Di
Beton Keras Kuat Lentur
Laboratorium
Kuat Tarik
Belah
Slump
Pengujian
Beton
Beton Segar Bobot Isi
Kadar Udara
Di Lapangan
Core Drill
Merusak
Windsor
Probe
Beton Keras
Hammer Test
Tdk Merusak
Ultrasonic
Cara uji KUAT TEKAN Beton
dengan benda uji silinder
SNI 1974 - 2011
Pendahuluan
Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang cara uji kuat tekan beton dengan benda uji
silinder yang dicetak adalah revisi dari SNI 03-1974-1990 Metode pengujian kuat tekan
beton, dengan tidak lagi mencantumkan cara pengujian beton menggunakan benda uji
kubus dan merupakan adopsi modifikasi darri AASHTO T 22-03 (ASTM C 39-99) Standard
method of test for compressive strength of cylindrical concrete specimens.
Standar ini meliputi penetapan kuat tekan beton benda uji berbentuk silinder yang dicetak
baik di laboratorium maupun di lapangan. Standar ini dibatasi untuk beton yang memiliki
berat isi lebih besar dari 800 kg/m³.
Beban Aksial
Beban yang tegak lurus terhadap penampang/sejajar sumbu aksial yang ditinjau.
Rasio L/D
Perbandingan antara panjang benda uji silinder (L) dengan diameter penampangnya (D).
Benda Uji
Maks. 0,05 mm
d1
d2 d
a. Perbedaan diameter benda uji (d1 dan d2) tidak boleh lebih dari 2%;
b. Kemiringan sumbu benda uji tekan tidak boleh lebih dari 0,5⁰ (± 3 mm –
300 mm);
c. Sisi benda uji tekan yang tidak rata sebesar 0,050 mm harus dilapisi kaping,
dipotong atau digosok. Jika ujung-ujungnya memenuhi persyaratan, lapis
neoprene dengan pengontrol baja dapat digunakan sebagai pelapis;
d. Panjang (L) dan diameter(d) benda uji silinder standar memiliki rasio ≈ 1,8
sampai dengan 2,2 dengan faktor koreksi 1.
Peralatan
a. Mesin uji tekan;
b. Jangka sorong;
(ketelitian < 1 mm)
c. Siku baja;
(panjang sisi siku-siku 30 cm)
d. Mistar baja;
(panjang 30 cm)
e. Alat ukur;
(ketelitian < 0,1 mm)
f. Timbangan;
(ketelitian < 0,3% dari berat benda uji)
g. Satu set peralatan untuk kaping.
Peralatan
Mesin Penguji
Mesin Penguji yang digunakan harus berupa tipe yang memiliki kapasitas yang
cukup dan mampu memberikan kecepatan beban sesuai yang disyaratkan.
75 150 1,06
a. Nomor identifikasi;
b. Diameter dan panjang benda uji;
c. Luas penampang benda uji;
d. Berat benda uji;
e. Umur benda uji;
f. Beban maksimum;
g. Hasil kuat tekan;
h. Tipe kehancuran;
i. Cacat;
j. Pelaksana pengujian;
k. Penanggung jawab pengujian.
Laporan
NOMER IDENTIFIKASI
METODE UJI
WAKTU PENGUJIAN
UMUR
LUAS
BIDANG TEKAN
BEBAN MAKS
KUAT TEKAN
PENANGGUNG JAWAB
PENGUJIAN
Cara Uji KUAT LENTUR Beton Normal
Dengan 2 Titik Pembebanan
SNI 4431 - 2011
Pendahuluan
Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang cara uji kuat lentur beton dengan
dua titik pembebanan adalah revisi dari SNI 03-4431-1997 Metode pengujian
kuat lentur beton normal dengan dua titik pembebanan, dengan perubahan
pada penambahan istilah dan definisi, penambahan dan penyempurnaan
gambar-gambar, penjelasan notasi, penambahan contoh pengisian formulir uji,
pembuatan bagan alir, penghapusan daftar istilah dan lain-lain.
Standar ini meliputi ketentuan dan syarat, cara dan prosedur pengujian,
perhitungan. Standar ini dibatasi untuk beton yang memiliki berat isi antara
2200 kg/m³ - 2500 kg/m³.
Titik Pembebanan
Dua titik pada jarak tertentu tempat beban diberikan.
Benda Uji
Ketentuan:
P/2 P/2
b
4 cm L/3 L/3 L/3 4 cm
L
Peralatan
a. Mesin uji tekan;
(dengan 2 titik penumpu dan 2 titik beban)
b. Jangka sorong;
(ketelitian < 1 mm)
c. Siku baja;
(panjang sisi siku-siku 30 cm)
d. Mistar baja;
(panjang < 50 cm)
e. Timbangan kap 50 kg;
(ketelitian < 5 gr)
f. Spidol.
Cara Uji
a. Ukur dan catat dimensi benda uji;
b. Timbang dan catat berat benda uji;
c. Buat garis-garis melintang sebagai tanda dan penunjuk titik perletakan, titik
pembebanan dan titik sejauh 5% lebar bentang di luar titik perletakan;
d. Siapkan mesin uji, perletakan dan pembebanannya;
e. Bersihkan daerah perletakan pada mesin uji;
f. Letakkan benda uji yang telah diberi tanda di atas perletakan sedemikian
sehingga tanda tumpuan yang telah dibuat pada benda uji tepat pada
tumpuan pada alat uji, dengan posisi atas benda uji pada saat pengecoran
berada pada samping mesin uji;
g. Hidupkan mesin uji dan atur posisi titik pembebanan sedemikian sehingga
titik pembebanan alat uji tepat berada pada tanda yang telah dibuat pada
benda uji;
h. Jalankan mesin uji secara perlahan dengan kecepatan 8 – 10 kg/cm² per
menit hingga benda uji patah;
i. Ambil benda uji yang telah patah, ukur dan catat lebar dan tinggi tampang
lintang patah;
j. Hitung kuat lentur benda uji dengan perhitungan sesuai dengan posisi patah
benda uji.
Perhitungan
Hasil kuat lentur benda uji dilaporkan dengan dengan satuan Mpa dengan
ketentuan sbb:
a. Bidang patah terletak pada daerah pusat (daerah 1/3 bentang bagian tengah)
PL
σ=
b h²
b. Bidang patah terletak di luar daerah pusat (s.d. 5% dari batas 1/3 bentang
bagian tengah)
Pa
σ=
b h²
Rumus A
Rumus B
Gagal
Laporan
Laporan hasil pengujian kuat tekan harus memuat:
a. Nomor identifikasi;
b. Dimensi benda uji (panjang, lebar, tinggi);
c. Berat benda uji;
d. Jarak tumpuan;
e. Umur benda uji;
f. Beban maksimum;
g. Hasil kuat lentur;
h. Lokasi patah;
i. Cacat;
j. Pelaksana pengujian;
k. Penanggung jawab pengujian.
Laporan
NOMER IDENTIFIKASI
METODE UJI
WAKTU PENGUJIAN
TAMPANG PATAH
DIMENSI
BEBAN MAKS
KUAT TEKAN
PENANGGUNG JAWAB
PENGUJIAN
Terima Kasih
Informasi pengujian beton:
LABORATORIUM BP2
Jl. Murbei I Timur, Srondol Wetan
Semarang
(024) 7471705