perawatan
• Keadaan pada saat pengecoran dilaksanakan
 Metode pengujian kuat tekan beton ada beberapa cara, antaranya pengujian yang
sifatnya tidak merusak (UT atau Hammer Test) dan pengujian yang sifatnya setengah
merusak atau merusak keseluruhan dengan uji pembebanan (Load Test) dan juga ada
pengujian laboratorium (compressive strength test).Yang praktis adalah metode
pengujian Hammer Test.
 Kelebihan metode Hammer Test ini adalah:
- praktis (mudah penggunaannya)
- murah
- pengukuran dilakukan dengan cepat
- dan tidak merusak. .
 Kekurangan metode Hammer Test ini adalah:
 - hasil pengujian dipengaruhi oleh kerataan permukaan,
kelembaban beton, sifat-sifat dan jenis
 agregat kasar, derajat karbonisasi dan umur beton. Oleh
karena itu perlu diingat bahwa beton yang akan diuji
haruslah dari jenis dan kondisi yang sama
 - Sulit mengkalibrasi hasil pengujian
 - Tingkat keandalannya rendah
 - Hanya memberikan imformasi mengenai karakteristik
beton pada permukaan
 Kekuatan tekan beton akan bertambah seiring dengan
bertambahnya waktu. Kekuatan beton akan naik secara
cepat (linier) sampai28 hari, tetapi setelah itu kenaikannya
akan kecil. Kuat tekan acuan ditetapkan pada umur beton
28 hari. Secara umum kekuatan beton dipengaruhi oleh2
hal, yaitu factor air semen dan kepadatan.
 Evaluasi KuatTekan Beton
Untuk semen Portland type I, pertambahan kekuatan seiiring dengan
bertambahnya umur adalah sebagai berikut;
 Umur
Umur 7 hari 14 hari 6bulan 1tahun 2thn 5thn
28 hari 3bulan

Ratio kuat Tekan 0,67 0,86 1 1,17 1,23 1,27 1,32 1,35

Klasifikasi Beton
 Beton Kelas I
Merupakan beton untuk pekerjaan-pekerjaan non struktural. Untuk pelaksanaannya
tidak diperlukan keahlian khusus.
 · Beton Kelas II
Merupakan beton untuk perkerjaan-perkerjaan struktural secara umum.
Pelaksanaannya memerlukan keahlian yang cukup dan harus dilakukan di bawah
pimpinan tenaga-tenaga ahli.
 · Beton Kelas III
Merupakan beton untuk pekerjaan struktural dimana dipakai mutu beton dengan
kuat desak karateristik yang lebih tinggi dari 225 kg/cm 2 . pada pelaksanaannya
memerlukan keahlian khusus dan harus dilakukan dibawah pimpinan tenaga-tenaga
ahli.
 3. Kuat Tarik
Kuat tarik beton jauh lebih kecil dari pada kuat tekannya, yaitusekitar 10%-15% dari
kuat tekannya. Kuat tarik beton merupakan sifat yang penting untuk memprediksi
retak dan defleksi balok.
 4. Modulus Elastisitas
Adalah perbandingan antara kuat tekan beton dengan regangan beton biasanya
ditentukan pada 25%-50% dari kuat tekan beton.

Beton pada dasarnya bersifat non-linear, sehingga nilai modulus elastisitasnya


hanyalah pendekatan. Nilainya diukur pada 0.45 f ' c yang berkisar dari 27000
hingga 37000 MPa
 5. Rangkak (Creep)
Merupakan salah satu sifat dimana beton mengalami deformasi terus menerus
menurut waktu dibawah beban yang dipikul. Seperti halnya susut, rangkak tidak
bersifat reversible.
 6. Susut (Shrinkage)
 Merupakan perubahan volume yang tidak berhubungan dengan
pembebanan (akibat kehilangan air keatmosfir / volume loss). Adapun
macamnya adalah :
 · Susut plastic terjadisaatbetonmasihmnya basah(panasdarimatahari, dll.)
 · Susut pengeringan terjadisetelahbetonmengeras
 Sebagian besar susut umumnya terjadi pada bulan-bulan pertama (~80%
susut terjadi dalam satu tahun). Siklus susut dan ngembang sendiri dapat
terjadi akibat pengaruh perubahan lingkungan. Sedangkan tulangan pada
beton dapat menghambat pengembangan susut.

 7. Kelecakan (Workability)
 Kelecakan adalah sifat adukan beton atau mortar yang ditentukan oleh
kemudahan pencampuran, pengangkutan, pengecoran, pemadatan dan
finishing. Atau kelecakan adalah besarnya kerja yang dibutuhkan untuk
menghasilkan kompaksi penuh.sifat dapat mudah dikerjakan suatu adukan
beton sangat bergantungpada sifatbahan, perbandingancampuran, dan cara
pengangkutan serta jumlah seluruh air bebas
 8. Sifat Kedap Air
 Beton memiliki kecenderungan mengandung rongga- rongga
yang diakibatkan oleh adanya gelembung udara yang
terbentuk selama atau sesudah pencetakan selesai, atau
ruangan yang saat mengerjakan (selesaidikerjakan)
mengandung air, air ini menggunakan ruangan, dan jika air
menguap maka akan meninggalkan rongga-rongga udara.
Rongga-rongga ini yang nantinya dapat memicu masuknya air
dari luar kedalam beton. Namun jika rongga-rongga ini
diminimalisir, maka akan menambah daya kedap air dari beton
itu. Maka beton sebaiknya tidak banyak menggunakan air agar
tidak terjadi bleeding. Tetapi beton yang menggunakan sedikit
air dan tidak terjadi bleeding pun dapat juga tidak kedap air,
sehingga perlu pemadatan yang sempurna pada saat
pembuatan/pencetakan beton.
Analisa tegangan
ANALISA TEGANGAN 2
Tegangan dan regangan

Anda mungkin juga menyukai